• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Metode analisis data yang digunakan dalam analisis ini yaitu analisis regresi linear berganda.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut (Sugiyono, 2015) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif adalah

penyajian data melalui tabel grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desi, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi dan perhitungan persentase.

2. Uji Keabsahan Data

Uji data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami. Untuk menguji data dalam penelitian ini digunakan analisis sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Menurut (Sugiyono, 2015) “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”.

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas tiap butir menggunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari keseluruhan skor tiap butir. Untuk menguji tingkat validitas data menggunakan program SPSS dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson.

b. Uji Reliabilitas

Menurut (Sugiyono, 2015) “Instrumen yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama”. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan program SPSS dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha.

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan penguji regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang berguna untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah memenuhi ketentuan dalam model regresi pengujian ini meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan validasi, rentabilitas, uji-t korelasi, regresi dapat dilaksanakan. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual.

b. Uji Multikoloneritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk apakah model regresi ditemukan adanya regresi dapat dideteksi dengan melihat nilai variace inflation factor (VIF), yaitu:

1) Jika tolerance > 0,05 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut.

2) Jika nilai tolerance < 0,05 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut.

Menurut (Sujianto, 2014) VIF adalah salah satu estimasi berapa besar multikolinieritas meningkatkan varian pada suatu koefisien estimasi sebuah variabel penjelas. VIF yang tinggi menunjukkan bahwa multikolonieritas telah menaikkan sedikit varian pada koefisien estimasi, akibatnya menurunkan nilai t.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk melihat penyebaran data. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel independen dengan risidualnya. Apabila dalam grafik tersebut tidak terdapat pola tertentu yang teratur (menyebar) maka didentifikasikan tidak terdapat heteroskedastisitas. Untuk memperkuat grafik scatterplot maka perlu diuji dengan menggunakan uji glejser.

4. Analisis Regresi Liner Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah analisis tentang hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen. Untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terdapat variabel independen digunakan model regresi linear berganda dengan persamaan sebagai berikut:

Y = Keterangan:

Y : Produktivitas Kerja

a : konstanta persamaan regresi

β1-β2 : koefisien regresi variabel independen

X1 : Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

X2 : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja e : Variabel penganggu atau faktor-faktor diluar variabel tidak dimasukkan sebagai variabel model di atas (kesalahan residu)

5. Pengujian hipotesis a. Uji secara parsial (uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t digunakan untuk menjawab hipotesis 1 dan 2 dengan cara:

1) Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

2) Jikai nilai signifikan α < 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh secara parsial variabel independen terdapat variabel dependen. Sedangkan jikai nilai signifikan α > 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti bahwa tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut (Kuncoro, 2013) Uji koefisien korelasi digunakan untuk memprediksi dan melihat seberapa besar kontribusi pengaruh yang diberikan variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Nilai koefisien determinasi (R2) berada pada rentang angka nol (0) dan satu (1). Jika nilai koefisien determinasi yang mendekati angka nol (0) berarti kemampuan model dalam menerangkan variabel dependent (Y) sangat terbatas. Sebaliknya apabila nilai koefisien determinasi variabel mendekati satu (1)

berarti kemampuan variabel independent (X) dalam menimbulkan keberadaan variabel dependent (Y) semakin kuat.

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah Singkatnya berdiri PT. Semen Tonasa

Produsen semen terbesar di Kawasan Timur Indonesia adalah PT.

Semen Tonasa yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar. PT. Semen Tonasa memiliki kapasitas 6.010.000 ton per tahun dan mempunyai 5 unit pabrik, yaitu: Pabrik Tonasa I, Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik Tonasa IV dan Pabrik Tonasa V.

Pabrik semen tonasa I merupakan proyek dibawah departemen perindustrian dan merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Cekoslovakia yang dimulai sejak tahun 1960 dan kemudian diresmikan pada tanggal 2 November 1968.

Pabrik ini menggunakan proses basah dengan kapasitas 110.000 ton semen pertahun. Pada tahun 1984 pabrik semen tonasa unit 1 dihentikan pengoperasiannya karena dianggap tidak ekonomis lagi.

Selanjutnya demi pengembangan pabrik berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 1971, pabrik semen tonsa ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum), kemudian dengan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1975 tanggal 9 januari Tahun 1975 bentuk Perusahaan Umum tersebut diubah menjadi perseroan (persero).

Berdasarkan persetujuan Bappenas pada tanggal 2 September 1976, dibangun pabrik semen tonasa unit II untuk memenuhi kebutuhan semen yang semakin meningkat dan perkembangan kehidupan yang semakin maju. Pabrik semen tonasa unit II terletak di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, yang berjarak sekitar 23 km dari pabrik semen tonasa unit I.

Setelah selesainya pabrik semen tonasa unit II, pada tanggal 30 Oktober 1981 maka dilakukan perluasan dengan membangun pabrik semen tonasa unit III yang berkapasitas 590.000 ton semen pertahun, yang berada dilokasi yang sama dengan pabrik semen tonasa unit II.

Dan pembangunan pabrik selesai pada akhir tahun 1984 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 3 April 1985.

Selanjutnya perseroan terus melakukan perluasan pabrik untuk menjawab kebutuhan semen yang semakin meningkat dengan membangun pabrik semen tonasa unit IV yang berkapasitas 2.300.000 ton semen pertahun dan tonasa unit V dengan kapasitas 2.500.000 ton semen pertahun. Pabrik semen tonasa V beroperasi secara komersil sejak 1 Februari 2013 dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 19 Februari 2014. Dengan dibangunnya pabrik tonasa V maka total kapasitas produksi terpasang bertambah menjadi ± 6.000.000 ton semen pertahun.

PT. Semen Tonasa juga memiliki pelabuhan sendiri yaitu Pelabuhan Biringkassi yang dapat disandari oleh kapal dengan muatan 15.000 DWT berjarak 17 km dari lokasi pabrik.

2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi:

Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia yang efisien dan berwawasan lingkungan.

b. Misi:

1) Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan stakeholders 2) Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen

dengan kualitas dan harga bersaing serta penyerahan tepat waktu.

3) Menggunakan teknologi yang lebih efisien, aman dan ramah lingkungan.

4) Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan motivasi karyawan untuk bekerja secara professional

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi K3 PT. Semen Tonasa

B. Analisis Karakteristik Responden

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis data yang berhubungan dengan identitas responden yang meliputi jenis kelamin, umur, lama masa kerja dan pendidikan terakhir.

1. Jenis Kelamin

Karakteristik jenis kelamin responden dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: kelompok laki-laki dan perempuan, Untuk lebih jelasnya dapat dipresentasikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi

Responden Frekuensi %

1. Laki-Laki 83 96,5%

2. Perempuan 3 3,5%

Jumlah 86 100%

Sumber: Hasil Olah Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.1 di atas maka diperoleh data dari 86 responden, bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 83 orang responden atau setara dengan 96,5%. Sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 3 orang responden atau setara dengan 3,5%. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki berada pada posisi atas dari responden jenis kelamin perempuan.

2. Usia Responden

Karakteristik usia responden pada PT. Semen Tonasa sebagai berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi

Responden

Frekuensi%

1. 21-24 Tahun 3 3,5%

2. 25-29 Tahun 12 14,0%

3. 30-34 Tahun 20 23,3&

4. 35-39 Tahun 10 11,6%

5. 40-44 Tahun 12 14,0%

6. 45-50 Tahun 24 27,9%

7. 50-54 Tahun 5 5,8%

Jumlah 86 100%

Sumber: Hasil Olah Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.2 di atas maka dapat dilihat bahwa komposisi tingkat usia responden yang terbanyak berada pada tingkat usia 45- 50 tahun sebanyak 24 orang responden dengan persentase sebesar 27,9%. Sedangkan yang terendah berada pada usia 21-24 tahun dengan persentase sebesar 3,5%.

3. Masa Kerja

Responden penelitian dikelompokkan menjadi 5 kategori lama masa kerja. Karakteristik responden berdasarkan kategori lama masa kerja sebagaimana disebutkan pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja No. Lama Masa Kerja Frekuensi

Responden Frekuensi%

1. 2-5 Tahun 4 4,7

2. 6-10 Tahun 40 46,5

3. 11-15 Tahun 18 20,9

4. 16-20 Tahun 6 7,0

5. >21Tahun 18 20,9

Jumlah 86 100%

Sumber: Hasil Olah Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.3 di atas maka dapat dilihat bahwa lama masa kerja responden yang paling terbanyak berada pada 6-10 tahun sebanyak 40 orang dengan persentase 46,5%. Sedangkan responden yang paling terendah berada pada 2-5 tahun sebanyak 4 orang responden dengan persentase 4,7%.

4. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu unsur yang menentukan kemampuan, nilai dan kebutuhan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, diharapkan semakin baik pula kemampuan kerjanya dan sikapnya terhadap pekerjaan. Hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan responden ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Pendidikan

Terakhir

Frekuensi

Responden Frekuensi%

1. SMK 26 30,2%

2. SMA 44 51,2%

3. D3 3 3,5%

4. S1 13 15,1%

Jumlah 86 100%

Sumber: Hasil Olah Data Primer 2021

Dari tabel 4.4 di atas, maka dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah tingkat SMA yaitu sebanyak 44 orang responden dengan persentase 51,2%. Sedangkan tingkat pendidikan terendah adalah D3 dengan persentase 3,5%.

C. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuesioner untuk mengetahui pengaruh penerapan program sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja karyawan dibagian produksi PT. Semen Tonasa.

Tabel 4.5

Hasil Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std.

Deviation Program K3

(X1) 86 39 50 3.916 45.53 3.135

Sistem Manajemen

K3 (X2)

86 34 50 3.859 44.87 3.405

Produktivitas

Kerja (Y) 86 38 50 3.760 43.72 3.180

Valid N

(listwise) 86

Sumber: Hasil Data SPSS 28 2021

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa N atau jumlah data responden yang valid yaitu sebanyak 86 responden dari karyawan

yang ada di PT. Semen Tonasa, dengan variabel independen yaitu:

program K3 dan sistem manajemen K3. Pada variabel program K3 (X1) jawaban minimum sebanyak 39 dan maksimum sebesar 50 dengan jumlah keseluruhan sebanyak 3.916 dan rata-rata sebesar 45,53 dengan standar deviasi sebesar 3.135. Selanjutnya yaitu variabel sistem manajemen K3 (X2) dengan jawaban minimum sebanyak 34 dan maksimum sebesar 50 dengan jumlah keseluruhan sebanyak 3.859 dan rata-rata sebesar 44,87 dengan standar deviasi sebesar 3,405.

Sedangkan variabel produktivitas kerja dengan jawaban minimum sebanyak 38 dan maksimum sebesar 50 dengan jumlah keseluruhan sebanyak 3.760 dan rata-rata 43,72 dengan standar deviasi sebesar 3.180.

D. Uji Keabsahan Data 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan dalam suatu penelitian untuk menguji absahan dari kuesioner penelitian. Uji validitas atau yang sering juga disebut dengan uji ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur dalam mengukur apa yang sedang ingin diukur. Dalam penelitian ini dikatakan valid apabila memiliki nilai korelasi > 0,212 atau nilai r hitung >

dari nilai r tabel yang mana nilai df = N-2 dan pada penelitian ini N = 86 dan jika mengikuti rumus df = 86-2 = 84. Jadi nilai r tabel pada penelitian ini untuk df 84 = 0,212. Jika r hitung > r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Untuk lebih jelasnya adalah data uji validitas:

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas

No. Variabel

Butir Pernyataan

Nomor

Validitas

Keterangan r hitung r tabel

1. Program K3

(X1) X1.1

X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10

0,497 0,660 0,674 0,588 0,676 0,612 0,577 0,580 0,724 0,622

0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 2. Sistem

Manajemen K3 (X2)

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10

0,589 0,607 0,657 0,650 0,601 0,726 0,747 0,723 0,665 0,436

0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 3. Produktivitas

Kerja Karyawan (Y)

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10

0,592 0,567 0,623 0,640 0,628 0,652 0,689 0,678 0,601 0,602

0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212 0,212

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Olah Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.5 terkait hasil pengujian validitas dengan seluruh indikator pernyataan yang tertuang dalam kuesioner sebagai alat untuk mengukur pengaruh penerapan program sistem manajemen K3 dengan produktivitas kerja karyawan di bagian produksi PT. Semen Tonasa. Hasil yang diperoleh untuk keseluruhan

nilai r hitung > dari nilai r tabel yaitu sebesar 0,212. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrument penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6 berarti reliabel tinggi dan di bawah 0,6 sampai 0,4 berada pada reliabel sedang.

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas No. Variabel Jumlah

Item

Cronbach’s Alpha

Nilai

Standar Keterangan 1. Program K3

(X1) 10 0,822 0,6 Reliabel

2. Sistem

Manajemen K3

(X2) 10 0,840 0,6 Reliabel

3. Produktivitas

Kerja (Y) 10 0,827 0,6 Reliabel

Sumber: Hasil Olah Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, maka diperoleh hasil bahwa keseluruhan dari item pernyataan yang tertuang dalam kuesioner memenuhi standar konsisten dan handal atau reliabel karena seluruh item pernyataan memiliki nilai > 0,6.

E. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Dalam hal ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual.

Hasil pengujian dengan menggunakan analisis grafik Normal P-P Plot

of Regression Standardized Residual dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2

Hasil Uji Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 28 2021

Hasil pengujian dengan analisis grafik plot of regression standardized residual menunjukkan bahwa model regresi terdistribusi dengan normal, dikarenakan titik-titik yang menyebar disekitar diagonal serta penyebaran mengikuti arah diagonal.

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi yang digunakan terdapat kolerasi antara variabel independen. Untuk mengetahui bahwa apakah terjadi multikolonieritas pada suatu model yang dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi dapat dikatakan terbebas

dari multikolonieritas adalah apabila nilai Tolerance > 0,05 dan VIF <

10.

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 28 2021

Dari perhitungan Hasil Uji Multikolonieritas pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai Tolerance variabel program K3 (X1) dan variabel sistem manajemen K3 (X2) adalah 0,501 > 0,05 dan nilai VIF 1,995 < 10 maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolonieritas pada penelitian tersebut.

3. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas pada suatu model dapat dilihat pada pola grafik Scatterplot pada gambar 4.3 berikut ini:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 22.022 4.685 4.701 0.000

Program K3

0.200 0.140 0.197 1.430 0.156 0.501 1.995 Sistem

Manajeme n K3

0.281 0.128 0.301 2.189 0.031 0.501 1.995

a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja

Gambar 4.3

Hasil Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 28 2021

Pada gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa terdapat pola yang jelas serta titik-titik hasil perhitungan analisa regresi yang menyebar di atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi tersebut. Untuk memperkuat grafik scatterplot maka perlu diuji dengan menggunakan uji glejser. Pada dasarnya uji glejser dilakukan dengan meregresikan semua variabel independen dari model regresi dengan nilai multak residunya, apabila tidak terdapat hasil signifikan dari variabel independennya maka model regresi tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas dengan uji glejser diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -5.569 2.565 -2.171 0.033

Program K3 (X1)

0.051 0.076 0.098 0.673 0.503 0.501 1.995

Sistem Manajemen K3 (X2)

0.123 0.070 0.255 1.747 0.084 0.501 1.995

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 28 2021

Dari tabel di atas untuk variabel program K3 nilai signfikan sebesar 0,503 > 0,05, kemudian variabel sistem manajemen K3 nilai signifikan sebesar 0,084 > 0,05. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel independen program K3 dan sistem manajemen K3 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

F. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah analisis tentang hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah program K3 (X1) dan sistem manajemen K3 (X2). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu produktivitas kerja (Y).

Tabel 4.10

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 22.022 4.685 4.701 0.000

Program K3 (X1) 0.200 0.140 0.197 1.430 0.156

Sistem Manajemen K3 (X2)

0.281 0.128 0.301 2.189 0.031

a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja (Y)

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 28 2021

Berdasarkan tabel di atas maka persamaan regresi linear berganda yaitu sebagai berikut:

Y= 22.022 + 0.200X1 + 0.281X2 + e

Persamaan hasil regresi linear berganda diatas memperlihatkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial, dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Nilai konstanta sebesar 22.022 dinyatakan bahwa apabila variabel Program K3 (X1) dan Sistem Manajemen K3 (X2) dianggap tetap atau konstan maka nilai produktivitas akan mengalami kenaikan sebesar 22.022.

2. Nilai β1 adalah 0.200 artinya jika variabel program K3 (X1) meningkat sebesar 1 satuan maka akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan sebesar 0,200 satuan produktivitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel program K3 yang diterapkan berpengaruh positif pada produktivitas kerja karyawan di bagian

produksi PT. Semen Tonasa, sehingga semakin baik penerapan program K3 maka produktivitas kerja karyawan semakin meningkat.

3. Nilai β2 adalah 0.281 artinya jika variabel sistem manajemen K3 (X2) meningkat sebesar 1 satuan maka akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan sebesar 0.281 satuan produktivitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel sistem manajemen K3 yang diterapkan berpengaruh positif pada produktivitas kerja karyawan di bagian produksi PT. Semen Tonasa, sehingga semakin baik penerapan sistem manajemen K3 maka produktivitas kerja karyawan semakin meningkat.

G. Pengujian Hipotesis 1. Uji Parsial (t)

Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial (t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 22.022 4.685 4.701 0.000

Program K3 (X1) 0.200 0.140 0.197 1.430 0.156

Sistem Manajemen K3 (X2)

0.281 0.128 0.301 2.189 0.031

a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja (Y)

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 28 2021

Uji t atau parsial dimana untuk mengetahui pengaruh dari masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat disimpulkan bahwa mengenai uji hipotesis dari masing-

masing variabel indenpenden terhadap variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh variabel program K3 (X1) terhadap variabel produktivitas kerja (Y)

Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi pada variabel program K3 yaitu sebesar 0,156. Nilai yang dihasilkan lebih besar dari tingkat angka signifikan yaitu 0,05 dan nilai t hitung 1,430 <

1,988 t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa program K3 berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan, dan dengan begitu dapat simpulkan bahwa H1 ditolak karena tidak didukung oleh data yang sesuai dengan ekspektasi pada penelitian ini. Maka dari temuan ini mengindikasikan bahwa dalam program K3 diterima tetapi tidak mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Hasil dari output regresi menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif tetapi tidak signifikan pada variabel program K3 terhadap produktivitas kerja karyawan. Meskipun berpengaruh positif tetapi variabel program K3 tidak berpengaruh karena tidak signifikan.

b. Pengaruh variabel sistem manajemen K3 (X2) terhadap variabel produktivitas kerja (Y)

Adanya pengaruh positif secara signifikan pada sistem manajemen K3 terhadap produktivitas kerja karyawan. Hasil output regresi menunjukkan bahwa nilai signifikan pada variabel sistem manajemen K3 sebesar 0,031 dimana nilai yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat nilai signifikan yaitu 0,05 dan nilai t hitung 2,189 > 1,988 t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen K3

berpengaruh positif secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien korelasi digunakan untuk memprediksi dan melihat erseberapa besar kontribusi pengaruh yang diberikan variabel program K3 dan sistem manajemen K3 independent (X) terhadap variabel produktivitas kerja karyawan (Y). Nilai koefisien determinasi ditentukan denga nilai R square sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 4.12

Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std.

Error of the Estimate

1 .462a 0.213 0.194 2.854

a. Predictors: (Constant), Sistem Manajemen K3 (X2), Program K3 (X1)

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 28 2021

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi terdapat pada nilai R Square sebesar 0,213. Hal ini berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat adalah sebesar 21,3% sisanya 78,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

H. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian pengaruh penerapan program sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja karyawan di bagian produksi PT. Semen

Tonasa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa:

1. Pengaruh penerapan program K3 terhadap produktivitas kerja

Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikan pada variabel program K3 yaitu sebesar 0,156. Nilai yang dihasilkan lebih besar dari tingkat angka signifikansi yaitu 0,05 dan nilai t hitung 1,430

< 1,988 t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa program K3 berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan dan dengan begitu dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak karena tidak didukung oleh data yang sesuai dengan ekspektasi pada penelitian ini. Maka dari itu temuan mengindikasikan bahwa dalam program K3 diterima tetapi tidak mempengaruhi produktivitas kerja.

Hasil dari output regresi menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif tetapi tidak signifikan pada variabel program K3 terhadap produktivitas kerja. Meskipun berpengaruh positif tetapi variabel program K3 tidak berpengaruh karena tidak signifikan.

Program K3 merupakan sebuah tindakan yang dirancang untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK). Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) sering terjadi karena pihak kontraktor tidak menerapkan program K3 dengan baik sehingga berdampak pada tingkat produktivitas kerja. Terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) dapat membuat produktivitas kerja dari pekerja menurun. Tingkat absensi yang tinggi, itensitas kerja yang kurang dan produksi kerja yang sedikit merupakan beberapa hal yang dapat mengakitbatkan keterlamatan

Dokumen terkait