• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penulisan ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, digunakan untuk menganalisis data di analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tabulasi frekuensi berdasarkan hasil penelitian

2. Menentukan presentasi hasil penelitian dengan rumus sebagai berikut:

% 100 N x

P f

Keterangan :

F = Frekuensi / banyaknya individu N = Jumlah Frekuensi banyaknya individu P = Angka Persentase

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Bontomarannu

SMP Negeri 1 Bontomarannu terletak di jalan Poros Malino km. 20 Pakatto Caddi Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1979, hal ini disahkan setelah di keluarkannya surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No.030/U/1979, 17 februari 1979. Sekolah ini di bangun di atas tanah seluas 14.740 dengan bangunan sekolah milik sendiri. Jarak ke pusat Kecamatan sekitar 2 km dan jarak ke pusat Otoda sekitar 10 Km.

Sejak berdirinya, SMP Negeri 1 Bontomarannu ini telah mengalami berbagai perubahan baik dari sarana dan prasarana, penyelenggaraan, guru dan kepala sekolah, dan sekolah ini sudah di pimpin oleh 8 kepala sekolah dengan berbagai kemajuan yang telah di dapat dari masing- masing kepala sekolah yang memimpin, sebab kepala sekolah yang memimpin memiliki tingkat keprofesionalan yang tinggi. Hingga tahun 2012 sekolah ini di Pimpin oleh H. Muh Ramli, S.Pd, M.Si, kepala SMP Negeri 1 Bontomarannu.

Adapun Visi dan Misi SMP Negeri 1 Bontomarannu Visi :

“Cerdas, Bermutu, Berbudaya, Berwawasan Iptek dan Imtaq”.

44

Misi :

1. Terwujudnya Peningkatan/ Pengembangan Kurikulum sesuai Standar Nasional Pendidikan.

2. Terwujudnya pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif dan Efektif.

3. Terwujudnya lulusan yang cerdas bermutu tinggi.

4. Terwujudnya Pengembangan tenaga pendidikan dan Kependidikan.

5. Terwujudnya Sarana dan Prasarana yang Relevan dan Mutakhir.

6. Terwujudnya Pengembangan PengelolaanPendidikan Masa depan.

7. Terwujudnya Pengembangan Standar Pembiayaan Pendidikan.

8. Terwujudnya Pengembangan/ Peningkatan Standar Penilaian.

9. Terwujudnya Sistem Manajemen Sekolah yang Transparan dan Akuntabel.

1. Keadaan Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Bontomarannu

Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, perlu didukung guru yang memadai sesuai dengan kebutuhan sekolah. Guru sebagai pendidik yang menjadi contoh panutan bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus mempunyai standar kualitas pribadi tertentu yan mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

Adapun jumlah guru yang terdapat di SMP Negeri 1 Bontomarannu berjumlah 56 orang .Sedangkan karyawan yang bertugas

di luar lingkup pengajar berjumlah 7 orang. Rincian lebih lanjut tentang data guru dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3

Keadaan Guru SMP Negeri 1 Bontomarannu

No Nama Pendidik

an

Jabatan

1 Nurliyah, S. Ag S1 Guru PAI

2 Nigerawati, S. Ag S1 Guru PAI

3 Supriati, S. Ag S1 Guru PAI

4 Fitri Nur, S. Ag S1 Guru PAI

5 Dra. Hj. St. Sohra S1 Guru PKn

6 Rukiah N, S. Pd S1 Guru PKn

7 Jumriati, S. Pd S1 Guru PKn

8 Husain, S. Pd S1 Guru PKn

9 Rista Fitrianty, S. Pd S1 Guru PKn dan Bhs. Daerah 10 Ramlan, S. Pd, M.M S2 Guru Bhs. Indonesia/

Wakasek

11 Kaharuddin, S. Pd S1 Guru Bhs. Indonesia Ka. Perpustakaan 12 Surialang, S. Pd S1 Guru Bhs. Indonesia 13 Muhammad Dahir, S. Pd S1 Guru Bhs. Indonesia Wakasek Kesiswaan 14 Baharuddin, S. Pd S1 Guru Bhs. Indonesia 15 Darmawati, S. Pd S1 Guru Bhs. Indonesia 16 Hasrianti, S. Pd S1 Guru Bhs. Indonesia

17 Sri Nilawati, S. Pd S1 Guru Bhs. Indonesia 18 Asmawati, S. Pd S1 Guru Bhs. Indonesia 19 Hj. St. Nurjannah, S. Pd S1 Guru Bhs. Inggris

20 Baniati S1 Guru Bhs. Inggris

21 Sri Darmayanti, S. Pd S1 Guru Bhs. Inggris 22 Kikiyanti, S. Pd S1 Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Daerah 23 Sumiati, S. Pd S1 Guru Bhs. Inggris 24 Sutriani, S. Pd S1 Guru Bhs. Inggris 25 St. Fatimat ZA, S. Pd S1 Guru Matematika

26 Hasiah, S.Pd S1 Guru Matematika

27 Marwiyah, S. Pd S1 Guru Matematika 28 Sumarlin Tajuddin, S. Pd S1 Guru Matematika 29 St. Rosmiati Tahir S1 Guru Matematika 30 Hasriani, S. Pd S1 Guru Matematika

31 Kartini, S. Pd S1 Guru Bhs. Daerah

32 H. Muh. Ramli, S.Pd, M. Si S2 Guru IPA

Kepala Sekolah

33 Drs. Abd. Azis S1 Guru IPA

34 Husnaeni, S. Pd S1 Guru IPA

35 Jumriah, S. Pd S1 Guru IPA

Ka. Lab IPA

36 Mustamin, S. Pd S1 Guru IPA

Ka. Urs. Sarpras

37 St. Syamsinar, S. Pd S1 Guru IPA 38 Indriyanti Mulya, S. Pd S1 Guru IPA

39 Muh. Arsyad, S. Pd S1 Guru IPS/ Ka. Urs Humas

40 Indrawati, S. Pd S1 Guru IPS

41 Hj. Sitti Aliyah Y., S. Pd S1 Guru IPS

42 Johana, S. Pd S1 Guru IPS

43 Ruslan AR, S. Pd S1 Guru IPS

44 Hj. Rosliah, S. Pd S1 Guru Seni Budaya 45 Hj. Rosmayani, S. Pd S1 Guru Seni Budaya 46 Mirawati, S. Pd S1 Guru Seni Budaya 47 Jumriah Daud, S. Pd S1 Guru Penjaskes 48 Drs. Mustafa Ali S1 Guru Penjaskes

49 Sutrisno, S. Pd S1 Guru Penjaskes

50 Nurjannah Z, S. Pd S1 Guru Prakarya 51 Ingriani Jaya, S.Pd S1 Guru Prakarya 52 Rahmatia, S. Pd S1 Guru Prakarya 53 Hasriani, S. Pd S1 Guru Bhs. Daerah

54 Dra. Hj. Musriati S1 Guru BK

55 Leban Bolong S1 Guru BK

56 Irmawati Syah, S. Psi. S1 Guru BK

Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMP Negeri 1 Bontomarannu 2015

Tabel guru dan pegawai tersebut menunjukkan jumlah guru dan pegawai SMP Negeri 1 Bontomarannu dari segi jumlah sangat memadai untuk melaksanakan proses pengajaran di sekolah tersebut.

Sedangkan keadaan karyawan SMP Negeri 1 Bontomarannu terdapat di dalam tabel berikut:

Tabel 4

Keadaan karyawan SMP Negeri 1 Bontomarannu

No Nama Jabatan

1 Agus, SE Kepala Tata Usaha

2 Hj. St. Nurlaila, SE Staf Tata Usaha 3 Suherman, SE Staf Tata Usaha

4 Yati Staf Tata Usaha

5 Kartia Ramdayani Staf Tata Usaha

6 Baharuddin Bujang Sekolah

12 Abd. Rahman Satpol

Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMP Negeri 1 Bontomarannu 2015

2. Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Bontomarannu

Kemajuan sekolah tidak diukur dari segi fasilitas gedung yang mewah, melainkan didukung oleh kuantitas dan kualitas siswa, karena mereka adalah subjek dan sekaligus objek pendidikan.

Siswa SMP Negeri 1 Bontomarannu 2014/ 2015 berjumlah 740 siswa dengan keterangan sebagai berikut:

Tabel 5

Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Bontomarannu

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 VII 131 130 261

2 VIII 143 125 268

3 IX 107 104 211

Jumlah Total 381 359 740

Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMP Negeri 1 Bontomarannu 2015

3. Struktur Oganisasi SMP Negeri 1 Bontomarannu

Pengorganisasian dalam suatu lembaga pendidikan sangatlah penting agar segala proses yang dilakukan dalam lingkungan lembaga pendidikan dapat berjalan dengan baik. Adapun struktur organisasi di SMP Negeri 1 Bontomarannu ialah sebagai berikut :

Struktur Oganisasi SMP Negeri 1 Bontomarannu _ _ _ _ _ _ _ _

Keterangan : : Garis Koordinasi : Garis Komando

Komite Sekolah Abd. Latif

KEPSEK

H. Muh. Ramli,S.Pd, M.Si

WAKASEK

Ramlan, S. Pd, MM

WAKASEK BID.SARPRA Mustamin, S. Pd

WAKASEK BID. HUMAS Muh.Arsyad S.Pd

WAKASEK BID.

KESISIWAAN Muh. Dahir, S.Pd

WAKASEK BID.

KURIKULUM Jumriah Daud, S.Pd

WAKASEK BID.PERPUS Kaharuddin, S.Pd KAUR TU

Agus, SE

PENGELOLA PUNGGAWA DEMBA

Hasrianti, S.Pd

KEPALA LAB.IPA Jumriah, S.Pd

WALI KELAS VII

WALI KELAS VIII

WALI KELAS IX GURU

MAPEL

GURU BK

SISWA- SISWI

4. Keadaan Sarana Dan Prasarana SMP Negeri 1 Bontomarannu Sarana dan prasarana belajar dan mengajar dalam suatu lembaga pendidikan merupakan suatu syarat utama yang harus di siapkan untuk memperlancar terjadinya proses pengajaran. Proses pengajaran tidak akan berlangsung dengan baik dan tanpa di dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

Sarana fisik dan fasilitas belajar mengajar adalah merupakan faktor penunjang keberhasilan proses pengajaran di sekolah termasuk di SMP Negeri 1 Bontomarannu. Untuk mengetahui secara jelas keadaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Bontomarannu dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel 6

Keadaan Sarana Dan Prasarana SMP Negeri 1 Bontomarannu

No Jenis Sarana dan Prasarana

Keadaan

Jumlah Baik Rusak

1 Ruang Kepala Sekolah 1 - 1

2 Ruang Guru 1 - 1

3 Ruang TU 1 - 1

4 Ruang BP/BK 1 - 1

5 Ruang Lab. IPA 1 - 1

6 Ruang Lab. Komputer 1 - 1

8 Ruang UKS 1 - 1

9 Ruang Perpustakaan 1 - 1

10 Kamar Mandi/WC 18 - 18

11 Gudang 1 - 1

12 Mushollah 1 - 1

13 Pos Penjaga Sekolah 1 - 1

14 Ruang Kelas 18 - 18

15 Ruang Keterampilan 1 - 1

16 Ruangan Wakil Kepsek 1 - 1

Sumber Dukumentasi SMP Negeri 1 Bontomarannu 2015

B. Nilai- nilai Pendidikan Islam SMP Negeri 1 Bontomarannu

Pendidikan yang bertujuan untuk membentuk suatu perilaku yang baik pada generasi muda muslim agar memiliki keyakinan yang kuat dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya untuk menumbuhkan pola kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang dilakukan.

Dengan mengubah tingkah laku yang dilandasi oleh nilai- nilai Islam berdasarkan dengan aqidah Islam serta, akhlak serta ibadah yang berlandaskan Alquran dan as-sunnah. Suatu keharusan bagi tiap muslim untuk mempelajari bahkan mengamalkan tiap ajaran islam karena tugas kita tak lain hanya menyembah kepada-Nya, mengerjakan perintah serta menjauhi segala larangan-Nya.

Tabel 7

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden dalam hal guru sering menjelaskan materi tentang nilai- nilai pendidikan Islam

No Alternatif Jawaban F %

1 Sering 20 83,3 %

2 Kadang- kadang 4 16,7 %

3 Pernah -

4 Tidak Pernah -

Jumlah (N) 24 100 %

Sumber data: angket No. 01

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 20 responden atau 83,3 % yang memberikan jawaban bahwa guru pendidikan agama Islam sering menjelaskan materi tentang nilai- nilai pendidikan Islam , yang memberikan jawaban kadang- kadang 4 responden atau 16,7 %, yang menjawab pernah dan tidak pernah adalah tidak terdapat responden atau 0% .

Tabel 8

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden bahwa setelah mempelajari nilai- nilai pendidikan Islam, siswa sering

menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari

No Alternatif Jawaban F %

1 Sering 15 62,5 %

2 Kadang- kadang 8 33,3 %

3 Pernah 1 4,2 %

4 Tidak Pernah -

Jumlah (N) 24 100 %

Sumber data: angket No. 02

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 15 responden atau 62,5 % yang memberikan jawaban bahwa setelah mempelajari nilai- nilai pendidikan Islam siswa sering menerapkannya

dalam kehidupan sehari- hari , yang memberikan jawaban kadang- kadang 8 responden atau 33,3 %, yang menjawab pernah 1 responden atau 4,2 % dan tidak pernah menerapakan pengajaran nilai- nilai pendidikan Islam ini adalah tidak terdapat responden atau 0% .

Sehingga guru seharusnya lebih mengusahakan pengajaran nilai- nilai pendidikan Islam ini dengan baik agar peserta didik dapat menerapkan apa yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari- hari sehingga tidak hanya berdampak pada kepribadiannya akan tetapi berdampak pula pada masyarakat.

Adapun nilai- nilai pendidikan Islam yang semestinya untuk diterapkan:

1. Nilai Aqidah

Dalam pembinaan nilai- nilai aqidah ini memiliki pengaruh yang luar biasa pada kepribadian anak, bagaimana dia bisa meyakini dan mempercayai Allah Swt.

Tabel 9

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden dalam hal kepercayaan bahwa Tuhan itu satu yaitu Allah Swt.

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat Percaya 24 100 %

2 Percaya -

3 Kurang Percaya -

4 Tidak Percaya -

Jumlah (N) 24 100 %

Sumber data: angket No. 03

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 24 responden atau 100 % yang memberikan jawaban bahwa sangat percaya

bahwa Tuhan itu satu yaitu Allah Swt., yang memberikan jawaban percaya, kurang percaya dan tidak percaya adalah tidak terdapat responden atau 0 %.

Tabel 10

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden dalam hal keyakinan bahwa segala yang ada di langit dan di bumi merupakan

ciptaan Allah Swt.

No Alternatif Jawaban F %

1 Sangat Yakin 20 83,3 %

2 Yakin 4 16,7 %

3 Kurang Yakin -

4 Tidak Yakin -

Jumlah (N) 24 100 %

Sumber data: angket No. 04

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 20 responden atau 83,3 % yang memberikan jawaban bahwa sangat yakin bahwa segala yang ada di langit dan di bumi merupakan ciptaan Allah Swt., 4 responden atau 16,7% memberikan jawaban yakin. Sedangkan yang menjawab kurang yakin dan tidak yakin adalah tidak terdapat responden atau 0 % .

Tabel 11

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden dalam hal selalu mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah Swt.

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 22 91,6 %

2 Kadang- kadang -

3 Pernah 2 8,4%

4 Tidak Pernah -

Jumlah (N) 24 100 %

Sumber data: angket No. 05

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 22 responden atau 91,6 % yang memberikan jawaban bahwa selalu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah Swt. 2 responden atau 8,4% yang memberikan jawaban pernah. Sedangkan yang menjawab kadang- kadang dan tidak pernah adalah tidak terdapat responden atau 0 % .

2. Nilai Ibadah

Ibadah adalah suatu wujud perbuatan yang dilandasi rasa pengabdian kepada Allah Swt. Ibadah juga merupakan kewajiban agama Islam yang tidak bisa dipisahkan dari aspek keimanan. Keimanan merupakan pundamen, sedangkan ibadah merupakan manifestasi dari keimanan tersebut.

Tabel 12

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden dalam melaksanakan shalat lima waktu

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 17 70,8%

2 Kadang-kadang 5 20,8 %

3 Pernah 2 8,4%

4 Tidak Pernah -

Jumlah (N) 24 100 %

Sumber data: angket No. 06

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 17 responden atau 70,8 % yang memberikan jawaban bahwa selalu melaksanakan shalat lima waktu, 5 responden atau 20,8% memberikan jawaban kadang-kadang, 2 responden atau 8,4 % memberikan jawaban

pernah. Sedangkan yang menjawab tidak pernah melaksanakan shalat lima waktu adalah tidak terdapat responden atau 0 % .

Tabel 13

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 24 100 %

2 Kadang-kadang -

3 Pernah -

4 Tidak Pernah -

Jumlah (N) 24 100 %

Sumber data: angket No. 07

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 24 responden atau 100 % yang memberikan jawaban bahwa selalu menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, yang memberikan jawaban kadang-kadang, pernah dan tidak pernah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah tidak terdapat responden atau 0 %

Tabel 14

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden dalam hal membaca Alquran

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 8 33, 3%

2 Kadang-kadang 10 41,7%

3 Pernah 6 25 %

4 Tidak Pernah -

Jumlah (N) 24 100 %

Sumber data angket No. 08

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 8 responden atau 33,3 % yang memberikan jawaban bahwa selalu membaca Alquran, 10 responden atau 41,7% memberikan jawaban kadang-kadang, 6 responden atau 25 % memberikan jawaban pernah.

Sedangkan yang menjawab tidak pernah membaca Alquran adalah tidak terdapat responden atau 0% .

3. Nilai Akhlak

Akhlak merupakan suatu sifat mental manusia dimana hubungan dengan Allah Swt dan dengan sesama manusia dalam kehidupan bermasyarakat, dan Rasulullah Saw. sebagai utusan Allah Swt.

yang memiliki akhlak mulia dan patut di jadikan tauladan.

Ketinggian budi pekerti seseorang menjadikannya dapat melaksanakan kewajiban dan pekerjaan dengan baik dan sempurna sehingga menjadikan orang itu dapat hidup bahagia sebaliknya apabila manusia buruk akhlaknya, maka hal itu sebagai pertanda terganggunya keserasian, keharmonisan dalam pergaulannya dengan sesama manusia.

Tabel 15

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden bahwa ia selalu hormat dan patuh pada Bapak/ Ibu guru di sekolah

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 24 100 %

2 Kadang-kadang -

3 Pernah -

4 Tidak Pernah -

Jumlah (N) 24 100 %

Sumber data: angket No. 09

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 24 responden atau 100 % yang memberikan jawaban selalu hormat dan patuh pada bapak/ ibu guru di sekolah, yang memberikan jawaban

kadang-kadang, pernah dan tidak pernah hormat dan patuh pada bapak/

ibu guru di sekolah adalah tidak terdapat responden atau 0 % .

Nurhikmah, siswa di SMP Negeri 1 Bontomarannu mengemukakan bahwa:

Siswa- siswi di sini sangat hormat dan patuh pada bapak/ ibu guru karena kita diajarkan untuk bertingkah laku yang baik, berkata jujur, sopan santun kepada bapak/ ibu guru. Beliau semua yang mengajar dan mendidik kami, jadi suatu keharusan untuk kami hormat dan patuh padanya (Wawancara, 3 Agustus 2015).

Dari hasil wawancara di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa siswa- siswi di sekolah ini memiliki akhlak yang baik dalam kepatuhan pada bapak/ ibu guru di sekolah.

Tabel 16

Daftar distribusi frekuensi tanggapan responden dalam hal berbuat baik kepada teman- teman di sekolah

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 20 83,3%

2 Kadang-kadang 4 16,7%

3 Pernah -

4 Tidak Pernah -

Jumlah (N) 24 100 %

Sumber data: angket No. 10

Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 20 responden atau 83,3 % yang memberikan jawaban selalu berbuat baik kepada teman- teman di sekolah, yang memberikan jawaban kadang- kadang 4 responden atau 16,7 %, pernah, tidak pernah berbuat baik kepada teman- teman di sekolah adalah tidak terdapat responden atau 0

% .

C. Faktor Penghambat dalam Mengimplementasikan Nilai- nilai pendidikan Islam dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Siswa SMP Negeri 1 Bontomarannu

1. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berasal dari luar diri peserta didik. Lingkungan tersebut bisa jadi berasal dari teman, dan dari lingkungan masyarakat, seperti teman yang memiliki perangai yang tidak baik. Lingkungan ikut berperan dalam pembentukan kepribadian peserta didik.

Nurliyah,S.Ag guru bidang studi Pendidikan Agama Islam,mengemukakan bahwa:

Faktor penghambat dalam penerapan nilai- nilai pendidikan islam dikarenakan peserta didik bergaul di lingkungan dengan anak yang memiliki akhlak tidak baik. Meskipun kita berusaha keras untuk mngajarkan nilai akhlak, ibadah dan aqidah kepada peserta didik, akan tetapi setelah mereka keluar dari ruangan dan kembali ke lingkungan yang tidak baik maka lepas pula apa yang kita ajarkan. Peserta didik yang baik, bisa saja berubah dikarenakan berteman dengan peserta didik yang malas, pembuat masalah dan sering membolos sekolah. Berhubung perserta didik belum bisa memilah-milah mana yang seharusnya dicontoh dan mana yang tidak patut dicontoh, akhirnya peserta didik yang baik tersebut bisa berubah menjadi seperti temanya tersebut. Padahal pendidik tidak bosan-bosan mengajari peserta didik dengan hal- hal yang baik. (Wawancara, 3 Agustus 2015).

Dari hasil wawancara diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap kepribadian anak. Apabila seorang anak berada dalam lingkungan yang baik, contoh mengaji, ikut acara yang bermakna positif maka dalam diri anak akan tercipta akhlak yang baik pula, insya

Allah. sedangkan apabila ia terjerumus ke dalam lingkungan yang buruk yang mana di situ merupakan tempat-tempat orang yang mabuk- mabukan, seks bebas dan lain sebagainya, bukan tidak mungkin seorang anak juga akan terjun ke arah yang negatif.

2. Kemajuan Teknologi

Era globalisasi ditandai dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat dari tahun ke tahun. Ciri-ciri kemajuan teknologi yaitu ditandai dengan menjamurnya pusat permainan Play Station, Warung Internet, dan Hand Phone. Barang elektronik tersebut, sekarang bisa dinikmati semua kalangan dari orang dewasa sampai anak-anak.

Penyebab kemerosotan akhlak peserta didik salah satunya disebabkan maraknya Play Station, Hand Phone, dan Warung Internet.

Peserta didik yang biasanya belum bisa membagi waktu dan belum bisa membedakan mana yang hak dan mana yang bathil. Setelah peserta didik mengenal Play Station, semua waktunya hanya dihabiskan untuk bermain Play Station, mereka lupa bahwa tugasnya tidak hanya bermain, tapi juga harus belajar, mengaji, dan juga harus istirahat.

Perbedaan dalam hal akhlak antara peserta didik zaman dahulu dengan peserta didik sekarang sangat menonjol. Salah satu penyebabnya adalah adanya kemajuan teknologi.

Nigerawati, S.Ag guru bidang studi Pendidikan Agama Islam, mengemukakan bahwa:

Kita tidak menyalahkan kemajuan teknologi sekarang yang memberikan dampak negatif pada kepribadian anak- anak , akan

tetapi kita juga harus melihat dari dampak positifnya. Dulu permainan anak- anak masih tradisional yang mungkin jika dilihat dari efek negatifnya hanya kecil dan mereka bisa membagi waktu antara bermain dan belajar serta mengaji. Sekarang dengan kemajuan teknologi, anak- anak sangat sulit membagi waktu, pulang sekolah main sampai terkadang lupa waktu, malamnya tidak belajar karena capek. Itulah mengapa materi pendidikan Islam yang diajarkan terkadang sulit untuk tertanamkan dalam diri peserta didik. (Wawancara, 3 Agustus 2015).

Dari hasil wawancara diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kita tidak boleh sepenuhnya menyalahkan bahwa kemajuan teknologi memiliki dampak negatif akan tetapi kita juga harus melihat dari sisi positifnya. Seorang peserta didik akan memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik jika dibantu dengan pengawasan dari orang- orang terdekat.

3. Kurangnya didikan langsung dari orangtua

Padahal kita ketahui bersama, bahwa pendidikan awal dari seorang anak yaitu keluarga. Orangtua mempunyai peran penting dalam mendidik, bahkan membimbing anaknya agar bisa menjadi anak yang dibanggakan oleh orangtuanya, berakhlak mulia, tekun dalam beribadah serta dapat meningkatkan keimanan kepada Allah Swt.

Sekarang ini banyak orangtua yang sibuk berkarir, sehingga melupakan kewajiban utamanya yaitu mendidik anak. Pergi pagi dan pulang malam. Padahal orang tua sangat bertanggung jawab untuk membimbing anaknya, selain sebagai pembimbing orang tua juga bertanggung jawab dalam mewujudkan anak-anak yang memiliki potensi

hidup beragama yang kuat, agar ia bisa mengenal dirinya serta pencipta- Nya .

Hal yang sangat disayangkan, karena sebagian orangtua menganggap bahwa di sekolah tempatnya anak untuk belajar, dididik oleh bapak/ ibu guru. Padahal pendidikan utama seorang anak yaitu di lingkungan keluarga. Inilah yang mesti diluruskan dan perlu sekiranya diberi pemahaman kepada orangtua- orangtua yang beranggapan seperti itu.

D. Upaya- upaya yang dilakukan dalam Mengimplementasikan Nilai- nilai Pendidikan Islam dalam Meningkatkan Kecerdasan Siswa SMP Negeri 1 Bontomarannu

1. Memberikan pengarahan serta bimbingan pada peserta didik secara terus menerus

Pendidik melakukan berbagai upaya dalam mengatasi hambatan dengan memberikan pengarahan serta bimbingan pada peserta didik secara terus menerus, baik di luar proses belajar mengajar maupun ketika proses belajar mengajar berlangsung. Bahwa pentingnya kita untuk mempelajari nilai aqidah, ibadah serta akhlak agar dapat meningkatkan kecerdasan spiritual keagamaan kita. Walaupun pendidik dikatakan cerewet, tapi itu berbuah manis bagi peserta didik. Sering diberi pengarahan, diberi nasihat, dan diperingatkan untuk meninggalkan hal-hal yang tidak baik, peserta didik menjadi anak yang tahu mana yang baik dan buruk. Mana yang harus dikerjakan dan mana yang harus

ditinggalkan. Yang harus dilakukan oleh pendidik adalah terus menerus tanpa henti tanpa bosan-bosannya memberikan nasihat pada peserta didik.

2. Meminta Dukungan Orang tua.

Setiap orang ingin memberikan pelajaran dan pendidikan akhlak, ibadah serta aqidah kepada anaknya, supaya anaknya tersebut memperoleh kehidupan yang lebih baik. Karena moral itulah yang akan membentuk tingkah laku dalam kehidupannya. Sikap seperti itu secara alami di miliki oleh semua orang tua di dunia ini.

Pendidik selalu memberikan pengarahan kepada orang tua peserta didik agar selalu meningkatkan pengawasan kepada para peserta didik berkenaan dengan tingkah lakunya sehari-hari dan menyuruh peserta didik agar selalu giat belajar, mengurangi jam bermain, agar meminimalkan pergaulan peserta didik dengan dunia luar yang lebih banyak memberikan dampak negatif bagi peserta didik.

Orang yang pertama dan utama yang bertanggung jawab tentang pendidikan agama terhadap anak-anaknya adalah orang tua. Selain berperan sebagai pendidik, orang tua juga memegang peranan lain yang perlu disadari dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain sebagai berikut :

a. Memelihara dan membesarkanya. Dengan memberikan makanan, minuman, perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.

Dokumen terkait