• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Metode Penelitian

H. Teknik analisis data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian terutama bila diinginkan kesimpulan tentang masalah yang diteliti, sehingga nanti dapat bertanggung jawabkan.Sebelum menganalisa data dan menyimpulkan data hasil penelitian terlebih dahulu data-data hasil penelitian dikumpulkan yaitu berupa hasil evaluasi belajar siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum dilakukan uji analisis lebih lanjut yaitu uji-t data itu diuji normalitas dan homogenitas. Adapun tahap analisa dari data pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Uji prasyarat

1. Uji Normalitas dengan metode Lilliefors

Uji normalitas dengan metode Lilliefors digunakan apabila datanya tidak dalam distribusi frekuensi data tergolong. Pada metode Lilliefors, setiap data Xi diubah menjadi bilangan baku dengan tranformasi42:

Zi= s

X Xi

Statistik uji untuk metode ini ialah:

L = Maks F(zi)S(zi) Dengan

F(zi) = P(Z ≤ zi); Z ~ N(0,1);

S(zi) = Proposisi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh z Sebagai daerah kritis untuk uji ini adalah

DK = {L L > Lα:n} dengan n adalah ukuran sampel

Untuk beberapa α dan n, nilai Lα:n dapat dilihat pada lampiran 11.

2. Uji Homogenitas

Proses dan prosedur analisis data adalah tata cara yang diikuti dalam menganalisis data untuk mengambil suatu kesimpulan. Sebelum analisis data dilakukan dengan menggunakanrumus t-test untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuatsebelumnya, maka perlu dilakukan uji homogenitas terhadap sampel kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui apakah kedua sampel tersebut

42Budiyono, Statistik untuk Penelitian, (Jawa Tengah: UNS Press, 2009), hlm,

homogen atau tidak. Dalam uji homogenitas ini yang dianalisis adalah hasil tes yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas sampel tersebut adalah dengan menggunakan uji-F dengan rumus sebagai berikut:

Varians masing-masing kelas dicari dengan:

S2 =n

 

2

n X

X Keterangan:

F = Indeks homogenitas S2 = Varians

X = Nilai rata-rata X

X  = Nilai siswa – nilai rata-rata

Yang memiliki distribusi Snedecor F dengan derajat kebebasan (n1-1), n2-1) dengan asumsi hipotesis nol besar. Derajat kebebasan n1-1 disebut derajat kebebasan pembilang, dan derajat kebebasan n2-1 disebut derajat kebebasan penyebut.

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika , berarti tidak homogen.

Jika , berarti homogen43.

43Ibid.,hlm. 69.

b. Uji Hipotesis

Analisa data dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan agar dapat menarik kesimpulan dalam sebuah penelitian. Data tes akhir dianalisis dengan rumus sebagai berikut:

r =

n

xi2n

(

xiyxii)2(

 

nx

i)(yi2yi)(

yi)2

dengan

r adalah koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y xi adalah nilai sebelumnya untuk kelompok variabel X yi adalah nilai sesudahnya untuk kelompok bariabel Y n adalah banyak data

untuk mengetahui seberapa besar skor sumbangan variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus berikut:

KD (r2) = r2 × 100 %

Dimana KD adalah koefisien determinasi r adalah nilai koefisien korelasi

untuk mengetahui uji signifikan dalam hal mengetahui maka hubungan variabel X dan variabel Y dengan rumus:

thitung =

1 2

2 r n r

 kriteria keputusan:

jika thitung< ttable maka Ho diterima

Jika thitung > ttable maka Ho ditolak 44 D. Jadwal Penelitian

No kegiatan Februari 2017

Maret 2017

Mei 2017

Juni 2017 1 Penetapan judul 

2 Penyusunan

proposal penelitian

 3 Perizinan

penelitian

 4 Pelaksanaan

penelitian

 5 Penyusunan

Laporan penelitian

44Alfira Mulya Astuti, Statistik untuk Penelitian, (Mataram: Insan Madani Publishing Mataram, 2016), hlm, 87.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1) Analisi data

Analisis data merupakan salah satu syarat utama yang digunakan dalam mengolah data hasil penelitian, berikut ini dipaparkan secara berturut-turut berbagai uraian tentang analisis data dari hasil penelitian.

Pemaparan perhitungan sebagai berikut:

1. Uji prasyarat a) Uji normalitas

1) Uji Normalitas dengan metode Lilliefors pada kelas VIII.A sebelum melakukan post tes

Dari data nilai ulangan harian diperoleh

x = 63,5 dan S = 8,787, Dari tabel tersebut diperoleh Lmaks= F(zi)S(zi)

=0.082, Daerah kritis L0,05:20= 0.175, diperoleh; DK = {L L

> 0.175}; Lobs= 0,082 DK Keputusan uji: Ho diterima, Kesimpulan: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Uji Normalitas dengan metode Lilliefors pada kelas VIII.B sebelum melakukan post tes

Dari data nilai ulangan harian kelas VIII.B diperoleh x = 63,35 dan S = 11,037, Dari tabel tersebut diperoleh Lmaks=

) ( ) (zi S zi

F  =0.155. Daerah kritis L0,05:20= 0.175, diperoleh;

DK = {L L > 0.175}; Lobs= 0.155 DK. Keputusan uji: Ho diterima. Kesimpulan: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

3) Uji Normalitas dengan metode Lilliefors pada kelas eksperimen Dari data nilai post tes kelas eksperimen diperoleh x = 79,8 dan S = 10,486 maka diperoleh nilai Lmaks = F(zi)S(zi)

=

0.105,L0,05:20= 0.190, diperoleh; DK = {L L > 0.190}; Lobs= 0.105 DK, maka Ho diterima. Kesimpulannya sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal pada kelas eksperimen.

4) Uji Normalitas dengan metode Lilliefors pada kelas kontrol Dari data nilai post test kelas kontrol nilai x = 66,05 dan S = 8,23maka diperolehnilai Lmaks= F(zi)S(zi)

=

0.152, L0,05:20= 0.190, diperoleh; DK = {L L > 0.190}; Lobs= 0.152DK, Keputusan uji: Ho diterima, Kesimpulan: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal pada kelas kontrol.

b) Uji homogenitas

Sebelum dilakukan uji homogenitas, peneliti melakukan uji normalitas terlebih dahulu. Pengujian normalitas dilakukan sebagai berikut:

1) Uji Normalitas dengan metode Lilliefors pada kelas VIII.A sebelum melakukan post tes

Dari data nilai ulangan harian diperoleh

x = 63,5 dan S = 8,787, Dari tabel tersebut diperoleh Lmaks= F(zi)S(zi)

=0.082, Daerah kritis L0,05:20= 0.175, diperoleh; DK = {L L

> 0.175}; Lobs= 0,082 DK Keputusan uji: Ho diterima, Kesimpulan: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Uji Normalitas dengan metode Lilliefors pada kelas VIII.B sebelum melakukan post tes

Dari data nilai ulangan harian kelas VIII.B diperoleh x = 63,35 dan S = 11,037, Dari tabel tersebut diperoleh Lmaks=

) ( ) (zi S zi

F  =0.155. Daerah kritis L0,05:20= 0.175, diperoleh;

DK = {L L > 0.175}; Lobs= 0.155 DK. Keputusan uji: Ho diterima. Kesimpulan: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

3) Uji Normalitas dengan metode Lilliefors pada kelas eksperimen Dari data nilai post tes kelas eksperimen diperoleh x = 79,8 dan S = 10,486 maka diperoleh nilai Lmaks = F(zi)S(zi)

=

0.105,L0,05:20= 0.190, diperoleh; DK = {L L > 0.190}; Lobs=

0.105 DK, maka Ho diterima. Kesimpulannya sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal pada kelas eksperimen.

4) Uji Normalitas dengan metode Lilliefors pada kelas kontrol Dari data nilai post test kelas kontrol nilai x = 66,05 dan S = 8,23maka diperolehnilai Lmaks= F(zi)S(zi)

=

0.152, L0,05:20= 0.190, diperoleh; DK = {L L > 0.190}; Lobs= 0.152DK, Keputusan uji: Ho diterima, Kesimpulan: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal pada kelas kontrol.

Pengujian homogenitas varians digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:

Varians masing-masing kelas dicari dengan:

S2 =n

 

2

n X

X

untuk analisis homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.

Berdasarkan data diperoleh dari nilai ulangan harian kelas VIII.A dan kelas VIII.B didapat dari Fhitung kemudian dibanding dengan Ftabel

dengan dk pembilang 19 dan dk penyebut 19. Berdasarkan tersebut dan untuk taraf kesalahan 5% maka Ftabel = 2,168. Oleh karena Fhitung< Ftabel

yaitu 1,256 < 2,168 maka data tersebut dinyatakan homogen.

Berdasarkan data diperoleh dari kelas kontrol da eksperimen didapat dari Fhitungkemudian dibanding dengan Ftabel dengan dk pembilang19 dan dk penyebut 19. Berdasarkan tersebut dan untuk taraf

kesalahan 5% maka Ftabel = 2,168. Oleh karena Fhitung < Ftabel yaitu 2.149<

2,168 maka data tersebut dinyatakan homogen.

5) Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data, maka diketahui sampelnya berdistribusi normal dan homogen.

Selanjutkan akan dikakukan uji t-test dengan menggunakandibawah ini:

r =

n

xi2n

(

xiyxii)2(

 

nx

i)(yi2yi)(

yi)2

r =

  

(40166395(4)190393(2549))2 ((2549402179892917))(2917)2

r =

) 2100671 )(

158399 (

180287

r =

78 , 182674

180287

r = 0,987

Nilai r = 0,987, hal ini berarti bahwa korelasi antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan korelasi positif dan berada pada kategori tinggi.Besarnya sumbangan (KD) variabel model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar KD = (0,987)2

× 100% = 0,974, hal ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan konstribusi besar 97,4 % terhadap hasil belajar dan sisanya 2,60 % ditentukan oleh variabel lain.Uji signifikansi.

thitung = 1 2

2 r n r

 =

974 , 0 1

2 40 987 , 0

 = 161 , 0

084 ,

6 =37,78

dk = 30 = 1,697

= 40 = 1,684 Interpolasi

30 40

30 38

 =

697 , 1 684 , 1

697 , 1

x

10 8 =

013 , 0

697 , 1

 x

10x – 16,97 = - 0,104 10x = 16,866 x = 1,687

ttabel (n-2;α) ttabel(38:0,05) = 1,687

Karena thitung (37,78) > ttabel (1,687) maka H0 ditolak. Kesimpulan:

Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar.

B. Pembahasan

Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut. Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan uji t-test nilai r = 0,987, hal ini berarti bahwa korelasi antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan korelasi positif dan berada pada kategori tinggi.Besarnya sumbangan (KD) variabel model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar KD = (0,987)2

× 100% = 0,974, hal ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe NHT memberikan konstribusi besar 97,4 % terhadap hasil belajar dan sisanya 2,60 % ditentukan oleh variabel lain.Uji signifikansithitung =

1 2

2 r n r

 =

974 , 0 1

2 40 987 , 0

 = 161 , 0

084 ,

6 =37,78. ttabel (n-2;α) ttabel(38:0,05)

= 1,687. Karena thitung (37,78) > ttabel (1,687) maka H0 ditolak.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar matematika materi garis singgung lingkaran siswa kelas VIII SMPN 3 PUJUT tahun ajaran 2016/2017.Dengan diterapkannya pembelajaran Kooperatif tipe NHT mampu memberikan dampak positif terhadap suasana kelas yang terbangun.Adanya diskusi kelompok di dalamnya mampu menciptakan pembelajaran yang menarik, bermakna dan memberi tantangan sehingga siswa memiliki minat terhadap pembelajaran.Seperti yang diungkapkan Wina Sanjaya (2012: 250) bahwa interaksi selama pembelajaran berlangsung dapat meningkatkan motivasi.Hal ini dapat diwujudkan dengan memperhatikan penjelasan materi dari guru dan juga menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan selama pembelajaran.Pembelajaran NHT yang dilaksanakan selama di kelas membuat siswa memiliki pemahaman yang lebih karena selain dengan penjelasan lisan, siswa juga melakukan diskusi.Tidak hanya sampai diskusi selanjutnya siswa juga melakukan konfirmasi terhadap hasil diskusi pada akhir pembelajaran,sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan yang ada dan memiliki argumen yang tepat atas jawaban

tersebut. Sesuai dengan pendapat Wina Sanjaya (2012: 247) bahwa pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam menyatakan ketidaksetujuan atau menyanggah pendapat orang lain. Dari sinilah siswa lebih mampu mempertahankan pendapatnya. Pembelajaran kooperatif tipe NHT bertujuan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dikarenakan pada kelas eksperimen menggunakan metode kooperatif tipe NHT proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Pembelajaran kooperatif dapat berjalan sesuai dengan harapan dan siswa dapat bekerja secara produktif dalam berkelompok maka siswa perlu diajarkan keterampilan-keterampilan mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa setiap kemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama- sama bertentangan untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai. Adapun hal lain yang memungkinkan metode kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari pada pembelajaran secara konversional yaitu siawa lebih santai.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian adalah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar matematika pada materi garis singgung lingkaran siswa kelas VIII SMPN 3 PUJUT tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan dari hasil analisis yang sudah peneliti lakukan diperoleh dari analisis yang dilakukan menggunakan uji t- testdiperoleh Nilai r = 0,987, hal ini berarti bahwa korelasi antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan korelasi positif dan berada pada kategori tinggi.Besarnya sumbangan (KD) variabel model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar KD = (0,987)2 × 100% = 0,974, hal ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan konstribusi besar 97,4 % terhadap hasil belajar dan sisanya 2,60 % ditentukan oleh variabel lain.Uji signifikansithitung =

1 2

2 r n r

 =

974 , 0 1

2 40 987 , 0

 = 161 , 0

084 , 6

=37,78. ttabel (n-2;α) ttabel(38:0,05) = 1,687 Karena thitung (37,78) > ttabel (1,687) maka H0 ditolak.

B. Saran

Mengingat pentingnya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam suatu pembelajaran matematika pada umumnya, peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan menjadi alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika upaya peningkatan belajar siswa.

2. Diharapkan agar melakukan penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan mengungkap hal-hal yang belum terungkap dalam penelitian ini dengan materi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Supriyanto, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar ,2011.

Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenada Media Group, 2013.

Amirul Hadi,dkk, Metodologi Penelitian Pendidikan Untuk UIN, STAIN, PTAIS.

Bandung: CV Pustaka Setia, 2005.

Alfira Mulya Astuti, Statistik untuk Penelitian, (Mataram: Insan Madani Publishing Mataram, 2016), hlm, 87.

Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2011.

Arsip SMPN 3 PUJUT Tahun Pelajaran 2016/2017 pada tanggal 25 Mei 2017 Asghar Razavieh, Pengantar Peneliti Dalam Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka

Belajar, 2005.

Bahtiar, Strategi Belajar Mengajar SAINS ( IPA). Mataram: IAIN Mataram, 2015.

Budiyono, Statistik untuk Penelitian, Jawa Tengah: UNS Press, 2009.

Depag RI, Al-qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2006.

Dewi Nuharini, Matematika Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitaif & Kualitatif. Jakarta:

Rajawali Pers, 2014.

Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negri Surabaya, 2000.

Irzani,dkk, Pengembangan Program Pembelajaran Matematika. Mataram:

Yazidopres, 2013.

Isjoni, Cooperative Learning, Bandung: Alfabeta, 2011.

Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.

Kokom Komalasari, Pembelajaran Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama, 2013.

Muhammad Nurman, Evaluasi Pendidikan, Mataram: IAIN Mataram, 2015.

Nana Sudjana, Desain dan Analisis Eksperimen, Bandung: Tarsido, 2002.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011.

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Raja Wali pers, 2012.

Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian. Bandung: PT.

Mandar Maju, 2002.

Sofian Amri, dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta:Prestasi Pustakaraya, 2011.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta, 2010.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Sutarto dan syarifuddin, Desain Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:

Samudra Biru, 2013.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kharisma Putra Utama, 2009.

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal 2012.

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2013.

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMPN 3 PUJUT Kelas/Semester : VIII/2

Tahun Pelajaran : 2016/2017

Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.4 menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran.

Indikator : 4.1 Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis melalui titik pusat.

4.2 Menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran,

Alokasi Waktu : 2 × 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran.

B. Materi pokok : - Mengenal sifat-sifat garis singgung persekutuan dua lingkaran

- Melukis dan menentukan panjang garis singgung lingkaran

C. Model Pembelajaran

1. Model Pembelajaran : konvensional

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama

No Kegiatan Alokasi

Waktu Kegiatan awal

1 Guru mengucapkan salam lalu melakukan apersepsi, antara lain mengenai unsur-unsur pada lingkaran, besar sudut dan macam-macam sudut pada lingkaran serta menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

10 menit

2 Untuk memotivasi siswa mempelajari kompetensi ini, guru menyampaikan beberapa hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan sifat-sifat garis singgung lingkaran.

Misalnya, matematika sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari kita, sampai hal sekecil misalnya memegang cincin menggunakan sumpit pun merupakan aplikasi dari ilmu matematika, dimana sumpit diumpamakan sebagai dua buah garis yang menyinggung cincin (diumpamakan sebagai lingkaran).

Kegiatan inti

3 Guru menjelaskan materi tentang garis singgung 20 menit

dan sifat-sifat garis singgung.

4 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang kurang jelas

5 menit

5 Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat hal- hal penting dari penjelasan guru tersebut.

5 menit

6 Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal- soal latihan di buku paket

10 menit

7 Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis.

10 menit

8

Guru membahas jawaban siswa dan bersama-sama siswa menyimpulkan jawaban yang tepat.

10 menit

9 Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun syarat terhadap keberhasilan kelopmpok

10 menit

Kegiatan Penutup

10 Guru memberikan gambaran pembelajaran siswa agar mempelajari / membaca materi untuk pertemuan berikutnya

10 menit

11 Guru menutup pelajaran hari ini dan memberikan salam

Pertemuan kedua

No Kegiatan Alokasi

waktu 1 Guru mengucapkan salam lalu melakukan

apersepsi, antara lain mengenai unsur-unsur pada lingkaran, besar dan macam-macam sudut pada lingkaran serta menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

10 menit

2 Untuk memotivasi siswa mempelajari kompetensi ini, guru menyampaikan beberapa hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan sifat-sifat garis singgung lingkaran. Misalnya, matematika sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari kita, sampai hal sekecil misalnya memegang cincin menggunakan sumpit pun merupakan aplikasi dari ilmu matematika, dimana sumpit diumpamakan sebagai dua buah garis yang menyinggung cincin (diumpamakan sebagai lingkaran).

Kegiatan inti

3 Guru menjelaskan materi tentang garis singgung dan sifat-sifat garis singgung.

20 menit

4 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk 5 menit

bertanya jika ada materi yang kurang jelas.

5 Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat hal- hal penting dari penjelasan guru tersebut.

5 menit

6 Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan di buku cetak.

10 menit

7 Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis.

10 menit

8

Guru membahas jawaban siswa dan bersama-sama siswa menyimpulkan jawaban yang tepat.

10 menit

Kegiatan penutup

9 Guru mengondisikan siswa agar

mempelajari/membaca materi untuk pertemuan berikutnya

10 menit

10 Guru menutup pelajaran hari ini dan memberikan salam

E. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat: Papan tulis, spidol, penggaris jangka.

2. Sumber belajar : Dewi Nurharimi, 2008. Buku Matematika dan

Aplikasinya SMP kelas VIII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

F. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian Teknik Bentuk

Intrumen

Instrumen Soal

 Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik pusat.

 Menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran.

Tes tertulis

Uraian 1. Jarak antara sebuah titik yang berada di luar lingkaran dengan pusat lingkaran adalah 25 cm.

Panjang jari- jari

lingkarannya 7 cm. Hitunglah panjang garis singgung

lingkaran yang melalui titik tersebut!

Teruwai, 2017.

Guru Mata Pelajaran

(L.Asmara W ,A.Md) NIP.

Peneliti

(Suminah) NIM. 151134120

Mengetahui Kepala kepala Sekolah

(Dra. Hj Gusti Ayu Rastini) NIP.196708081992032010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMPN 3 PUJUT Kelas/Semester : VIII/2

Tahun Pelajaran : 2016/2017

Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.4 Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran.

Indikator : 4.1 Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis melalui titik pusat.

4.2 Menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran,

Alokasi Waktu : 2 × 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran.

B. Materi pokok : - Kedudukan dua lingkaran

- Garis singgung persekutuan dua lingkaran

C. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran : Konvensional D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ketiga

No Kegiatan Alokasi waktu

1 Guru mengucapkan salam lalu melakukan apersepsi, antara lain mengenai kedudukan dua lingkaran

10 menit

2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

Kegiatan inti

3 Guru menjelaskan materi tentang kedudukan dua lingkaran

20 menit

4 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang kurang jelas

5 menit

5 Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru tersebut.

5 menit

6 Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal- soal latihan di buku paket

10 menit

7 Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis.

10 menit

8

Guru membahas jawaban siswa dan bersama- sama siswa menyimpulkan jawaban yang tepat.

5 menit

9 Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun syarat terhadap keberhasilan kelompok

5 menit

Kegiatan penutup

10 Guru memberikan gambaran pelajaran kepada siswa agar mempelajari tentang pelajaran selanjutnya

10 menit

11 Guru menutup pelajaran hari ini dan memberikan salam

Pertemuan keempat

No Kegiatan Alokasi waktu

1 Guru mengucapkan salam lalu melakukan apersepsi, antara lain mengenai garis persekutuan dua lingkaran

10 menit

2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

Kegiatan inti

3 Guru menjelaskan materi tentang garis persekutuan dua lingkaran

20 menit

4 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada materi yang kurang jelas

5 menit

5 Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru tersebut.

5 menit

6 Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan di buku paket

10 menit

7 Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis.

8

Guru membahas jawaban siswa dan bersama- sama siswa menyimpulkan jawaban yang tepat.

10 menit

9 Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun syarat terhadap keberhasilan kelopmpok

10 menit

Kegiatan penutup

10 Guru memberikan gambaran pelajaran kepada siswa agar mempelajari tentang pelajaran selanjutnya

10 menit

11 Guru menutup pelajaran hari ini dan memberikan salam

E. Alat dan sumber pembelajaran

1. Alat: Papan tulis, spidol, penggaris jangka.

2. Sumber belajar : Dewi Nurharimi, 2008. Buku Matematika dan

Aplikasinya SMP kelas VIII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

F. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian Teknik Bentuk

Instrumen

Instrumen Soal

 Menentukan panjang

garis singgung

persekutuan dalam dan persekutuan luar.

Tes tertulis

Uraian  Panjang jari-jari dua lingkaran masing- masing 7 cm dan 1 cm. jika jarak antara titik pusat 10 cm, berapakah panjang garis singgung:

a) Persekutuan dalam b) Persekutuan luar

Teruwai, 2017.

Guru Mata Pelajaran

(L.Asmara W ,A.Md) NIP.

Peneliti (Suminah) NIM. 151134120

Mengetahui Kepala kepala Sekolah

(Dra.Hj Gusti Ayu Rastini) NIP.196708081992032010

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMPN 3 PUJUT Kelas/Semester : VIII/2

Tahun Pelajaran : 2016/2017

Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.4 menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran.

Indikator : 4.1 Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis melalui titik pusat.

4.2Menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran,

Alokasi Waktu : 2 × 45 menit

G. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menjelaskan garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran.

H. Materi pokok : - Mengenal sifat-sifatgaris singgung persekutuan dua lingkaran

- Melukis dan menentukan panjang garis singgung lingkaran I. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Kooperatif tipe NHT

Dokumen terkait