ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP LABA RUGI DENGAN ARUS KAS
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Akuntansi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
FARADIBA PUTRI AHMAD ANCONG 90400117110
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Faradiba Putri Ahmad Ancong
Nim : 90400117110
Tempat/Tgl/Lahir : Parepare, 06 Oktober 1999 Jur/Prodi/Konsentrasi : Akuntansi
Fakultas/ Program : Ekonomi dan Bisnis Islam
Alamat : Jl. Karya Bakti, Lapadde Mas No. 27, Kota Parepare
Judul : Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Terhadap Laba Rugi dengan Arus Kas Sebagai Variabel Moderasi
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Samata-Gowa, 23 Mei 2022 Peneliti
Faradiba Putri Ahmad Ancong 90400117110
ii
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih, tidak ada kata yang patut saya ucapkan selain puji syukur atas Kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti mampu merampung skripsi ini yang berjudul
“Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Terhadap Laba Rugi dengan Arus Kas Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare” yang merupakan tugas akhir dalam
menyelesaikan studi dan merupakan salah satu syarat yang perlu dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada program studi Akuntansi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Dalam proses penyusunan hingga skripsi telah terselesaikan, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari kata kesempurnaan, namun saya berharap agar karya ini dapat memberikan konstribusi untuk penelitian selanjutnya. Penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dorongan, motivasi sertas doa dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan kali ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih secara istimewa kepada kedua orang tua tercinta.Bapak Ahmad Ancong dan Mama Nuraema, SKM yang senantiasa selalu menjaga, membimbing, membesarkan serta mendidik saya dengan penuh kasih sayang, yang selalu memberikan dorongan dan doa tiada henti-hentinya. Semoga Allah selalu menjaga kesehatan dan memberikan kemulian disisi-Nya.
iv
Selama menempuh studi maupun dalam merampung dan menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Hamdan Juhannis M.A., Ph.D, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
3. Bapak Memen Suwandi, SE., M.Si, Selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Ibu Lince Bulutoding, SE., M.Si., Ak, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Terima kasih atas pembelajaran dan motivasi yang telah diberikan selama ini.
4. Bapak Dr. Jamaluddin M,SE., M.Si., selaku pembimbing pertama dan Ibu Namla Elfa Syariati, SE., M. SA., Ak, selaku pembimbing kedua yang penuh dengan kesabaran yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan yang sangat berharga kepada saya dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Memen Suwandi, SE., M.Si, selaku penguji pertama dan Bapak Mustafa Umar, S.Ag., M.Ag, selaku penguji kedua terima kasih atas waktu yang telah diluangkan, serta kritik dan saran yang membangun dalam pembuatan proposal hingga rampungnya skripsi ini.
6. Bapak Memen Suwandi, SE., M.Si, selaku dosen Penasehat Akademik yang selama ini telah mendampingi sayaselama menjalankan proses perkuliahan.
v
7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen yang telah membantu saya dalam menimbah ilmu dan memperluas wawasan selama saya mengikuti pendidikan di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
8. Segenap staf Jurusan dan Pegawai Akademik di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang telah memberikan pelayanan yang sangat baik selama sayamelakukan studi dan penyelesaian skripsi.
9. Bapak Andi Firdaus Djollong, SE, M.Si., Selaku Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare , Manajer dan para staf PDAM Kota Parepare yang telah banyak membantu saya selama melakukan penelitian disana.
10. Untuk teman-teman Seperjuangan Akuntansi Kelas-C Angkatan 2017 yang telah menemani selama 4 tahun proses belajar. Terima kasih banyak atas canda dan tawanya, keakraban yang bernuansa kekeluarga, persaudaraan, dukungan serta motivasi dan pembelajaran selama penulisan menempuh pendidikan di Universitaas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, dan terkhusus untuk sahabat-sahabat saya Humairah, Andini, Kak Iche, Awanda, Nilda, Aisyati, Annisa, Jumi, Ulfa, Irma, Risma, Herni dan Lisa yang tiada henti-hentinya menyemangati saya.
11. Teman-teman KKN angkatan 65 Kelurahan Paccinongang, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang senantiasa memberikan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
vi
12. Untuk teman-teman dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJ-Ak) yang tidak bisa penulis sebut satu persatu. Terima kasih atas motivasi, keakraban, persaudaraan dan pembelajaran selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
13. Untuk teman-teman angkatan L17ERASI yang telah membantu penulis sampai sejauh ini. Terima kasih atas bantuan yang tak terhingga yang penulis belum sempat bisa balas.
14. Seluruh teman-teman Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, kakak-kakak senior yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna walaupun telah menerima begitu banyak bantuan dari berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya tanggung jawab peneliti dan bukan para pemberi bantuan, kritik dan saran yang membangun akan lebih menyempurnakan skripsi ini.
Wabillahi Taufik Wal Hidayah Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Peneliti,
Faradiba Putri Ahmad Ancong 90400117110
vii DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... i
PENGESAHAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Teori Sinyal (Signaling Theory) ... 11
B. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 12
C. Piutang ... 14
E. Laporan Arus Kas... 21
F. Laporan Laba Rugi ... 26
G. Penelitian Terdahulu ... 28
H. Kerangka Pikir ... 32
I. Hipotesis Penelitian ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
viii
A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 39
B. Pendekatan Penelitian... 39
C. Populasi dan Sampel ... 40
D. Jenis dan Sumber Data ... 41
E. Metode Pengumpulan Data ... 41
F. Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 54
B. Analisis Data ... 59
C. Pembahasan Penelitian ... 76
BAB V PENUTUP ... 85
A. Kesimpulan ... 85
B. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 88
LAMPIRAN ... 94
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Piutang Usaha pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare ... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 28
Tabel 3.1 Tabel Variabel ... 44
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 59
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 62
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 63
Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 65
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 66
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Secara Simultan (Uji F) ... 67
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Secara Parsial (Uji T) ... 68
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 70
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Secara Simultan... 71
Tabel 4.11 Hasil Uji Interaksi ... 72
Tabel 4.12 Hasil Hipotesis ... 76
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 33 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare ... 56
xi
ABSTRAK
Nama : Faradiba Putri Ahmad Ancong Nim : 90400117110
Judul :Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Pengendalian PiutangTerhadap Laba Rugi dengan Arus Kas sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengelolaan piutang dan pengendalian piutang terhadap laporan laba rugi dengan arus kas sebagai variable moderasi (studi pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare).
Penelitianini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data sekunder.Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda dan analisis regresi moderasi dengan pendekatan interaksi.
Hasil penelitian menunjukkan efektivitas pengelolaan piutang berpengaruh signifikan terhadap laba rugi sedangkan pengendalian piutang berpengaruh tidak signifikan terhadap laba rugi.Selain itu arus kas mampu memoderasi hubungan efektivitas pengelolaan piutang terhadap laba rugi dan arus kas tidak mampumemoderasi hubungan pengendalian piutang terhadap laba rugi.
Kata Kunci: Efektivitas Pengelolaan, Pengendalian Piutang, Laba Rugi, Arus Kas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Seiring bertambah pesatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, banyak berdiri berbagai jenis perusahaan mulai dari skala kecil hingga skala besar, baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Karena perusahaan saat ini berkembang pesat maka akan menyebabkan persaingan yang ketat antara perusahaan (Jaya et al., 2020). Dalam menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu untuk mengelola faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar tujuan suatu perusahaan tercapai. Untuk mencapai tujuan dalam menghasilkan laba yang besar, setiap perusahaan atau organisasi akan memiliki berbagai aktivitas untuk mewujudkannya(Werita, Desmi, 2021).
Target dan tujuan utama perusahaan yang diperlukan sebagai strategi untuk membantu perusahaan dalam bersaing dan bertahan di berbagai kondisi.Salah satunya adalahperusahaan melakukan strategi penjualan kredit, dimana penjualan secara kredit dapatmeningkatkan jumlah penjualan perusahaan. Namun, konsekuensi dari kebijakan tersebut akan menimbulkan peningkatan jumlah piutang tak tertagih dan biaya-biaya lainnya yang muncul seiring denganpeningkatan jumlah piutang.
Sesuai dalam penelitian (Hayati, 2012) menjelaskan bahwa penjualan kredit tidak segera menghasilkan kas tetapi menyebabkan timbulnya piutang. Dimana hal ini akan berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan terutama pada arus kas.
Harahap dalam penelitian (Maruta, 2017)menjelaskan bahwa arus kas adalah suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaransuatupembukuan pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasional, pendanaan dan investasi.Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 informasi yang disajikan dalam laporan arus kas adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, setara kas dan memungkinkan para pengguna informasi untuk menilai dan membandingkan kas sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. Informasi yang digunakan untuk membantu investor dan kreditur untuk memprediksi jumlah arus kas mendatang yaitu dengan menyajikan laporan laba rugi.
Laporan laba rugi perusahaan menyajikan informasi seperti pendapatan, beban keuangan,beban pajak, dan laba atau rugi neto dari perusahaan(Ikatan Akuntan Indonesia, 2016).Laporan laba rugi memuat pendapatan dan beban yang berhubungan dengan aktivitas operasi perusahaan.Laba bersih memiliki komponen yang berulang dalam setiap pembentukan laporan laba rugi, informasi yang dimiliki oleh laporan laba rugi khususnya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menilai ketidakpastian arus kas dimasa depan karena dapat menunjukkan kinerja perusahaan selama tahun berjalan(Kieso et al., 2011). Besarnya penerimaan laba dilihat berdasarkan jumlah kas yang diterima dari kegiatan penjualan dikurangi beban-beban.Arus kas yang menggambarkan informasi historis dan besarnya laba bersih yang diperoleh sebuah perusahaan. Maka dapat dipastikan bahwa laba bersih bisa memprediksi arus kas dimasa depan. Jika laba bersih mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka dapat diprediksi bahwa arus kas juga akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Hal ini terjadi apabila piutang tak tertagih tidak terealisasi dengan benar atau dengan kata lain tidak tertagih(Sitompul, 2018).
Pada penelitian Syakur (2015),bahwa piutang timbul karena adanya pengakuan kepada pihak lain di waktu sebelumnya dalam bentuk uang, barang, jasa atau dalam bentuk piutang usaha yang harus dilakukan penagihan (collect) pada tanggal jatuh temponya. Hal ini sesuai(Hayati, 2012) bahwa peningkatan piutang yang diiringi oleh meningkatnya piutang tak tertagih perlu mendapat perhatian. Sebelum perusahaan melakukan penjualan kredit, maka perusahaan perlu memperhitungkan dahulu mengenai jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang, syarat penjualan dan pembayaran yang diinginkan, kemungkinan kerugian piutang (piutang tak tertagih) dan resiko yang akan timbul lainnya, oleh karena itu, sistem pengelolaan piutang harus dilakukan secara efektif dan efisien.
Menurut Husna (2015)efektivitas pengelolaan piutang menjadi kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang secara baik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Sistem pengelolaan yang efektif akan mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang atau jasa secara kredit, danberlaku sebaliknya pada pelemahan pengumpulan dan prosedur penagihan yang akan berdampak munculnya resiko piutang tak tertagih. Pengendalian piutang dalam (Natalia et al.,2015)yakni adalah proses pengamanan yang efesien dan efektif dilakukan atas piutang usaha, baik dari segi pengamanan atas perolehan fisik kas,pemisahan tugas, sampai pada tersedianya catatan akuntansi yang akurat. Sistem
pengendalian piutang yang baik akan mengalami pengaruh keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan secara kredit. Demikian pula sebaiknya, kelalaian dalam pengendalian piutang dapat mengakibatkan yang fatal bagi perusahaan (Juita dan Rivandi, 2019). Adapun upaya dalam meningkatkan kinerja keuangan untuk menekankan biaya-biaya pengelolaan piutang usaha seperti penyisihan piutang, penagihan piutang yang bermasalah, dan penghapusan piutang usaha diperlukan sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik (Werita dan Desmi, 2021).
Dilihat dari luasnya elemen-elemen dalam laporan keuangan, maka peneliti melakukan penelitian hanya pada elemen piutang yang dipilih dengan pertimbangan bahwa piutang merupakan transaksi yang bersifat sementara dari perpindahan uang tunai yang disebabkan adanya pembayaran secara kredit dan umumnya hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan hak (uang tunai) dari pembayaran kredit menyebabkan tingkat kerawanan dari tindakan-tindakan penyelewengan sangat rentan terjadi. Selain itu, kebijakan-kebijakan yang bersangkutan dengan piutang dapat mengakibatkan terjadinya penyelewengan yang membuat perusahaan menderita kerugian, seperti kebijakan penghapusan piutang, kerugian piutang, metode pencatatan tidak sesuai dan lain sebagainya (Irmayanti, 2018)
Penyediaan air minum di Kota Parepare,didirikan sejak tanggal 23 Mei 1975.
Sesuai Perda No.1 Tahun 1975 PDAM Parepare telah terbentuk, namun secara teknis dan administrasi masih ditangani oleh Dinas Pekerja Umum dengan anggaran yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)Parepare, danpada tanggal 15 April 1980 dilakukan serah terima hak dan kewajiban kepada
PDAM untuk dikelola secara teknis dan administratif menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku(PLUS, 2019).
Keberadaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Parepareberkembang tahap demi tahap melalui sejarah yang cukup panjang, sebagaimana seperti perusahaan pemerintah lainnya yang dituntut untuk bebas dari praktek yang menyimpang. Pada umumnya tujuan suatu perusahaan ditinjau dari sudut pandang ekonomi yaitu untuk memperoleh keuntungan, menjaga kelangsungan hidup, dan kesinambungan operasi perusahaan yang besar dan tangguh.Pengelolaan yang baik, khususnya pengelolaan manajemen keuangan sehingga modal yang dimiliki bisa berfungsi dengan baik maka akan membuat kesuksesan pada perusahaan (Irmayanti, 2018).
Tabel 1.1
Piutang Usaha pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare
Sumber:Laporan Keuangan PDAM Kota Parepare, 2016-2020
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat jika lima tahun terakhir terjadi fluktuasi jumlah piutang usaha yakni, pada tahun 2016 sebesar 5.267.763.219, kemudian mengalami peningkatan tahun 2017 sebesar 5.875.265.889, dan menurun kembali dua tahun berikutnya sebesar 5.002.478.872 pertahun 2019 dan kembali meningkat
Tahun Piutang Usaha (Dalam Rupiah)
2016 5.267.763.219
2017 5.875.265.889
2018 5.674.522.450
2019 5.002.478.872
2020 5.030.337.707
tahun 2020 sebesar 5.030.337.707 (Laporan Keuangan PDAM Kota Parepare, 2016- 2020).
Laporan piutang usaha pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare menunjukkan bahwa sebagian besar pelanggan melakukan pembayaran piutang lewat dari jadwal jatuh tempo pembayaran. Hal tersebut menyebabkan lambatnya piutang kembali menjadi kas dan membuat perusahaan tidak efektif dalam mengelola piutangnya.Selain berdampak terhadap operasional perusahaan juga akan mempengaruhi administrasi perusahaan, sehingga mengganggu proses penagihan piutang yang dilakukan oleh bagian penagihan (Irmayanti, 2018). Perusahaan juga tidak memperhatikan kriteria pemberian piutang kepada pelanggan, sehingga pelanggan dengan mudah mengajukan piutang dan tidak mampu memenuhi kewajibannyadan pada akhirnya perusahaan sulit untuk meningkatkan laba.Seperti yang dikemukakan dalam Quran Surat Al-Baqarah/2:282 Allah Berfirman:
ا َنْيِرَّنا اَيُّيَآٰ ي ًَ ِِۖلْدَعْناِب ٌۢ بِتاَك ْمُكَنْيَّب ْبُتْكَيْن ًَ ُُۗه ٌُْبُتْكاَف ىًّمَسُّم ٍمَجَا ىٰٓ نِا ٍنْيَدِب ْمُتْنَياَدَت اَذِا ا ٌُْٰٓنَم
اَمَك َبُتْكَّي َْْا بِتاَك َََْْي َلَا
َهاللّٰ ِقَّتَيْن ًَ ُّقَحْنا ِوْيَهَع ْيِرَّنا ِمِهْمُيْن ًَ ْْۚبُتْكَيْهَف ُ هاللّٰ ُوَمَّهَع ًَْا اًيْيِفَس ُّقَحْنا ِوْيَهَع ْيِرَّنا َْاَك ِْْاَف ُۗأًـْيَش ُوْنِم ْسَخْبَي َلَا ًَ ٗوَّب َز
ُِۗلْدَعْناِب ٗوُّيِن ًَ ْمِهْمُيْهَف ٌَُى َّمِمُّي َْْا ُعْيِطَتْسَي َلَا ًَْا اًفْيِعَض ...
Terjemah :
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan.Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun daripadanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar…” (Q.S Al-Baqarah/2:282).
Ayat yang telah dijelaskan diatas menjadi perintah Allah kepada orang yang beriman agar mereka melaksanakan ketentuan-ketentuan Allah setiap melakukan transaksi utang piutang, melengkapinya dengan alat bukti sehingga dapat dijadikan dasar untuk menyelesaikan perselisihan yang mungkin timbul dikemudian hari, dan menyelesaikan utang piutang sesuai dengan waktu yang telah disepakati dalam akad.
Pembuktian ini bisa berupa bukti tertulis dan adanya saksi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Bagus et al., 2015), menyatakan bahwa pengelolaan dan pengendalian piutang yang efektif akan mempengaruhi peningkatkan profitabilitas (laba) dimana standar penjualan kredit yang diterapkan oleh perusahaan belum menggambarkan piutang dikelola secara optimal. Persyaratan kredit yang diberikan kepada pelanggan belum mendapatkan keuntungan oleh perusahaan, karena pelanggan lebih menyukai jika pembayarannya tepat pada tanggal jatuh tempo ditetapkan perusahaan. Piutang yang dikelola perusahaan pada akhirnya belum mencapai target, sehingga perusahaan mendapatkan sedikit peluang keuntungan dari timbulnya perputaran piutang yang lambat dan pada akhirnya mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
Sebaliknya, penelitian yang dilakukan (Debby,2018), tentangefektivitas pengelolaan piutang piutang terhadap peningkatan laba membuktikan bahwa penjualan kredit perusahaan mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir secara signifikan, dan pengumpulan piutang bertambah cepat, sehingga dari hasil pengumpulan piutang dapat diputar oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan. Kredit yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada pembeli menjadikan pengelolaan piutang perusahaan mempengaruhi efisiensi penanaman modal kerja dalam piutang
dan laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan (Mikhrunnisah, 2020) menyatakan bahwa pengelolaan piutang yang tidak efektif berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan dikarenakan dimana perusahaan memiliki banyak piutang yang tidak tertagih (tertunggak) tetapi tetap mampu memperlihatkan peningkatan laba.
Adanya perbedaan hasil penelitian beberapa peneliti yang meneliti variabel yang sama, menjadi hal yang mendasari penelitian ini dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yaitu dengan menggunakan arus kas sebagai variabel moderasi.Peneliti menggunakan arus kas sebagai pemoderasi karena peneliti belum menemukan penelitian sebelumnya yang menggunakan arus kas sebagai moderasinya dalam hubungan efektivitas pengelolaan piutang dan pengendalian piutang terhadap laba.
Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik mengangkat judul penelitian “Analisis Efektivitas pengelolaan piutang dan Pengendalian Piutang Terhadap Laporan Laba Rugi dengan Arus Kas sebagai Pemoderasi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Parepare”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul yang telah disebutkan sebelumnya, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Apakah efektivitas pengelolaan piutang piutang berpengaruh terhadap laba rugi?
2. Apakah pengendalian piutang berpengaruh terhadap laba rugi?
3. Apakah arus kas memoderasi efektivitas pengelolaan piutang piutang terhadap laba rugi?
4. Apakah arus kas memoderasi pengendalian piutang terhadap laba rugi?
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan penelitian ini adalah seabagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas pengelolaan piutang terhadap laba rugi
b. Untuk mengetahui pengaruh pengendalian piutang terhadap laba rugi c. Untuk mengetahui arus kas memoderasi efektivitas pengelolaan piutang
terhadap laba rugi
d. Untuk mengetahui arus kas memoderasi pengendalian piutang terhadap laba rugi
2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk digunakan sebagai bahan informasi yang bermanfaat dan memberikan konstribusi untuk melakukan analisis efektivitas pengelolaan piutang dan pengendalian piutang terhadap laba rugi dan peranannya dalam laporan arus kas.
b. Kegunaan praktis 1) Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan Peneliti untuk mempraktekan teori yang telah diperoleh selama menempuh perkuliahan sehingga Peneliti dapat menambah pengetahuan secara praktis tentang masalah -masalah yang dihadapi oleh perusahaanserta dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan Peneliti pada masa yang akan datang.
2) Bagi peneliti selanjutnya
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahun dan menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.
11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Teori sinyal didasarkan pada asumsi bahwa informasi yang diterima oleh masing-masing pihak tidak sama. Dengan kata lain, teori sinyal berkaitan dengan asimetri informasi. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi.
Untuk itu, manajer perlu memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan melalui penerbitan laporan keuangan (Listiana, 2011).
Menurut Jama’an (2008) teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa saja yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencengah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.
Informasi yang diterima oleh investor terlebih dahulu diterjemahkan sebagai sinyal yang baik (good news) atau sinyal yang jelek (bad news).Apabila laba yang dilaporkan oleh perusahaan meningkat maka informasi tersebut dapat dikategorikan sebagai sinyal baik karena mengindikasikan kondisi perusahaan yang baik.
Sebaliknya apabila laba yang dilaporkan menurun maka perusahaan berada dalam kondisi tidak baik sehingga dianggap sebagai sinyal yang jelek. (Brigham dan Houston, 2001) menyatakan bahwa isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal yang baru diperlukan dengan cara-cara lain. Sedangkan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual saham.
Berdasarkan penelitian ini teori sinyal menjelaskan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberi sinyal dan informasi kepada manajemen perusahaan tentang keadaan keuangan.Informasi tersebut menyatakan bahwa bagaimana pengelolaan piutang perusahaan tersebut dikelola dengan baik.
Teori ini dapat menjadi sinyal atau informasi bagaimana seharusnya kondisi pengelolaan piutang perusahaan dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki suatu perusahaan di masa yang akan datang.
B. Teori Keagenan (Agency Theory)
Agency Theory yang dikembangkan oleh (Jensen dan Meckling, 1976) teori keagenan merupakan basis teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agency) yaitu manajer. Pemisahaan pemilik dan manajemen di dalam literatur akuntansi disebut dengan Teori Keagenan (Agency Theory) (Brigham dan Houston, 2001). Teori ini merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset
akuntansi yang merupakan modifikasi dari berbagai model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek perilaku manusia dalam model ekonomi.
Menurut teori ini hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan. Teori keagenan (agency theory)hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut.
Hubungan principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetric information) karena agent berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan principal (Irmayanti, 2018).
Kaitannya dengan peneilitian ini adalah, hubungan keagenan dengan pengelolaan piutang merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (principal) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan principal, sehingga menimbulkan manajemen laba.Manajersecara moral bertanggungjawab dalam pengelolaan piutang untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian, terdapat dua kepentingan yang berbeda didalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang
dikehendaki (Ali, 2002). Manajemen menjadi pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak manejemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham (Hadistya dan Hardika, 2021).
C. Piutang
Menurut Soemarso (2004) piutang adalah salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang muncul karena adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur. Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan.Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.
Menurut Hery (2014), istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan barang dan jasa secara kredit (untuk piutang pelanggan, yang terdiri atas piutang usaha dan memungkinkan piutang wesel), memberikan pinjaman (untuk piutang karyawan, piutang debitur yang biasanya langsung dalam bentuk piutang wesel, dan piutang bunga), maupun sebagai akibat kelebihan pembayaran kas kepada pihak lain. Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, namun bersifat bertahap (Fahmi, 2013).
(Kieso, 2011) Secara umum piutang memiliki orientasi yang berbeda-beda, tergantung tujuan dan maksud diadakan piutang tersebut, oleh karenanya jenis-jenis
piutang antara perusahaan jasa dengan perusahaan industri memiliki beberapa perbedaan memiliki hal karakteristiknya. Berikut ini akan disebutkan beberapa klasifikasi piutang yang sering digunakan, antara lain:
1. Piutang Dagang (Usaha)
Pada umumnya piutang itu diakui pada saat pemindahan hak (transfer of title) dari penjualan kepada pembeli (konsumen).Namun kenyataannya bahwa pengakuan piutang dengan syarat ini sering mengalami kesulitan dalam praktek, disebabkan perbedaan waktu antara penyerahan barang (produk) dengan pengakuan pendapatan.
2. Piutang Non Dagang (Piutang Lain-lain)
Piutang jenis ini adalah merupakan kelompok piutang yang timbul bukan dari usaha normal perusahaan, atau dengan kata lain selain dari piutang dagang piutang non dagang memiliki jangka waktu pelunasan sangat relatif, disesuaikan dengan sifat-sifat transaksi-transaksi atas piutang yang dilakukan, sehingga jangka waktunya ada yang kurang dari satu tahun atau lebih dari satu periode akuntansi.
3. Piutang Penghasilan
Piutang penghasilan adalah penghasilan yang masih akan diterima, penghasilan seperti ini diperoleh atas dasar waktu, dimana besarnya piutang jenis ini akan diketahui pada akhir periode akuntansi. Adanya pengklasifikasian berbagai piutang maka dalam hal ini yang termasuk piutang non dagang antara lain:
a) Persekot dalam kontrak pembelian.
b) Klaim terhadap perusahaan pengangkutan untuk barang-barang yang rusak atauhilang.
c) Klaim perusahaan asuransi atas kerugian-kerugian yang dipertanggungkan.
d) Klaim terhadap pegawai perusahaan.
e) Klaim terhadap pajak.
f) Tagihan terhadap langganan untuk pengembalian tempat barang.
g) Uang muka anak perusahaan.
h) Uang muka kepada pegawai perusahaan.
i) Piutang deviden.
j) Piutang pesanan pembelian saham dan lain-lain.
Tetapi apabila perusahaan mempunyai hubungan jual beli dengan sesuatu pihak sehingga terhadap pihak tersebut perusahaan mempunyai piutang dagang lain dan juga mempunyai hutang dagang, maka dalam penyajian di neraca tidak boleh dilakukan kompensasi antara piutang dengan hutang tetapi masing-masing harus dinyatakan terpisah (Irmayanti, 2018).
Meskipun demikian bukan saja piutang dagang dan piutang non dagang mengalami penyesuaian dalam penyusunan neraca akan tetapi ada juga baru ditempatkan pada neraca apabila penghasilannya sudah menjadi hak perusahaan.
Kejadian semacam ini dinamakan piutang penghasilan yang mana tagihan perusahaan ada pihak lain yang timbul dari penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi sampai saat penyusunan neraca belum diterima pembayarannya
(Azizah, 2017). Oleh karena penghasilan dari penjualan barang dagangan biasanya diakui pada periode dimana barang-barang dikirimkan atau jasa-jasa para pembeli walaupun penerimaan hasil penjualannya harus terjadi beberapa waktu kemudian, selain itu hasil penjualan suatu periode mungkin berbeda dengan jumlah penerimaan kas pada periode bersangkutan. Jumlah penjualan dan trend penjualan selalu mendapat sorotan dari manajemen, atau pihak-pihak lainnya.Kenaikan dalam volume penjualan merupakan bukti adanya perkembangan dan memungkinkan diperolehnya laba. Kebalikannya apabila.terjadi penurunan dalam volume penjualan memberikan petunjuk terhadap kemungkinan akan kerugian. Dari pengertian piutang melalui proses awal terbentuknya apakah itu piutang dagang, piutang non dagang, maupun piutang penghasilan, nampak bahwa terjadinya piutang tersebut bukan hanya merupakan transaksi intern atau transaksi yang berdiri sendiri tetapi memiliki rangkaian administrasi atau pembukuan dalam melibatkan beberapa orang yang pada akhirnya menciptakan suatu prosedur tersendiri (Azizah, 2017).
1. Perputaran Piutang
Perputaran piutang menurut Riyanto (2001) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah.
Perputaran piutang menurut Keown (2008) menyatakan bahwa meskipun beberapa dari penjualan dilakukan dalam bentuk tunai, sebagian besar akan
terlibat dalam bentuk kredit. Kapan pun sebuah penjualan dilakukan dengan kredit, ini akan meningkatkan piutang perusahaan. Kepentingan tentang bagaimana sebuah perusahaan mengatur perputaran piutang bergantung pada tingkatan sebesar apapun perusahaan tersebut menjual dalam bentuk kredit.
Perputaran piutang menurutKasmir (2010) menyatakan bahwa perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputaran dalam satu periode.
Berdasarkan pendapat oleh para ahli di atas, maka dapat diartikan bahwa perputaran piutang merupakan suatu angka yang menunjukkan berapa kali suatu perusahaan melakukan tagihan atas piutangnya pada suatu periode tertentu.Angka ini di peroleh berdasarkan hubungan antara saldo piutang rata- rata dengan penjualan kredit.
2. Kriteria Penjualan Kredit
Menurut Sudana (2011) peningkatan kualitas kredit maka dibuatkanlah kriteria penilaian kredit, yaitu sebagai berikut:
a) Character (watak), kemungkinan dari para pelanggan secara jujur berusaha memenuhi kewajibannya.
b) Capacity (kapasitas), pendapat subjektif mengenai kemampuan pelanggan. Ini diukur dari record tahun sebelumnya, atau dengan observasi fisik pada pabrik dan toko pelanggan.
c) Capital (modal), diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum, dimana hal ini menunjukkan dengan analisis ratio finansial, khususnya ditekankan pada “tangible networth” perusahaan.
d) Collateral (jaminan), dicerminkan dari aktiva yang dijaminkan bagi keamanan kredit.
e) Conditions (kondisi), menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan atau perkembangan khusus dalam bidang ekonomi yang mempengaruhi efek terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.
3. Pengendalian Piutang
Piutang merupakan unsur penting dalam neraca perusahaan.
Proseduryang wajar dan cara pengamanan yang cukup terhadap piutang ini adalah penting bukan saja untuk keberhasilan perusahaan, tetapi juga untuk memelihara hubungan yang memuaskan dengan pelanggan. Tentunya yang dimaksudkan dengan piutang bukan hanya piutang para pelanggan, tetapi juga meliputi piutang kepada pegawai, wesel tagih, piutang klaim biaya transport, dan piutang klaim asuransi. Namun, piutang para pelanggan merupakan piutang yang terpenting dalam jumlah totalnya (Amri dan Hendarsyah, 2017), sehingga dibutuhkan pengelolaan termasuk didalamnya bagaimana mengendalikan piutang tersebut.
D. Efektivitas pengelolaan piutang dan Pengendalian Piutang
1. Efektivitas pengelolaan piutang Piutang
Menurut Amirullan dan Hanafi (2002) dalam penelitian (Fitria dan Prissilia, 2013) efektivitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan secara tepat. Sedangkan efektivitas menurut Handoko (1997) adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang manajer yang efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau cara yang tepat untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas piutang adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola piutangnya dengan tetap dan baik untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.Tujuan yang diinginkan tersebut yaitu mencapai tingkat perputaran piutang serta umur rata-rata piutang yang diharapkan.
2. Pengendalian Piutang
Menurut Riyanto dalam penelitian (Yasni, 2016) Pengendalian piutang merupakan suatu perangkat alat yang perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya, karena piutang yang tak bias ditagih adalah aspek yang akan merugikan perusahaan, untuk mengantisipasi munculnya kerugian akibat tidak tertagihnya piutang maka sebelum perusahaan memberikan pinjaman maupun menambah pinjaman sebelumnya pihak terlebih dahulu mengadakan penilaian tentang kondisi atau kemampuan ekonomis calon pembeli yang bias disesuaikan dengan keadaan.
Pengendalian piutang adalah suatu perangkat alat yang perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena piutnag yang tidak dapat ditagih merupakan factor yang merugikan perusahaan (Budianas, 2013).
Dalam pengendalian piutang diperlukan suatu usaha untuk mengawasi tiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah maupun kuantitasnya, waktu ataupun kondisi debiturnya. Tidak hanya perihal tersebut, perusahaan butuh menetapkan kebijakan piutang yang biasa digunakan sebagai pedoman untuk unit kerja yang mengurusi permasalahan piutang perusahaan, untuk melakukanpengendalian kredit atas dana yang tertanam pada piutang, maka manajer perlu memperhatikan beberapa faktor yang peprlu dipertimbangkan oleh perusahaan.
E. Laporan Arus Kas
Menurut Donald (2005) arus kas bebas adalah jumlah arus kas diksresioner perusahaan untuk membeli investasi tambahan, melalui hutangnya, membeli saham, atau menaikkan likuiditas.Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan arus kas keluar tersebut (Maruta, 2017). Menurut Maruta (2017) Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu:
1. Kegiatan Operasional
Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan, dan menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan pembelian dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya.
Misalnya menjual jasa dan non jasa. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya uang masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya.
Baik pendapatan dan biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya pendapatan tersebut belum tentu sama dengan uang yang diterima karena perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian halnya dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan arus keluar untuk biaya tersebut.
2. Kegiatan Investasi
Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan.
3. Kegiatan Keuangan atau Pendanaan
Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah kegiatan menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang kepada mereka.
Menurut Hery (2014) dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas di klasifikasikan menurut tiga kategori utama yaitu:
a. Aktivitas operasi adalah transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang akan menentukan laba bersih.
b. Aktivitas investasi adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali.
c. Aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian di mana kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik (pendanaan dengan ekuitas atau modal) dan para kreditor (pendanaan dengan utang).
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kas merupakan alat pertukaran yang berupa uang atau yang dapat dipersamakan dengan uang baik yang ada di perusahaan maupun yang ada di bank yang dapat diambil sewaktu- waktu tanpa mengurangi nilai nominalnya.Kas sangat mudah dipindah tangankan dan tidak dapat dibuktikan kepemilikannya, sehingga kas sangat mudah diselewengkan.Oleh karena itu, perlu diadakan pengawasan yang tepat terhadap kas dengan menerapkan sistem pengendalian intern yang baik.
Menurut Dyckman dan Dukes (2006), tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan, yang membantu investor dan kreditor memproyeksikan arus kas bersih perusahaan di masa depan. Untuk meraih tujuan ini, laporan arus kas melaporkan:
1. Kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode.
2. Transaksi investasi.
3. Transaksi pembiayaan.
4. Kenaikan atau penurunan bersih kas selama periode.
Dalam PSAK No. 2, perusahaan diwajibkan untuk melaporkan arus kas dari aktifitas operasi dengan menggunakan salah satu metode dibawah ini:
1. Metode Langsung
Metode langsung mengungkapkan kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto.Dalam metode ini setiap perkiraan yang berbasis akrual pada laporan laba rugi diubah menjadi perkiraan pendapatan dan pengeluaran kas sehingga menggambarkan penerimaan dan pembayaran actual dari kas.Jadi, metode langsung memfokuskan pada arus kas daripada laba bersih akrual, oleh karena itu dianggap lebih informatif dan terperinci.
Dijelaskan oleh IAI dalam PSAK No. 2, dengan metode langsung ini, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:
a. Dari catatan akuntansi perusahaan.
b. Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha dalam periode berjalan, pos bukan kas lainnya, dan pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
2. Metode Tidak Langsung
Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Jadi, pada dasarnya metode tidak langsung ini merupakan
rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan.Metode ini memberikan suatu rangkaian hubungan antara laporan arus kas dengan laporan laba rugi dan neraca.Dalam PSAK No. 2 juga diatur mengenai penentuan arus kas bersih dalam aktifitas operasi dalam metode tidak langsung. Dalam metode ini, arus kas bersih diperoleh dari aktifitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh sebagai berikut:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.
b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Perbedaan antara kedua metode ini terletak pada penyajian arus kas yang berasal dari kegiatan operasi.Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar.Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi.
F. Laporan Laba Rugi
Menurut Baridwan (2004) laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu (Shatu, 2016). Sedangkan menurut Pongoh (2013) laporan rugi laba adalah laporan yang memberikan informasi tentang komposisi keuangan penjualan, harga pokok, dan biayabiaya perusahaan selama suatu periode tertentu. Melalui laporan rugi-laba dapat diketahui jumlah keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang dialami oleh perusahaan selama periode tertentu tersebut.Berdasrakan bahwa laporan laba rugi adalah pengukur penghasilan suatu instansi atau perusahaan selama waktu tertentu, sehingga pengusaha dapat memperhitungkan keuangan dimasa mendatang.
Laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya untuk mencari keuntungan. Para investor akan menyukai perusahaan yang mengumumkan laba dibanding rugi karena dipandang sebagai good news, sehingga pihak manajemen cenderung melaporkan tepat waktu agar investor segera mendapatkan good news tersebut (Iskandar dan Trisnawati, 2010).
(Wahyuningtyas, 2010) menyatakan bahwa laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara akrual. Laba merupakan alat pengukur kembalian atas investasi daripada hanya sekedar perubahan kas. Laba atau rugi termasuk beban pajak penghasilan atas laba atau rugi sebelum pajak. Adapun komponen tersebut adalah penjualan barang atau jasa, harga pokok penjualan, biaya-biaya operasi, penghasilan dan biaya diluar operasi, pos-pos luar biasa dan pajak
penghasilan.Dalam penelitian (Hariyanto, 2018) komponen laporan laba rugi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penjualan
Penjualan adalah pendapatan yang diperoleh dari penyerahan barang atau jasa kepada langganan dalam periode tertentu.Dalam laporan laba rugi penjualan dilaporkan baik penjualan kotor maupun penjualan bersih.
2. Harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau mendapatkan barang yang dijual.
3. Biaya operasi
Biaya operasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk membiayai aktivitas perusahaan, baik administrasi maupun penjualan.
4. Pendapatan dan biaya diluar operasi
Pendapatan dan biaya diluar operasi adalah semua pendapatan yang diperoleh atau beban yang timbul dari aktivitas-aktivitas di luar usaha utama perusahaan.
5. Pos-pos luar biasa
Pos-pos luas biasa adalah laba atau rugi yang timbul di luar usaha utama yang bersifat insidentil.Ciri-ciri laba rugi luar biasa adalah bersifat tidak normal dan tidak sering terjadi, misalnya laba dari pembatalan hutang kepada pemegang saham, kerugian kebakaran, dan sebagainya.
6. Pajak penghasilan
Pajak penghasilan ini dihitung dari laba bersih sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.Dalam laporan laba rugi, pajak penghasilan diperkurangkan dari laba bersih sebelum pajak.
G. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No.
Nama
Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian 1.
Hiliyana dan Rizal Efendi
2012 Analisis Pengendalian Piutang Dagang Terhadap Efektivitas Arus Kas Pada CV.
Union Motor
Hasil penelitian menunjukkan Kesimpulan Prosedur
penagihan piutang yang dilakukan CV. Union Motor ke leasing sudah baik, sedangkan penagihan ke konsumen masih kurang baik, dan kelemahan pengendalian piutang dagang yaitu tidak dibuat daftar analisis umur piutang 33 dan tidak dikenakan denda
keterlambatan pembayaran.
CV. Union memiliki kas yang efektif dengan hasil CCC yang positif.
2.
Rahmat Arifin dan Abdul Rasyid
2012 Analisis Pengendalian Piutang Usaha Terhadap Penerimaan Kas Pada PT. Asmat Jaya Pratama
Hasil penilitian menunjukkan bahwa perputaran piutang perusahaan dari tahun ke tahun mengalami ketidaktetapan (naik-turun) namun tingkat perputarannya masih normal.
Perhitungan umur rata-rata piutang setiap tahunnya cukup baik karena periode
pengumpulan piutang tidak ada yang tidak tertagih hingga waktu yang lama. Perhitunga rasio tunggakan yang sudah berjalan efektif dari tahun 2010-2012 meskipun sempat mengalami ketidakstabilan dimana pada tahun 2011 perusahaan sempat mengalami besarnya rasio tunggakan yang diikuti dengan menurunnya rasio penagihan dan lambatnya waktu penagihan yang bisa berakibat fatal terhadap pengembalian modal
perusahaan apabila dibiarkan.
3.
Anny
Widiasrama
2013 Analisis
Pengendalian Intern Piutang Usaha Untuk
Meminimalkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkta piutang tak tertagih cabang Madiun menunjukkan perbaikan dengan total piutang tak
Piutang Tak Tertagih (bad debt) Pada Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk Cabang Madiun.
tertagih tahun 2013 sebesar 3.58% dan piutang yang tertagih selama periode 2013 sebesar 96.42%.
4.
Yasni 2016 Analisis Pengendalian Piutang dan Rata- rata Piutang
Terhadap Perputaran Piutang Pada
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar.
Hasil penelitian menunjukkan perputaran piutang dan
pengumpulan piutang dari tahun ke tahun mengalami ketidaktetapan (naik-turun).
Perhitungan rasio tunggakan menunjukkan dari tahun ke tahun mengalami
ketidakstabilan yang diikuti dengan rasio penagihan yang tidak stabil dapat meyebabkan waktu penagihan lambat dan akan berakibat buruk bagi perusahaan karena lambatnya perubahan piutang menjadi kas.
5.
Debby Kridayanti, R.Rustam Hidayat dan Dwi
Atmanto
2018 Efektivitas
pengelolaan piutang Piutang Untuk Meningkatkan Laba (Studi Kasus pada PT. Nusantara Surya Sakti Malang).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas
perusahaan berjalan dengan baik dalam penerapan laporan keuangan. Peningkatan dalam perputaran piutang yang cukup baik karena mengalami
kenaikan dari tahun 2013 ke tahun 2014 walaupun umur
rata-rata piutang mengalami penurunan. Rasio Profitabilitas mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2014.
6.
Ade Sri Putri Sawi dan Riyanto Wujarso
2019 Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Peningkatan Laba bersih Perusahaan (Perusahaan Sektor Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, BEI)
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara perputaran kas dan perputaran piutang terhadap laba bersih.
Secara simultan perputaran kas dan perputaran piutang juga berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.
Pengelolaan keuangan harus memerhatikan perputaran kas dan perputaran piutang agar mencapai laba bersih yang maksimal.
7.
Eryasi Daryati
2021 Efektivitas Pengelolaan, Pengendalian Piutang dan
Perputaran Piutang Pada Koperasi Sagurisi Kabupaten Bungo.
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa perputaran piutang selama 4 tahun
mengalami peningkatan dimana koperasi mampu mengurangi jumlah tunggakan, sehingga dapat dikatakan dari tahun 2017-2020 umur rata- rata piutang terjadi penurunan, karena koperasi mampu melakukan penagihan secara tepat waktu. Pengendalian
terhadap piutang sudah berjalan dengan baik karena tindakan yang dilakukan terhadap keterlambatan pembayaran sudah dikelola dengan baik.
8.
Desmi Werita dan Reski Nofrialdi
2021 Analisis Efektivitas pengelolaan piutang dan Pengendalian Piutang Pada PT.
Dagna Medika.
Hasil penelitian ini meyimpulkan bahwa
pengelolaan dan pengendalian piutang pada PT. Dagna Medika belum berjalan efektif.
Hal ini dapat dilihat dari hasil yang telah diteliti oleh peneliti dengan menghitung perputaran piutang, umur rata-rata
piutang, tunggakan dan penagihan atas piutangnya terhadap pelanggan. Hal ini juga dapat dilihat dari
pengelolaan dan pengendalian piutang untuk mengubah piutangnya menjadi kas.
H. Kerangka Pikir
Menurut Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah pengelolaan piutang (X1) dan pengendalian piutang (X2) sebagai variable bebas dan laporan Laba Rugi (Y) sebagai variable terikat.Dan Arus Kas (M) sebagai variable moderasi atau penguat.
Adapun kerangka fikir yang telah di uraikan dapat digambarkan dalam bagian alur sebagai berikut :
H1
H2
H3 H4
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah :
1. Pengaruh Efektivitas pengelolaan piutang Piutang Terhadap Laba Rugi
Menurut Husna (2015) efektivitas pengelolaan piutang piutang adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang secara baik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Pengelolaan piutang merupakan salah satu bagian yang penting bagi perusahaan yang menjual barang secara kredit, karena dengan
Pengelolaan Piutang
(X1)
Pengendalian
Piutang (X2)
Gambar 2.1 1 Kerangka
Pikir Arus kas
(M)
Laba Rugi (Y1)
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 1 Kerangka Pikir
melakukan pengelolaan piutang maka akan dapat memperkecil resiko yang mungkin timbul dan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan akan berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan oleh perusahaan (Debby, 2018). Elemen yang mempengaruhi efektivitas pengelolaan piutang piutang adalah perputaran piutang perusahaan dan rata-rata umur pengumpulan piutang (Fitriani et al., 2015).
Pengelolaan piutang yang efektif merupakan salah satu hal yang diharapkan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan melalui kebijakan penjualan secara kredit. Pengelolaan piutang yang efektif dapat digambarkan melalui rasio perputaran piutang setiap tahun mengalami peningkatan (Target yang diharapkan perusahaan tepat sasaran) dan pada akhirnya akan mempengaruhi perolehan profitabilitas (Surono, 2015)
Laba dan rugi merupakan suatu kondisi yang dihadapi perusahaan yang berorientasi pada laba. Laba sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan karena para pengguna dapat memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan dating (Sitompul, 2018).Menurut Harahap (dalam penelitian Yuigananda et al., 2018; Sawi dan Wujarso, 2019) pengukuran keberhasilan perolehan laba bersih tidak hanya dilihat dari besar kecilnya laba bersih yang diperoleh, tetapi dapat dilihat dari perputaran piutangnya.
(Debby, 2018) dalam penelitiannya menyatakan bahwa efektivitas pengelolaan piutang piutang berpengaruh terhadap dengan profitabilitas (laba) karena piutang yang efektif menggambarkan setiap perputaran piutang dalam
periode semakin tinggi, sehingga perusahaan berpeluang mendapatkan peluang keuntungan dari timbulnya perputaran piutang yang semakin cepat dan pada akhirnya mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Bagus, 2015)menemukan bahwa tingkat perputaran piutang dan umur rata-rata pengumpulan piutang yang mengalami perbaikan, maka rasio profitabilitas (laba) juga mengalami peningkatan, sehingga dalam penelitian ini menemukan bahwa pengelolaan piutang yang baik yang dapat dilihat dari tingkat perputaran piutang yang semakin tinggi serta umur rata-rata piutang yang semakin rendah maka perusahaan berpeluang mendapatkan peluang keuntungan dari timbulnya perputaran piutang yang semakin cepat dan pada akhirnya mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh (Damanik, 2017) menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara perputaran piutang terhadap profitabilitas (laba). Artinya semakin cepat perputaran piutang mengakibatkan semakin meningkatkannya laba, sehingga hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Efektivitas pengelolaan piutang Piutang berpengaruh Positif Terhadap Laba Rugi
2. Pengendalian Piutang Berpengaruh Positif Terhadap Laba Rugi
Menurut (Dera et al., 2016) sistem pengendalian piutang yang benar merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh perusahaan. Apabila perusahaan memiliki sistem pengendalian piutang yang baik maka akan mempengaruhi
juga keberhasilan perusahaan dalam menjalankan penjualan secara kredit.
Begitu pula sebaliknya, jika dalam sistem pengendalian internal piutang terdapat kelalaian maka bisa berakibat fatal bagi perusahaan, misalkan menumpuknya piutang yang tak tertagih.
Pemberian piutang dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan bagi sebuah perusahaan. Diharapkan dengan meningkatnya pejualan, maka sebuah perusahaan dapat memperoleh keuntungan (Nopiawati, 2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Yasni, 2016) pengendalian piutang dimaksudkan untuk dapat mengelola piutang sehingga perusahaan akan terus memantau perkembangan piutang perusahaan dan terus mengupayakan strategi-strategi untuk mengendalikan piutang yang tak tertagih agar bisa semakin berkurang. Penelitian ini menyatakan bahwa pengendalian piutang berpengaruh terhadap laba, karena dengan adanya pengendalian piutang, perusahaan dapat memperkecil kemungkinan terjadinya piutang yang tak tertagih sehingga bisa memperoleh laba yang maksimal sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan, sehingga hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
H2 : Pengendalian Piutang Berpengaruh Positif Terhadap Laba Rugi
3. Arus Kas Sebagai Pemoderasi Hubungan Antara Efektivitas pengelolaan piutang Piutang Terhadap Laba Rugi
Efektifitas pengelolaan piutang dapat diketahui, salah satunya dengan melihat perputaran piutang pada perusahaan.Perputaran piutang menunjukkan kemampuan piutang dalam menghasilkan pendapatan (profit) sehingga dapat
dilihat berapa kali piutang berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi perputaran piutang maka keuntungan yang diperoleh perusahaan juga akan semakin tinggi. Tingkat penjualan yang tinggi akan menyebabkan keuntungan yang diperoleh perusahaan semakin tinggi yang menyebabkan ROA perusahaan juga meningkat. Hal ini menunjukkan perusahaan untuk meningkatkan laba secara baik (Utami, 2019).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Epi dan Pratiwi, 2021) menyatakan bahwa efektivitas pengelolaan piutang piutang berpengaruh terhadap profitabilitas dalam meningkatkan laba. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perputaran piutang dan hasil perputaran profitabilitas (ROA) yang meningkat daritahunketahunnya.Sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Sahara, 2010) mengenai Analisa Pengaruh Receivable Turn Over (RTO)Terhadap Profitabilitas Pada PT. Asno Horie Indonesia yang menyatakan bahwa terjadi hubungan yang signifikan antara perputaran piutang dan profitabilitas .Penelitian yang telah dilakukan di Indonesia belum pernah ada yang menggunakan arus kas sebagai pemoderasi, sehingga hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H3 : Arus Kas Memoderasi Hubungan Antara Efektivitas pengelolaan piutang Piutang Terhadap Laba Rugi
4. Arus Kas Sebagai Pemoderasi Hubungan Antara Pengendalian Piutang Terhadap Laba Rugi
Pengendalian piutang adalah salah satu cara yang perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan piutang tak tertagih, dengan adanya sistem
pengendalian internal piutang ini diharapkan perusahaan dapat meminimalisasi kerugian (Nika, 2018). Penelitian yang dilakukan (Weldan, 2012) melakukan penelitian berjudul Analisis Pengendalian Piutang Guna Menjaga Likuiditas dan Meningkatkan Profitabilitas pada PT. Otosummit Finance Lumajang menyatakan bahwa pengendalian piutang berpengaruh terhadap profitabilitasdalammeningkatkan laba, karena dengan adanya pengendalian piutang Resiko tidak terbayarkan piutang dapat diperkecil sehingga perusahaan dapat lebih meningkatkan arus kas dan laba perusahaan.Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rachmawati, 2013) menyatakan bahwa pengendalian piutang memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (laba).
Penelitian yang menggunakan arus kas sebagai pemoderasi belum pernah ada peneliti yang melakukannya di Indonesia, sehingga peneliti menarik hipotesis dalam penelitian dapat di rumuskan sebagai berikut:
H4 : Arus Kas Memoderasi Hubungan Antara Pengendalian Piutang Terhadap Laba Rugi