• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: METODE PENELITIAN

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoelh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan dengan mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.5

Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.6 Analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan metode dari Miles dan Huberman, aktivitas analisis data menurut mereka yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification untuk memproses analisis data dqlam model Miles dan Huberman, dapat melalui tiga langkah, yaitu :

1. Data Reduction (Reduksi data)

Kondensasi data merujuk pada pemilihan, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, dan mentranformasikan data yang mendekati keseluruhan bagian dari catatan lapangan secara tertulis, transkip, wawancara, dokumen-dokumen dan materi-materi empiris. Kesimpulanya

5 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 89.

6 Ibid, 91

bahwa proses kondensasi data ini diperoleh setelah peneliti melakukan wawancara dan mendapatkan data tertulis yang ada dilapangan, yang nantinya transkip wawancara tersebut dipilah-pilah untuk mendapatkan fokus penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti.

2. Penyajian data (data display)

Penyajian data merupakan sebuah pengorganisasian, penyatuan, dan informasi yang disimpulkan. Penyajian data disini juga membantu dalam memahami konteks penelitian karena melakukan analisis secara mendalam.7 3. Penarikan kesimpulan (conclusions drawing)

Penarikan kesimpulan disni dilakukkan peneliti dari awala mengumpulkan data seperti mencari pemahaman yang tidak memiliki pola, mencatat keteraturan penjelasan, dan alur sebab akibat, yang tahap akhirnya disimpulkan keseluruhan data yang diperoleh peneliti.8

F. Pengecekkan Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian salah satunya ialah menggunakan uji creadibility atau uji kepercayaan terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data menjadi upaya secara sistematik catatan hasil wawancara, catatan hasil observasi, sehingga mudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada orang lain. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid atau tidak nya suatu temuan atau data yang dilaporkan dengan yang ada di lapangan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian validitas data menggunakan metode kredibilitas (credibility). Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode trianguasi. teknik

triangulasi metode yakni menggunakan metode untuk meneliti suatu hal, seperti

7 Ibid.,95

8 Ibid.,99

metode wawancara dan observasi, dalam penelitian ini peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode oservasi pada saat wawancara dilakukan.9

9 Afifuddin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2009), hal 144.

52 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Latar Penelitian

1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Ponorogo1

Di Kabupaten Ponorogo, SMP Negeri 2 merupakan SMP negeri yang tertua setelah SMP Negeri 1 Ponorogo. SMP Negeri 2 Ponorogo berdiri sejak tahun 1960, merupakan sekolah integrasi dari SOB Negeri Ponorogo.Namun demikian, apabila kita ingin mengetahui bagaimana sejarah berdirinya, kita tidak dapat memperoleh gambaran yang jelas, dikarenakan tidak adanya data pendukung. Sekolah tidak menyimpan Akta Pendirian. Di kantor Dinas Pendidikan pun tidak ada.

SMP Negeri 2 Ponorogo berdiri pada tanggal 8 Agustus 1960.Hal yang menjadi latar belakang berdirinya SMP Negeri 2 Ponorogo ialah karena adanya program pemerintah dalam upaya peningkatan mutu calon tenaga guru.SGB di tutup diintegrasikan menjadi SMP.Sebagai pengganti maka di buka SGA Negeri di mana jenjang pendidikannya setingkat SLTA.

Pada kurun waktu yang bersamaan, Koperasi Batik “Bakti Ponorogo”

membangun Gedung Sekolah di jalan Batoro Katong Ponorogo. Untuk SMA Negeri Ponorogo (sekarang di kenal dengan nama SMA Negeri 1Ponorogo).

Gedung yang digunakan SMP Negeri 2 Ponorogo sebenarnya di peruntukkan

1 Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 01/D/28-09-2022 Dalam Lampiran Hasil Penelitian

untuk SMA Negeri 1 Ponorogo.Gedung yang dulu ditempati oleh SGB Negeri Ponorogo akhirnya digunakan oleh SGA Ponorogo.

Pada mulanya, gedung sekolah SMP Negeri 2 Ponorogo hanya terdiri dari 10 ruang yaitu (9 ruang untuk ruang kelas dan 1 ruang untuk ruang kantor (kantor Tata Usaha kantor Guru serta kantor Kepala Sekolah). Kondisi gedung sekolah tersebut beberapa kali telah mengalami upaya perluasan tanah serta penambahan jumlah.

Pada tahun 1971 dilakukan perluasan tanah di belakang sekolah yang akhirnya dapaigunakan untuk membangun 4 ruang kelas baru, 1 ruang Laboratorium IPA, serta 1 ruang perpustakaan. Jumlah ruang kelas menjadi 14 ruang. Tahun 1976, penerimaan siswa di tambah dari 4 kelas menjadi 8 kelas (4 kelas masuk pagi dan 4 kelas masuk siang). Jumlah siswa keseluruhan menjadi 24 kelas.

Upaya perluasan tanah kembali di lakukan tahun 1985 dan digunakan membangun ruang keterampilan. Tahun 1988 dapat membeli tanah kembali dan digunakan untuk membangun 4 ruang kelas baru. Pada tahun 1997 perluasan tanah kembali direncanakan serta dilakukan agar dapat memenuhi kekurangan ruang kelas. Pada tahun 2004 di lakukan rehab 4 ruang kelas menjadi 8 ruang kelas. Dan tahun 2006 di bangun lagi ruang kelas sebanyak 10 ruang. Dengan demikian jumlah ruang kelas menjadi 24 sehingga seluruh siswa dapat masuk pagi hari. Pada tahun yang sama SMP Negeri 2 Ponorogo di tetapkan sebagai Rintisan Sekolah berstandar Nasional.

2. Letak Geografis SMP Negeri 2 Ponorogo2

Kabupaten Ponorogo adalah salah satu kabupaten yang berada dari Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Ponorogo terletak di koordinat 111 17' - 111 52‟ Bujur Timur 7 49‟ - 8 20' Lintang Selatan dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 m di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah 1.371,78 km. Kabupaten Ponorogo terletak di sebelah barat dari kota Provinsi Jawa Timur dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Kota yang berada di sebelah selatan adalah kota Pacitan, sebelah barat adalah kota Wonogiri (Jawa Tengah), sebelah utara adalah kota Madiun, dan sebelah timur adalah kota Trenggalek. Secara geografis SMPN 2 Ponorogo terletak di Jalan Basuki Rahmat No 44 Kelurahan Surodikraman Kecamatan Kota Kabupaten Ponorogo, berbatasan langsung dengan sebelah utara KODIM 0802 Ponorogo, selatan Jalan Sembodro, timur Jalan Basuki Rahmat, dan barat perumahan penduduk.

3. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Ponorogo3 a. Visi Sekolah

“Berbudi pekerti luhur, berprestasi, berbudaya lingkungan yang berlandaskan iman dan taqwa.”

2 Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 01/D/28-09-2022 Dalam Lampiran Hasil Penelitian

3 Lihat Transkrip Dokumentasi Nomor 02/D/28-09-2022 Dalam Lampiran Hasil Penelitian

b. Misi Sekolah

1) Mengembangkan penghayatan dan pengalaman ajaran agama yang dianut.

2) Membiasakan sopan santun dari seluruh warga sekolah.

3) Menumbuhkan rasa cinta dan bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia.

4) Menciptakan iklim belajar yang kondusif.

5) Meningkatkan sistem pelayanan pendidikan.

6) Menumbuh kembangkan potensi siswa dalam bidang akademik, olahraga dan seni.

7) Mengembangkan kurikulum berbasis lingkungan.

8) Menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, hijau, rindang, indah, nyaman dan aman,

9) Menciptakan kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, berbudi pekerti luhur dan akhlak mulia.

10) Menjalin hubungan kerjasama yang baik dan sinergis antar warga sekolah, masyarakat serta instansi yang berorientasi pada pelestarian lingkungan.

4. Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Ponorogo

Struktur organisasi SMP Negeri 2 Ponorogo yakni komite dijabat oleh Bapa Dasar Darminto, S.Pd, M.Pd., kemudian Kepala Sekolah dijabat oleh Bapak Imam Saifudin, S.Pd, M.Or., kepala perpustakaan dijabat oleh Ibu Diah

Puspitorini S.Pd, tata usaha dijabat oleh Ibu Emi Komariyah, Waka Kurikulum yaitu Ibu Zuhriratur Rosyidah, M.Pd., waka humas ada Bpk Supratman, S.Pd., waka sarpras ada Bpk Hartaja, S.Kom., Segenap guru, guru pelajaran, murid, masyarakat juga terlibat dalam organisasi SMP Negeri 2 Ponorogo.

5. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Ponorogo

Sarana Prasana merupakan bagian penting dalam kelancaran proses belajar mengajar dan demi kenyamanan peserta didik dalam menuntut ilmu maka sarana dan prasaran juga disebut sebagai kebutuhan yang sangat dibutuhkan oleh suatu lembaga pendidikan. Adapun sarana prasarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Ponorogo yakni seratus dua puluh dua ruangan (satu unit ruang kepala sekolah, ruang administrasiatauTU, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, gudang, ruang UKS, lab, kamar mandi dan dua puluh tujuh ruang kelas).

6. Keadaan Guru dan Siswa SMP Negeri 2 Ponorogo

Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan. Adanya tenaga pendidik para peserta didik bisa membantu dalam kegiatan belajar mengajar dan menciptakan lulusan yang unggul serta berpendidikan dengan baik.

Adapun jumlah guruataupengajar di SMP Negeri 2 Ponorogo ada 56 orang dan 1 kepala sekolah, yang masing-masing mengajar sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing pendidik dengan mata pelajaran yang berbeda- beda.

Tabel 4.1.

No Nama Rombel

Tingkat Kelas

Jumlah Siswa Tahun Rombel

L P Total

1 KELAS

IX

9 286 2022atau2023 9

2 KELAS VII

7 288 2022atau2023 9

3 KELAS

VIII

287 2022atau2023 9

Tabel 4.2.

Data Peserta Didik di SMPN 2 Ponorogo

No Jabatan Jumlah Jumlah

L P

1 Kepala Sekolah 1 1

2 Guru 21 35 56

3 Tu 11 7 17

4 Operator Sekolah -

Jumlah 76

B. Deskripsi Data Khusus

Seperti yang sudah tercantum dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dalam penyajian data ini peneliti mengklasifikasikan dalam tiga bagian yaitu, proses manajemen pembelajaran al-qur’an di SMPN 2 Ponorogo yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Perencanaan Program Pembelajaran Al-Qur’an dalam meningkatkan Mutu Lulusan di SMP Negeri 2 Ponorogo

a. Perencanaan Pembelajaran

Membaca, menulis dan menghafalkan Al-Qur’an merupakan upaya dalam mendekatkan qur’an kepada anak. Melalui program pembelajaran btq atau al-qur’an yang diselenggarakan di SMPN 2 Ponorogo. Perencanaan dalam pembelajaran BTQ (Al-Qur’an) di SMPN 2 Ponorogo dengan mengadakan musyawarah di awali dengan tujuan pembelajaran BTQ (Al-Qur’an) dari pernyataan waka kurikulum Ibu Zuhriyatur Rosyida :

Proses perencanaan dalam menggunakan metode ummi di sekolah ini diawali dengan rapat, sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Muslimatin selaku Wakil Kepala Sekolah sebagai berikut :

“Perencanaan menggunakan metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an. Dalam menentukan metode

ummi dan materi pembelajaran dalam rapat adapun yang terlibat dalam rapat yaitu tim agama dan tutor dari Jami’atul Quro”.4

Dari pernyataan tersebut dengan adanya pembelajaran btqatauAl- Qur’an diharapkan dapat peserta didik memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, serta mewujudkan visi misi sekolah yang mengarah pada kereligiusan sekolah.

Ibu Muslimatin, M.Pd.I selaku guru PAI di SMPN 2 Ponorogo menyatakan pendapat tujuan pembelajaran btq atau al-qur’an ;

“Agar peserta didik bisa meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur’an dengan baik dan benar”.5

Ustadzah Siti Maemunah menambahkan:

“Tujuan pembelajaran Al-Qur’an di sekolah ini sebagai wadah untuk siswa SMPN 2 Ponorogo untuk belajar dan memperbaiki bacaan menjadi lebih baik dan benar. Adapun tujuan dari sekolah untuk menyelenggarakan surat perintah untuk mengadakan program pembelajaran keagamaan”.6

Setelah penentuan tujuan pembelajaran, sebagaimana mestinya dalam sebuah pembelajaran membutuhkan persiapan pembelajaran yang baik, oleh karena itu diperlukan adanya perencanaan sebelum memulai program pembelajaran btqatauAl-Qur’an. Pada peserta didik sebelum melaksanakan program pembelajaran btqatauAl-Qur’an, seluruh peserta didik terlebih dahulu melakukan seleksi yang kemudian

4 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 02/W/13-03-2023

5 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 01/W/23-03-2023

6 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 04/W/10-06-2023

dibagi sesuai dengan tingkat baca anak. Seperti yang dijelaskan Ibu Muslimatin, bahwa :

“Dalam rencana program kerja dilakukan seleksi awal yang diperlukan untuk mengetahui kompetensi peserta didik yang akan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tahfidzn Al-Qur’an dan qiro’atul qur’an dengan materi awal adalah membaca al-qur’an sesuai dengan kaidah tajwid dan makhorijul huruf”7

1) Metode Pembelajaran

Pernyataan terkait metode pembelajaran yang disampaikan Ibu Muslimatin M.Pd.I :

“Pada SMPN 2 Ponorogo menggunakan metode ummi, alasan menggunakan metode ini karena lebih mudah dipahami selain itu metode ini juga lebih praktis untuk pembelajaran membaca Al- Qur’an secara baik dan benar. Selain itu metode ini lebih efektif dan menyenangkan karena metode ini menggunakan 2 cara yaitu direct method dan repetition, yang dimaksud direct metod yaitu secara langsung maksudnya anak langsung diajari tentang membaca al-qur’an tanpa diberi teori. Sedangkan, repetition yaitu methode yang dilakukan dengan cara mengulang-ulang dalam mengajarakan sehingga anak semakin lancar membaca”.8

Khusnul Khotimah menyampaikan :

“Untuk metode sendiri dari pihak SMPN 2 Ponorogo membebaskan pembimbingataututor menggunakan metode apapun seperti metode ummi, waffa, tartila, usmani, jet tempur. Saya sendiri menggunakan metode yang pernah dipelajari yang penting bisa membaca Al-Qur’an”9

7 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 01/W/23-03-2023

8 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 02/W/10-03-2023

9 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 02/W/10-03-2023

Siti Maemunah menambahkan :

“Saya menggunakan metode Tartila, saya menggunakan metode tartila karena tartila merupakan produ asli Jami’atul Quro dan kebetulan saya dipercayai sebagai distributor di ponorogo”10 Berdasarkan wawancara mengenai metode baca Al-Qur’an di SMPN 2 Ponorogo, metode yang digunakan masing-masing pembimbing berbeda-beda karena dari pihak sekolah membebaskan pembimbing dalam memilih atau menggunakan metode apa, karena bagi pihak sekolah yang terpenting bisa mengajarkan dan anak bisa membaca Al-Qur’an.

Dalam penelitian mengenai sistem pembelajaran atau materi pembelajaran BtqatauAl-Qur’an, berikut penjelasan dari Ibu Muslimatin M.Pd.I:

“Dalam proses penyususnan materi dari tim agama dan pembinaataututor BTQ dengan memusyawarahan secara bersama.Untuk materi pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan anak atau tingkatakan kemampuan baca peserta didik, dan tentunya materi mengenai tajwid yang sangat penting guna membaca al-qur’an dengan baik dan benar”11

Ibu Siti Maemunah menambahkan :

“ Alhamdulillah untuk penentuan materi pembelajarannya, pihak sekolah yaitu dari tim agama memusyawarhkan dengan pembina atau tutor BTQ dalam rapat”12

2) Penilaian Pembelajaran Al-Qur’an

10 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 03/W/10-06-2023

11 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 01/W/23-03-2023

12 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 04/W/10-06-2023

Cara dalam penilaian pembelajaran al-Qur’an dari yang disampaikan Ibu Zuhriyatur Rosyida :

“Penailan pembelajaran btq atau al-qur’an sendiri dengan melihat dari kelancaran bacaan dari peserta didik dan menilai dari kesesuaian hukum tajwidnya” 13

Ibu Muslimatin menyampaikan :

“Untuk penilaian dengan tes per siswa atau berbasis kelas ya mbak, jadi mengetes siswa di akhir jam pembelajaran dengan menunjuk atau memanggil siswa kedepan dan saya suruh bacaataumenghafal apa yang dipelajari hari itu”14

Dari sini dapat kita ketahui bahwa perencanaan pembelajaran Al- Qur’an diawali dengan rapat koordinasi dari pihak sekolah (tim agama) dan Jami’atul Quro’ guna untuk mengetahui teknis pembelajaran dan pengarahan. Selain itu rapat pada perencanaan awal pembelajaran Al- Qur’an adalah menentukan waktu kegiatan dan pembimbing.

2. Pelaksanaan Program Pembelajaran Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan di SMPN 2 Ponorogo

Pelaksanaan merupakan tahapan setelah perencanaan, yang mana menjadi bagian tindakan dari mewujudkan rencana yang telah disusun dan dilaksanakan. Proses pelaksanaan pemebelajaran BTQ atau Al-Qur’an di SMPN 2 Ponorogo seperti yang dinyatakan oleh Ibu Zuhriyatur Rosyida :

13 Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/13-03-2023

14 Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 01/W/02/23-03-2023

“Dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an tidak lepas dari perencanaan yang kami buat yaitu untuk meningkatkan mutu bacaan Al-Qur‘an siswa dan kedepannya sebagai program unggulan sekolah. Dalam pelaksanaannya Alhamdulillah berjalan dengan baik meskipun ada beberapa yang belum terlaksana atau masih belum tertib. Disisi lain pelaksanaan ada pengawasan untuk berjalannya kegiatan pembelajaran ini. Ada guru piket yang bertugas mengawasi kedisiplinan siswa dan guru pengampu”.15

Ibu Muslimatin M.Pd.I selaku tim agama serta guru pengampu pembelajaran Al-Qur’an juga menambahkan terkait dengan waktu pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an:

“Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari jum’at setelah sholat jumat atau dzuhur pada pukul 13.00-14.30 sedangkan untuk kelas 7 dimulai pada pukul 14.30-16.00.

pelakksanaan proses pembelajaran sendiri dilaksanakan diruang kelas sesuai dengan yang sudah dikelompokkan dan sudah berjalan sesuai dengan yang sudah direncakan”.16

Ibu Zuhriyatur Rosyida menjelaskan juga terkait ketertiban ketika pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an :

“Untuk ketertiban didalam kelas seperti siswa memperhatikan atau tidak, bagaimana cara guru menyampaikan materi itu sudah menjadi tanggung jawab guru pengampu sepenuhnya, dari kami memberi motivasi dan memantau perkembangan siswa dan kehadiran siswa yang mana akan tetap kami perhatikan. Adapun media pembelajarannya kami mengikuti guru pengampu, apa saja yang dibutuhkan guru pengampu kami usahakan ada”.17

15 Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/13-03-2023

16 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 01/W/23-03-2023

17 Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 02/W/13-03-2023

Ustadzah Khusnul Khotimah selaku tutor atau pembimbing pembelajaran Al-Qur’an juga menambahkan bahwa:

“Ketertiban masuk anak-anak kelas 7 masih semangat walaupun terkadang juga tidak bersemangat, terutama kelas 8 dan 9 masih sangat kurang, hanya ada beberapa anak yang masuk tepat waktu selebihnya kadang terlambat kadang pula tidak hadir.

Untuk kondisi ketika pelajaran berlangsung mereka sangat antusias hanya saja kedisiplinan mereka masih kurang”18

Tidak hanya kedisiplinan saja tetapi Ibu Muslimatin M.Pd.I juga menambahkan terkakait pembagian kelompok BTQ atau Pembelajaran Al-Quran di SMPN 2 Ponorogo sebagai berikut:

“Untuk pembagaian kelompok pembelajaran Al-Quran ini sendiri sebanarnya disesuaikan dengan kemampuan siswa itu sendiri seperti kelas A itu untuk siswa siswi yang sudah mengenal dan juga sudah mampu membaca maupun menulis kalimat arab, kelas B-C itu untuk siswa siswi yang cukup mengetahui apa itu Baca Tulis Al-Quran, dan untuk kelas D ini sendiri ialah sekelompok siswa siswi yang membutuhan bimbingan khusus dari pembimbing BTQ atau pengajar Al- Quran”.19

Pernyataan hasil wawancara sesuai dengan hasil observasi bahwa peserta didik mengikuti proses pembelajaran BTQ atau Al- Qur’an di ruang kelas yang sudah di tentukan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dengan pembimbing atau guru pai, dalam proses pembelajaran peserta didik menjalankan pembelajaran dengan

18 Lihat Transkrip Wawancara Nomor: 03/W/10-06-2023

19 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 01/W/23-03-2023

sibuk membaca, menulis, menghafalkan dan setelah hafal mereka menyetorkan pada pembimbing di kelas.

3. Evaluasi Program Pembelajaran Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan di SMPN 2 Ponorogo

Setelah pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an dengan metode ummi, pihak sekolah dan pembimbing atau tutor perlu melakukan evaluasi pembelajaran, evaluasi ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian pembelajaran Al-Qur’an juga sebagai bahan perbaikan. siswa dalam Terkait evaluasi dalam pembelajaran btqataual- qur’an di SMPN 2 Ponorogo, Ibu Zuhriyatur Rosyida menyatakan bahwa :

“Untuk proses evaluasi hanya dilihat dari seberapa lancar baca peserta didik dan sudah sejauh mana mereka memehami jilid atau al-qur’an, selain itu juga melihat kehadiran siswa dalam proses pembelajaran.”.20

Khusnul Khotimah menyampaikan:

“Evaluasi tidak serupa dengan pelajaran-pelajaran lainnya karena ini kan program khusus jadi untuk evaluasinya dari saya itu langsung. Jadi, anak selesai menghafalataumembaca kemudian di nilai dan tidak ada evaluasi lanjutan”21

Ibu Siti Maemunah juga menambahkan:

“Evaluasi hanya dikelas, tetapi pada kali ini direncanakan tiap akhir semester akan ada evaluasi keseluruhan” 22

20 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 02/W/13-03-2023

21 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 03/W/10-06-2023

22 Lihat Transkrip Wawancara Nomor : 04/W/10-06-2023

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa evaluasi pembelajaran Al-Qur’an di SMPN 2 Ponorogo dilakukan dengan tes pelajaran yang dilakukan setiap saat atau setiap pertemuan di dalam kelas secara langsung.

C. Analisis Data

1. Analisis Data Perencanaan Program Pembelajaran Al-Qur’an dalam meningatkan Mutu Lulusan di SMPN 2 Ponorogo

Perencanaan pembelajaran bertujuan guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam rencana tersebut jelas kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, berhubung dengan hal ini, menurut Ragan & Smith (1992), perencanaan pembelajaran berkaitan dengan proses sistematik dalam menterjemahkan prinsip-prinsip pembelajaran dan pembelajaran kedalam suatu perencanaan.23 Perencanaan menurut Davis menjelaskan bahwa perencanaan pengajaran adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk merumuskan tujuan mengajar.24

Perencanaan dalam pembelajaran Al-Qur’an merupakan suatu persiapan dari sebelum dilaksanakannya proses kegiatan belajar mengajar al-qur’an.

Tahapan awal dengan menyeleksi peserta didik, seleksi awal ini diperlukan untuk mengetahui kompetensi peserta didik yang mengikuti kegiatan instrakulikuler tahfidz al-qur’an dan qiro’atul qur’an dengan materi awal yaitu

23 Farida Jaya, Perencanaan Pembelajaran, (Medan, UIN SUMATRA UTARA, 2019), 8.

24 Cahyo Budi U, Manajemen Pembelajaran, ( Semarang: UNNES PRESS, 2018), 93

kemampuan membaca al-qur’an dengan sesuai kaidah tajwid dan mahrijul huruf.

Proses perencanaan pembelajaran Al-Qur’an di SMPN 2 Ponorogo dilakukan melalui 4 tahap :

a. Penentuan tujuan belajar, tujuan pembelajaran atau sasaran belajar merupakan rumusanataupernyataan spesifik dan konkrit tentang apa yang ingin dicapai oleh peserta didik setelah mengiuti kegiatan pembelajaran tertentu.

Berkaitan dengan teori diatas, unsur pertama yang harus ada dalam perencanaan pembelajaran tersebut yaitu tujuan. Dimana perencanaan pembelajaran tersebut SMPN 2 Ponorogo terbukti sudah memenuhi dalam perencanaan program pembelajaran BTQ dalam meningkatkan mutu lulusannya seperti yang telah dipaparkan pada desrikripsi data penelitian bahwa tujuan dari pembelajaran Al-Qur’an di SMPN 2 dari informan yang didapat adalah agar peserta didik diharapkan dapat mengetahui serta memahami cara membaca dan mengahafalkan Al-Qur’an dengan baik dan benar dan bisa menulis atau menggambungkan tulisan arab. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar dalam merancang rencana pembelajaran menurut Smith & Regan (1992) pembelajaran yang baik adalah yang efisien, efesien yang dimaksud adalah mempergunakan watu secepat mungkin untuk mencapai tujuan.

b. Metode Pembelajaran

Dokumen terkait