BAB III METODE PENELITIAN
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara menganalisis data penelitian, termasuk alat-alat statistik yang relevan digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti (Noor, 2017). Teknik analisis data menggunakan statistik deskripsi, uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda dan uji hipotesis dengan bantuan komputer dan SPSS.
Penelitian ini mengukur efektivitas pengelolaan piutang menggunakan rasio aktivitas yaitu rasio perputaran piutang dan untuk mengukur pengendalian piutang menggunakan rasio penagihan untuk mengatasi jika terjadi piutang tak tertagih dan untuk meningkatkan efektivitas keuangan perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2011) dalam penelitian (Werita, Desmi, 2021) pengukuran efektivitas pengelolaan piutang piutang dengan menggunakan rasio aktivitas yaitu rasio perputaran piutang. Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata- rata) piutang itu terjadi. Rasio perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit terhadap saldo piutang rata-rata selama periode tertentu. Apabila angka piutang rata-rata sama dengan nol (0), berarti perusahaan sudah tidak memiliki piutang lagi atau dengan kata lain, semua piutang sudah tertagih. Sedangkan untuk mengukur pengendalian piutang juga menggunakan rasio aktivitas yaitu rasio penagihan. Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang dimiliki perusahaan.
Laba/Rugi diukur menggunakan rasio profitabilitas. Menurut Hery (2016)rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Sanjaya (2018) adapun rasio yang digunakan adalah Return OnAssets (ROA). Rasio ini mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan pendapatan atau keuntungan dari asset yang dimiliki.Serta rasio perputaran kas yang digunakan untuk mengukur arus kas perusahaan.Menurut Kuswadi (2008) dalam penelitian (Anggraini, Ramayani dan Dahen, 2013) perputaran kas (cash turnover) menunjukkan berapa kali kas perusahaan berputar
dalam satu periode melalui penjualan. Dengan kata lain, perputaran kas dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kas perusahaan mampu menghasilkan penjualan. Perputaran kas berguna untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas perusahaan dalam mengelolah dana kasnya guna menghasilkan pendapatan dari penjualan.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul atau variabel yang diteliti sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Pramitasari et al., 2016).
Statistik deskriptif akan dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), standar deviasi, nilai maksimun dan nilai minimum untuk data dengan skala rasio. Sementara untuk skala nominal uji statistik deskriptif akan dilihat dari distribusi deskriptif.
Tabel 3.1 Tabel Variabel Variabel Definisi Teori
Indikator Skala
Efektivitas pengelolaan piutang Piutang (X1)
Efektivitas pengelolaan piutang piutang adalah
kemampuan perusahaan dalam mengelola
piutang secara baik sesuai
Rasio Aktivitas
Perputaran piutang = Penjualan Kredit Per tahun Rata-rata Piutang
Sumber : (Werita dan Desmi, 2021)
Rasio
dengan tujuan yang ditetapkan.
Sistem
pengelolaan yang efektif akan mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam
menjalankan kebijakan
penjualan barang atau jasa secara kredit (Husna, 2015)
Pengendalian Piutang (X2)
Pengendalian piutang menurut (Natalia;
Soebandi &
Wardhana,
2015)yakni proses pengamanan yang efesien dan efektif dilakukan atas piutang usaha, baik dari segi pengamanan atas perolehan fisik kas,
pemisahan tugas, sampai pada tersedianyan catatan akuntansi yang akurat.
Rasio Aktivitas
Rasio Penagihan =Jumlah Piutang Tertagihx100%
Penjualan Kredit
Sumber : (Werita dan Desmi, 2021)
Rasio
Laba/rugi (Y)
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban dari suatu
Rasio
perusahaan dalam suatu periode tertentu (Shatu, 2016).
Rasio Profitabilitas
ROA = Laba Bersih x 100%
Total Aset Sumber : (Sanjaya, 2018)
Arus Kas(M)
Laporan arus kas merupakan laporan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari perusahaan selama periode tertentu (Yuwana
& Christiawan, 2014)
Rasio Aktivitas
Perputaran Kas =Penjualan Bersihx100%
Rata-rata Kas Sumber :(Anggraini, Ramayani dan Dahen, 2013)
Rasio
2. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik atau persamaan regresi berganda yang digunakan(Algifari, 2017). Pengujian ini terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas,uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai ditribusi normal ataukah tidak. Pengujian terhadap asumsi normalitas pada model regresi
estimasi tidak perlu melakukan pengujian normalitas pada semua variabel yang diamati dalam model regresi, cukup pada residual model regresi estimasi saja (Algifari, 2017). Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Untuk mendeteksi apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak dapat dilihat dari hasil Kolmogorov-Smirnov.Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik. Menurut Algifari(2017) analisis grafik dapat dilakukan dengan:
1) Melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distrbusi normal, dan
2) Normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal. Maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Cara lain adalah dengan uji statistik one-simple kolmogorov-smirnov.
Dasar pengambilan keputusan dari one- simple kolmogorov-smirnov adalah:
1) Jika hasil one-simple kolmogorov-smirnov di atas tingkat signifikansi 0,05 menujukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika hasil one-simple kolmogorov-smirnov di bawah tingkat signifikansi 0,05 tidak menujukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut:
1) Apabila memperoleh koefisien korelasi sederhana yang tinggi diantara sepasang variabel perjelas. Tingginya koefisien korelasi merupakan syarat yang cukup untuk terjadinya multikolinieritas. Akan tetapi koefisien yang rendah pun belum dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas sehingga koefisien korelasi parsial maupun korelasi simultan diantara semua variabel penjelas perlu dilihat lagi.
2) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, variance inflation factor (VIP). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Pengertiansederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance yang rendah dama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF
= 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance > 0,10 (10%) atau sama dengan nilai VIF < 10.
c. Uji heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2016) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresiterjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, makadisebut homoskedastiditas danjika berbeda disebut heteroskedastisitas. Mengukur heteroskedastisitas dengan melihat ada/tidaknya pola tertentu pada grafik Scattter Plot dengan ketentuan:
1) Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk polatertentu yang teratur maka menujukkan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka akan ada indikasi masalah autokorelasi yang muncul apabila data yang digunakan adalah data tuntut waktu (time series). Autokorelasi terjadi
apabila ada korelasi antar observasi dalam satu variabel (Algifari, 2017), maka untuk mengetahui autokorelasi kita harus melihat nilai ujiDurbin Watson. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan ujiDurbin Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nolditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika d terletak antara dU dan (4-dL), maka hipotesis nol diterima, yangberarti tidak ada autokorelasi.
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau antara (4-dL) dan (4-dL), makatidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
3. Uji Hipotesis
Persamaan regresi yang diperoleh dalam suatu proses perhitungan tidakselalu baik untuk mengestimasi nilai variabel terikat. Untuk mengetahui apakahsuatu persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabeldependen atau tidak, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda (multiple regression) dilakukan untukmenguji pengaruh dua atau lebih variabel independen (explanatory) terhadap satuvariabel dependen (Janie, 2012). Model regresi berganda dalam pernyataan ini dinyatakan sebagai berikut :
Y = α + β 1X1 + β 2X2 + e
Keterangan:
Y : Laba/Rugi α : Konstanta
β 1 : Koefisien Regresi Efektivitas pengelolaan Piutang β 2 : Koefisien Regresi Pengendalian Piutang
X1 : Variabel Efektivitas pengelolaan Piutang X2 : Variabel Pengendalian Piutang
e : Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian/
variabel pengganggu
Menyelesaikan analisis data ini secara keseluruhan digunakan SoftwareProgram SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan semua hasil outputdata yang dihasilkan kemudian diintepretasikan satu per satu termasukdidalamnya menentukan koefisien korelasi (R) untuk mengukur tingkat hubunganantara variabel bebas dan variabel terikat dan koefisien determinasi (R2) antaravariabel bebas dan terikat.
b. Moderated Regression Analysis (MRA)
Variabel moderasi adalah variabel independen yang akan memperkuat ataumemperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variable dependen (Liana, 2009). Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah arus kas.Model analisis regresi moderating digunakan untuk menguji hipotesis adalahsebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β4M + β5X1*M + β6X2*M + e
Keterangan:
Y : Laba/Rugi
X1 : Efektivitas pengelolaan Piutang X2 : Pengendalian Piutang
M : Arus Kas
X1*M : Interaksi antara Efektivitas pengelolaan Piutang dengan Arus Kas
X2*M : Interaksi antara Pengendalian Piutang dengan Arus Kas α : Kostanta
β1- β 7 : Koefisien Regresi e : Error Term
Perhitungan dengan SPSS akan diperoleh keterangan atau hasil tentang koefesien deteminasi (R2), uji F, uji t untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut, yakni:
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Tujuan analisis koefisien determinasi (R2) adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependen (Ghozali, 2013). Dalam pengujian hipotesis koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai R Square (R2).Untuk mengetahui
seberapa jauh variable bebas Self efficacy dan Locus of control berpengaruh terhadap kinerja auditor.
2) Uji Regresi Secara Simultan
Uji Simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat (Ghozali, 2013).
Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi.
Tingkat signifikansi untuk uji ini yang sering digunakan adalah menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05), jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama- sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara efektivitas pengendalian internal, asimetri informasi, dan law enforcement terhadap fraud pemerintahan secara bersama-sama.
3) Uji Regresi Secara Parsial
Uji ini bertujuan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Uji persial pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Hasil uji T dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Jika probabilitas nilai T atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dan berlaku sebaliknya.
54 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pengelolaan air minum di Kota Parepare diteruskan oleh Pemerintah Swapraja (Pemerintah Daerah Parepare) yang sebelumnya dikelola pada saat setelah Proklamasi Kemerdakaan RI tahun 1945 oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dimulai sekitar tahun 1926 dan berstatus Instansi Water Leideng Afdeling Oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pengelolaan air bersih diperlukan penanganan secara khusus sehingga pengelolaan air bersih diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umun Kota Parepare yang pada saat itu memiliki dua sumber air di Soreang dengan kapasitas produksi 4 liter/detik.
Namun pada tahun 1972 kebutuhan air minum sudah sangat mendesak untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi Rumah Sakit, sehingga pihak UNICEF melalui Dinas Kesehatan Kota Parepare mengadakan pemasangan jaringan pipa transmisi/distribusi sepanjang 5.200 m, untuk melayani masyarakat pada daerah yang padat penduduknya, Dinas Pekerja Umum melaksanakan pemasangan jaringan pipa sepanjang 4.650 m. Pada saat itu jumlah pelanggan baru mencapai 490 sambungan atau cakupan pelanggan hanya 6% dari jumlah penduduk Parepare.
Sejak peralihan dari pemerintah Belanda kepada pemerintah Swapraja, system penyediaan air minum berstatus sebagai dinas perusahaan air minum.
Pemerintah Daerah Kota Parepare mengawasi dan mengelola PDAM.Secara
teknis dan administratif Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare masih ditangani oleh Dinas Pekerja Umum dengan anggaran belanja bersumber dari APBD Kota Parepare, namun secara normatif PDAM telah terbentuk.Selanjutnya di keluarkan Surat Keputusan Walikota KDH Tingkat II Parepare No.KPTS.15/Wkp/1980 tanggal 1 Januari 1980, dan pada tanggal 15 April 1980 dilakukan serah terima atas segala hak dan kewajiban, perlengkapan dan kekayaan serta usaha-usaha pengurusan air minum dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepae kepada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare.
2. Struktur Otrganisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan interaksi antara tiap bagian dan posisi yang terdapat dalam suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional buat mencapai tujuan. Struktur organisasi selalu ditemui pada sebuah perusahaan atau organisasi dalam skala yang berbeda dan bahkan menjadi sesuatu yang harus dimiliki.Setiap organisasi memiliki hak istimewa untuk membuat konstruksi otoritas mereka seperti yang ditunjukkan oleh kebutuhan organisasi.Struktur organisasi setiap perusahaan berbeda-beda, bergantung jenis bisnis yang dijalankannya.
Manajemen yang dijalankan berdasarkan struktur organisasi yang baik dan jelas serta di dukung oleh anggota-anggota yang profesional didalam bidangnya serta dapat meningkatkan kemampuan dalam mengelola perusahaan secara profesional dan selalu siap menghadapi persaingan bisnis.
Berikut ini adalah struktur organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare serta uraian tugas dari masing-masing bagian:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare
3. Uraian Tugas Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare a. Dewan Pengawas
Tugas dan Wewenang Dewan Pengawas PDAM Kota Parepare adalah : 1) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap
pengurusan dan pengelolaan PDAM
2) Memberikan pertimbangan dan saran kepada Walikota diminta atau tidak diminta guna perbaikan dan pengembangan PDAM antara lain pengangkatan Direktur, Program kerja yang diajukan oleh Direktur, rencana perubahan status kekayaan PDAM, rencana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain, serta menerima, memeriksa dan atau menandatangani Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan.
Dewan Pengawas
Gambar 2Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum
Kota Parepare
Direktur Utama
Manajer Teknik dan
Informasi
Manajer Hubungan Langganan
Manajer Keuangan
Manajer Umum
Gambar 4.1 - Struktur Organisasi PDAM 1
3) Memeriksa dan menyampaikan Rencana Strategis Bisnis dan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM yang dibuat Direktur kepada Walikota untuk mendapatkan pengesahan.
4) Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Direktur
Tugas Direktur yaitu menyusun perencanaan, melaksanakan koordinasi serta pengawasan segala aktivitas operasional PDAM, membina pegawai, mengurus serta mengelola kekayaan PDAM, menyelenggarakan administrasi umum serta keuangan, menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan (Business plan/Corporate plan) yang disahkan oleh Walikota lewat usul Dewan Pengawas, menyusun serta menyatakan rencana bisnis serta anggaran tahunan PDAM yang menggambarkan penjabaran tahunan dari rencana strategis bisnis kepada Walikota lewat Dewan Pengawas serta menyusun dan mengantarkan Laporan segala aktivitas PDAM.
c. Manajer Teknik dan Informasi
Manajer Teknik dan Operasi dibawah pengawasan Direktur yang bertanggung jawab atas pengendalian kebijakan umum di Divisi Teknik dan Operasi, merancang, mengatur dan mengevaluasi aktivitas pembuatan dan pengolahan, transmisi dan distribusi, perencanaan dan pengawasan metode, pemeliharaan dan perbaikan meter, pemeliharaan mutu air dan laboratorium, membentuk tim pengendalian kehabisan air guna menyusun strategi pengurangan kehilangan air, pendataan dan tindak lanjut, pula menata,
membina, mengevaluasi dan memperkirakan kinerja bawahan langsung dan juga menjalin koordinasi dengan pejabat terkait dalam mendukung penerapan tugas pokok serta peranannya dan memberi masukan serta pertimbangan kepada atasan langsung dan melakukan tugas- tugas lainnya yang diberikan atasan langsungnya.
d. Manajer Hubungan dan Langganan
Berada dibawah Pengawasan Direktur, bertanggung jawab atas pengendalian kebijakan umum di bidang Hubungan Langganan dengan merancang, mengatur serta mengevaluasi aktivitas layanan dan aduan, aktivitas administrasi langganan, kegiatan rekening, aktivitas pelayanan mobil tangki dan menata, membina, mengevaluasi kinerja bawahan langsung, serta pula menjalakan koordinasi dengan pejabat terkait dalam mendukung penerapan tugas pokok dan peranannya dan membagikan masukan serta pertimbangan kepada atasan langsung dan juga Melakukan tugas- tugas yang lain yang diberikan atasan langsung.
e. Manajer Keuangan
Manajer Keuangan berada dibawah pengawasan Direktur, bertanggung jawab atas Pengendalian kebijakan universal di divisi keuangan, dengan merancang, mengatur serta mengevaluasi aktivitas pembukuan serta akuntansi, aktivitas pengelolaan kas serta pajak, aktivitas penagihan perencanaan keuangan serta asset dan menata, membina, mengevaluasi serta memperhitungkan kinerja bawahan langsung dan menjalakan koordinasi dengan pejabat terkait dalam menunjang penerapan tugas pokok serta
peranannya dan juga membagikan masukan dan pertimbangan kepada atasan langsung dan melakukan tugas- tugas lainnya yang diberikan atasan langsung.
f. Manajer Umum
Manajer Umum berada dibawah pengawasan Direktur dan bertanggung jawab atas pengendalian kebijakan umum di bidang umum, menyusun, mengatur serta mengevaluasi aktivitas sumber daya manusia dan rumah tangga, aktivitas gudang, aktivitas pembelian dan menata, membina, mengevaluasi serta memperhitungkan kinerja bawahan langsung dan menjalakan koordinasi dengan pejabat terkait dalam mendukung penerapan tugas pokok serta peranannya dan juga memberi masukan serta pertimbangan kepada atasan langsung begitu pula melakukan tugas- tugas lainnya yang diberikan atasan langsung.
B. Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Deskriptif variabel dari 20 sampel dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Table 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4. 1 - Hasil Uji Statistik D eskriptif( N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Efektivitas Pengelolaan 20 .94 5.54 2.7789 1.31859
Pengendalian Piutang 20 .83 1.04 .9940 .04383
Laba Rugi 20 -.01 .09 .0180 .02339
Arus Kas 20 1.12 7.78 4.6658 2.10897
Valid N (listwise) 20 (Sumber : Output SPSS 22(2022))
Tabel 4.1 menunjukkan hasil Descriptive Statistics dari tiap variabel penelitian.
Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan hasil analisis dengan menggunakan descriptive statistics terhadap variabel efektivitas pengelolaan piutang dengan nilai minimum sebesar 0,94, nilai maximum dari variabelefektivitas pengelolaan piutang sebesar 5,54, dan nilai mean atau rata-rata dari variabelefektivitas pengelolaan piutang sebesar 2,7789, dengan nilai standar deviasi untuk variabel efektivitas pengelolaan piutang sebesar 1,31859. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada nilai rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa data variabel efektivitas pengelolaan piutang yang dikeluarkan perusahaan memiliki nilai yang merata.
Variabel pengendalian piutang menunjukkan nilai minimum sebesar 0,83, nilai maximum dari variabel pengendalian piutang sebesar 1,04, nilai mean atau rata-rata dari variabel pengendalian piutang sebesar 0,9940, dengannilai standar deviasi untuk pengendalian piutang sebesar 0,04383. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada nilai rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa data pengendalian piutangyang dikeluarkan perusahaan memiliki rentang variasi data.
Variabel laba rugi menunjukkan nilai minimum sebesar -0,01, nilai maximum dari variabel laba rugi sebesar 0,09, nilai mean atau rata-rata dari variabel laba rugi sebesar0,0180, dengan nilai standar deviasi untuk variabel laba rugi sebesar 0,02339.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada nilai rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa data laba rugi yang dihasilkan perusahaan memiliki nilai yang merata.
Variabel arus kas menunjukkan nilai minimum sebesar 1,12, nilai maximum dari variabel arus kas sebesar 7,78, nilai mean atau rata-rata dari variabel arus kas sebesar 4,6658, dengan nilai standar deviasi untuk variabel arus kas sebesar 2,10897. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada nilai rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa data variabel arus kas yang dihasilkan perusahaan memiliki nilai yang merata.
Berdasarkantabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai minimum tertinggi terdapat pada variabel arus kas sebanyak1,12, untuk nilai minimum terendah terdapat pada variabel laba rugi dan yaitu sebesar -0,01. Nilai maximum tertinggi terdapat pada variabel arus kas, yaitu sebesar 7,78, Sedangkan untuk nilai maximum terendah terdapat pada variabel laba rugi, yaitu sebesar 0,09. Nilai mean atau rata-rata tertinggi terdapat pada variabel arus kas , yaitu sebesar 4,6658, sedangkan untuk nilai terendah mean atau rata-rata terdapat pada variabel laba rugi, yaitu sebesar 0,0180. Selanjutnya, standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel arus kas, yaitu sebesar 2,10897, sedangkan untuk standar deviasi terendah terdapat pada variable laba rugi, yaitu sebesar 0,02339.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik pada penelitian ini dilakukan dengan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Interpretasinya ditunjukkan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel-variabel yang digunakan untuk menguji hipotesis sudah berdistribusi normal atau tidak.Dalam