• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

= Variansi skor total53

berikut), dengan perkataan lain perubahannya berlawanan arah satu sama lain.

Korelasi juga bersifat simetris atau saling mempengaruhi artinya perubahan X diikuti oleh Y dan sebaliknya perubahan Y juga diikuti oleh X ; dari kenyataan ini kita dapat menyatakan bahwa korelasi terjadi pada satu sampel dengan pengamatan pada beberapa variabel.55

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan koefisien korelasi validitas instrumen yaitu koefisien korelasi product moment pearson. Cara penafsiran harga koefisien korelasi yaitu membandingkan koefisien rhitung dengan rtabel. Butir soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikan α = 0,05.

b. Analisis Data Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tentang hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran SKI yang diperoleh peserta didik baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar peserta didik. Hasil dari pendeskripsiannya akan dimasukkan dalam beberapa kategori, yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah.

Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Materi

Nilai Kategori Kriteria

< 55 55 – 59 60 – 75 76 – 85 86 – 100

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Adapun statistik deskriptif yang dimaksud adalah :

1) Membuat tabel distribusi frekuensi

55Saifuddin Azwar, Metodogi Penelitian, (Cet. VIII; Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset, 2007) h. 124.

Tabel distribusi dapat dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Tentukan skor terbesar dan skor terkecil kemudian tentukan rentangnya.

Rentang adalah selisih skor tertinggi dan skor terendah

b) Tentukan banyaknya kelas interval dengan menngunakan rumus empiris strurges. Rumus empiris strurgess adalah: K = 1+3,3 log n

Dimana:

K = Banyaknya kelas interval yang dicari N = Banyaknya data

c) Membuat kelompok skor dengan jarak kelas interval mulai dari skor terendah sampai skor tertinggi

d) Tentukan frekuensi skor untuk setiap kelas e) Buatlah table distribusi frekuensinya.56 2) Rata-rata (Mean)

Mean =

Keterangan :

fi = Frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian kelompok ke-i xi= Nilai statistic

k = Banyaknya kelompok.57 3) Menghitung Standar Deviasi (SD)

SD = √∑ 2

56Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan penilaian Pendidikan, (Cet. II;

Bandung:Sinar Baru Algesindo,2009), h. 169.

57Muh. Arif Tiro, Dasar-dasar stastistika (Cet. III; Makassar: Andira Publisher,2000). h. 133.

10

n – 1

4) Persentase (%) nilai rata-rata P = × 100%

Dimana :

P = Angka persentase

= Frekuensi yang dicari persentasenya N = Banyaknya sampel responden.58 c. Analisis Data Statistik Inferensial

Pada bagian statistik infernsial dilakukan beberapa pengujian untuk keperluan pengujian hipotesis. Pertama dilakukan pengujian dasar yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varian setelah itu dilakukan uji sampel independen untuk keperluan uji hipoteisis.

1) Uji normalitas data

Normaliatas data dimaksudkan data yang digunakan untuk mengetahui distribusi normal atau tidak. Pengujian ini juga dilakukan untuk mengertahui data yang akan diperoleh dapat diuji dengan statistic parametric atau statisticnonparametric. Untuk pengujian tersebut digunakan rumus Chi-kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut:

= ∑ Keterangan:

x2 = Nilai Chi-kuadrat hitung

= Frekuensi hasil pengamatan

58Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Cet VII; Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004), h. 130

= Frekuansi harapan.59

Kriteria pengujian normal bila lebih kecil dari dimana diperoleh dari x2 dengan dk = (K-1) pada taraf signifikan = 0,05.

2) Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji dua pihak

H0 : µ1 = µ2 lawan H1 : µ1 ≠ µ2

Keterangan :

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelompok peserta didik yang diajar dengan strategi pembelajaran Movie Learning dengan yang tidak menggunakan strategi pembelajaran Movie Learning di MTs.

Muhammadiyah Ereng-Ereng Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelompok peserta didik yang diajar dengan strategi pembelajaran Movie Learning dengan yang tidak menggunakan strategi pembelajaran Movie Learning di MTs.

Muhammadiyah Ereng-Ereng Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

µ1 : Rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Movie Learning.

µ2 : Rata-rata hasil belajar peserta didik yang tidak diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Movie Learning.

59Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara’

2013), h. 290.

Pengujian hipotesis menggunakan t-test. Terdapat beberapa rumus t-test.

Kriteria data diperoleh dari 12 dengan varians homogeny maka untuk pengujian hipotesis digunakan uji t-test Polled Varians dua pihak dengan rumus :

𝑡 i𝑡𝑢 g = 1 - 2

1 – 1) + ( 2 – 1)

1 + 2 - 2 Keterangan :

1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen 2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol

= Variansi kelompok eksperimen = Variansi kelompok kontrol

1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen

2 = Jumlah sampel kelompok control

Hipotesis penelitian akan diuji dengan pengujian adalah :

a) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti penggunaan strategi pembelajaran Movie Learning berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik pada Kelas VIII dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs.

Muhammadiyah Ereng-Ereng Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

b) Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ditolak, berarti penggunaan strategi pembelajaran Movie Learning tidak berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik pada Kelas VIII dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs.

Muhammadiyah Ereng-Ereng Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

n + n

Derajat kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% atau α

= 0,05.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini adalah jawaban atas rumusan masalah yang peneliti tetapkan sebelumnya, dimana terdapat 3 rumusan masalah. Hasil penelitian ini terdiri atas 3 bagian sesuai dengan jumlah rumusan masalah. Pada rumusan masalah 1 dan 2 akan dijawab dengan menggunakan analisis deskriptif sedangkan untuk ru- musan masalah 3 akan dijawab dengan menggunakan analisis inferensial sekaligus menjawab hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng yang terletak di Kabupaten Bantaeng. Kelas VIII dipilih sebagai kelas eksperimen.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus- 15 September 2022. Hasil penelitian ini adalah jawaban dari rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya yang dapat menguatkan sebuah hipotesis atau jawaban sementara. Pada penelitian ini, peneliti telah menetapkan 3 rumusan masalah yang akan dijawab.

Berikut ini hasil penelitian yang telah dilakukan di MTs Muhammadiyah Ereng- Ereng Kabupaten Bantaeng.

1. Hasil belajar SKI peserta didik Kelas VIII MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng yang diajar sebelum penerapan movie learning.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng, diperoleh data dari instrumen tes hasil belajar SKI kelas kontrol yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1. Pre Test Hasil Belajar SKI Peserta Didik MTs Muhammadiyah Ereng- Ereng

NO Responden Nilai

pre-test

1 Responden 1 20

2 Responden 2 20

3 Responden 3 40

4 Responden 4 20

5 Responden 5 60

6 Responden 6 10

7 Responden 7 50

8 Responden 8 40

9 Responden 9 50

10 Responden 10 30

11 Responden 11 40

12 Responden 12 40

13 Responden 13 60

14 Responden 14 40

15 Responden 15 10

16 Responden 16 10

17 Responden 17 60

18 Responden 18 20

19 Responden 19 10

20 Responden 20 60

Berdasarkan hasil penelitian post test setelah penerapan metode movie learning yang telah dilakukan di MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng, diperoleh data deskriptif sebagai berikut:

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Pre Test Hasil Belajar SKI Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PRE 20 10 80 36.33 17.905

Valid N (listwise) 20

Berdasarkan tabel 4.2 dapat ditunjukkan, skor maksimum yaitu yang diajar tanpa penerapan metode movie learning pada tahap pretest adalah 80 dan skor minimum yaitu 10 dengan nilai rata-rata 36,33 dan standar deviasi 17,90 dengan jumlah sampel 30.

Tabel 4.3. Distribusi Kategorisasi Pre Test Hasil Belajar SKI No.

Rentang Nilai

Kategori

Pre test

Frekuensi Persentase (%)

1 0 – 19 5 25 Sangat

Rendah

2 20 – 39 6 30 Rendah

3 40 – 59 4 20 Sedang

4 60 – 79 4 20 Tinggi

5 80 – 100 1 5 Sangat Tinggi

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa peserta didik yang diajar tanpa penerapan Movie Learning pada tahap pretest rata-rata peserta didik memiliki nilai pada kategori rendah dengan frekuensi 6 orang dan terdapat 5 orang pada kategori sangat rendah, 14 orang pada kategori sedang, 4 orang pada kategori tinggi dan 1 orang pada kategori sangat tinggi. Pada tahap posttest rata-rata kemampuan debat aktif berada pada kategori tinggi dengan frekuensi 15 orang dan 5 orang pada kategori sangat tinggi serta tidak terdapat orang pada kategori sangat rendah, rendah, dan sedang.

Berdasarkan analisis penulis dapat ditunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang memiliki hasil belajar SKI tanpa penerapan Movie Leaning yakni sebanyak 5 orang yang memperoleh nilai 10, 4 orang memperoleh nilai 40, 14 orang memperoleh nilai 40, 6 orang memperoleh nilai 60 dan 1 orang memperoleh nilai 80.

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar SKI tanpa penerapan metode movie learning berada pada kategori sedang, hal ini dapat dilihat dari nilai pretest hasil belajar peserta didik.

2. Hasil belajar SKI peserta didik Kelas VIII MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng yang diajar setelah penerapan Movie Learning.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng, diperoleh data dari instrumen tes hasil belajar SKI kelas kontrol yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4. Post Test Hasil Belajar SKI Peserta Didik MTs Muhammadiyah Ereng- Ereng

NO Responden Nilai

post-test

1 Responden 1 70

2 Responden 2 70

3 Responden 3 80

4 Responden 4 70

5 Responden 5 90

6 Responden 6 70

7 Responden 7 90

8 Responden 8 80

9 Responden 9 100

10 Responden 10 70

11 Responden 11 80

12 Responden 12 80

13 Responden 13 90

14 Responden 14 90

15 Responden 15 60

16 Responden 16 70

17 Responden 17 100

18 Responden 18 80

19 Responden 19 70

20 Responden 20 90

Berdasarkan hasil penelitian post test setelah penerapan movie yang telah dilakukan di MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng, diperoleh data deskriptif sebagai berikut:

Tabel 4.5. Statistik Deskriptif Post Test Hasil Belajar SKI

Berdasarkan tabel 4.5 dapat ditunjukkan, skor maksimum untuk kelas eksperimen yaitu yang diajar dengan penerapan Movie Learning adalah 100 sedangkan skor minimum nya yakni 60, rata-rata skor nya yakni 79 dengan standar deviasi yang diperoleh adalah 11,847.

Tabel 4.6. Distribusi Kategorisasi Post Test Hasil Belajar SKI No.

Rentang Nilai

Kelas Eksperimen Kategori

Post Test

Frekuensi Persentase (%)

1 0 – 19 0 0,00 Sangat Rendah

2 20 – 39 0 0,00 Rendah

3 40 – 59 0 0,00 Sedang

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

POST 20 60 100 79.00 11.847

Valid N (listwise) 20

4 60 – 79 15 75 Tinggi

5 80 - 100 5 25 Sangat Tinggi

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan tabel 4.6 dapat ditunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang memiliki hasil belajar SKI dengan penerapan metode movie learning pada kategori tinggi yakni sebanyak 12 orang atau 40 %, serta pada kategori sangat tinggi yakni 18 orang atau 60 %. Sedangkan untuk kategori sangat rendah, rendah dan sedang sebanyak 0 orang. Tabel kategorisasi di atas dapat disebar atau digambar dalam bentuk histogram sebagai berikut :

Berdasarkan tabel 4.6 dapat ditunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang memiliki hasil belajar SKI dengan penerapan metode movie learning yang memproleh rentang nilai 60-79 sebanyak 1 orang, yang memperoleh rentang nilai 80- 99 yakni sebanyak 17 orang, serta yang memperoleh nilai 100 yakni 2 orang.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan hasil belajar SKI lebih meningkat setelah diajar dengan penerapan Movie Learning dari pada peserta didik yang diajar penerapan Movie Learning.

3. Pengaruh pemanfaatan penerapan Movie Learning terhadap hasil belajar SKI peserta didik kelas VIII MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan pada data pretest dan posttest hasil belajar.

Uji normalitas ini dianalisis dengan menggunakan SPSS Versi 24 dengan menggunakan uji Kolmogorof -Smirnov. Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebut

berdistribusi normal maka Sig > α= 0,05 dan jika data tersebut tidak berdistribusi normal maka Sig< α =0,05. Dengan menggunakan SPSS 2,diperoleh hasil uji sebagai berikut:

Tabel 4.7. Uji Normalitas Pre Test dan Post Test Hasil Belajar SKI menggunakan SPPS Windows versi 24.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PRE POST

N 20 20

Normal Parametersa,b Mean 36.33 79.00

Std. Deviation 17.905 11.847 Most Extreme Differences Absolute .214 .210

Positive .186 .210

Negative -.214 -.157

Test Statistic .214 .210

Asymp. Sig. (2-tailed) .001c .002c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikan pretest sebesar 0,001 dan posttest sebesar 0,002. Hal ini berarti bahwa asumsi normalitas data terpenuhi.

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menetapkan ada tidaknya perbedaan pemanfaatan yang signifikan antara hasil belajar peserta didik yang tidak diajar dengan penerapan Movie Learning dan yang diajar dengan penerapan Movie Learning. Hasil uji prasyarat menunjukkan bahwa semua data terdistribusi normal sehingga nilau uji hipotesisnya dengan menggunakan SPSS 24 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.8. Uji Hipotesis Hasil Belajar SKI Pada Kelas yang di teliti

Berdasarkan hasil di atas, maka Sig (2.tailed) 0,000 < lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara rata-rata hasil belajar peserta didik MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng sebelum dan sesudah penggunaan metode movie learning. Dengan kata lain, penggunaan Movie Learning berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng. Dengan kata lain, penerapan metode movie learning berpengaruh terhadap hasil belajar SKI siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng.

B. Pembahasan

Penelitian ini adalah suatu penelitian eksperimen dengan model One Group Pretest-Posttest Design, yaitu hanya ada satu kelas yang digunakan yang berfungsi sebagai kelompok kontrol sekaligus kelompok eksperimen, yaitu kelas VIII MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng yang terdiri dari 30 orang peserta didik. Penelitian ini menggunakan tes sebelum perlakuan (pre-test) dan tes setelah perlakuan (post-test) sehingga besar efek perlakuan dapat diketahui.

Penelitian ini menguji apakah penerapan metode movie learning akan berpengaruh pada motivasi dan hasil belajar SKI peserta didik MTs Muhammadiyah Ereng-

Ereng Kabupaten Bantaeng. atau tidak. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes untuk data hasil belajar, dan lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran.

1. Penerapan Movie Learning pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Peserta Didik Kelas VIII di MTs. Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng

Dalam hubungannya dengan tujuan psikomotor, film atau movie digunakan untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak. Media ini juga dapat memperlambat atau mempercepat gerak, mengajarkan cara menggunakan suatu alat, cara mengerjakan suatu perbuatan, dan sebagainya. Selain itu, film atau movie juga dapat memberikan umpan balik tertunda kepada siswa secara visual untuk menunjukkan tingkat kemampuan mereka dalam mengerjakan keterampilan gerak, setelah beberapa waktu kemudian.

Dengan hubungannya dengan tujuan afektif, film atau movie dapat mempengaruhi emosi dan sikap seseorang, yakni dengan menggunakan berbagai cara dan efek. Ia merupakan alat yang cocok untuk memperagakan informasi afektif, baik melalui efek optis maupun melalui gambaran visual yang berkaitan.

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar.

Sedangkan Movie learning merupakan salah satu metode dalam proses pembelajaran yang mana mempunyai tujuan, yakni terkait dengan tiga hal yaitu media pembelajaran sebagai sumber belajar, fungsi semantik, dan fungsi manipulati.

Dalam hubungan dengan media pembelajaran sebagai sumber belajar dengan film secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar Dalam

kalimat ‚sumber belajar‛ ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyamSKI, penghubung dan lain-lain.

2. Hasil Belajar Peserta Didik setelah Penerapan Movie Learning pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII MTs.

Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng

Adapun untuk hasil belajar, berdasarkan analisis deskriptif data hasil tes belajar sebelum maupun setelah penerapan metode movie learning, diperoleh data bahwa terjadi peningkatan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar yaitu dari 36,33 menjadi 79 atau terjadi kenaikan rata- sebesar 42, 67 %. Lebih rinci, diperoleh bahwa nilai rata-rata hasil tes SKI peserta didik mengalami peningkatan yaitu sebelum penerapan metode movie learning persentase terbesar berada pada kategori sangat rendah yaitu 16,6% dan setelah diterapkan metode movie learning, persentase terbesar berada pada kategori sangat tinggi yaitu dari 60%.

3. Pengaruh Penerapan Movie Learning Terhadap Hasil Belajar pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Peserta Didik Kelas VIII di MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan inferensial disimpulkan bahwa penerapan metode movie learning berpengaruh terhadap motivasi belajar dan hasil belajar SKI peserta didik kelas VIII MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng.

Sedangkan berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng. sebelum dan sesudah penerapan metode movie learning. Jadi, penggunaan movie learning berpengaruh

terhadap hasil belajar SKI peserta didik MTs. Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng.

Kesimpulan ini ternyata bersesuaian dengan hasil observasi peserta didik selama penerapan metode movie learning, yang memperlihatkan bahwa pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan mengalami peningkatan. Hal ini antara lain disebabkan karena materi dalam tugas yang disajikan dengan singkat, padat tapi jelas serta menarik sehingga siswa merasa lebih tertarik dan aktif, yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik.

58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan tersebut, maka dalam hal ini penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang memiliki hasil belajar SKI tanpa penerapan metode movie learning yakni sebanyak 5 orang yang memperoleh nilai 10, 4 orang memperoleh nilai 40, 14 orang memperoleh nilai 40, 6 orang memperoleh nilai 60 dan 1 orang memperoleh nilai 80.Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar SKI tanpa penerapan metode movie learning berada pada kategori sedang.

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakakukan dapat ditunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang memiliki hasil belajar SKI dengan penerapan metode movie learning yang memeproleh rentang nilai 60-79 sebanyak 1 orang, yang memperoleh rentang nilai 80-99 yakni sebanyak 17 orang, serta yang memperoleh nilai 100 yakni 2 orang.

3. Berdasarkan hasil tersebut di atas, dapat disimpulkan hasil belajar SKI lebih meningkat setelah diajar dengan penerapan metode movie learning.

Berdasarkan hasil di atas maka Sig (2.tailed) 0,000 < lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara rata- rata hasil belajar peserta didik MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng sebelum dan sesudah penggunaan metode movie learning. Dengan kata lain, penggunaan metode movie learning berpengaruh terhadap hasil belajar

peserta didik MTs Muhammadiyah Ereng-ereng. Dengan kata lain, penerapan metode movie learning berpengaruh terhadap hasil belajar SKI siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Ereng-Ereng.

B. Implikasi Penelitian

Setelah melaksanakan penelitian, Implikasi yang dapat penyusun ajukan adalah sebagai berikut:

1. Jika guru menerapkan metode movie learning dalam pembelajaran SKI sesuai dengan langkah-langkah metode movie learning maka peserta didik akan mudah memahami pembelajaran dengan baik dan benar.

2. Kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi pendidik dan peserta didik maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pembelajaran SKI.

3. Kepada peneliti lainnya yang berkeinginan untuk meneliti dalam wilayah kajian yang sama, diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar ataupun media yang dapat merepresentasikan metode movie learning berbasis teknologi.

60

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).

Azwar, Saifuddin. Tes Prestasi Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, Edisi II (Cet. XI;Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013).

Budiman, Arif ‚Pengaruh Penerapan Metode Quiz Team Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Darul Ma’arif Jakarta Selatan‛, Skripsi (Jakarta: UINJKT Press, 2014).

Daradjat, Zakiyah, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Cet. III; PT Bumi Aksara, 2008).

Dimyati dan Mudjiono, Belajar & Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2013).

Djamarah, Bahri Syaiful, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2010).

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada, 2006).

Hartono, Analisis Item Instrumen (Cet. I; Pekanbaru Riau: Zanafa Publishing, 2015).

Jihad, Asep. Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012).

Kementerian Agama Republik Indonesia, al-Qur’an dan Terjemah (Bandung: Syamil Quran, 2012).

Lestari, Eka Karunia. Penelitian Pendidikan Matematika (Cet. I; Bandung: PT Rafika Aditama, 2015).

Melvin, L. Silberman, L. Melvin, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung: Nuansa Cendikia, 2013).

N.K, Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar (Jakarta; PT. Rineka Cipta, 2001).

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian (Cet. XXIV; Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2013).

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001).

Ruswandi, Psikologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung: Cipta Pesona Sejahtera, 2013).

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Cet. XXII; Bandung: Alfabeta, 2015).

Sari, Herlinawati Ningrum. ‚Pengaruh Metode Quiz Team Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Aisyiyah Unggulan Gemolong Tahun 2014‛, Skripsi (Surakarta: UMS Press, 2015).

Sholikah, Baqiyatus Zahro Ayu. ‚Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al Qur’an Hadist Di MTsN 1 Tulungagung‛, Skripsi (Tulungagung: IAIN Press, 2018).

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajatran di Sekolah Dasar (Cet. I; Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2013

Alamsyah Said, dkk. 2015. 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligence: Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Belajar Siswa. Jakarta: Kencana.

Arifin, Z. 2000. Evaluasi Instruksional. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Chatib, Munif. 2009. Gurunya Manusia. Jakarta: Book Point.

Kemenag. 2020. Sejarah Kebudayaan Islam MTs. Kelas VIII. Jakarta: Kemenag.

Kunandar. 2014. Guru Profesional Omplementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mahardayanti, Taurinda. 2013. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika dengan Pemberian Tugas Artikel Internet Kelas VI SD Negeri Tanjungrejo 3 Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Ilmiah Pendidikan: 1(1).

Munadi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Persada Pers.

Nasution, S. 2011. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nur, Baiatun Nisaa. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri 12 Makassar. Makassar: UNM.

Nurmelly, Nelly. 2019. Pendekatan, Model, dan Strategi dalam Model Pembelajaran.

Palembang: Widyaiswara Muda BDK Palembang.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Bandung:

Kencana.

Sudarma, Mamon. 2014. Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sujarwo. 2013. Pendidikan di Indonesia Memprihatinkan, Jurnal Pendidikan.

Yogyakarta: UNY.

Supratiknya. 2012. Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta:

Universitas Sanata Darma.

Dokumen terkait