• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Komersial dan Laba Fiskal (Book Tax Differences) terhadap Perubahan Laba dengan Arus Kas Operasi sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Komersial dan Laba Fiskal (Book Tax Differences) terhadap Perubahan Laba dengan Arus Kas Operasi sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN LABA KOMERSIAL DAN LABA FISKAL (BOOK TAX DIFFERENCES) TERHADAP PERUBAHAN

LABA DENGAN ARUS KAS OPERASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

DWI MAYA SARI 130522083

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Komersial dan Laba Fiskal (Book Tax Differences) terhadap Perubahan Laba dengan Arus Kas Operasi sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2015 Yang Membuat Pernyataan,

Dwi Maya Sari NIM : 130522083

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ”Analisis pengaruh perbedaan laba komersial dan laba fiskal (book tax differences) terhadap perubahan laba dengan arus kas operasi sebagai variabel moderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum.M.Ec,AC.Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting S. MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Hotmal Ja'far, MM,Ak selaku sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si,Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Abdillah Arif Nasution, SE, Msi, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

(4)

6. Bapak Drs. Hotmal Ja'far, MM, Ak selaku Dosen Penguji saya yang memberikan banyak masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding saya yang juga telah memberikan banyak masukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Bapak/Ibu Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

9. Orang tua tercinta Ayah Al. Sukiyan dan Ibu Sartiem yang telah memberikan banyak Doa, semangat dan dana sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10. Kakak, abang dan adik tercinta Kak Ayu, Bang Eko , Luvi yang turut serta memberikan semangat, doa dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuangan Hadiatman Sinaga, Gito Partohap Manalu, Muhammad Rizky, Jahrianto Sitompul, Elida K Sihotang, Esmil S Dalimunthe yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

12. Sahabat terbaikku Darsuki dan Devi Adnanti Nasution yang telah banyak memberi motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

13. Teman teman satu kelas Akuntansi Ekstensi stambuk 2013 khususnya Hafsa, Alvi, Lia, dan yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu.

(5)

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan.Untuk itu penulis memohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan yang terdapat didalamnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah b/erupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang memerlukan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari tata bahasa maupun ruang lingkup pembahasan.

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.

Medan, 2015 Penulis

Dwi Maya Sari

(6)

ABSTRACT

Influence Analysis of Book Tax Differences to Earning Changes with Operating Cash Flows as Moderating Variabel On the manufacturing companies Listed in

Indonesia Stock Exchange (IDX)

The problem discussed in this study is how far the influence of permanent differences and temporer differences to earning changes. Target of this research is to know and analyse influence of permanent differences and temporer differences to earning changes.

Hypotesis in this research permanent differences and temporer differences have an effect to earning changes.

The population in this study are all manufacturing companies listed on the Stock Exchange in the period 2012-2014. There are 143 listed companies, 38 companies selected by using purposive sampling the sample is downloaded from the website www.idx.co.id. The data analysis technique used is multipel regression.

This Research result indicate permanent differences and temporer differences that do not have a effect on earning changes.

Keywords : permanent differences, temporer differences, earning changes.

(7)

ABSTRAK

Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Komersial dan Laba Fiskal (Book Tax Differences) Terhadap Perubahan Laba dengan Arus kas Operasi sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia (BEI)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh perbedaan permanen dan perbedaan temporer terhadap perubahan laba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perbedaan permanen dan perbedaan temporer terhadap perubahan laba.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah perbedaan permanen dan perbedaan temporer berpengaruh terhadap perubahan laba.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2014. Ada 143 perusahaan yang terdaftar ,dipilih 38 perusahaan sampel dengan menggunakan purposive sampling yang di download dari situs www.idx.co.id. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi berganda.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan permanen dan perbedaan temporer tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

Kata Kunci : perbedaan permanen, perbedaan temporer, perubahan laba

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 14

2.1.1 Perbedaan laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal (book tax differences) ... 14

2.1.2 Perbedaan Permanen dan Perbedaan Temporer .... 17

2.1.2.1 Perbedaan Permanen ... 18

2.1.2.2 Perbedaan Temporer ... 24

2.1.3 Perubahan Laba ... 32

2.2 Penelitian Terdahulu ... 33

2.3 Kerangka Konseptual ... 34

2.4 Hipotesis Penelitian... 36

2.4.1 Pengaruh Perbedaan Permanen terhadap Perubahan Laba ... 36

2.4.2 Pengaruh Perbedaan Temporer terhadap Perubahan Laba ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Batasan Operasional ... 41

(9)

3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 42

3.3.1 Variabel Dependen ... 42

3.3.2 Variabel Independen ... 43

3.3.3 Variabel Moderating ... 44

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 46

3.5 Jenis Data ... 53

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 53

3.7 Teknik Analisis Data ... 54

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 54

3.7.2 Uji Asumsi Klasik ... 54

3.7.2.1 Uji Normalitas ... 54

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas ... 56

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 57

3.7.2.4 Uji Autokorelasi ... 58

3.7.3 Pengujian Hipotesis... 55

3.7.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 60

3.7.3.2 Uji Parsial Dengan T-Test ... 61

3.7.3.3 Uji Simultan Dengan F-Test ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 62

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 62

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 62

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 64

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 64

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 67

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas... 68

(10)

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 69

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 70

4.2.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 70

4.2.3.2 Uji T (Uji Parsial) ... 72

4.2.3.2 Uji F (Uji Simultan) ... 74

4.2.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 75

4.2.4 Pengujian Hipotesis dengan Variabel Moderasi .. 76

4.2.4.2 Uji T (Uji Parsial) dengan Variabel Moderasi ... 78

4.2.4.2 Uji F (Uji Simultan) dengan Variabel Moderasi ... 80

4.2.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) dengan Variabel Moderasi ... 81

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 86

5.3 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87

LAMPIRAN ... 90

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Perbedaan laporan keuangan komersial dan laporan

keuangan fiskal ... 16

2.2 Hubungan antara penghasilan sebelum pajak menurut pembukuan (pretax income) dengan penghasilan kena pajak (taxable income) ... 17

2.3 Perbedaan ketentuan penyusutan atau amortisasi menurut perpajakan dan menurut akuntnasi ... 27

2.4 Penelitian terdahulu ... 33

3.1 Definisi operasional dan skala pengukuran variabel penelitian ... 45

3.2 Proses seleksi penentuan sampel berdasarkan kriteria 47

4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 63

4.2 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 66

4.3 Hasil uji Multikolinearitas ... 67

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 69

4.5 Hasil Analisis Regresi ... 70

4.6 Hasil Uji T ... 72

4.7 Hasil uji F ... 74

4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 75

4.9 Hasil Analisis Regresi dengan Variabel Moderasi ... 76

4.10 Hasil Uji T dengan Variabel Moderasi ... 78

4.11 Hasil uji F dengan Variabel Moderasi ... 80

(12)

4.12 Hasil Uji R2 dengan Variabel Moderasi ... 81

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 34

4.1 Histogram ... 64

4.2 Grafik Normal P-Plot ... 65

4.3 Scatterplot... 68

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel ... 90 2 Daftar Hasil Pengumpulan Data Variabel

Independen dan Variabel Moderasi ... 92 3 Daftar Hasil Pengumpulan Data Variabel

Dependen ... 96 4 Output Hasil Pengujian Data SPSS Analisis Regresi

Berganda ... ... 98

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Saat ini arus globalisasi bergerak semakin cepat dan hal ini memberikan dampak pada berbagai sektor, seperti bidang perekonomian, kebudayaan, pariwisata, dan beberapa sektor lainnya. Banyak industri-industri baru bermunculan dan perusahaan-perusahaan besar mulai meluaskan jaringannya di Indonesia. Pada sektor ini Indonesia memang mempunyai kawasan yang strategis dan sangat mendukung karena terkenal dengan murahnya biaya tenaga kerja, dataran yang luas, dan sumber daya alam yang melimpah yang membuat banyak perusahaan mempunyai kesempatan yang besar untuk mendapatkan banyak keuntungan yang maksimal.

Lingkungan sekitar perusahaan tentu erat sekali kaitannya dengan bagaimana perusahaan mampu meminimalisir masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat akibat aktivitas yang dijalankannya. Masyarakat mulai sadar akan dampak sosial yang ditimbulkan perusahaan terhadap lingkungan yang semakin sulit dikendalikan karena operasi perusahaan dalam rangka mencapai laba maksimal yang semakin agresif. Dampak negatif itu sendiri dapat berupa pencemaran lingkungan akibat limbah pabrik maupun ekploitasi sumber daya alam bagi kepentingan jangka pendek semata.

Menurut Solihin (2009:1) sekitar 50 tahun yang lalu, para pelaku bisnis memiliki kewajiban serta membuat keputusan atau melaksanakan berbagai

(16)

tindakan yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Pendapat tersebut telah memberikan dasar konsep tanggung jawab sosial (social responsibility).

Tanggung jawab sosial perusahaan atau sering disebut Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu topik yang aktual dan berkaitan erat dengan masalah hukum dan etika bisnis perusahaan sebagai suatu aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan yang besar, tetapi selayaknya juga memikirkan kepentingan masyarakat disekitarnya, karena perusahaan sebenarnya juga merupakan bagian dari masyarakat. CSR dimaksudkan untuk mendorong dunia usaha lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak berpengaruh atau berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya.

CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. Program dalam CSR ini sebaiknya dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat sekitar, sehingga mereka dapat merasakan manfaat dari apa yang mereka butuhkan. Seperti mendukung pengembangan industri lokal, membuka fasilitas perusahaan bagi masyarakat, dan berpartisipasi dalam proyek kesehatan masyarakat serta berbagai bentuk kegiatan yang lain.

Masyarakat sudah memahami bahwa aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan akan membawa dampak negatif pada lingkungannya. Apalagi hal ini sangat dekat sekali dengan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan industri barang konsumsi karena perusahaan industri barang konsumsi adalah perusahaan yang paling banyak berinteraksi dengan masyarakat. Dalam proses produksinya perusahaan industri barang konsumsi mau tidak mau akan menghasilkan limbah

(17)

produksi, sangat erat hubungannya dengan masalah pencemaran lingkungan.

Proses produksi yang dilakukan juga mengharuskannya untuk memiliki tenaga kerja bagian produksi sehingga masalah keselamatan kerja juga harus diperhatikan. Di sisi lain perusahaan industri barang konsumsi adalah perusahaan yang menjual produk kepada konsumen sehingga isu keselamatan dan keamanan produk menjadi penting untuk diungkapkan kepada masyarakat. Oleh karena itu dengan banyaknya masalah-masalah yang terjadi, sangat diharapkan agar setiap perusahaan lebih meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosialnya dengan cara memperhatikan dan mempertimbangkan akibat dari kegiatan operasional yang dilakukannya.

Pelaksanaan praktek tanggung jawab sosial juga perlu dilakukan oleh setiap perusahaan dikarenakan semakin parahnya kerusakaan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun di dunia. Sebagai contoh, kasus pencemaran air sungai yang diakibatkan oleh PT. Marimas tahun 2013 di Semarang. PT Marimas Putera Kencana adalah suatu perusahaan Perseroan Terbatas yang bergerak dalam bidang produksi minuman segar berbentuk serbuk. Pabrik PT Marimas telah mencemari aliran sungai disekitar pabrik selama beberapa tahun terakhir.

Pencemaran semakin parah karena saluran pembuangan limbah jebol, yang mana mengakibatkan bau menyengat yang berasal dari pembuangan limbah tersebut.

Selain mencemari lingkungan, kini warga kesulitan untuk mencari air bersih karena limbah telah bercampur dengan air sumur. Kasus lainnya yaitu kasus pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan Exxonmobil Oil, yaitu

(18)

kasus penemuan cairan yang diduga kuat Merkuri di areal bekas kegiatan Exxonmobil Oil di Desa Hueng Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara.

Jika dilihat dari dua kasus diatas, masalah sosial dan lingkungan yang tidak diatur dengan baik oleh perusahaan ternyata memberikan dampak yang sangat besar, bahkan tujuan meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik menjadi kerugian yang berlipat. Oleh karena itu masalah pengelolaan sosial dan lingkungan untuk saat ini tidak bisa menjadi aspek yang tidak dianggap penting dalam beroperasinya perusahaan.

Berbagai penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak dilakukan, para peneliti memasukkan variabel- variabel yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan untuk dicari seberapa signifikan hal tersebut mempengaruhinya. Berbagai penelitian tersebut menunjukkan keanekaragaman hasil. Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) yang menguji pengaruh size, profitabilitas, ukuran dewan komisaris profile dan leverage pada perusahaan yang terdapat di busa efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profil dan ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi profitabilitas dan leverage gagal menunjukkan efek signifikan. Penelitian lain dilakukan Mutia dkk (2011) yang menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR.

Penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

(19)

Profitabilitas belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Surbakti (2013) yang menguji pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel profitabilitas dan size perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Dari hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variable profitabilitas dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Berbagai temuan dari penelitian yang telah diuraikan diatas, tetapi masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mencoba melakukan penelitian kembali agar dapat lebih memahami mengenai “Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan Ukuran Dewan Komisaris sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, makadapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility (CSR) baik secara parsial maupun simultan?

(20)

2. Apakah ukuran dewan komisaris memoderasi hubungan antara profitabilitas dan ukuran perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility (CSR)?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility (CSR)

2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap hubungan antara profitabilitas dan ukuran perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility (CSR)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya di bidang akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

2. Bagi Pihak Perusahaan/Manajemen

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan yang berkaitan

(21)

dengan pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan yang disajikan

3. Bagi Masyarakat

Memberikan stimulus sebagai pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh.

(22)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Teori Stakeholder

Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun juga harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Asumsi teori stakeholder dibangun atas dasar pernyataan bahwa perusahaan berkembang menjadi sangat besar dan menyebabkan masyarakat menjadi sangat terkait dan memerhatikan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menunjukkan akuntabilitas maupun responsibilitas secara lebih luas dan tidak terbatas hanya kepada pemegang saham.

Terdapat tiga argumen yang mendukung pengelolaan perusahaan berdasarkan perspektif teori stakeholder (Warsono dkk, 2009: 29-31) yaitu:

a) Argumen Deskriptif

Argumen deskriptif menyatakan bahwa pandangan pemangku kepentingan secara sederhana merupakan deskripsi yang realistis mengenai bagaimana perusahaan sebenarnya beroperasi atau bekerja. Manajer harus memberikan perhatian penuh pada kinerja keuangan perusahaan, akan tetapi tugas manajemen lebih penting dari itu. Untuk dapat memperoleh hasil yang konsisten, manajer harus memberikan perhatian pada produksi produk-produk berkualitas tinggi dan inovatif bagi para pelanggan mereka, menarik dan mempertahankan karyawan- karyawan yang berkualitas tinggi, serta mentaati semua regulasi pemerintah yang cukup kompleks.Secara praktis, manajer mengarahkan energi mereka terhadap seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya terhadap pemilik saja.

b) Argumen Instrumental

Argumen instrumental menyatakan bahwa manajemen terhadap pemangku kepentingan dinilai sebagai suatu strategi perusahaan. Perusahaan-perusahaan

(23)

yang mempertimbangkan hak dan memberi perhatian pada berbagai kelompok pemangku kepentingannya akan menghasilkan kinerja yang lebih baik.

c) Argumen Normatif

Argumen normatif menyatakan bahwa manajemen terhadap pemangku kepentingan merupakan hal yang benar untuk dilakukan.Perusahaan mempunyai penguasaan dan kendali yang cukup besar terhadap banyak sumber daya, dan hak istimewa ini menyebabkan adanya kewajiban perusahaan terhadap semua pihak yang mendapat efek dari tindakan-tindakan perusahaan.

Adanya teori stakeholder ini memberikan landasan bahwa suatu perusahaan harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Manfaat tersebut dapat diberikan dengan cara menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR). Adanya program tersebut pada perusahaan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pelanggan, dan masyarakat lokal.

Sehingga diharapkan terjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan lingkungan sekitar.

2.2. Corporate Social Responsibility

Pada dasarnya konsep tanggung jawab sosial (CSR) adalah suatu bentuk tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada masyarakat secara legal, perusahaan tidak hanya mengharapkan keuntungan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan saja, namun juga berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan CSR akan membuat perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan jangka panjang, namun juga turut berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat dan kontribusi perusahaan kepada lingkungan sekitar dalam jangka panjang.

Konsep CSR akan lebih mudah dipahami, dengan menanyakan kepada siapa sebenarnya pengelola perusahaan (manajer) bertanggung jawab.

(24)

Menurut Friedman (Solihin, 2009:6) tanggung jawab sosial perusahaan adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan (owners), biasanya dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak mungkin dengan senantiasa mengindahkan aturan dasar yang digariskan dalam suatu masyarakat sebagaimana diatur oleh hukum dan perundang- undangan. Dengan demikian, tujuan utama dari suatu perusahaan korporasi adalah memaksimalisasi lana atau nilai pemegang saham.

Definisi lain mengenai CSR juga dilontarkan oleh World Bank yang memandang CSR sebagai “the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with amployees and their representatives the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development”.Yaitu sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan cara-cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan (Kiroyan, 2006)

Praktik CSR memainkan peranan penting bagi perusahaan. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasional di suatu lingkungan masyarakat dan dapat dipastikan kegiatan operasional perusahaan akan membawa dampak baik untuk aspek sosial maupun untuk kelestarian lingkungan sekitar. Terciptanya hubungan resiprokal antara entitas dengan masyarakat sekitar akan menciptakan nilai tambah (corporate value added) bagi perusahaan itu sendiri.

2.2.1. Jenis-Jenis Tanngung Jawab Perusahaan

Secara simultan perusahaan akan menjalankan tiga jenis tanggung jawab yang berbeda-beda kepada pemangku kepentingan, dimana ketiga jenis tanggung

(25)

jawab tersebut harus dijalankan secara seimbang. Penekanan kepada kepada salah satu jenis tanggung jawab saja akan menyebabkan perusahaan berjalan secara tidak optimal. Menurut Post (Solihin 2009:6) ketiga jenis tanggung jawab tersebut mencakup economic responsibility, legal responsibility, dan social responsibility.

a) Economic responsibility.Perusahaan koorporasidibentuk dengan tujuan untuk menghasilkan laba secara optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, para pengelola perusahaan memiliki tanggung jawab ekonomi diantaranya kepada para pemegang saham dalam bentuk pengelolalaan perusahaan yang menghasilkan laba.

b) Legal responsibility. Kendati perusahaan koorporasi didirikan untuk menghasilkan laba, akan tetapi dalam melaksanakan operasinya perusahaan koorporasi harus mematuhi pberbagai peraturan perundang- undangan yang berlaku sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan

c) Social responsibility.Tanggung jawab ketiga yang harus dijalankan perusahaan adalah tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility−CSR).

Untuk mengetahui kontrak sosialnya terhadap masyarakat, perusahaan dihadapkan pada beberapa tanggung jawab sosial secara simultan. CSR merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepaa para pemangku kepentingan (stakeholder). Yang dimaksud dengan pemangku kepentingan dalam hal ini adalah orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan.

Menurut Jones (Solihin 2009:2) selanjutnya mengklasifikasikan pemangku kepentingan tersebut ke dalam 2 kategori, yaitu:

a) Inside stakeholders, terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi perusahaan. Yang termasukke dalam kategori inside stakeholders adalah pemegang saham, para manajer, dan karyawan.

b) Outside stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak yang bikan pemilik perusahaan, bukan pemimpin perushaan, dan bukan pula karyawan perusahaan, namun memiliki kepentingan terhadap perusahan dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Yang termasuk dalam kategori outside stakeholders adalah

(26)

pelanggan, pemasok, pemerintah, masyarakat lokal dan masyarakat secara umum.

Tabel 2.1

Imbalan dan Kontribusi Para Pemangku Kepentingan Stakeholders Kontribusi ke

perusahaan

Imbalan dari perusahaan Inside Stakeholders

Pemegang saham Uang dan modal Dividen dan peningkatan harga saham

Para manajer Kemampuan dan keahlian Gaji, bonus, status, dan kekuatan

Para karyawan Kemampuan dan keahlian Upah, gaji, bonus, promosi, dan pekerjaan yang stabil

OutsideStakeholders

Pelanggan Pembelian barang dan jasa Kualitas,harga barang dan jasa

Pemasok Input berkualitas tinggi Pembelian input dengan harga wajar

Pemerintah Peraturan Pajak

Sumber: Dikutip dari Gareth R. Jones, 1995, Organizational Theory: Text and Cases, Addison Wesley, halaman 22 (Solihin 2009:4)

2.2.2. Pengungkapan Corporate Social Responsibilty

Kata pengungkapan atau disclosure memiliki arti tidak menutupi atau menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan data, disclosure berarti memberikan

(27)

data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Jadi data tersebut harus benar-benar bermanfaat, karena apabila tidak bermanfaat, tujuan dari pengungkapan tersebut tidak akan tercapai.

Ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar dan regulasi, yaitu:

1. Pengungkapan Wajib (mandatory disclousure)

Pengungkapan Wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku.Peraturan tentang standar pengungkapan informasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik yaitu, Peraturan No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Peraturan No.VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan.Peraturan tersebut diperkuat dengan Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-17/PM/1995, yang selanjutnya diubah melalui Keputusan Ketua Bapepem No.Kep-38/PM/1996 yang berlaku bagi semua perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik.Peraturan tersebut diperbaharui dengan Surat Edaran Ketua Bapepam No.SE-02/PM/2002 yang mengatur tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik untuk setiap jenis industri.

2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)

Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas untuk membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen. Pengungkapan Sukarela merupakan

(28)

pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.Sedangkan dari sumber PSAK dapat disimpulkan bahwa informasi lain atau informasi tambahan (telaahan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kondisi ketidakpastian, laporan mengenai lingkungan hidup, laporan nilai tambah) adalah merupakan pengungkapan yang dianjurkan (tidak diharuskan) dan diperlukan dalam rangka memberikan penyajian yang wajar dan relevan dengan kebutuhan pemakai.

Dalam implementasi praktik CSR di sebuah entitas, perusahaan harus membuat laporan untuk mempertanggung jawabkan kegiatan sosial yang telah dilakukan entitas tersebut. Laporan tanggung jawab sosial merupakan laporan aktivitas tanggung jawab sosial yang telah dilakukan perusahaan baik berkaitan dengan perhatian masalah dampak sosial maupun lingkungan. Laporan tersebut dilampirkan dalam laporan tahunan (annual report) yang dipertanggungjawabkan direksi sebagai agaen di depan sidang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pemerintah juga telah mengeluarkan aturan bahwa setiap perusahaan (penanam modal) berkewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Pasal 74 UU Perseroan Terbatas No.40/2007). Akan tetapi tidak semua perusahaan mengungkapkan tentang aktivitas sosialnya di dalam laporan tahunan. Hal ini dikarenakan jenis pengungkapannya masih bersifat sukarela (voluntary disclosure). Sebagaimana tertulis dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 (revisi per 1 Juli 2009) paragraf kesembilan

(29)

“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement) khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”.

Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi ini. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan informasi lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkannya, maka perusahaan akan sukarela mengungkapkan informasi tersebut (Sitepu dan Siregar, 2008 dalam Mutia dkk 2011).

2.3. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2008 : 196). Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.

Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun saham tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber dana perusahaan. Pengaruh

(30)

profitabilitas terhadap pengungkapan CSR menjelaskan bahwa semakin besar perolehan laba yang didapat, semakin luas pula informasi sosial yang diungkapkan perusahaan. Dengan demikian semakin besar profit yang berhasil diperoleh perusahaan maka akan semakin luas pula pengungkapan CSR perusahaan tersebut.

Penelitian ini melakukan perhitungan Profitabilitas dengan Return On Asset Rasio (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan tingkat asset tertentu. Profitabilitas mempengaruhi perusahaan yang mengumumkan rugi atau profitabilitas yang rendah. Ini berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasar terhadap pengumuman rugi tersebut bagi perusahaan.

Blocher at el (2001:963) mengemukakan keuntungan ROA, diantaranya:

1. Lebih mudah dimengerti 2. Lebih luas digunakan

2.4. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar,sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.

(31)

Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan mengenai variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Terdapat beberapa penjelasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap kualitas pengungkapan. Ada dugaan bahwa perusahaan kecil akan mengungkapkan lebih rendah kualitasnya dibandingkan perusahaan besar. Hal ini karena ketiadaan sumber daya dan dana yang cukup besar dalam laporan tahunan.

Pada penelitian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan.Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan, dimana dalam hal ini arus kas perusahaan sudah positif dan lebih mampu menghasilkan laba (Bestivano, 2013).

2.5. Ukuran Dewan Komisaris

Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2005) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif.Wewenang yang dimiliki oleh dewan komisaris, dapat memberikan pengaruh yang besar dalam menekan manajemen untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan. Sebagai pelaksana tertinggi di dalam suatu entitas, dewan komisaris juga dapat mempengaruhi seberapa luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan dipandang lebih baik, karena pihak dari luar akan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan

(32)

perusahaan dengan lebih objektif dibanding perusahan yang memiliki susunan dewan komisaris yang hanya berasal dari dalam perusahaan.Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses informasi khusus yang berharga dan sangat membatu dewan komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian.

2.6. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian sebelumnya dan menunjukkan hasil yang berbeda-beda.

Penelitian terdahulu ini akan dijadikan bahan acuan agar dapat membandingkan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu NO Peneliti

dan Tahun

Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1. Sembiring

(2005)

Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta

Variabel Independen:

Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Profil perusahaan, Ukuran dewan Komisaris dan leverage Variabel Dependen:

Pengungkapan CSR

Ukuran perusahaan, profil dan ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi profitabilitas dan leverage gagal menunjukkan efek signifikan.

2. Mutia dkk (2011)

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan

Variabel Independen:

Ukuran perusahaan, Profitabilitas dan Ukuran Dewan Komisaris

Variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan.Profitabilitas

(33)

Sosial Perusahaan Dependen:

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

3. Surbakti (2013)

Pengaruh

Profitabilitas dan Size Perusahaan terhadap

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan

Manufaktur di BEI

Variabel Independen:

Ukuran perusahaan dan Profitabilitas -

Variabel Dependen:

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Secara parsial, variabel profitabilitas dan size

perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Dari hasil uji simultan variabel

profitabilitas dan size perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

4. Evandini (2014)

Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

Variabel Independen:

Profitabilitas, Ukuran dewan komisaris,

Kepemilikan saham publik, Ukuran perusahaan, Leverage, pertumbuhan perusahaan

Variabel Dependen:

Pengungkapan CSR

Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR, sedangkan variabel profitabilitas,

kepemilikan saham publik, pertumbuhan perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

pengungkapan CSR

(34)

5. Nagara (2015)

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI

Variabel Independen:

Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Struktur kepemilikan, Ukuran dewan komisaris, Likuiditas

Variabel Dependen:

Pengungkapan CSR

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Sementara itu, faktor profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan,

ukuran dewan komisaris, dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan CSR

2.7. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dirancang untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu mengenai pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR dengan ukuran dewan komisaris sebagai variabel moderasi pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Berikut kerangka konseptual penelitian dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Profitabilitas (X1)

Ukuran Perusahaan (X2)

Ukuran Dewan Komisaris (X3)

Pengungkapan Corporate Social Responsibility

(Y)

(35)

Berdasarkan gambar 2.1. maka dapat dijelaskan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan merupakan informasi yang dapat mempengaruhi pengungkapan CSR baik secara simultan maupun parsial. Profitabilitas dan ukuran perusahaan merupakan informasi yang dapat mempengaruhi pengungkapan CSR dalam suatu perusaahaan. Ukuran dewan komisaris sebagai variabel moderasi dapat mempengaruhi hubungan antara profitabilitas dengan pengungkapan CSR. Ukuran dewan komisaris sebagai variabel moderasi juga dapat mempengaruhi hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR.

2.8. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR baik secara parsial maupun simultan

H2: Ukuran dewan komisaris memoderasi hubungan antara profitabilitas dan ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat kausal.

Kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui atau membuktikan hubungan sebab dan akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs resmi BEI. Adapun waktu bagi penulis melakukan penelitian ini yaitu mulai dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan selesai, dimana ada kesenjangan waktu oleh peneliti untuk mengolah data penelitian. Jadwal penelitian dapat dilihat pada daftar lampiran.

3.3. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel independen, satu variabel dependen dan satu variabel moderasi. Variabel independen yang digunakan adalah profitabilitas dan ukuran perusahaan . Variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan CSR dan variabel moderating yang digunakan adalah ukuran dewan komisaris.

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi-definisi yang akan dipergunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memberikan arah dan

(37)

batasan dalam penyelesaian masalah. Pada bagian ini dijelaskan berbagai variabel penelitian yang ada di dalam penelitian ini. Selain itu, di bagian ini juga dijelaskan definisi operasional variabel yang akan digunakan di dalam penelitian

3.4.1. Variabel Dependen

Variabel terikat (dependent variable) adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan CSR.

Pengungkapan CSR adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan di dalam laporan tahunan. Pengukuran CSR mengacu ada 6 item pengungkapan yang digunakan oleh Novita (2013).

Pengukuran variabel ini dengan indeks pengungkapan sosial, selanjutnya ditulis CSR dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang diharapkan.

Perhitungan variabel ini dilakukan oleh peneliti dengan mengukur pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan dengan asumsi setiap yang diungkapkan pasti telah dilakukan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1.

Metode pengukuran ini dinamakan dengan Checklist data. Pada variabel ini, perhitungan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus indeks informasi sosial untuk menghitung pengungkapan sosial perusahaan, yaitu

(38)

Indeks CSR =

3.4.2. Variabel Independen

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan maupun timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini menggunakan varibel independen yaitu sebagai berikut:

a) Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama pereode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan Return On Asset (ROA) untuk mengukur tingkat pengembalian investasi total.

ROA =

b) Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada penilitian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Ukuran Perusahaan = LN (Total Aktiva)

(39)

3.4.3. Variabel Moderasi

Variabel moderasi adalah faktor-faktor atau aspek-aspek yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian adalah ukuran dewan komisaris.

Ukuran dewan komisaris yang dimaksud disini adalah banyaknya jumlah anggota yang menduduki jabatan sebagai komisaris di dalam suatu perusahaan.

Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini searah dengan pendapat Sembiring (2005) yaitu dilihat dari banyaknya jumlah anggota dewan komisaris yang dimiliki perusahaan.Adapun pengukuran jumlah dewan komisaris dalam suatu perusahaan adalah:

DK =

Tabel 3.2.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel

Penelitian

Definisi Operasional

Indikator Pengukuran Variabel Skala Data Variabel

Dependen:

Pengungkapan Corporate Social

Responsibility

Informasi Sosial yang diungkapkan oleh perusahaan pada laporan tahunan

Rasio

Variabel Independen:

Profitabilitas (ROA)

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki

Rasio

Ukuran Perusahaan

Skala yang

mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan, salah satunya dinyatakan dalam total aset

LN Total Aset Rasio

(40)

Variabel Moderasi:

Ukuran Dewan Komisaris (X3)

Jumlah anggota dewan komisaris yang

dimiliki perusahaan

DK = ΣDewan komisaris perusahaan Rasio

Sumber : Data yang diolah penulis, 2015

3.5. Populasi dan Sampel

Menurut (Sarwono, dkk 2010:38) populasi didefinisikan sebagai seperangkat unit analisis yang lengkap yang sedang diteliti. Jadi populasi merupakan sekumpulan objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan peneliti melalui kriteria tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi terdiri dan manusia orang, file-file atau dokumen-dokumen yang dapat dipandang sebagai objek penelitian.Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah seluruh perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013.

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik Purposive Sampling dilakukan dengan cara memilih sampel dari satu populasi didasarkan pada informasi yang tersedia serta sesuai dengan penelitian yang berjalan, sehingga perwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan (dalam Sarwono, dkk 2010:50).

Kriteria dalam memilih sampel antara lain :

1. Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun 2012-2013 dan tidak didelisting pada tahun 2012-2013.

(41)

2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada periode 2012-2013.

3. Perusahaan tersebut menyediakan informasi mengenai pelaksanaan CSR dalam laporan tahunannya pada tahun 2012-2013.

Berdasarkan informasi diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3.

Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel

NO Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3

1. Akasha Wira International Tbk. ADES √ √ √ Sampel 1 2. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA √ √ √ Sampel 2

3. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO - - - -

4. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA √ √ - -

5. Davomas Abadi Tbk. DAVO - - - -

6. Delta Djakarta Tbk. DLTA √ √ √ Sampel 3

7. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

ICBP √ √ √ Sampel 4

8. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF √ √ √ Sampel 5

9. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI √ √ - -

10. Mayora Indah Tbk. MYOR √ √ √ Sampel 6

11. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN √ √ √ Sampel 7

12. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI √ √ √ Sampel 8

13. Sekar Bumi Tbk. SKBM √ √ √ Sampel 9

14. Sekar Laut Tbk. SKLT √ √ √ Sampel 10

15. Siantar Top Tbk. STTP √ - - -

16. Ultrajaya Milk Industry &

Trading Co. Tbk.

ULTJ √ √ √ Sampel 11

17. Gudang Garam Tbk. GGRM √ √ √ Sampel 12

18. HM Sampoerna Tbk. HMSP √ √ √ Sampel 13

19. Bentoel Internasional Investama Tbk.

RMBA √ √ - -

20. Wismilak Inti Makmur Tbk. WIIM - - - -

21. Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA - - - -

22. Indofarma (Persero) Tbk. INAF √ √ - -

23. Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF √ √ - -

24. Kalbe Farma Tbk. KLBF √ √ √ Sampel 14

(42)

25. Merck Tbk. MERK √ √ √ Sampel 15

26. Pyridam Farma Tbk PYFA √ √ √ Sampel 16

27. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk.

SCPI √ √ - -

28. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

SIDO - - - -

29. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

SQBB √ √ - -

30. Taisho Pharmaceutical Indonesia (PS) Tbk.

SQBI - - -

-31. Tempo Scan Pacific Tbk. TSPC √ - - -

32. Martina Berto Tbk. MBTO √ √ √ Sampel 17

33. Mustika Ratu Tbk. MRAT √ √ √ Sampel 18

34. Mandom Indonesia Tbk. TCID √ √ √ Sampel 19

35. Unilever Indonesia Tbk. UNVR √ √ √ Sampel 20

36. Kedawung Setia Industrial Tbk. KDSI √ √ √ Sampel 21

37. Kedaung Indah Can Tbk. KICI √ √ - -

38. Langgeng Makmur Industri Tbk.

LMPI √ √ - -

Sumber : Data yang diolah penulis, 2015

3.6. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang peneliti gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder dari perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua yang memiliki informasi atau data yang sudah jadi, yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan berupa laporan tahunan yang diambil dari website resmi Bursa Efek Indonesia dan referensi dari jurnal ilmiah dan peneliti sebelumnya.

(43)

3.7. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu metode mengumpulkan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengunduh data -data yang diperlukan dari www.idx.co.id.

3.8. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis data digunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik, yaitu uji asumsi klasik, pengujian hipotesis, analisis regresi berganda dan analisis regresi dengan variabel moderator.

3.8.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini menjabarkan jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.

3.8.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan uji analisis regresi linear berganda, maka hal yang pertama dilakukan adalah uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi yang diperoleh

(44)

bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, and Estimator), yang artinya nilai estimator yang terbaik, estimator yang linear, dan estimator yang tidak bias, maka data-data yang digunakan dalam analisis regresi terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

3.8.2.1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk proses awal di dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal, gunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal.

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Apabila data tersebar di area garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal (menyerupai lonceng), maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

3.8.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Korelasi antar variabel independen yang satu dengan yang lainnya disebut dengan multikolinieritas. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan

(45)

menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF>10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Erlina, 2011:106). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik, park glejser, rank spearman dan barlett.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di Studentized ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

(46)

3.8.2.4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakana uji Durbin Watson (DW test). Model regresi dikatakan tidak terdapat autokorelasi apabila nilai Durbin Watson berkisar 1,55 sampai 2,46 (untuk n<15).

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Kriteria pengujian dengan hipotesis tidak ada autokorelasi adalah sebagai berikut, Menurut Santoso kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:

Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.

Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi.

Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.

3.8.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional antara variabel independen dan variabel dependen. Adapun bentuk model regresi yang digunakan sebagai dasar adalah bentuk fungsi linear yakni:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e dimana:

a = Konstanta

Y = Pengungkapan CSR X1 = Profitabilitas

X2 = Ukuran Perusahaan

b1.. b2.. = koefisien regresi masing-masing variabel independen e = faktor penggangu

(47)

3.8.4. Uji Hipotesis

3.8.4.1. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t merupakan uji signifikan pengaruh setiap variabel antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan demikian, melalui uji t akan diketahui bagaimana pengaruh variabel independen secara parsial.

1. Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2. Jika –ttabel > – thitung atau ttabel < thitung maka H0 ditolak yang artinya ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3.8.4.2. Uji Simultan (Uji F)

Uji F adalah menguji variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, yang ditempuh melalui dua pendekatan, yaitu: membandingkan angka F hitung dengan F tabel.

1. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho di terima, 2. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak.

Atau bisa dilihat dari nilai p-value yang muncul, 1. Jika p < α, maka Ho ditolak,

2. Jika p > α, maka Ho diterima.

3.8.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan model penelitian dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kelemahan penggunaan R square adalah setiap penambahan

(48)

variabel independen dalam model penelitian akan meningkatkan nilai R square walaupun variabel independen yang ditambahkan tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen. Penelitian ini memiliki lebih dari satu variabel independen jadi untuk menghindari kelemahan R square, persentase yang dipakai adalah persentase adjusted R square.

3.8.5. Analisis Regresi dengan Variabel Moderating

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk melakukan uji regresi dengan variabel moderator adalah Moderated Regression Analysis atau uji interaksi. Menurut Ghozali (2009:164), Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut :

Y = a1+ b1X1+ b3X3+ b5X1X3+ e1

Y = a2+ b2X2+ b4X3+ b6X2X3+ e2 Dimana :

Y = Pengungkapan CSR a = Konstansta

b = Koefisien regresi X1 = Profitabilitas X2 = Ukuran perusahaan X3 = Ukuran dewan komisaris e = Standard error

(49)

Jika variabel X3merupakan variabel moderating, maka koefisien b5 dan b6 harus signifikan pada tingkat signifikansi yang ditentukan. Apabila variabel X3 semakin tinggi maka akanberpengaruh terhadap tingginya variabel Y.

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Statistik Deskriptif

Data yang dikumpulkan dari masing-masing variabel yang telah diolah akan ditampilkan pada bagian ini dengan menampilkan nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasi dari tiap variabel. Variabel dalam penelitian ini meliputi Profitabilitas (ROA) (X1), Ukuran Perusahaan (Ln Total Asset) (X2) terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR) (Y) dengan variabel moderasi yakni Ukuran Dewan Komisaris (Z). Hasil pengujian statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSR 63 .00 1.00 .6830 .26326

ROA 63 2.74 41.55 14.0252 11.01349

LNSIZE 63 11.68 18.17 14.6006 1.76700

COMM 63 3.00 5.00 3.9048 .68895

ABSROACOMM 63 .03 3.71 1.2878 .90084

ABSLNSIZECOMM 63 .04 2.74 1.2001 .69696

Valid N (listwise) 63

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Agustus 2015)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dijelaskan hasil penelitian statistik deskriptif sebagai berikut:

1. Rata-rata nilai CSR adalah 0.6830 dengan standar deviasi 0.26326, nilai minimum 0.00 dan nilai maksimum 1.00.

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 5 Perhitungan Perk iraan Pengembalian Modal A wal Jika Eirys Melakukan Pengembangan Bisnis Dengan Pemanfaatan Media Sosial Dan Inovasi Penawaran Home Service

pengembangan kawasan pusat pelayanan kota sebagai pusat perbelanjaan yang nyaman sehingga menjadi salah satu asset wisata belanja, yang dilengkapi dengan jalur pejalan

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, Biro Umum menetapkan indikator kinerja Biro Umum tahun 2014 yaitu Persentase Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan

(3)Menganalisis pengaruh sarana pembelajaran dan partisipasi orang tua terhadap hasil belajar dikalangan siswa SMPN 1 Getasan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif,dengan

a) Metode moora dapat menentukan suatu penilaian kinerja pegawai honorer yang terbaik pada sistem pendukung keputusan pada kantor dinas ketenagakerjaan kota

Label halal pada kosmetik membuat persepsi baru bagi masyarakat yaitu kosmetik berlabel halal tidak mengandung alkohol sesuai dengan uji pearson correlation dengan

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis

Untuk itulah penulisan ilmiah ini dibuat untuk mencoba membantu dalam memberikan pelayanan yang lebih cepat yaitu dengan menggunakan komputerisasi. Dengan adanya