• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian Data dan Analisis

Dalam dokumen sistem pengupahan buruh (Halaman 62-69)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

B. Penyajian Data dan Analisis

1. Sistem Pengupahan Buruh di Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan Jember Cabang Panti Perspektif Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja.

Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan Jember Cabang Panti ini memiliki beberapa karyawan dan pimpinan. Oleh karena itu, penting rasanya untuk membahas lebih detail terkait sistem pengupahan yang ada di perusahaan ini. Untuk mengetahui sistem pengupahan yang ada, peneliti melakukan wawancara kepada 5 orang karyawan di perusahaan ini.

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada Bapak Dedi Setiawan Gayu, Kepala Kantor PDP Kahyangan Jember Cabang Panti ini sebagai berikut:

“Gaji itu bertahap mas… kalau untuk awal bekerja gaji yang didapatkan itu bisa dikatakan cukup dan sesuai dengan kinerjanya, sedangkan bagi yang sudah lama itu berubah nominalnya, dulunya yang sekian kini lebih besar. Maka dari itu disini tidak menekankan gaji besar secara langsung namun disini juga menekankan pada motivasi bekerja untuk mengejar karir terlebih dahulu dengan konsistensi bekerja.”41

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada Bapak Soponyono, karyawan PDP Kahyangan Jember Cabang Panti ini sebagai berikut:

“Untuk gaji tidak sama dengan perjanjian awal. Karena seiring bertambahnya tahun, maka gaji bertambah. Awal gajian dulu Rp.23.000 perhari. Dan gajian tertinggi Rp.63.900. Namun karena adanya kemerosotan pendapatan dari perusahan maka gaji diturunkan sampai saat ini Rp 44.000 per hari. Sebenarnya untuk

41 Dedi Setiawan Gayu, Wawancara(09 Juli 2022)

gaji mengikuti UMK 2018. Tapi, dikarenakan keadaan perusahaan kurang stabil. Maka, UMK 2018 itu di kurangi 70%.”42

Dari hasil wawancara di atas bisa diketahui bahwa, sistem pengupahan pada PDP Kahyangan Jember ini tidak memiliki patokan yang jelas secara jumlah. Pengupahan di PDP Kahyangan ini dilihat dari berapa lama kerja, dan setiap tahun akan mengalami kenaikan terkait masalah pengupahan. Namun, sejak adanya aturan pemerintah terkait UMK PDP Kahyangan ini sudah menerapkanya sesusai aturan, namun dikarenakan keadaan perusahaan yang kurang stabil, UMK tersebut dikurangi hingga mencapai 70% dari jumlah normal. Hal ini dikuatkan oleh hasil wawancara dari beberapa karyawan lain, Ibu Mistia yaitu sebagai berikut:

“Gaji bertambah seiring tahun mas, semakin tambah tahun gajinya semakin naik. Awal gajian dulu Rp. 10.500 perhari. Dan gajian tertinggi Rp.72.000. Namun karena adanya kemerosotan pendapatan dari perusahan maka gaji diturunkan sampai saat ini Rp.49.000 per hari.”43

Dari hasil beberapa wawancara yang telah diperoleh oleh peneliti melihat ada beberapa perbedaan terkait jumlah pengupahan oleh masing- masing karyawan. Hal ini disebabkan oleh tahun masuk dan lama kerja karyawan tersebut. Hal itu diperkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Mistia. Ibu Mistia sudah berkerja di PDP Kahyangan Cabang Panti Jember selama kurang lebih 31 tahun. Berikut hasil wawancara tersebut:

“Awal gajian dulu Rp.6500 per hari. Dan gajian tertinggi Rp.72.000 per hari Namun karena adanya kemerosotan pendapatan

42 Soponyono, Wawancara (18 desember 2021)

43 Mistia, Wawancara (18 desember 2021)

53

dari perusahan maka gaji di turunkan sampai saat ini Rp. 49.000 per hari”44

Hasil wawancara menjelaskan bahwa PDP Kahyangan Cabang Panti Jember menerapkan besaran upah tergantung lama kerja. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dari ketiga narasumber yang berbeda.

Meskipun sempat menerapkan pengupahan sesuai dengan UMP, Namun sistem ini kembali dipakai saat perusahaan mengalamai kemerosotan.

Sistem pengajian ini nanti akan diakumalisakan dan akan diberikan setiap satu bulan sekali.

Sistem ini diterapkan kemungkinan karena tidak adanya kontrak yang jelas pada saat awal pekerja masuk ke perusahaan ini. Seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

“Tidak ada kontrak kerja mas, dan tidak ada pemberian tupoksi.

Awal dulu sebagai penghidupan kelistrikan, karena disana belum ada PLN. Setelah itu diangkat jadi keamanan”45

Berdasarkan hasil wawancara menyatakan bahwa, pekerjaan yang dilakukan pada perusahaan tersebut bersifat serabutan dan tidak terdapat kontrak kerja yang jelas sebelum pengangkatan pegawai tetap. Hal ini yang kemungkinan besar menjadikan sistem pengupahannya berbeda dari satu pegawai ke pegawai yang lain. Besaran upah mengikuti lama tidaknya pekerja tersebut bergabung dalam PDP Kahyangan Jember Cabang Panti ini. Hal ini diperkuat oleh wawancara kepada Bapak Soponyono, yaitu sebagai berikut:

44 Mistia, Wawancara (18 desember 2021)

45 Mistia, Wawancara (18 desember 2021)

“Tidak ada kontrak kerja. Karena di tempat ini sistemnya bukan berupa kontrak kerja, disana ada tahap tahap sebelum jadi pegawai tetap. Awalnya sebagai pegawai borongan. Dimana itu kerja serabut untuk pegawai awal kerja, setelah itu pegawai skil, dimana tupoksi kerja sudah mulai terarah. Setelah itu pegawai tetap dimana tupoksi kerja sudah ditempatkan. Apabila sudah ada pengangkatan jabatan. Jadi acuannya kalau pegawai tetap itu kerja sampai pensiun.”46

Hasil wawancara tersebut menguatkan bahwa tidak ada kontrak kerja yang jelas pada pekerja sejak awal. Selain tidak ada kontrak kerja, pekerja juga tidak memiliki tugas kerja yang terarah. Mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diperintahkan oleh pimpinan. Pekerjaan menjadi terarah dan jelas yang disandingkan dengan tupoksinya ketika menjadi pekerja tetap.

Dalam hasil wawancara, pegawai tetap mendapat haknya sampai pada masa pensiun. Selain upah, terdapat hak-hak lain yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang sudah tetap, yaitu: BPJS Ketenagakerjaan dan dana pensiun, hal ini sesuai hasil wawancara sebagai berikut:

“Selain upah kita juga mendapat BPJS Kesehatan dan Ketengakerjaan mas, kalau sudah pensiun dapat dana juga dari perusahaan”47

Selain upah yang didapat, memang terdapat beberapa hak yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Salah satunya adalah dalam bentuk perlindungan kesehatan dan lainnya. Dalam hal ini perusahaan memberikan jaminan berupa BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan. Hasil

46 Soponyono, Wawancara (18 desember 2021)

47 Mistia, Wawancara (18 Desember 2021)

55

wawancara juga menyebutkan bahwa, selain BPJS para pegawai tetap yang sudah pensiun mendapatkan dana pensiun dari perusahaan. Hal ini dikuatkan dengan hasil wawancara lain, narasumbernya merupakan salah satu pensiunan dari perusahaan ini. Berikut hasil wawancara dari Bapak Abdul Rosid, tersebut:

“Saya sudah 33 tahun bekerja disini mas, tugasnya dulu jadi mandor. Saya selain upah dapet juga BPJS dan dana pensiunan dari perusahaan sekarang”.48

Dari beberapa uraian di atas bahwa, sistem pengupahan yang ada di Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan Jember Cabang Panti ini pada awalanya tidak memiliki ukuran yang pasti. Pengupahan disesuaikan dengan awal masuk dan kemudian akan naik seiring dengan bertambahnya waktu/lamanya bekerja (tahun). Ketidakpastian ini terindikasi karena oleh ketidakjelasan sistem dan tupoksi pekerja ketika masuk menjadi pekerja baru dan tidak adanya kontrak yang jelas sebelum menjadi pegawai tetap. PDP Kahyangan Jember Cabang Panti sudah juga menerapkan UMP yang telah ditetapkan oleh pemerintah, meskipun pada akhirnya sistem itu tidak digunakan lagi karena kemerosotan perusahaan.

Selain mendapat upah, pegawai mendapat hak lain seperti BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan serta tunjangan dana pensiun bagi pegawai tetap yang sudah purna dari tugas kerja di perusahaan ini.

48 Abdul Rosid, Wawancara (18 Desember 2021)

2. Sistem Pengupahan di Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan Jember Cabang Panti Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

Upah menurut ijma’ para ulama adalah suatu syariat, dikarenakan dibutuhkan oleh manusia. Dalam hal upah ini tidak ada saeorangpun ulama yang tidak menyepakati ijma’ ini. Manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan serta sebagaian ingin kebutuhan skunder hingga tersier mereka terpenuhi seperti kendaraan, hewan peliharaan dan kebutuhan lainnya yang menunjang kebutuhan hidup. Ulama Syafi’iyah mengemukakan pendapat bahwa Al-ijarah adalah suatu akad yang di atasnya mengandung manfaat yang diperbolehkan oleh syara’ serta sebagai suatu orientasi dalam transaksi tersebut, hal yang diperbolehkan dan bisa diberikan sesuai syara’

adalah imblan yang diketahui. Konsep tentang keabsahan upah mengupah sangatlah berkaitan dengan aqid (orang yang berakad), ma‟qud „alaihi (barang yang menjadi obyek akad), ujrah (upah), zat akad (nafs al-akad), yaitu:

a. Kedua belah pihak yang rela melakukan akad;

b. Manfaat harus secara jelas diketahuo bersama;

c. Objek akad harus halal;

d. Objek bukan hal yang menjadi kewajiban dari penyewa atau pemberi upah;

57

e. Upah harus benilai harta dalam Islam. Ulama menyepakati bahwa Khamar dan babi haram menjadiupah karena keduanya tidak memiliki nilai harta dalam Islam.49

Berdasarkan penjelasan di atas, Perusahaan Daerah Perdangan (PDP) Kahyangan Jember Cabang Panti telah menerapkan suatu akad pada saat mencari pekerja. Akad yang diketahui bersama pada awalnya adalah pekerjaan yang dilakukan pada saat menjadi pekerja baru adalah serabutan yang secara upah dihitung harian dan kemudian mereka akan mendapatkan tambahan upah setiap tahunnya serta akan menjadi pegawai tetap jika terus bertahan pada perusahaan ini. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu karyawan, yaitu:

“Awalnya tidak kontrak langsung mas, kerjanya serabutan dan kalau udah lama gajinya akan naik setiap tahun hingga nanti jadi pekerja tetap mas. Dan kerjanya udah terarah”50

Hal demikian dilakukan pula pada Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan Jember Cabang Panti, yang memberikan hak karyawan sesuai dengan lama kerja karyawan dan jabatan karyawan yang ada, upah juga diberikan sesuai dengan tupoksi dari pekerjaan yang telah dilakukan setelah diangkat menjadi karyawan tetap. Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan Jember Cabang Panti juga tidak pernah mendiskriminasi antara pekerja perempuan dan laki-laki, sehingga mendapat hak yang sama.

49 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Juz III, (Beirut : Daar al-Tsaqafah, t.th), hal. 139

50 Soponyono, Wawancara (18 desember 2021)

Lebih lanjut hukum Islam menjelaskan bahwa, dalam penerapan pengupahan selalu diperhatikan ketentuan hukum tersebut tidak merugikan pihak-pihak yang terlibat, yaitu antara pekerja dengan pihak pengusaha. Kemudian upah juga harus ditetapkan dengan tepat tanpa tekanan yang tidak semestinya pada orang lain. Kedua belah pihak dalam perjanjian kontrak (upah) pembahasan ini harus menjunjung tinggi nilai- nilai keadilan dan kejujuran untuk semua dalam bertransaksi dengan tujuan tidak merugikan pihak lain.

Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan Jember Cabang Panti menerapkan sistem pengupahan Ajr al mitzl karena tidak disebutkan di awal kotrak atau akad di awal terkait tupoksi maupun kesepakatan nominal upah. Pekerja hanya diberikan penjelasan gaji akan meningkat sesuai tahun dan sesuai dengan tupoksi kerja yang telah dikerjakan.

Dalam dokumen sistem pengupahan buruh (Halaman 62-69)

Dokumen terkait