METODOLOGI PENELITIAN
4.4 Teknik Analisis Data
36 g. Fungsi penerangan jalan.
2. Survei Kecepatan Sesaat (Spot Speed)
Survei Spot Speed dilakukan untuk mengetahui kecepatan kendaraan pada saat melintasi suatu ruas jalan. Data yang didapat digunakan untuk menganalisis faktor penyebab kecelakaan. Apakah kecelakaan pada ruas jalan tersebut disebabkan oleh kecepatan pengendara yang tinggi atau rendah. Alat yang digunakan adalah alat speedgun dengan menekan tombol yang ada pada alat tersebut kemudian mengarahkan pada kendaraan yang lewat, sehingga mengetahui kecepatan sesaat kendaraan tersebut.
3. Survei Data Hazard
Data hazard pada ruas jalan Kota Agung – Balimbing Segmen 6 dilihat dari aspek yang ada disekitar badan jalan dan tepi jalan yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi pengendara dan pengguna jalan yang melewati ruas jalan tersebut berdasarkan kondisi jalan yang ada.
37 2. Diagram Collision.
3. Kecepatan Sesaat (Spot Speed).
4. Jarak Pandang
4.4.2. Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan
Cara yang dilakukan yaitu dengan menganalisis faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan di ruas Jala Kota Agung – Balimbing Segmen 6.
Dari data kronologi kecelakaan penulis dapat mengetahui penyebab kecelakaan yang terjadi. Hasil dari analisis ini menjadi penguat dan tambahan rekomendasi apa yang dapat dilakukan oleh penulis dalam melakukan kajian yang bertujuan untuk meningkatkan aspek keselamatan pada ruas wilayah kajian. Adapun faktor – faktor penyebab kecelakaan yang akan dianalisis pada ruas Jalan Kota Agung – Balimbing Segmen 6 adalah sebagai berikut:
1. Faktor Manusia 2. Faktor Prasarana 3. Faktor Sarana 4. Faktor Lingkungan 4.4.3. Analisis HIRARC
1. Inspeksi Keselamatan
Tahapan inspeksi keselamatan jalan pada ruas Jalan Kota Agung – Balimbing Segmen 6 berdasarkan Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2005. Menggunakan formulir daftar periksa sebagai item pemeriksaan yang meliputi :
a. Kondisi Umum
Fokus pemeriksaan kondisi umum inspeksi keselamatan jalan yaitu kelas jalan, fungsi jalan, median, separator, bahu jalan, trotoar, drainase
b. Alinyemen Jalan
Fokus pemeriksaan Alinyemen jalan inspeksi keselamatan jalan yaitu lebar jalur, lebar perkerasan, lebar bahu.
c. Persimpangan
38 Fokus pemeriksaan persimpangan inspeksi keselamatan jalan yaitu marka, lebar jalan, lebar lajur, lajur penyeberangan jalan untuk pejalan kaki.
d. Lalu Lintas Tak Bermotor
Fokus pemeriksaan lalu lintas tak bermotor inspeksi keselamatan jalan yaitu lajur pejalan kaki, penyeberangan untuk pejalan kaki, pagar pengaman, lajur sepeda.
e. Penerangan Jalan
Fokus pemeriksaan penerangan jalan inspeksi keselamatan jalan yaitu, tersedianya lampu penerangan jalan, penempatan jarak.
f. Rambu dan Marka Jalan
Fokus pemeriksaan rambu dan marka inspeksi keselamatan jalan yaitu, kesesuaian marka dan rambu sesuai standar, kondisi marka dan rambu, penempatan marka dan rambu.
g. Bangunan Pelengkap Jalan
Fokus pemeriksaan bangunan pelengkap jalan inspeksi keselamatan jalan yaitu penempatan tiang listrik, bangunan yang ada disekitar jalan.
h. Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan
Focus pemeriksaan kondisi permukaan perkerasan jalan yaitu, kondisi permukaan jalan, hal-hal yang dapat memengaruhi perkerasan jalan.
2. Analisis HIRARC
Dilakukan berdasarkan data survei lapangan yang terkait dengan inspeksi keselamatan jalan. Pada penelitian ini observasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan keselamatan jalan yang ada pada ruas jalan Kota Agung – Balimbing Segmen 6. Analisis HIRARC terbagi menjadi 3 (tiga) tahap yaitu identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian resiko (risk assessment), dan pengendalian resiko (risk control).
A. Metode hazard identification merupakan metode pencarian bahaya sebelum bahaya tersebut terjadi atau mencari potensi bahaya.
39 Terdapat teknik identifikasi bahaya pada metode proaktif yang akan dipakai untuk mengidentifikasi bahaya yaitu sebagai berikut : 1. Severity Merupakan tingkat keparahan yang diperkirakan dapat
terjadi.
2. Likelihood Adalah kemungkinan terjadinya konsekuensi dengan system pengamanan yang ada
3. Risk merupakan kombinasi likelihood dan severity.
B. Metode penilaian resiko adalah metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi resiko melalui analisa dan evaluasi resiko untuk menentukan besarnya suatu resiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadi dan besarnya akibat yang ditimbulkan.
Berdasarkan hasil analisa dapat ditentukan peringkat resiko sehingga dapat dilakukan penilaian resiko yang memiliki dampak besar terhadap pengguna jalan dan resiko yang ringan atau dapat diabaikan. Data mengenai bahaya dan resiko pada jalan Ruas Jalan Kota Agung – Balimbing Segmen 6 Kabupaten Tanggamus didapatkan dengan cara observasi langsung dan mendokumentasikan hazard yang telah ditemukan dilapangan.
Adapun temuan hazard serta penilaian resiko pada lokasi penelitian dinilai dengan menggunakan tabel kriteria likelihood dan consequences serta matriks resiko. Setelah menentukan nilai likelihood dan concequences dari masing- masing sumber bahaya kemudian adalah mengalikan nilai likelihood dan concequences sehingga akan diperoleh tingkat bahaya risk level pada risk matriks.
Setelah mendapatkan hasil dari mengkalikan kedua nilai tersebut kemudian dilakukan pemeringkatan pada sumber bahaya yang akan dijadikan sebagai parameter untuk melakukan penanganan atau rekomendasi yang sesuai terhadap permasalahan. Berikut ini merupakan kriteria tingkat terjadinya resiko:
40 Tabel IV. 1 Kriteria Tingkat Kemungkinan Terjadinya Risiko
Tingkat Deskripsi Keterangan
1 Rare Sangat Jarang Terjadi
2 Unlikely Jarang Terjadi
3 Possible Dapat Terjadi Sesekali
4 Likely Sering Terjadi
5 Almost Certain Dapat Terjadi Setiap Saat Sumber: AS/NZS 4360:2004
Tingkat keparahan terjadinya risiko dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV. 2 Kriteria Tingkatan Terjadinya Risiko Tingkat Deskripsi Keterangan
1 Insignificant Tidak ada cedera, kerugian finansial kecil
2 Minor Ada luka dan membutuhkan
pertolongan pertama, kerugian finansial kecil
3 Moderate Cedera membutuhkan perawatan medis, kerugian finansial medium
4 Major Cedera parah, membutuhkan
penanganan RS, kerugian finansial besar
5 Cotastropic Kematian, kerugian finansial besar Sumber: AS/NZS 4360:2004
Hasil perbandingan tingkat kemungkinan dan tingkat keparahan terjadinya risiko akan digunakan untuk menentukan tingkatan risiko.
41 Tabel IV. 3 Matriks Kriteria Tingkat Kemungkinan Terjadinya Risiko
Sumber: Australian Standard/New Zealand 4360:2004 Keterangan:
E: (Extreme) resiko yang sangat tinggi, kegiatan tidak boleh dilaksanakan atau dilanjutkan sampai risiko telah direduksi.
H: (High) risiko tinggi, kegiatan tidak boleh dilaksanakan sampai risiko telah direduksi. Tindakan perbaikan segera, tidak boleh ditunda.
M: (Moderate) risiko sedang, perlu Tindakan dari manajemen untuk mengurangi risiko.
L: (Low) risiko rendah, dikelola dengan prosedur rutin.
4.4.4. Upaya Peningkatan dan Rekomendasi
Mencari solusi yang tepat sesuai dengan permasalahan yang terdapat pada ruas Jalan Kota Agung – Balimbing Segmen 6 Kabupaten Tanggamus.