• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

Dalam dokumen KATA PENGANTAR (Halaman 64-70)

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji asumsi dasar yang dilakukan oleh peneliti sebagai persyaratan melakukan uji statistik parametik. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data distribusi normal atau tidak.65

Fungsi pengujian suatu data dikategorikan berdistribusi normal atau tidak memiliki indikator diantaranya :

1) Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka distribusi dinyatakan tidak normal.

2) Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 atau 5%, maka distribusi dinyatakan normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskesdastisitas. Dasar analisisnya:

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

65 Ricki Yukiardi dan Zuli Yuliardi, Statistika Penelitian, (Yogyakarta: Innosain, 2017), h.113

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas da di bawah angak 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.66

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Dalam penelitian ini teknik statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Regresi linier sederhana digunakan hanya untuk satu variabel bebas (independent) dan satu variabel tak bebas (dependent). Analisis regresi sederhana merupakan alat analisis yang digunakan untuk menguji hubungan kausalitas (pengaruh atau dampak). Rumus regresi linier sederhana sebagai berikut:

𝒀 = 𝒂 + π’ƒπŸπ‘ΏπŸ+ 𝒆 Dimana:

Y = dependent variabel A = konstanta

b1 = koefisien regresi X1 e = residual/error

Fungsi persamaan regresi selain untuk memprediksi kepuasan variabel terikat juga dapat digunakan untuk mengetahui arah dan besarnya pengaruh variabel bebas terdapat variabel terikat.67 Faktor Penyebab pada umumnya dilambangkan dengan X atau disebut juga dengan Predictor sedangkan Variabel Akibat dilambangkan dengan Y atau disebut juga dengan Response. Regresi Linear Sederhana atau sering disingkat dengan SLR (Simple Linear Regression) juga merupakan salah satu Metode Statistik yang dipergunakan dalam produksi untuk melakukan peramalan ataupun prediksi tentang karakteristik kualitas maupun Kuantitas.

66 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, Edisi Ketujuh. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h.139

67 Agus Tri Basuki dan Nano Prawono, Analisis Regresi (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2017), h.

45

42

3. Uji Hipotesis (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen atau bebas secara individual dalam menerangkan variabel dependen terkait. Apabila nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0.05 maka suatu variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika nilai t hitung >

dari t tabel maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.Jika nilai t hitung < dari t tabel maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.68 Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dengan hipotesa sebagai berikut (Ghozali, 2006):

a. Hipotesis nol atau Ho : bi = 0 artinya variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Hipotesis alternatif atau Ha : bi β‰  0 artinya variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan t hitung dengan t tabel. Dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Bila t hitung > t tabel atau probabilitas < tingkat signifikansi (Sig < 0,05), maka menolak Ho dan menerima Ha.

b. Bila t hitung < t tabel atau probabilitas > tingkat signifikansi (Sig > 0,05) makamenerima Ho dan menolak Ha.69

68 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian: Bisnis & Ekonomi (Yogjakarta: Pustaka Baru Press, 2015), h. 229

69 Imam Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 (Semarang: Universitas Diponegoro), h. 84

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefesien determinasi adalah salah satu nilai statistilk yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefesien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Misalnya, nilai R kuadrat pada suatu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan pengaruh variabel Y (sebagai variabel dependen) dan variabel X (sebagai variabel independen) dari hasil perhitungan tertentu 0,85. Ini artinya bahwa variasi nilai Y yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah 85%. Sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang berada diluar persamaaan (model). 70

Koefesien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Kelemahan mendasar koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengavaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambahkan kedalam model.71

70 Algifari, 2013. Analisis Regresi: Teori,Kasus, dan Solusi (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta), h.84

71Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, (Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h.97

44

Untuk memberikan penafsiran koefisien determinasi yang ditentukan besar atau kecil tingkat hubungan yang dimiliki antar variabel akan di interpretasikan nilai R dengan interval koefisien dilihat pada tabel dibawah ini:72

Tabel 3.1 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80-1,000 Sangat Kuat

0,60-0,799 Kuat

0,40-0,599 Cukup Kuat/Sedang

0,20-0,399 Rendah

0,00-0,199 Sangat Rendah

Sumber Data: Skripsi Sarjana Nurun Nafida

5. Uji Chi Square/ Kai Kuadrat

Chi-square disebut juga dengan Kai kuadrat. Uji Chi-square adalah salah satu jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, dimana skala data kedua variabel dengan skala nominal.73 Apabila dari 2 variabel, ada 1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji Chi- square dengan merujuk bahwa harus digunakan uji pada derajat terendah. Uji Chi-square merupakan uji non parametris yang paling banyak digunakan.

Namun perlu diketahui syarat-syaratuji ini adalah frekuensi responden atau sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana uji Chi- square dapat digunakan yaitu:

72 Nurun Nafidah, β€œPengaruh Kinerja Pustakawan Terhadap Kepuasan Pemustaka Perpustakaan Universitas Indonesia”, (Skripsi Sarjana; Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah;

Jakarta. 2015.

73 Sutrisno Hadi,Statistik, (Yogyakarta: ANDI, 2000)

a. Tidak ada sel dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual Count (F0) sebesar 0 (Nol).

b. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 x 2, maka tidak boleh ada 1 sel saja yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (β€œFh”) kurang dari 5.

c. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misal 2 x 3, maka jumlah sel dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menyajikan hasil pengolahan data serta pembahasan yang meliputi deskripsi hasil penelitian, pengujian persyaratan analisis data seperti melakukan uji asumsi klasik, analisis regresi, pengujian variabel secara parsial (uji T) dan mengukur besarnya variabel lain terhadap variabel dependen, pengujian hipotesis dan pembahasan mengenai hasil penelitian.

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penggambaran mengenai hasil penelitian secara umum untuk mempermudah memberikan penjelasan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA) sebagai variabel independen dan nisbah bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel dependen. Profitabilitas bank merupakan suatu kemampuan dalam menghasilkan laba. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara profitabilitas dan rentabilitas yang terus meningkat diatas standar yang ditetapkan. Return On Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisa laporan keuangan atas laporan kinerja keuangan perusahaan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh laba dengan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Untuk mengukur ROA menggunakan rumus:

𝑹𝑢𝑨 = 𝑳𝒂𝒃𝒂 π‘©π’†π’“π’”π’Šπ’‰ π‘Ίπ’†π’ƒπ’†π’π’–π’Ž π‘·π’‚π’‹π’‚π’Œ

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π‘¨π’Œπ’•π’Šπ’—π’‚ Γ— 𝟏𝟎𝟎%

Return on asset (ROA) adalah salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dengan memanfaatkan total asset yang dimilikinya.

Perkembangan rasio profitabilitas (ROA) pada Bank Panin Dubai Syariah pada periode 2018-2020 dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1 Laporan perkembangan rasio keuangan PT Bank Panin Dubai Syariah

Sumber Data:www.idx.co.id

Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai ROA mencapai titik tertinggi sebesar 0,26% pada tahun 2018 dan mengalami penurunan cukup baik dengan titik terendah sebesar 0,06% pada tahun 2020.

Perkembangan ROA pada Bank Panin Dubai Syariah menunujukkan pertumbuhan yang cenderung menurun pada periode tahun 2020 dibandingkan dengan periode tahun-tahun sebelumnya. Itu menunjukkan bahwa aset pada Bank Panin Dubai Syariah menurun. Sebagai salah satu rasio pengukur efektivitas perusahaan, peningkatan pada nilai ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena return yang yang didapat semakin besar dan juga sebaliknya apabila nilai

48

ROA semakin kecil, menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaa ndalam memperoleh laba yang diukur dari nilai asetnya terbilang rendah.Nisba h bagi hasil merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh bank syariah untuk meningkatkan kepuasan dan menarik nasabah. Nasabah penyimpan dana akan selalu mempertimbangkan tingkat imbalan yang diperoleh dalam melakukan investasi pada bank syariah. Besar kecilnya presentase bagi hasil dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik secara internal maupun secara eksternal. Faktor internal dalam penetapan nisbah (bagi hasil) salah satunya tergantung pada pendapatan bank. Faktor internal terutama terkait dengan kinerja manajemen bank syariah sendiri seperti kemampuan profitabilitas. Adapun rumus bagi hasil yaitu:

π‘©π’‚π’ˆπ’Š π‘―π’‚π’”π’Šπ’ = π‘΅π’π’Žπ’Šπ’π’‚π’ π‘«π’†π’‘π’π’”π’Šπ’•π’

𝑺𝒂𝒍𝒅𝒐 𝑹𝒂𝒕𝒂 βˆ’ 𝑹𝒂𝒕𝒂 𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 π‘«π’†π’‘π’π’”π’Šπ’•π’Γ— π‘²π’†π’–π’π’•π’–π’π’ˆπ’‚π’ Γ— π‘΅π’Šπ’”π’ƒπ’‚π’‰

Tahun 2018:

π΅π‘Žπ‘”π‘– π»π‘Žπ‘ π‘–π‘™ =Rp 5.977.898

𝑅𝑝 6.085.386 Γ— 𝑅𝑝 47.125 Γ— 51%

= 23.609 Tahun 2019:

π΅π‘Žπ‘”π‘– π»π‘Žπ‘ π‘–π‘™ =RP 8.905.414

𝑅𝑝 7.718.284 Γ— 𝑅𝑝 61.882 Γ— 51%

= 36.413 Tahun 2020:

π΅π‘Žπ‘”π‘– π»π‘Žπ‘ π‘–π‘™ =RP 7.190.744

𝑅𝑝 7.217.942 Γ— 𝑅𝑝 58.338 Γ— 51%

= 29.640

Bagi hasil adalah karakteristik penting bagi bank syariah, sehingga dalam mekanisme operasionalnya bank syariah menggunakan prinsip-prinsip yang sesuai dengan syariat Islam. Prinsip bagi hasil atau profit sharing merupakan instrumen yang membedakan operasional bank syariah dengan

bank-bank konvensional. Sehingga dalam perhitungannya juga jauh berbeda dengan perhitungan bunga yang digunakan sebagai landasan bagi bank-bank konvensional.74

Berdasarkan pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa perbankan syariah dalam operasionalnya tidak mengenal istilah riba (bunga), melainkan menggunakan profit and loss sharing atau lebih dikenal dengan sebutan nisbah bagi hasil. Pada bank syariah pendapatan bagi hasil berlaku untuk produk- produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun penyertaan sebagian dalam proyek koorporasi (kerjasama). Bank Syariah harus tetap menjaga kualitas tingkat bagi hasil yang diberikan nasabahnya. Nasabah penyimpan dana akan selalu mempertimbangkan tingkat imbalan yang diperoleh dalam melakukan investasi pada Bank Syariah. Jika tingkat bagi hasil Bank Syariah terlalu rendah maka tingkat kepuasan nasabah akan menurun dan kemungkinan besar akan memindahkan dananya ke Bank lain. Karakteristik nasabah yang demikian membuat tingkat bagi hasil menjadi faktor penentu kesuksesan Bank Syariah dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga.

Bagi hasil pada PT. Bank Panin Dubai Syariah merupakan bentuk dari perjanjian kerja sama antara nasabah dan perusahaan dengan menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana diantara nasabah dan perusahaan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua belah pihak sesuai dengan nisbah kesepakatan di awal perjanjian dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing nasabah dan perusahaan. PT. Bank Panin Dubai Syariah dalam menjalankan operasionalnya berupaya agar tingkat bagi hasil deposito Mudharabah ini selalu stabil dan meningkat secara fluktuatif namun pada tahun periode 2020 tingkat nisbah bagi hasilnya mengalami penurunan. Untuk jelasnya berikut akan disajikan tingkat bagi hasil deposito Mudharabah PT.

74 Fetria Eka Yudiana, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah., (Salatiga: STAIN Salatiga

Press, 2014) h. 93

50

Bank Panin Dubai Syariah dari tahun 2018 sampai tahun 2020 yang disajikan secara tahunan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah PT. Bank Panin Dubai Syariah Tahun Periode 2018-2020 Secara Tahunan (dalam jutaan rupiah)

Tahun Des 2018 Des 2019 Des 2020

Nominal Deposito Rp 5.977.898 Rp 8.905.414 Rp 7.190.744 Saldo Rata-Rata Rp 6.085.386 Rp 7.718.284 Rp 7.217.942 Pendapatan Yang Akan

Dibagihasilkan 47.125 61.882 58.338

Nisbah (%) 51% 51% 51%

Nisbah Bagi Hasil

Deposito Mudharabah 23.603 36.413 29.640

Sumber Data: Annual Report PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dari tahun 2018 sampai tahun 2020 tingkat nisbah bagi hasil deposito mudharabah mengalami peningkatan dan penurunan atau dengan kata lain berfluktuasi. Dimana pada tahun 2018 jumlah nisbah bagi hasil deposito mudharabah sebesar Rp 23.603 juta, pada tahun 2019 tingkat nisbah mengalami peningkatan dimana jumlah nisbah bagi hasil deposito mudharabah sebesar Rp 36.413 juta, kemudian pada tahun 2020 tingkat nisbah bagi hasil deposito mudharabah menurun menjadi Rp 29.640 juta. Adapun terjadinya peningkatan tingkat nisbah bagi hasil deposito mudharabah pada PT. Bank Panin Dubai Syariah disebabkan karena terjadinya peningkatan jumlah nasabah perusahaan yang menggunakan jasa deposito mudharabah, sehingga hal ini menunjukkan jasa deposito mudharabah perusahaan mengalami peningkatan. Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan oleh bank dan nasabah investor.

Berikut tabel komposisi penghimpun Dana Pihak Ketiga pada PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk periode 2018-2020:

Tabel 4.2 Komposisi Penghimpun Dana Pihak Ketiga pada PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk periode 2018-2020

Penghimpun Dana (Dalam Jutaan Rupiah) 2018 2019 2020

Giro 239.572 212.118 243.242

Tabungan 688.336 436.125 484.795

Deposito 5.977.898 8.059.414 7.190.744 Total Dana Pihak Ketiga 6.905.806 8.707.657 7.918.781

Sumber Data: Annual Report PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk

Data diatas menunjukan Penghimpunan dana perbankan syariah mengalami peningkatan yang tinggi selama satu tahun terakhir dari Rp 6.905.806 juta pada Desember 2018 menjadi Rp 8.707.657 juta pada Desember 2019 Sementara untuk Penghimpunan dana masyarakat sebagaimana dalam Tabel 4.2, terbesar adalah dalam bentuk deposito yaitu Rp 8.059.414 juta diikuti oleh Tabungan sebesar Rp 688.336 juta dan Giro sebesar Rp 243.242 juta.

Berdasarkan perkembangan pada setiap jenis produknya, produk deposito merupakan produk yang stabil mengalami peningkatan sepanjang tahun 2019.

Deposito merupakan produk yang tingkat pertumbuhannya sangat tinggi pada tahun periode 2019 yaitu Rp 5.977.898 juta menjadi Rp 8.059.414 juta. Dari sisi preferensi masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah, masyarakat masih cenderung memilih produk deposito yang memberikan imbal hasil yang tinggi dibandingkan dengan produk penghimpun dana lainnya walaupun pertumbuhan deposito yang masih berfluktuasi. Tidak seperti Bank konvensional yang menawarkan deposito dengan konsep bunga, Bank Syariah hadir dengan menawarkan deposito mudharabah konsep bagi hasil. Bagi Hasil (profit sharing) antara Bank dengan nasabah dalam pengelolaan dananya digunakan sebagai prinsip dalam perbankan syariah. Profit sharing

52

menekankan bahwa simpanan yang ditabung pada Bank Syariah nantinya akan digunakan untuk pembiayaan oleh Bank Syariah, kemudian hasil atau keuntungan yang didapat akan dibagi menurut nisbah yang disepakati bersama.

Tingkat bagi hasil yang tinggi akan menarik nasabah dalam memilih perbankan.

Hal ini menunjukkan bahwa deposito mudharabah cukup diminati oleh nasabah. Dengan demikian menjadi cukup penting bagi bank syariah menjaga kualitas tingkat bagi hasil yang diberikan kepada nasabahnya, besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh pada kontrak mudharabah salah satunya bergantung pada pendapatan bank. Dalam hal ini salah satu penilaian kemampuan bank dapat dilakukan dari menilai kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank. Laporan keuangan merupakan salah satu instrument yang paling tepat untuk dipelajari dalam mengevaluasi dan mengukur kinerja keuangan perusahaan karena didalamnya terdapat informasi penting meliputi informasi keuangan. Kinerja keuangan yang digunakan adalah semacam rasio keuangan. Rasio keuangan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA) yang menggambarkan tentang kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan yang kemudian menghasilkan keuntungan.

Berikut tabel yang menggambarkan pergerakan return on asset dan nisbah bagi hasil deposito mudharabah setelah dilakukan analisis berdasarkan data yang ada dalam website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Tabel 4.3 Return On Asset dan Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah di PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk tahun 2018-2020

Tahun ROA

Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah

(dalam jutaan rupiah)

2018 0,26% 23.609

2019 0,25% 36.413

2020 0,06% 29.640

Sumber Data: Analisis Data Laporan Keuangan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk periode 2018-2020.

Penelitian ini akan menguji pengaruh return on asset terhadap nisbah bagi hasil deposito mudharabah pada bank panin dubai syariah periode 2018 s/d 2020. Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa return on asset mengalami penurunan dari tahun 2018, 2019 dan 2020 sedangkan nisbah bagi hasil deposito mudharabah mengalami peningkatan ditahun 2019 kemudian mengalami penurunan ditahun 2020. Berdasarkan data tersebut ditemukan ketidaksesuaian antara teori dengan apa yang terjadi di lapangan. Penurunan return on asset tidak diikuti oleh perkembangan nisbah bagi hasil deposito mudharabah yang mengalami peningkatan.

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian suatu data dikategorikan berdistribusi normal atau tidak memiliki indikator diantaranya, jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 atau 5%, maka distribusi dinyatakan normal dan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka distribusi dinyatakan tidak normal.

Berikut hasil penelitian menggunakan uji normalitas dengan Kolmogorov- Smirnov Test.

54

Tabel 4.4 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 3

Normal

Parameters(a,b)

Mean

,0000000

Std. Deviation 6405,19916775

Most Extreme Differences

Absolute

,187

Positive ,187

Negative -,181

Kolmogorov-Smirnov Z ,324

Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Sumber Data: Output SPSS 15, data diolah penulis 2021

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan one-sample kolmogorov-smirnov test pada tabel 4.4 hasil nilai signifikansi nisbah bagi hasil deposito mudharabah adalah 1,000 yang artinya lebih besar dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 atau 1,000 > 0,05 maka data dapat dikatakan berdistribusi normal dan hasil analisis ini dapat dilanjut untuk analisis regresi berikutnya karena dalam uji ini didapatkan nilai rasidual yang berdistribusi normal.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Persyaratannya dengan kriteria pengujian adalah apabila nilai sig < 0,05 maka terdapat gejala heterokedastisitas dan apabila hasilnya sig > 0,05 maka tidak terdapat gejala heterokedasitas dan penelitian tersebut dianggap baik. Berikut hasil uji heterokedastisitas dengan uji gletser.

Tabel 4.5 Uji Heterokedastisitas

Coefficients(a) Mode

l

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta B

Std.

Error

1 (Constant) -1515,856 598,363 -2,533 ,239

Return On

Asset 31006,138 2834,38

9 ,996 10,939 ,058

a Dependent Variable: RES2

Tabel 4.5 Hasil uji gletser pada uji heterokedastisitas nilai signifikansi coefficients(a) ROA Std. Error didapatkan sebesar 0,058 yang artinya lebih besar dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa nilai sig > 0,05 atau 0,058 > 0,05 maka data tersebut dapat dikatakan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas dan penelitian tersebut dianggap baik.

2. Uji Analisis Regresi Sederhana

Uji linear analisis sederhana bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (return on asset) dan variabel terikat (nisbah bagi hasil deposito mudharabah). Dasar pengambilan keputusan dalam uji regresi linear sederhana dapat mengacu pada dua hal, yakni : membandingkan nilai signifikansi dengan nilai profatibilitas 0,05. Jika nilai siginifikansi < 0.05.

artinya variable X berpengaruh terhadap variable Y. sedangkan jikan nilai signifikansi > 0.05. artinya variable X tidak berpengaruh terhadap variable Y.

Tabel 4.6 Uji Analisis Regresi Sederhana Tabel 4.6.1 Variables Entered/Removed(b)

Variables Entered/Removed(b) Mode

l

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Return on

asset(a) . Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Nisbah bagi hasil deposito mudharabah

56

Tabel 4.6.1 menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan atau menjelaskan apa saja yang diproses, dalam hal ini adalah ROA atau return on asset di kolom Variabel Entered sebagai variabel independen dan nisbah bagi hasil deposito mudharabah sebagai variabel dependen.

Tabel 4.6.2 Model Summary

Model Summary Mode

l R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 ,011(a) ,000 -1,000 9058,3195

3

a Predictors: (Constant), Return on asset

Sumber Data: Output SPSS 15, data diolah penulis 2021

Berdasarkan Tabel 4.6.2 menjelaskan besarnya nilai korelasi atau hubungan (R) yaitu sebesar 0,011. yang berarti hubungannya dalam kategori rendah atau nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel penelitian ada dikategori lemah. Dari output tersebut diperoleh koefesien determinasi (R Square) sebesar 0,000. yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel X (Return On Asset) terhadap variabel Y (Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah) adalah sebesar 0,0% yang dapat ditafsirkan bahwa variabel X tidak memiliki pengaruh kontribusi terhadap variabel Y.

Tabel 4.6.3 ANOVA(b)

ANOVA(b) Mode

l

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regressio

n 9815,909 1 9815,909 ,000 ,993(a)

Residual 8205315

2,757 1 82053152,7

57

Total 8206296

8,667 2

a Predictors: (Constant), Return on asset

b Dependent Variable: Nisbah bagi hasil deposito mudharabah

Tabel 4.6.3 yaitu tabel anova untuk menentukan taraf signifikansi atau linearitas dari regresi. Kriterianya dapat ditentukan berdasarkan uji F atau uji nilai signifikansi (sig). Berdasarkan tabel Anova diatas diperoleh nilai signifikan sebesar 0,993 yang berarti > 0,05. Dengan demikian model persamaan regresi berdasarkan data penelitian ini adalah tidak signifikan, artinya model regresi linear tidak memenuhi kriteria linearitas.

Tabel 4.6.4 Coefficients(a)

Coefficients(a) Mode

l

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta B

Std.

Error 1 (Constant)

30005,448 11998,7

46 2,501 ,242

Return On

Asset -621,654 56836,9

52 -,011 -,011 ,993

a Dependent Variable: Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Tabel 4.6.4 yaitu tabel coefficents, menginformasikan model persamaan regresi yang diperoleh dengan koefisien konstanta dan koefisien variabel yang ada di kolom Unstandardized Coefficients B. Berdasarkan tabel

Dalam dokumen KATA PENGANTAR (Halaman 64-70)

Dokumen terkait