• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

Dalam dokumen SKRIPSI - IAIN Repository (Halaman 51-54)

BAB III METODE PENELITIAN

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan dengan memaparkan atau mendeskripsikan data. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan informasi yang dapat digali dari data secara komprehensif dengan cara mendeskripsikan data melalui berbagai macam cara.

Penilitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian.10 Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan melihat bagaimana kesesuaian penetapan ujrah dalam pembiayaan talangan haji

9 Ibid., 217

10 Surmadi Surabrata, Metodologi Penelitian, cet ke-25, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014), 76

berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo Lampung Tengah dengan melakukan wawancara kepada pegawai dan nasabah PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo dan juga dokumentasi untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan.

Dari uraian diatas ada beberapa langkah yang dilakuakan dalam penelitian ini yaitu.

1. Menelaah Seluruh Data

Tahap ini sangat penting untuk memeriksa semua bukti yang telah dikumpulkan sebelum dianalisis agar memudahkan dalam proses analisis.11 Dalam hal ini di awali dengan menemukan masalah yang akan diteliti, pokok masalah penelitian, tujuan penelitian, fokus penelitian dan pengumpulan data penelitian.

2. Mereduksi Data

Tahap mereduksi data merupakan tahap dimana peneliti akan merangkum data yang telah dikumpulkan, memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan pokok masalah serta sesuai dengan tujuan penelitian maupun fokus penelitian.12 Dalam penelitian ini reduksi data dengan cara merangkum dan melakukan penelusuran adanya data dengan datang ke lokasi penelitian dan melakukan wawancara. Setelah mendapatkan data dari hasil wawancara selanjutnya ialah memindahkan hasil wawancara tersebut dalam bentuk tulisan.

11 Ssugiarto, Metodologi Penelitian., 254

12 Ibid., 225

Tahap ini juga berisi pembuatan kajian pustaka yang berisi landasan teori yang dalam penelitian ini adalah mengenai pembiayaan talangan haji dan teori mengenai fatwa No. 29/DSN-MUI/VI/2002.

3. Memeriksa Keabsahan Data

Tujuan pemeriksaan keabsahan data adalah supaya peneliti benar- benar mendapatkan data yang valid dan reliabel sehingga dapat mempertanggungjawabkan hasil penelitian yang didasarkan atas data tersebut secara ilmiah.13

4. Menafsirkan Data

Tahap terakhir dalam analisis data penelitian kualitatif adalah penafsiran semua data yang sudah di telaah, direduksi, disusun dalam satuan atau kategori serta di uji keabsahan datanya. Temuan penelitian akan dirumuskan oleh peneliti menjadi teori baru atau temuan baru.

Perumusan teori dinyatakan dalam narasi atau kalimat yang jelas, logis dan sistematis. Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisis data temuan yang di peroleh dari lapangan yang berhubungan dengan penetapan pembiayaan talangan haji di BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo. Setelah itu, langkah terakhir dalam penelitian ini adalah memberikan kesimpulan sesuai pembahasan penelitian.

13 Ibid., 256

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo Lampung Tengah

1. Sejarah Berdirinya PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo Lampung Tengah

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Rajasa Lampung Tengah merupakan salah satu lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah Islam, demokrasi ekonomi, dan juga prinsip kehati- hatian di dalam kegiatan operasionalnya.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Rajasa Bandar Jaya Lampung Tengah mulai beroprasional pada tanggal 30 Juli 2008 yang didirikan berdasarkan akta anggaran dasar notaris Lukman Suheru,SH di Bandar Jaya No. 41 tanggal 29 Maret 2010. Dengan nomor legalitas AHU-32708.AH.01.01.Tahun 2010 dan izin prinsip 12/8/KEP.PBI/2010, tanggal 18 Agustus 2010.

Bank Syariah Rajasa memiliki kantor cabang yaitu BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo yang berdiri pada tahun 2010 atau dua tahun setelah kantor pusat beroperasional. PT BPRS Rajasa kantor kas Kalirejo atau biasa di sebut Bank Syariah Rajasa Kalirejo didirikan pertama di JL. Jendral Sudirman Kaliwungu Lampung Tengah bertepatan di dekat pasar Kalirejo dan pada tahun 2018 BPRS ini berpindah lokasi tidak jauh dari pasar Kalirejo dengan bangunan yang

lebih luas demi kenyamanan nasabah di karenakan semakin bertambahnya jumlah nasabah dan kurang luasnya kantor bank syariah yang sebelumnya. Kantor kas Kalirejo didirikan dengan tujuan untuk memperluas jaringan kantor dari PT BPRS Rajasa Lampung Tengah.

2. Visi dan Misi PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo Lampung Tengah a. Visi

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Rajasa merupakan salah satu bank pembiayaan rakyat syariah yang memiliki visi terwujudnya Bank Pembiayaan Rakyat syariah Rajasa Lampung Tengah yang profesional dan sehat sebagai mitra perekonomian umat menuju masyarakat madani.

b. Misi

Misi dari PT BPRS Rajasa yakni:

1) Mewujudkan organisasi dan SDI yang sehat maju dan profesional

2) Melakukan sosialisasi dan edukasi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah

3) Mengembangkan kegiatan ekonomi umat pada sektor UMKM dan sektor lainnya

4) Menciptakan kemitraan bermuamalah yang amanah, kehati- hatian dan profesional

5) Menggalang dana ZIS yang menyeluruh dan transparan

6) Berkontribusi terhadap PAD kabupaten Lampung Tengah.

3. Sruktur Organisasi PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo Lampung Tengah.

Berikut merupakan struktur organisasi di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo Lampung Tengah.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo

4. Produk-Produk Pada PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo Lampung Tengah

Produk –produk yang di tawarkan pada PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo sebagai berikut.

a. Produk Tabungan

Tabungan umum Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Rajasa Lampung Tengah merupakan dana tabungan nasabah yang

Kepala Kantor Kas Tri Wijayatmo

Account Officer Ahcmad Khusaeri

Customer Service Nur Salim

Teller Putri Meidawati

dikelola secara amanah oleh bank tanpa biaya administrasi namum mendapatkan imbalan berupa bagi hasil sesuai nisbah yang telah disepakati.

1) Tabungan Wadiah Rajasa (Tawar) 2) Tabungan Haji Rajasa (Tahara) 3) Tabungan Qurban Rajasa (Taqur) 4) Tabungan Siswa Rajasa (Tasira) 5) Tabungan Arisan Rajasa (Tarisa) 6) Deposito Rajasa

b. Produk Pembiayaan

1) Pembiayaan Sertifikasi Guru

Pembiayaan penyediaan dana yang diperuntukan untuk nasabah yang berprofesi sebagai guru baik PNS maupun honor di seluruh wilayah Lampung yang memiliki sertifikasi pendidikan dari pemerintah yang berwenang. Pembiayaan ini dapat dilakukan dengan akad al-murabahah dan multijasa sesuai dengan tujuan penggunaan nasabah.

2) Pembiayaan Sisa Gaji PNS

Pembiayaan penyediaan dana yang diperuntukkan untuk nasabah yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil di pemerintahan daerah Kabupaten Lampung Tengah dan terlebih dahulu dilakukan MOU kerja sama dengan

bendahara gaji oleh dinas terkait. Pembiayaan ini dapat dilakukan dengan akad al- murabahah ijarah multijasa.

3) Pembiayaan Pengurusan Porsi Ibadah Haji

Pembiayaan penyediaan dana untuk pemesanan seat atau kursi pemberangkatan ibadah haji diperuntukkan untuk nasabah yang ingin melakukan ibadah haji dengan aman dan berkah. Pembiayaan ini dapat dilakukan dengan akad ijarah multijasa atau qard.

4) Pembiayaan Sektor Usaha Mikro dan Kecil Rajasa

Pembiayaan penyediaan dana yang di peruntukkan untuk nasabah yang mempunyai usaha mikro maupun kecil baik dalam sektor pertanian, perdagangan, perkebunan, maupun konsumsi dll. Pembiayaan ini menggunakan akad murabahah, ijarah multijasa dan musyarakah sesuai dengan tujuan penggunaan nasabah.

B. Penetapan Ujrah Dalam Pembiayaan Talangan Haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo

Dana talangan haji merupakan pembiayaan dalam bentuk konsumtif yang diajukan nasabah untuk memenuhi kebutuhan pembayaran setoran awal biaya penyelenggaraan ibadah haji yang di tentukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Sistem Komputerisasi

Haji Terpadu (SISKOHAT).1 Dana talangan haji adalah solusi untuk mewujudkan impian masyarakat yang kekurangan dana dalam menunaikan ibadah haji.

Pembiayaan talangan haji diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada calon jamaah haji untuk memenuhi persyaratan minimal setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sehingga calon jamaah haji bisa mendapatkan nomor porsi haji sesuai dengan ketentuan syarat pendaftaran haji di Kementerian Agama.

Dasar fiqh dalam pembiayaan ini adalah akad qardh wal ijarah, akad qardh wal ijarah adalah gabungan dua akad yaitu akad qardh (pinjaman) dan akad ijarah (jasa) sesuai fatwa DSN-MUI No. 29/DSN- MUI/VI/2002 tanggal 26 Juni 2002 tentang biaya pengurusan haji oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS).2 Dalam fatwa DSN/MUI No.

29/DSN-MUI/VI/2002 memuat ketentuan yang berhubungan dengan pemberian dan talangan haji oleh Lembaga Keuangan Syariah. Fatwa ini memperbolehkan Lembaga Keuangan Syariah membantu menalangi pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) nasabah dengan menggunakan prinsip al-qardh dan mendapatkan ujrah atas jasa pengurusan porsi haji dengan menggunakan prinsip ijarah. Akan tetapi, dalam pemberian besar imbalan jasa (ujrah) tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan yang diberikan kepada nasabah.

1 Syamsul Hadi dan Widyarini, “Dana Talangan Haji (Fatwa DSN dan Praktek di LKS)”

Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum : Volume 45, Nomor II, Juli-Desember 2011,1484

2 Faisal Fani Nasution dkk, “Pembiayaan Talangan Haji dalam Perbankan Syariah di Tinjau dari Undang-Undang Perbankan Syariah”, Jurnal Hukum Ekonomi, Volume 2, Nomor 2, Juni 2013,4

Isi dari Fatwa DSN-MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 sebagai berikut.

a. Dalam pengurusan haji bagi nasabah, Lembaga Keuangan Syariah dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai fatwa DSN-MUI No. 9/DSN-MUI/IV/2000

b. Apabila diperlukan Lembaga Keuangan Syariah dapat membantu menalangi pembiayaan pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) nasabah dengan menggunakan prinsip al-qardh sesuai fatwa DSN-MUI No. 19/DSN-MUI/VI/2001

c. Jasa pengurusan haji yang dilakukan Lembaga Keuangan Syariah tidak boleh dipersyaratkan dengan pemberian talangan haji

d. Besar imbalan jasa al-ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-qardh yang diberikan Lembaga Keuangan Syariah kepada nasabah.

Isi fatwa No. 29/DSN-MUI/VI/2002 menerangkan bahwa dalam membantu nasabah untuk pengurusan haji pihak bank dapat mengambil imbalan ujrah dari jasa pengurusan haji hingga nasabah mendapatkan nomor porsi haji, pengambilan ujrah tersebut menggunakan prinsip ijarah.

Selain itu, apabila di perlukan pihak bank dapat membantu menalangi membayarkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dengan prinsip al-qardh dan dalam pengurusan haji pihak bank tidak boleh mensyaratkan dengan pemberian talangan haji. Dalam pengambilan imbalan jasa (ujrah)

tidak boleh di dasarkan pada jumlah talangan yang diberikan kepada nasabah.

Akad dalam produk talangan haji adaah al- qardh wal ijarah.

Qardh merupakan kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pinjaman tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.3 Sedangkan ijarah adalah pemberian / penyediaan jasa baik dalam bentuk pemberian manfaat atas suatu barang, pemberian pinjaman (dana talangan) dan/atau pemberian pelayanan dengan dan/atau tanpa pembayaran imbal jasa (ujrah) sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak.4

PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Rajasa Kantor Kas Kalirejo Lampung Tengah merupakan salah satu lembaga keuangan yang menawarkan produk pembiayaan porsi haji atau sering disebut dana talangan haji dimana pihak bank menyediakan dana untuk membantu nasabah dalam menalangi pembayaran setoran awal biaya penyelenggaraan ibadah haji sehingga calon jamaah haji bisa mendapatkan porsi haji.

Produk talangan haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo di kenal dengan nama pembiayaan pengurusan porsi ibadah haji. Dari hasil wawancara kepada Bapak Tri Wijayatmo selaku kepala kantor kas

3 Muhamad, Bisnis Syariah: Transaksi dan Pola Pengikatnya, (Depok: Rajawali Pers, 2018), 239

4 Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Cet-7 Edisi-2, (Jakarta: Kencana, 2017), 359

menjelaskan bahwa produk talangan haji ini merupakan produk yang terbilang baru karena produk talangan haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo mulai dikenalkan pada tahun 2016 akan tetapi karena ada beberapa alasan sehingga produk ini harus fakum untuk sementara sekitar satu tahun dan baru berjalan kembali di pertengahan tahun 2017. Tujuan adanya produk talangan haji adalah untuk membantu nasabah yang ingin mendaftarkan dirinya dan memesan seat haji dengan membantu menalangi setoran awal biaya penyelenggaraan ibadah haji.5

Dalam memasarkan produk talangan haji PT BPRS Rajasa menggunakan beberapa strategi untuk mengenalkan produk pembiayaan talangan haji seperti melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan menyebarkan brousur pembiayaan talangan haji yang di sediakan oleh pihak bank. Dari keterangan Bapak Ahcmad Khusaeri menyebutkan bahwa PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo sering melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah untuk menarik minat para pegawai sekolah menjadi nasabah di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo. Dalam perkembanganya produk talangan haji di BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo mengalami kenaikan walaupun tidak begitu signifikan.6

5 Survey, Wawancara Dengan Tri Wijayatmo selaku Kepala Kantor Kas BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo, 05 Maret 2020

6 Survey, Wawancara Dengan Tri Wijayatmo selaku Kepala Kantor Kas PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo, 05 Maret 2020

Tabel 4.1

Tabel Jumlah Nasabah

TAHUN JUMLAH NASABAH

2017 14 Nasabah

2018 19 Nasabah

2019 23 Nasabah

Total 55 Nasabah

Pada tahun 2017 jumlah nasabah khusus pembiayaan talangan haji adalah 14 nasabah, pada tahun 2018 bertambah 19 nasabah dan pada tahun 2019 ada 23 nasabah yang mengajukan pembiayaan talangan haji, sehingga total nasabah khusus pembiayaan talangan haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo Lampung Tengah adalah 55 nasabah.

Setiap tahun nasabah talangan haji meningkat karena pada setiap tahunnya ada beberapa nasabah yang mengajukan pembiayaan talangan haji untuk menalangi pembayarkan setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebagai syarat untuk mendapatkan porsi haji. Alasan nasabah tertarik mengajukan pembiayaan talangan haji karena takut tidak segera berangkat haji jika menunggu tabungannya terkumpul mengingat antrian haji yang sangat lama. Nasabah tertarik dengan produk talangan haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo setelah mendengarkan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak marketing dan melihat brousur yang dibagikan kepada calon nasabah. Selain itu calon nasabah juga

mendapatkan dorongan dan informasi dari teman ataupun saudara yang telah lebih dahulu menjadi nasabah talangan haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo.

Pembiayaan talangan haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo memberikan jasa berupa pengurusan dan pendampingan mulai dari pembayaran setoran awal penyelenggaraan haji di bank yang ditunjuk sebagai bank penerima Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan pendaftaran calon jamaah haji ke Kementerian Agama hingga mendapatkan porsi ibadah haji.

Dari hasil wawancara dengan Bapak Ahcmad Khusaeri selaku Account Officer PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo menyebutkan bahwa dalam pengurusan calon jamaah haji PT BPRS Rajasa bekerja sama dengan Commerce International Merchant Bankers (CIMB) Niaga Syariah untuk mendaftarkan calon jamaah haji ke Kementerian Agama hingga jamaah mendapatkan nomor porsi ibadah haji.7 Dalam pengurusan pendaftaran haji pihak bank mendampingi nasabah untuk membuat rekening tabungan di CIMB Niaga Syariah dan membayarkan setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di CIMB Niaga Syariah karena CIMB Niaga Syariah merupakan salah satu bank yang dipilih sebagai bank penerima setoran awal BPIH, setelah itu nasabah dapat mendaftarkan diri untuk menjadi calon jamaah haji di Kementerian Agama.

7 Survey, Wawancara Dengan Ahcmad Khusaeri Selaku Account Officer PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo, 05 Maret 2020

Akad yang digunakan dalam pembiayaan talangan haji adalah akad qard dan ijarah multijasa. Keuntungan pihak bank dalam pembiayaan talangan haji berupa imbalan jasa atau sering disebut ujrah. Imbalan jasa tersebut diambil dari jasa pihak bank dalam pengurusan pendaftaran haji hingga nasabah mendapatkan nomor porsi haji.8

Penetapan ujrah pembiayaan talangan haji ini didasarkan pada jumlah talangan yang diajukan nasabah. Besaran ujrah di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo ialah 1% dari jumlah talangan. Penetapan ujrah tersebut berlandaskan pada SOP yang berlaku. Dalam Standar Oprasional dan Prosedur (SOP) Pembiayaan menjelaskan bahwa pembiayaan murabahah, musyarakah, ijarah untuk umum margin/ bagi hasil/ ujrah mininal ekuivalen setara dengan 14% efektif pertahun.

Menurut keterangan dari Bapak Ahcmad Khusaeri selama ini belum pernah ada negosiasi dalam menentukan ujrah antara pihak bank dengan nasabah karena ujrah telah ditetapkan sesuai Standar Operasional dan Prosedur (SOP) pembiayaan. Selama ini nasabah yang mengajukan pembiayaan tidak merasa keberatan dengan ujrah yang di tawarkan pihak bank.9

Produk pembiayaan talangan haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo menawarkan plafond pembiayaan Rp.15.000.000-, - Rp.

8 Survey, Wawancara Dengan Ahcmad Khusaeri Selaku Account Officer PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo, 05 Maret 2020

9 Survey, Wawancara Dengan Ahcmad Khusaeri Selaku Account Officer PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo, 05 Maret 2020

25.000.000-, dengan jangka waktu angsuran satu tahun sampai maksimal lima tahun.10

Tabel 4.2 Angsuran Pembiayaan Talangan Haji

PLAFON

JANGKA WAKTU

12 BULAN 24 BULAN 36 BULAN 48 BULAN 60 BULAN 15.000.000 1.393.800 768.800 560.500 462.500 400.000 16.000.000 1.486.700 820.000 597.800 493.400 426.600 17.000.000 1.579.600 871.300 635.200 524.200 453.300 18.000.000 1.672.500 922.500 672.600 555.000 480.000 19.000.000 1.765.500 973.800 709.900 585.900 506.600 20.000.000 1.858.400 1.025.000 747.300 616.700 533.300 21.000.000 1.951.300 1.076.200 784.600 647.500 559.900 22.000.000 2.044.200 1.127.500 822.000 678.400 586.600 23.000.000 2.137.100 1.178.700 859.400 709.200 613.300 24.000.000 2.230.000 1.230.000 896.700 740.000 639.900 25.000.000 2.323.000 1.281.200 934.100 770.900 666.600

Dari tabel di atas jika nasabah mengajukan pembiayaan talangan haji sebesar Rp. 15.000.000-, dengan jangka waktu satu tahun maka nasabah wajib membayar angsuran Rp. 1.393.800-, per bulan ( Rp.

16.725.600-, per tahun), dengan ujrah sebesar Rp. 143.800-, per bulan

10 Ibid.

(Rp. 1.725.600-, per tahun). Dan apabila nasabah mengajukan pembiayaan dengan masa angsuran lima tahun maka angsuran nasabah per bulan sebesar Rp. 400.000-, (Rp. 24.000.000-, perlima tahun) dengan ujrah sebesar Rp. 150.000-, per bulan (Rp. 9000.000-, perlima tahun).

Penetapan ujrah yang ditawarkan pihak PT. BPRS Rajasa sudah melalui tahap persetujuan antara pihak internt bank dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Dalam pemberian pembiayaan khususnya penetapan ujrah pihak PT BPRS Rajasa tidak melibatkan nasabah. Akan tetapi, apabila nasabah merasa keberatan pihak bank memberikan kesempatan kepada nasabah untuk menegosiasikan hal tersebut.

Dari hasil wawancara dengan Ibu Yuni salah satu nasabah pembiayaan talangan haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo, beliau menjadi nasabah pembiayaan talangan haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo sejak tahun 2019. Beliau mengatakan bahwa mengetahui produk pembiayaan talangan haji dari sosialisasi yang dilakukan oleh pihak marketing di sekolahan dimana beliau bekerja dan brousur yang di bagikan kepada guru dan pegawai disekolahan tersebut. Setelah melihat brousur talangan haji dan mendengarkan penjelasan pihak marketing BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo beliau tertarik dan langsung mendiskusikannya dengan suami untuk mengambil pembiayaan talangan haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo. Alasan beliau tertarik menjadi nasabah di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo karena sebelumnya sudah menjadi nasabah di BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo

dan beliau mengingat bahwa antrian keberangkatan haji sangat lama yaitu 10-15 tahun sehingga jika tidak segera mendaftarkan diri menjadi calon jamaah haji maka semakin lama untuk bisa menunaikan ibadah haji.11

Menurut Ibu Yuni dengan adanya pembiayaan talangan haji ini sangat membantu beliau dan nasabah lainnya dalam menalangi kekurangan dana untuk membayarkan setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan nomor porsi haji. Selain itu, beliau mengatakan dengan adanya dana talangan haji dapat mempermudah proses pendaftaran haji karena pihak bank senantiasa mendampingi proses pendaftaran haji hingga nasabah mendapakan nomor porsi haji. Dalam pengajuan pembiayaan talangan haji beliau mengakui bahwa tidak ada negosiasi mengenai ujrah yang disepakati.12 Beliau langsung menyetujui dan mempercayakan semua kepada pihak bank tanpa negosiasi mengenai ujrah yang di tawarkan oleh pihak BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo.

Dalam praktiknya sebelum memberikan pembiayaan pihak PT BPRS Rajasa Kator Kas Kalirejo perlu menganalisis calon nasabah untuk meminimalisir terjadinya pembiayaan bermasalah dan menekan kerugian bagi pihak bank. Dalam menganalisis calon nasabah PT BPRS Rajasa menggunakan prinsip analisis 5C, yaitu (Character, Capacity, Capital, Condition of economy, Collateral).

11 Survey, Wawancana Dengan Ibu Yuni Nasabah Pembiayaan Talangan Haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo, 05 Maret 2020

12 Survey, Wawancana Dengan Ibu Yuni Nasabah Pembiayaan Talangan Haji di PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo, 05 Maret 2020

1. Character

Merupakan penilaian mengenai sifat atau watak dari calon nasabah. Suatu pembiayaan harus di berikan dengan orang yang benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang calon nasabah baik bersifat latar belakang pekerjaan maupun bersifat pribadi seperti: cara hidup, keadaan keluarga dan kehidupan bermasyarakat. PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo menganalisis karakter atau sifat nasabah dengan cara melakukan survei terhadap calon nasabah dengan melakukan wawancara mengenai latar belakangan keluarga dan usaha yang di kerjakan nasabah serta bertanya mengenai riwayat pernah melakukan pembiayaan sebelumnya atau tidak. Berdasarkan wawancara tersebut pihak bank dapat mengetahui dari sifat dan karekter nasabah apakah dapat dipercaya dan layak mendapatkan pembiayaan atau tidak.

2. Capacity

Merupakan penilaian mengenai kapasitas keuangan calon nasabah. PT BPRS Rajasa Kantor Kas Kalirejo melakukan penilaian dengan melihat kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya, dalam hal ini pihak bank akan mempertanyakan bagaimana usahanya dan penghasilan dari calon nasabah yang akan diberikan pembiayaan sehingga pihak bank dapat mengetahui sejauh mana kemampuan nasabah dalam mengembalikan hutang-hutangnya.

Apabila penghasilan dari nasabah mencukupi maka pihak bank akan

Dalam dokumen SKRIPSI - IAIN Repository (Halaman 51-54)

Dokumen terkait