• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Uji Instrumen Penelitian

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji instrumen penelitian, dimana instrumen yang digunakan dalam penelitian akan dapat berfungsi dengan baik apabila instrumen tersebut valid dan reliabel. Instrumen yang baik akan mampu mengumpulkan data yang benar – benar menggambarkan fenomena yang ada.

a) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu data yang di dapatkan dari instrument yang dapat mengukur dari apa yang diukur misalkan pada suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Hasil penelitian yang valid apabila terdapat suatau kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada pada objek yang diteliti. (Ghozali, 2012: 52). Untuk mengukur variabel kepuasan nasabah jawaban responden dikatakan valid apabila item - item dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur dalam kuesioner tersebut.

Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item yaitu mengkolerasi sekor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skorb butir.

38

Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat tersebut adalah r = 0,3. (Sugiyono, 2012:188)

b) Uji Reliabilitas

Instrument yang reliabel adalah instrument yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012 : 173). Pengujian reliabilitas instrument pada penelitian ini menggunakan SPSS. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila r alpha > r tabel. Menurut Sugiyono (2012:189) suatu instrument dikatakan reliabel apabila harga korelasi ( r )di atas 0,6 atau nilai alpha Cronbach ≥ 6.

c) Analisis faktor konfirmatori

Analisis Faktor digunakan untuk mengkonfirmasi teori apakah variabel terukur mampu menjelaskan variabel yang dibentuk (Utama, 2009:147). Nilai – nilai yang digunakan untuk menguji validitas dalam analisi faktor adalah seperti berikut:

Tabel 3.1. Nilai Validitas Variabel

Nilai Validitas Cut - Off - Value

KMO (Kaiser Meyer Olkin) ≥ 0,50

X2 (Chi Square) Diharapkan besar

Significance Probability < 0,05

Eigen Value >1,00

Varians kumulatif ≥ 60 %

Anti Image ≥ 0,50

Sumber : Utama, 2009: 150

39 3.9.2 Analisis regresi berganda

Analisis regresi berganda bertujuan untuk dapat melakukan prediksi , dimana memperkirakan nilai pengaruh dari variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y). Bentuk umumnya :

Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e ……….…………(2) Dimana :

Y : Kualitas Produk (variabel terikat)

X1: Pemberdayaan Karyawan(variabel bebas) X2: Keterlibatan aktif karyawan (variabel bebas) X3: Pelatihan karyawan (variabel bebas)

b1: Koefisien regresi variabel Kualtias Produk

b2: Koefisien regresi variabel Keterlibatan aktif karyawan b2: Koefisien regresi variabel Pelatihan karyawan

e :error

a. Uji asumsi klasik 1) Uji multikolinearitas

Penelitian ini menggunakan alat uji regresi berganda, dimana model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya.

Untuk menguji apakah terdapat korelasi diantara variabel bebas (independen) maka perlu melakukan Uji Multikoloniaritas. Dapat juga dilihat dari nilai tolerance ≤ 0,1 dan nilai variance Inflation Factor (VIF) ≥ 10 menunjukan terdapat gejala miltikoloniaritas (Suyana, 2012:106).

40 2) Uji heteroskedastisitas

Uji ini untuk melihat apakah dalam model regresi memiliki ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Hal ini dapat dilihat dari grafik plot dimana jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastiditas. Selai itu uji ini juga dapat menggunakan uji glejser jika variable independen signifikan secara statistik mempengaruhi variable dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2012:139).

3) Uji normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable residual mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Kita dapat melihatnya dari normal probability plot apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tersebut berdistribusi normal, selain itu juga dapat dilihat dari besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov yang signifikan (Ghozali, 2012:141).

b. Uji Ketepatan Model Regresi (Uji F)

Uji ketepatan model regresi atau uji F adalah uji pengaruh keseluruhan variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji ketepatan model regresi dapat dilakukan dengan menggunakan statistik F (Wirawan, 2002: 292).

1. Formulasi hipotesis

Ho : b1,b2,b3 = 0: tidak ada pengaruhsecara simultan terhadap variabel strategis, taktis dan operasional terhadap kualitas produk.

41

H1 : b1,b2,b3 > 0: ada pengaruhsecara simultan terhadap variabel strategis, taktis dan operasional terhadap kualitas produk.

.

2. Menentukan tingkat signifikansi α = 5% = 0,05

3. Kriteria pengujian Ho diterima jika sig. F ≥ 0,05 Ho ditolak jika sig. uji F < 0,05

4. Perhitungan

………(3) Analisis dibantu dengan software SPSS

5. Menarik kesimpulan.

2) Uji signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas (uji t) Tahap-tahap yang digunakan dalam uji t (Wirawan, 2002: 288) :

1. Formulasi hipotesis

Ho : βi = 0, variabel bebas i tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas produk.

H1 : βi > 0, variabel bebas i berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas produk.

2. Menentukan tingkat signifikansi α = 5 % atau 0.05

3. Kriteria Pengujian

Ho diterima jika sig. uji t ≥ 0,05

42 Ho ditolak jika sig. uji t < 0,05

4. Mencari t hitung

………. (4) Nilai t hitung dihitung dengan bantuan program SPSS.

5. Menarik kesimpulan

43 BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum CV. Garuda Bali

Perusahaan “Garuda Bali” yang berlokasi di Jalan Raya Mas Ubud, Gianyar (80571 ) adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur sebagai produsen wood handicraft, perdagangan umum termasuk expor-impor, packaging, dan pengiriman barang melalui laut (shipping) barang-barang kerajinan tangan yang terbuat dari kayu (wood handicraft) khas Bali.

CV. Garuda Bali berdiri sejak tahun 1972, ketika itu permintaan akan barang-barang kerajinan produk daerah Bali mulai memasuki masa perkenalan menuju pertumbuhan (growth). Pemerintah pada era 1970-an sedang giat-giatnya melakukan kegiatan promosi pariwisata Bali baik sebagai destinasi maupun memperkenalkan produk-produk kerajinan kayu (wood handicraft). Peluang yang sangat bagus tersebut betul-betul dimanfaatkan oleh para pengusaha di Bali termasuk CV. Garuda Bali untuk berkreasi dibidang usaha kerajinan kayu. Semenjak itu usahanya terus berkembang dan sekarang telah memiliki pabrik besar, tempat servis, packaging, serta kantor pusat sebagai tempat display room produk-produk terbaru Garuda Bali yang tersebar di beberapa lokasi di Gianyar.

Perusahaan memanfaatkan tenaga kerja yang sebagian besar berasal dari sekitar Kabupaten Gianyar. Penduduk dengan karakteristik di bidang seni ukir kayu memang tersebar di sekitar desa Mas Ubud Gianyar. Tidak heran

44

jika CV. Garuda Bali banyak merekrut serta mempekerjakan tenaga kerja lokal.

Berbagai jenis kayu sebagai bahan baku seperti mahoni, jempinis, panggal buaya, eben, jati, waru, sengon kebanyakan berasal dari luar pulau Bali. Kayu lokal disamping kualitas yang kalah bersaing dengan kualitas kayu luar, juga disebabkan pasokan yang ada kurang mampu memenuhi permintaan akan kayu yang dibutuhkan oleh para pengerajin di Bali.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian produksi dan pemasaran, 90 persen pemasaran produk “Garuda Bali” untuk pasar luar negeri dengan rincian distribusi 70 persen dipasarkan di AS, 30 persen sisanya ke Eropa, seperti Jerman, Swedia, Belanda, Perancis, Inggris, dan pasar Australia.

Sisanya 10 persen untuk pasar domestik yang dipasarkan melalui retailer di berbagai lokasi di Pulau Jawa, terutama di Jakarta. Hingga kini pengiriman produk handicraft telah mampu mencapai lebih dari 2000 m3 per tahun suatu jumlah yang cukup besar. Untuk menjamin kualitas ekspor, perusahaan telah memiliki bagian khusus yang mengadakan pengawasan terhadap kualitas (Quality Controll departement/QC). Di samping itu, Garuda Bali memiliki pula departemen penelitian dan pengembangan produk (Research and Development) atau R/D yang bertugas untuk memantau perkembangan pasar di luar negeri seperti selera konsumen dan posisi produk dalam persaingan.

4.2 Uji Instrumen Penelitian

4.2.1 Uji Validitas

Suatu instrumen dalam penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen dikatakan valid apabila

45

memiliki koefisien korelasi antara butir dengan skor total dalam instrumen tersebut lebih besar dari 0,30 dengan tingkat kesalahan Alpha 0,05.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian untuk Variabel Strategi

No Indikator Pearson

Correl ation (r)

Sig. (2- tail ed)

Keterangan

1 Kepemimpinan 0.881 0.000 Valid

2 Budaya organisasi 0.847 0.000 Valid

3 Perbaikan berkelanjutan 0.822 0.000 Valid

4 Benchmarking 0.803 0.000 Valid

5 Kualitas sasaran dan kebijakan 0.894 0.000 Valid Sumber: Lampiran 4

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel Strategi adalah valid karena semua indikator memiliki nilai korelasi ( r ) di atas 0,3 dengan signifikansi di bawah 0,05.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian untuk Variabel Taktis

No Indikator Pearson

Correl ation (r)

Sig. (2- tail ed)

Keterangan

1 Tim pembangunan dan pemecahan masalah

0.873 0.000 Valid

2 Pemberdayaan karyawan 0.875 0.000 Valid

3 Keterlibatan dan pelatihan 0.875 0.000 Valid 4 Penggunaan teknologi informasi 0.866 0.000 Valid

5 Manajemen pemasok 0.838 0.000 Valid

Sumber: Lampiran 4

46

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel Taktis adalah valid karena semua indikator memiliki nilai korelasi ( r ) di atas 0,3 dengan signifikansi di bawah 0,05.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian untuk Variabel Operasional

No Indikator Pearson

Correl ation (r)

Sig. (2- tail ed)

Keterangan

1 Desain barang dan jasa 0.928 0.000 Valid

2 Pengawasan proses 0.909 0.000 Valid

3 Orientasi konsumen 0.882 0.000 Valid

Sumber: Lampiran 4

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel Operasional adalah valid karena semua indikator memiliki nilai korelasi ( r ) di atas 0,3 dengan signifikansi di bawah 0,05.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian untuk Variabel Kualitas Produk

No Indikator Pearson

Correl ation (r)

Sig. (2- tail ed)

Keterangan

1 Sikap karyawan atas kinerja yang dihasilkan

0.892 0.000 Valid

2 Kehandalan produk yang dihasilkan

0.803 0.000 Valid

3 Kesesuaian produk yang dihasilkan dengan spesifikasi rekayasa

0.891 0.000 Valid

4 Kurabilitas (daya tahan) produk yang dihasilkan

0.858 0.000 Valid

Sumber: Lampiran 4

47

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel Kualitas produk adalah valid karena semua indikator memiliki nilai korelasi ( r ) di atas 0,3 dengan signifikansi di bawah 0,05.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas terhadap instrumen penelitian ini menggunakan nilai Alpha Cronbach, yakni untuk mengetahui unidimensionalitas butir-butir pernyataan terhadap variabel laten yang diteliti (Strategi, Taktis, Operasional dan Kualitas produk). Nilai Alpha Cronbach dinyatakan reliabel jika nilainya lebih besar atau sama dengan 0,60 (Ghozali, 2004). Rekapitulasi uji reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

No Variabel Alpha Keterangan

1 Strategi 0,901 Reliabel

2 Taktis 0,912 Reliabel

3 Operasional 0,890 Reliabel

4 Kualitas produk 0,875 Reliabel

Sumber: Lampiran 5

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk setiap variabel lebih besar dari 0,60. Jadi dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel telah memenuhi syarat reliabilitas atau kehandalan.

4.3 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian menyajikan penilaian responden untuk setiap butir-butir pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner penilaian responden dasajikan menurut variabel Strategi, Taktis, Operasional dan Kualitas produk

48

dengan mengunakan skala pengukuran 1 sampai 5. Untuk mendeskripsikan penilaian rata-rata responden mengenai variabel-variabel dalam penelitian, hasil jawaban responden disesuaikan dengan desain skala pengukuran yang telah ditetapkan kemudian diformulasikan ke dalam beberapa interval kelas (Suharsono, 2010:21). Rumus interval kelas adalah sebagai berikut:

kelas Jumlah

terendah nilai

- tertinggi Nilai

kelas Interval =

8 , 5 0

1 - kelas 5

Interval = =

Dari interval kelas tersebut maka dapat diketahui batasan nilai masing-masing kelas menjadi dasar penentu katagori rata-rata jawaban responden penelitian.

1,00 – 1,80 = Sangat tidak baik 1,81 – 2,60 = Tidak baik 2,61 – 3,40 = Cukup baik 3,41 – 4,20 = Baik 4,21 – 5,00 = Sangat baik

Tabel 4.6 Penilaian Responden terhadap Variabel Strategis

Indikator Frekuensi Jawaban Jumlah Rata-

1 2 3 4 5 Skor Rata

1. Kepemimpinan 2 16 25 18 5 206 3.12

2. Budaya organisasi 0 21 18 21 6 210 3.18 3. Perbaikan berkelanjutan 2 18 15 27 4 211 3.20

4. Benchmarking 1 17 13 29 6 220 3.33

49 5. Kualitas sasaran dan

kebijakan

2 18 20 19 7 209 3.17

Rata-rata 3.20

Sumber: Lampiran 3

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata antara 2,61 dan 3,40 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai cukup baik. Indikator kepemimpinan dinilai dengan rata-rata paling rendah yaitu 3,12. Demikian juga secara rata-rata variabel Strategis memiliki nilai 3,20 yang artinya variabel Strategis sudah dinilai cukup baik.

Penilaian responden terhadap variabel taktis dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Penilaian Responden terhadap Variabel Taktis

Indikator Frekuensi Jawaban Jumlah Rata- 1 2 3 4 5 Skor Rata 1. Tim pembangunan dan

pemecahan masalah

5 15 24 22 0 195 2.95

2. Pemberdayaan karyawan 4 14 21 19 8 211 3.20 3. Keterlibatan dan

pelatihan

0 11 22 26 7 227 3.44

4. Penggunaan teknologi informasi

2 17 21 25 1 204 3.09

5. Manajemen pemasok 2 14 25 19 6 211 3.20

Rata-rata 3.18

Sumber: Lampiran 3

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar indikator memiliki nilai rata-rata antara 2,61 dan 3,40 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai cukup baik. Indikator keterlibatan dan pelatihan dinilai dengan rata-rata paling rendah yaitu 3,44 yang berarti sudah dinilai baik. Indikator Tim

50

pembangunan dan pemecahan masalah dinilai dengan rata-rata terendah yaitu 2,95 yang termasuk dalam penilaian cukup baik. Demikian juga secara rata- rata variabel Taktis memiliki nilai 3,18 yang artinya variabel Taktis sudah dinilai cukup baik.

Tabel 4.8 Penilaian Responden terhadap Variabel Operasional

Indikator Frekuensi Jawaban Jumlah Rata-

1 2 3 4 5 Skor Rata

1. Desain barang dan jasa 1 17 21 23 4 210 3.18

2. Pengawasan proses 2 18 23 14 9 208 3.15

3. Orientasi konsumen 0 11 28 24 3 217 3.29

Rata-rata 3.21

Sumber: Lampiran 3

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata antara 2,61 dan 3,40 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai cukup baik. Indikator Pengawasan proses dinilai dengan rata-rata paling rendah yaitu 3,15. Demikian juga secara rata-rata variabel Operasional memiliki nilai 3,21 yang artinya variabel Operasional sudah dinilai cukup baik.

Tabel 4.9 Penilaian Responden terhadap Variabel Kualitas Produk

Indikator Frekuensi Jawaban Jumlah Rata-

1 2 3 4 5 Skor Rata

1. Sikap karyawan atas kinerja yang dihasilkan

13 25 14 9 5 166 2.52

2. Kehandalan produk yang dihasilkan

1 16 24 21 4 209 3.17

3. Kesesuaian produk yang dihasilkan dengan spesifikasi rekayasa

4 12 26 18 6 208 3.15

4. Kurabilitas (daya tahan) produk yang

0 16 25 18 7 214 3.24

51 dihasilkan

Rata-rata 3.02

Sumber: Lampiran 3

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebagian besar indikator memiliki nilai rata- rata antara 2,61 dan 3,40 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai cukup baik. Indikator Sikap karyawan atas kinerja yang dihasilkan dinilai dengan rata-rata paling rendah yaitu 2,52.. Demikian juga secara rata- rata variabel Kualitas produk memiliki nilai 3,02 yang artinya variabel Kualitas Produk sudah dinilai cukup baik.

4.4. Model Pengukuran (Measurement Model)

Uji measurement model dalam penelitian ini menggunakan uji validitas model. Validitas model pengukuran untuk mengetahui apakah semua muatan faktor (loading factor) mempunyai validitas yang baik. Analisis Faktor Konfirmatori digunakan untuk mengetahui validitas model.

Tabel 4.10. Nilai Validitas Model Strategis

Nilai Validitas Cut - Off - Value

Hasil Analsis Kete- rangan KMO (Kaiser Meyer Olkin) ≥ 0,50 0,827 Valid X2 (Chi Square), α=0,05;

df=10

≥ 18,31 222,949 Valid

Significance Probability < 0,05 0,000 Valid

Eigen Value >1,00 3,714 Valid

Varians kumulatif ≥ 60 % 74,281 Valid

Anti Image ≥ 0,50 0,785 sampai

dengan 0,926

Valid

Loading factor ≥ 0,50 0,833 sampai

dengan 0,895

Valid Sumber : Lampiran 6

52

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa semua kriteria penilaian tentang validiatas model Strategis terpenuhi (valid) sehingga dapat disimpulkan bahwa kelima indikator tersebut valid membentuk model atau konstruk Strategis.

53 Tabel 4.11. Nilai Validitas Model Taktis

Nilai Validitas Cut - Off - Value

Hasil Analsis Kete- rangan KMO (Kaiser Meyer Olkin) ≥ 0,50 0,734 Valid X2 (Chi Square), α=0,05;

df=10

≥ 18,31 257,146 Valid

Significance Probability < 0,05 0,000 Valid

Eigen Value >1,00 3,768 Valid

Varians kumulatif ≥ 60 % 75,366 Valid

Anti Image ≥ 0,50 0,657 sampai

dengan 0,887

Valid

Loading factor ≥ 0,50 0,846 sampai

dengan 0,887

Valid Sumber : Lampiran 6

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa semua kriteria penilaian tentang validiatas model Taktis terpenuhi (valid) sehingga dapat disimpulkan bahwa kelima indikator tersebut valid membentuk model atau konstruk Taktis.

Tabel 4.12 Nilai Validitas Model Operasional

Nilai Validitas Cut - Off - Value

Hasil Analsis Kete- rangan KMO (Kaiser Meyer Olkin) ≥ 0,50 0,720 Valid X2 (Chi Square), α=0,05;

df=3

≥ 7,82 70,842 Valid

Significance Probability < 0,05 0,000 Valid

Eigen Value >1,00 2,233 Valid

Varians kumulatif ≥ 60 % 74,442 Valid

Anti Image ≥ 0,50 0,705 sampai

dengan 0,751

Valid

Loading factor ≥ 0,50 0,847 sampai

dengan 0,872

Valid Sumber : Lampiran 6

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa semua kriteria penilaian tentang validiatas model Operasional terpenuhi (valid) sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga indikator tersebut valid membentuk model atau konstruk Operasional.

54

Tabel 4.13 Nilai Validitas Model Kualitas Produk

Nilai Validitas Cut - Off - Value

Hasil Analsis Kete- rangan KMO (Kaiser Meyer Olkin) ≥ 0,50 0,841 Valid X2 (Chi Square), α=0,05;

df=6

≥ 12,59 156,120 Valid

Significance Probability < 0,05 0,000 Valid

Eigen Value >1,00 3,090 Valid

Varians kumulatif ≥ 60 % 77,255 Valid

Anti Image ≥ 0,50 0,837 sampai

dengan 0,858

Valid

Loading factor ≥ 0,50 0,882 sampai

dengan 0,888

Valid Sumber : Lampiran 6

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa semua kriteria penilaian tentang validiatas model Kualitas Produk terpenuhi (valid) sehingga dapat disimpulkan bahwa keempat indikator tersebut valid membentuk model atau konstruk Kualitas Produk.

4.5. Pengaruh Variabel Strategis, Taktis dan Operasiona terhadap Kualitas Produk

4.5.1 Pelaporan hasil analisis Regresi

Berdasarkan hasil analisis data pada Lampiran 7 maka dapat dilaporkan hasil analisis regresinya sebagai berikut:

Persamaan Regresi: Y = 0,336X1 + 0,344X2 + 0,304X3

Std Error : 0,102 0,109 0,084 T hitung : 3,304 3,145 3,612

Sig uji t : 0,002 0,003 0,001 R square = 0,830

Fhitung = 100,684 Sig Uji F = 0,000

Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa variabel bebas Strategi (X1), Taktis (X2) dan Operasional (X3) memiliki

55

pengaruh positif yang signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresinya bernilai dengan nilai signifikansi uji t semuanya di bawah 0,05.

Jika variabel Strategis, Taktis dan Operasional mengalami peningkatan , maka variabel Kualitas Produk juga akan meningkat secara signifikan.

4.5.2 Pemenuhan uji asumsi klasik

Model regresi akan lebih tepat digunakan dan menghasilkan perhitungan yang lebih akurat, apabila beberapa asumsi berikut dapat terpenuhi. Uji asumsi klasik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear sederhana antara lain Uji Normalitas, Uji Multikoleniaritas dan Uji Heterokedastisitas.

a) Uji Normalitas Data

Merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah dalam residual dari model regresi yang dibuat berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi residual yang normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini Uji Normalitas dilakukan dengan menguji normalitas residual dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov, yaitu dengan membandingkan distribusi komulatif relatif hasil observasi dengan distribusi komulatif relatif teoritisnya. Jika probabilitas signifikansi nilai residual lebih besar dari 0,05 berarti residual terdistribusi dengan normal. Demikian pula sebaliknya, jika probabilitas signifikansi residual lebih rendah dari 0,05 berarti residual tidak terdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 8 didapat nilai signifikansi sebesar 0,435 seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 4.14. Karena

56

nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov di atas 0,05 maka didapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.

Tabel 4.14Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

66 -.0052716 .40255264 .107 .080 -.107 .870 .435 N

Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unst.

Residual

Test distribution is Normal.

a.

Calculated from data.

b.

Sumber: Lampiran 8

b). Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF kurang dari 10, maka dapat dikatakan model telah bebas dari multikolinearitas. Berdasarkan analisis data (Lampiran 7) didapat nilai VIF variabel Strategis sebesar 3,774, nilai VIF Variabel Taktis sebesar 4,359 dan nilai VIF variabel Operasional sebesar 2,572. Karena nilai VIF kurang dari 10, maka dapat dikatakan model telah bebas dari multikolinearitas

57 c) Uji Heterokedastisitas

Merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai varians yang homogen. Utuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser, dengan meregres variabel bebas terhadap absolut residual. Jika variabel bebas yang diteliti tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap residual absolut, berarti model regresi tidak mengandung gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan uji Heteroskedastisitas pada Lampiran 9 didapat nilai signifikansi uji t variabel Strategis = 0,712, variabel Taktis =0,226 dan variabel Operasional = 0,061. Karena nilai signifikansi uji t pada uji Heteroskedastisitas di atas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung heteroskedastisitas.

4.5.3 Uji Ketepatan Model Regresi (UJi Pengaruh Simultan/Uji F)

Uji ketepatan model regresi untuk memprediksi pengaruh variabel Strategis, Taktis dan Operasional terhadap Kualitas produk diuji dengan menggunakan Uji F. Langkah-langkah melakukan Uji F adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan Formulasi Hipotesis

Ho : β1= β2 = β3= 0; tidak ada pengaruh secara simultan dari variabel Strategis, Taktis dan Operasional terhadap Kualitas produk

Hi : β12, β3 > 0; ada pengaruh secara simultan dari variabel Strategis, Taktis dan Operasional terhadap Kualitas produk

58 2) Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan adalah 5 persen, α = 0,05, 3) Merumuskan Kriteria Pengujian

Jika sig uji F hitung > 0,05 maka Ho ditolak Jika sig uji F hitung >= 0,05 maka Ho diterima 4) Analisis Data

Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS diperoleh nilai Fhitung sebesar 100,684 dengan signifkansi 0,000 (Lampiran 7)

5) Menarik Kesimpulan

Nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 100,684 dengan signfikansi sebesar 0,000.

Karena nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.. Besarnya pengaruh variabel bebas tersebut ditunjukkan oleh niai R Square sebesar 0,830. Hal ini berarti bahwa 83,0% perubahan Kualitas produk dipengengaruhi oleh variabel Strategis, Taktis dan Operasional sedangkan sisanya sebesar 17,0%

ditentukan oleh variabel di luar model.

4.5.4 Uji signifikansi pengaruh variabel Strategis, Taktis dan Operasional terhadap Kualitas produk

Pengaruh variabel Strategis, Taktis dan Operasional terhadap Kualitas produk diuji dengan menggunakan Uji t. Langkah-langkah melakukan Uji t untuk masing-masing variabel bebas dijelaskan seperti berikut ini.

a) Pengaruh variabel Strategis terhadap kualitas produk

1) Merumuskan Formulasi Hipotesis

Ho : β1 <= 0; tidak ada pengaruh positif yang signifikan variabel Strategis terhadap Kualitas produk

59

Hi: β1 > 0; ada pengaruh positif yang signifikan variabel Strategis terhadap Kualitas produk

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan adalah 95 persen, α = 0,05, 3) Merumuskan Kriteria Pengujian

Jika sig uji t hitung <0,05maka Ho ditolak Jika sig uji t hitung > 0,05 maka Ho diterima 4) Analisis Data

Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS diperoleh nilai thitung variabel Strategis sebesar 3,304 dengan signifikansi 0,002 (Lampiran 7)

5) Menarik Kesimpulan

Nilai thitung yang diperoleh sebesar 3,304 dengan signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak sehingga Hi diterima dengan uraian ada pengaruh positif yang signifikan variabel Strategis terhadap Kualitas produk.

b) Pengaruh variabel Taktis terhadap kualitas produk

1) Merumuskan Formulasi Hipotesis

Ho : β1 <= 0; tidak ada pengaruh positif yang signifikan variabel Taktis terhadap Kualitas produk

Hi: β1 > 0; ada pengaruh positif yang signifikan variabel Taktis terhadap Kualitas produk

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan adalah 95 persen, α = 0,05, 3) Merumuskan Kriteria Pengujian

Dokumen terkait