BAB III METODE PENELITIAN
G. Teknik Analisis
Teknik analisis yang dipergunakan pada kegiatan ini merupakan teknik penelitian kualitatif. Menggabungkan hasil dari teknik pengumpulan data yang telah dilakukan. Berikut tiga langkah utama dari teknik analisis, yakni:
1. Reduksi data adalah teknik yang dilakukan dengan membuat kategori untuk menyaring data yang relevan dengan penelitian dan data yang tidak diperlukan. Sehingga menghasilkan data yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang sesuai.
2. Menampilkan data/hasil dilaksanakan dalam bentuk uraian singkat.
Pada kegiatan ini data disajikan dimana peneliti menguraikan, mendeskripsikan data dalam bentuk teks yang bersifat naratif.
3. Menarik kesimpulan yang mana pada penelitian kualitatif merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian.
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Dinas Sosial Kota Makassar
Dinas Sosial Kota Makassar, sebelumnya Dinas Sosial Kota Makassar, didirikan berdasarkan Keputusan Presiden No. 44 Tahun 1974 tentang Susunan Organisasi Dinas dan dokumen-dokumen terlampir telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir Keputusan Presiden No. 49 tahun 1983.
Secara khusus, di Indonesia bagian timur dibentuk Korps Sukarelawan Masyarakat Sulawesi Selatan yang kemudian diubah menjadi Kementerian Sosial dan kembali lagi menjadi Kementerian Sosial. Menteri Republik Rakyat Indonesia. 1984 Republik Indonesia No. 16 Organisasi dan tata kerja kantor Kementerian Sosial di provinsi dan provinsi/kota. Dan terakhir, berdasarkan SK Wali Kota Makassar tanggal 10 April 2000, menjadi pengabdian masyarakat kota Makassar pada tanggal 10 April 2000 ditandai dengan pengangkatan dan pelantikan direktur dinas sosial kota, No:821.22 : 24 .2000 8 Maret 2000.
Dinas Sosial Kota Makassar beralamat di Jalan Arif Rahman Hakim No. 50 Makassar, Desa Ujung Pandang Baru, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, terletak di atas tanah seluas 499 m2, dengan fisik bangunan 2 lantai, bersebelahan ke :
1. Pada sisi Utara menghadap dengan Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar
2. Pada sisi Selatan menghadap dengan rumah umum
3. Pada sisi Barat menghadap dengan Jalan Ujung Pandang Baru 4. Pada sisi Timur menghadap dengan rumah warga
2. Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Makassar
Pengendalian masalahan sosial berbasis masyarakat tahun 2014
Artinya masyarakat membutuhkan 'otonomi. Menuju aspek kehidupan dan penghidupan untuk mewujudkan kemandirian daerah dengan tujuan memenuhi kebutuhan dasar, meningkatkan keterampilan profesional, ketenangan jiwa, ketenteraman, ketenteraman dan memajukan keadilan sosial bagi lingkungan sosial diri sendiri, keluarga dan lingkungan sosial masyarakat, serta mendorong tingkat partisipasi sosial masyarakat dengan berpartisipasi dalam proses pemberian pelayanan.
Misi Dinas Sosial adalah sebagai berikut :
1. Penguatan partisipasi sosial warga dengan pendekatan kemitraan dan pemberdayaan warga dengan solidaritas sosial masyarakat yang tinggi
2. Penguatan ketahanan masyarakat dengan melaksanakan keadilan sosial dengan cara mengurangi kesenjangan sosial melalui mendukung warga yang rentan dan kurang beruntung.
30
3. Memperkuat ketahanan sosial untuk mencapai keadilan sosial melalui upaya pengurangan ketimpangan sosial, dengan mempertimbangkan warga negara yang rentan dan kurang beruntung 4. Pengembangaan metode perlindungan sosial
5. Pelaksanaan dukungan social
6. Pelayanan reintegrasi sosial yang maksimal 7. Pengembangan pemberdayaan sosial.
Adapun tujuannya sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial yang layak dan mewujudkan kemandirian masyarakat bagi Penyandang Masalah Sosial (PMKS)
2. Kemungkinan penggunaan sumber daya dan peralatan (struktural dan fungsional) dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai untuk memungkinkan penyediaan layanan kesejahteraan sosial secara cepat, kualitatif dan memuaskan.
3. Meningkatkan koordinasi dan partisipasi sosial masyarakat/
stakehoders, terkhusus pada lembaga sosial masyarakat dan pemerhati dibidang kesejahteraan sosial masyarakat.
KASI PEMB.KT & PSKS -
Plt. KEPALA DINAS IR. HJ. RUSMAYANI MADJID, M.S.P
19650305 199010 2 001 / IV/c SEKRETARIS
H. MUHYIDDIN, SE, MM 19680417 199401 1 002/ IV/b
KASUBAG UMUM &KEPEG Andi. NURQALBI,ST 19820603 200604 2 014/ III.d
KASUBAG. KEUANGAN ASRUL YUDY YUNUS, SH 19821125 200903 1 001 / III/c
KASUBAG. PERENCANAAN DAN PELAPORAN
- KABID BJKS
BURHANUDDIN GHALIB, SE, MM 19671231 199803 1 059 / IV/a
s KABID REHSOS
HAIDAR HAMZAH, S.STP 19811115 200112 1 001 / III/d KABID UKS
DRA. HARTATI AS, M.Si 19641114 199203 2 005 / IV/a
19740523 200804 2 001 / III/c
KASI PENYL.SOSIAL & PENELITIAN
HATMA, S.Sos.
19680529 199102 2 002/ III/d
KASI PK & PMKS NUR ATI, S.Pd 19680212 198901 2 005 / III/d
KASI REHAB. PACA HASNAH A. S.Sos, M.Si 19701231 199203 2 029/ III.d
KASI REH. TUNA SOSIAL SUHARTTINY S, SE 19830404 201001 2 045/ III.b
KASI PEMB. ANJAL & GEPENG KAMIL KAMARUDDIN, SE 19820310 200604 1 016 / III/d
KASI PENANGANAN KORBAN BENCANA
-
KASI.PEMB. FAKIR MISKIN BURHANUDDIN ,SE 19721119 199303 1 009/ III/c
KASI. JAMINAN KESEJ. SOSIAL LA HERU, S.Sos, M.Si 19711231 199401 1 006 / IV/a
KABID. BIMBINGAN ORSOS DRA. ENY ADRIYANI, M.Si 19670505 199303 2 009 / IV/a
KASI.BIMB. ORSOS & ANAK TERLANTAR
-
KASI BIMB. SUMBANGAN SOSIAL DRS. ADNAN M. DIAH 19671021 200701 1 011 / III/d
KASI PELESTARIAN NKKK -
KEPALA UPT -
32
1.
Kepala Dinas2.
Sekretarisa. Sub Bagian Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Perlengkapan
3.
Bidang Usaha Kesejahteraan Sosiala. Seksi Penyuluhan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial
b. Seksi Pembinaan Keluarga dan penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
c. Seksi Bimbingan Karang Taruna dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
4.
Bidang Rehabilitasi Sosiala. Seksi Rehabilitasi Penyandang Cacat b. Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial
c. Seksi Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis, Pengamen dan pemulung.
5.
Bidang Pengendalian Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial a. Seksi Pemberdayaan Fakir Miskinb. Seksi Penanganan Korban Bencana Sosial c. Seksi Jaminan Kesejahteraan Sosial
6.
Bidang Bimbingan Organisasi Sosiala. Seksi Bimbingan Sumbangan Sosial
b. Seksi Bimbingan Organisasi Sosial dan Anak Terlantar
c. Seksi Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan
7.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)Unit Pelaksana Teknis Dinas ini sebagai unsur pelaksana operasional dinas pada Dinas Sosial Kota Makassar
4. Tugas Pokok
1. Kepala Dinas
Dinas Sosial Kota Makassar terutama bertanggung jawab melaksanakan sejumlah tugas pokok sesuai dengan kebijakan walikota dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pengembangan kebijakan, koordinasi dan pengelolaan, pengendalian fungsi kedinasan.
2. Sekretaris
Sekretaris memiliki tugas untuk memberian, pelayanan administrasi untuk semua satuan kerja dilingkup Dinas Sosial Kota Makassar.
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Bertanggung jawab atas penyusunan rencana kerja, pelaksanaan tugas teknis dan administrasi, pengelolaan sumber daya manusia dan pelaksanaan tugas rumah tangga.
b. Sub Bagian Keuangan
Subbagian keuangan bertanggung jawab atas penyusunan rencana kerja dan pelaksanaan tugas teknis keuangan.
c. Sub Bagian Perlengkapan
Bertanggung jawab untuk menyiapkan rencana kerja, melaksanakan tugas peralatan teknis, menulis laporan dan mengevaluasi peralatan secara keseluruhan, pembelian barang.
3. Bidang Usaha Kesejahteraan Sosia
Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial bertanggung jawab untuk mengorientasikan dan melaksanakan kegiatan di bidang penyuluhan
34
dan bimbingan sosial, dan mendukung keluarga dengan masalah bantuan sosial (PMKS) dan Sumber Daya Potensi Bantuan Sosial (PSKS), pembinaan kepemudaan, dan melakukan penelitian/pendataan PMKS dan PSKS.
4. Bidang Rehabilitasi Sosial
Bidang Rehabilitasi Sosial bertanggung jawab melakukan pekerjaan rehabilitasi sosial bagi seseorang yang berstatus disabilitas, rehabilitasi bagi tunanetra sosial, dan pemberian makan anak jalanan dan tuna wisma, migran, pengemis dan penghibur jalanan, korban kekerasan oleh pekerja migran.
5. Bidang Pengendalian Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial
Pada bidang ini bertanggung jawab untuk melakukan aktivitas pengendalian bantuan dan memberikan bantuan serta dukungan sosial. bantuan kepada masyarakat miskin dan korban bencana, serta layanan sosial dan pengungsi.
6. Bidang Bimbingan Organisasi Sosial
Pada bidang ini bertanggung jawab untuk memberikan nasihat dan layanan kepada organisasi sosial / LSM dan anak-anak terlantar, terpantau dan terpantau. nilai-nilai kepahlawanan, kepeloporan dan perjuangan, serta solidaritas.
4. Bidang Kewenangan Dinas Sosial
1. Menyusun rencana pembuatan perlindungan sosial kabupaten/kota dan pendataan orang-orang dengan masalah perlindungan sosial 2. Penyuluhan dan pembinaan sosial
3. Menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme dan kepeloporan serta perjuangan
4. Melakukan pelayanan sosial bagi lansia yang diabaikan, baik yang berada di dalam dan di luar panti asuhan
5. Melakukan pelayanan sosial untuk anak balita dengan penerimaan dan adopsi di jalan lingkungan/kota
6. Melakukan pelayanan untuk anak yang diabaikan, cacat dan nakal, baik yang berada di dalam dan di luar panti asuhan
7. Pelayanan sosial dan rehabilitasi penyandang disabilitas
8. Pelayanan sosial dan rehabilitasi penyandang disabilitas sosial (pelacur, gelandangan, pengemis dan mantan narapidana)
9. Memberdayakan keluarga miskin, termasuk masyarakat miskin, masyarakat adat di daerah terpencil dan perempuan rentan sosial ekonomi
10. Memberdayakan organisasi pemuda/organisasi pemuda 11. Memberdayakan organisasi sosial
12. Memberdayakan pekerja sosial masyarakat
13. Memberdayakan usaha (terlibat dalam upaya perlindungan sosial) 14. Pemberdayaan pengumpulan sumbangan sosial lingkup
kabupaten/kota
15. Penanggulangan korban bencana alam lingkup kabupaten/kota
36
16. Penanggulangan korban tindak kekerasan (anak, wanita dan lanjut usia)
17. Penanggulangan terhadap pengguna/korban napza 18. Melakukan pelayanan perlindungan keluarga 19. Melakukan pelayanan perlindungan tenaga kerja
20. Penelitian dan pengujian pengembangan upaya perlindungan sosial di tingkat kabupaten/kota. Menerapkan sistem informasi perlindungan sosial
21. Menyelenggarakan pelatihan staf badan usaha perlindungan sosial 22. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan perlindungan sosial badan
usaha
23. Memantau dan mengevaluasi serta melaporkan kinerja pelayanan perlindungan sosial.
Dengan sasaran Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yakni :
1. Balita Terlantar
Masalah utama menyangkut usia, selain semakin terbatasnya waktu yang tersedia bagi orang tua guna mencurahkan perhatian penuh kasih sayang bagi kelangsungan tumbuh kembang anak di lingkungan keluarganya.
2. Anak terlantar
Pelayanan sosial yang diberikan terhadap anak yang terabaikan bertujuan untuk memberdayakan anak yang terabaikan dengan cara memberikan dukungan yang efektif terhadap usaha dan kelompok usaha bersama, seperti pelatihan kejuruan melalui panti sosial untuk perkembangan anak.
3. Anak nakal
Pelayanan sosial yang diberikan kepada anak nakal dengan cara menempatkan di panti asuhan yang dilakskukan oleh Panti Marsudi Putra Salodong.
4. Anak jalanan
Bakti sosial bagi anak jalanan adalah beasiswa bagi anak jalanan usia sekolah, pelatihan vokasi dan pengalaman kerja bagi anak terlantar, serta penguatan keluarga imigran anak.
5. Penjaja seks Komersial (PSK)
Perawatan PSK yang ditangkap saat razia dilakukan bimbingan konseling dengan cara panti jompo dan non-rumah sakit. Pendidikan di panti asuhan dalam bentuk kursus pelatihan kejuruan diberikan di Lembaga Sosial 6. Gelandangan Pengemis
Tindakan yang dilakukan dinas sosial adalah mengawasi serta mengendalikan para tunawisma dan memberdayakan para tunawisma dan keluarganya melalui pemberian bantuan.
7. Eks korban penyalahgunaan napza
Orang yang menggunakan narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya, termasuk minuman beralkohol, untuk tujuan non-terapi atau tanpa sepengetahuan dokter berlisensi.
8. Anak, wanita dan lanjut usia korban tindak kekerasan
Anak usia 5-18 tahun, perempuan usia 18-59 tahun dan orang berusia 60 tahun ke atas berisiko mengalami kekerasan fisik maupun non fisik (psikologis). , dianiaya atau diperlakukan secara tidak pantas dengan kekerasan dalam keluarga atau lingkungan sosial.
38
9. Penyandang cacat
Kesejahteraan sosial bagi yang berstatus disabilitas yaitu dengan cara memberikan dana jaminal sosial bagi yang disabilitas tinggi melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia.
10. Eks Kusta
Penderita kusta merupakan penderita kusta dan telah dinyatakan sehat secara medis, namun mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-hari karena pengasingan keluarga atau sosial. Perawatan lama untuk kusta memberdayakan keluarga kusta
11. Eks Narapidana
Terpidana merupakan orang yang sudah menjalani hukuman penjara atau batas waktu untuk melakukan kejahatan yang ditentukan oleh pengadilan dan yang mengalami kesulitan untuk berbaur dengan kehidupan masyarakat, yang membuatnya sulit untuk menjalani kehidupan yang normal.
12. Lanjut Usia terlantar
Perlakuan kepada lansia yang terabaikan masih berjalan, terutama untuk memberdayakan lansia melalui dukungan efektif terhadap usaha patungan dan kelompok bisnis. Selain itu, Kementerian Sosial Republik Indonesia memberikan layanan jaminan dan dukungan sosial bagi lansia terlantar.
13. Wanita Rawan Sosial Ekonomi
Wanita rentan sosial ekonomi adalah wanita dewasa berusia 18-59, lajang atau janda dan dengan pendapatan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.
14. Keluarga Fakir Miskin
Layanan kesejahteraan sosial akan tersedia bagi keluarga miskin untuk meningkatkan potensi mereka, memberikan pelatihan bisnis bagi keluarga miskin dan dukungan UEP dan KUBE bagi masyarakat miskin.
15. Keluarga berumah tidak layak huni
Bakti sosial yang diberikan berupa rehabilitasi rumah tanpa awak berupa pemberian bahan bangunan tempat tinggal seperti seng, balok kayu, triplek dan papan..
16. Perintis Kemerdekaan
Perintis kemerdekaan adalah mereka yang diakui sebagai perintis kemerdekaan oleh Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 15/HUK/1996 dan berusaha membawa negara Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan yang telah disahkan. Ada enam perintis mandiri di kota Makassar
17. Keluarga Pahlawan Nasional
Keluarga pahlawan nasional adalah suami atau istri pahlawan nasional kota Makassar dan tiga orang anak.
18. Keluarga Veteran
Keluarga veteran adalah suami atau istri dan anak dari mereka yang telah menjadi veteran di bawah perintah Menteri Pertahanan dan Keselamatan Republik Indonesia. Ada 115 keluarga veteran di Makassar.
19. Korban bencana alam
Membantu korban berupa dapur umum jika korbannya 10 KK atau 75 atau lebih dalam waktu 3 hari, atau ditambah 2 hari dalam 5 hari jika memang
40
benar-benar darurat saya bisa melakukannya. Tidak hanya bantuan makanan dan tenda.
20. Keluarga bermasalah sosial psikologis
Keluarga dengan gangguan psikososial yang terdaftar di Dinas Sosial sebanyak 19 keluarga.
21. Masyarakat yang tinggal di Daerah Rawan Bencana
Daerah Makassar yang paling rawan bencana adalah Kecamatan Ujungtana yang padat penduduk dan dekat dengan pantai.
22. Korban Tindak Kekerasan
Keluarga maupun kelompok yang mengalami tindak kekerasan baik dalam bentuk penelantaran, perlakuan salah, pemaksaan, diskriminasi, dan bentuk kekerasan lainnya maupun orang yang berbeda dalam situasi yang membahayakan dirinya sehingga mengakibatkan penderitaan atau fungsi sosialnya terganggu.
23. Pekerja Migran
Seseorang yang bekerja di luar tempat asalnya menetap sementara di tempat tersebut dan mengalami permasalahan sosial sehingga menjadi terlantar. Layanan sosial yang diberikan memberdayakan pekerja migran.
B. Hasil
Kuesioner yang gunakan oleh peneliti merupakan kuesioner dari peneliti terdahulu yaitu Ruhana, 2020 dengan konsep penelitian yang sama dan hanya berbeda lokasi penelitian.
Tabel 4.1 Daftar Pertanyaan Wawancara
NO. Daftar pertanyaan Coding
1 Apakah sudah ada peraturah perundangan-undangan yang mengatur mengenai transparansi dana bantuan sosial dan adanya pembagian peran dan tanggungjawab dalam mengelola bantuan sosial di pemerintah ?
Peneliti
2 Apakah semua bantuan sosial yang ada dapat dibagikan ke setiap kecamatan di kota Makassar dan pelaksanaan bantuan sosial sudah sesuai prosedur ?
Peneliti
3 Apakah penganggaran bantuan sosial sudah di implementasikan secara transparan ?
Peneliti
4 Apakah anggaran bantuan sosial yang direncanakan sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat ?
Peneliti
5 Apakah sudah ada keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan anggaran bantuan sosial ?
Peneliti
6 Apakah sudah dilakukan pemeriksaan bantuan sosial oleh lembaga pemeriksaan secara independen , dan lembaga statistik dengan memiliki data akurat dan berkualitas ?
Peneliti
7 Apakah sudah ada akses masyarakat terhadap transparansi/ keterbukaan proses pelaksanaan anggaran bantuan sosial dan hasil laporan yang telah di audit oleh BPK ?
Peneliti
8 Apakah ada SOP dalam mempertanggungjawabakan laporan pengelolaan dana bantuan sosial?
Peneliti 9 Kepada siapa pertanggungjawaban dana bantuan sosial
disampaikan?
Peneliti 10 Apakah ada periode tertentu dilakukannya pelaporan
pertanggungjawaban dana bantuan sosial disampaikan?
Peneliti 11 Apakah ada divisi khusus yang bertanggung jawab dalam
pelaporan pengelolaan dana bansos?
Peneliti 12 Bagaimana alur yang dilakukan Dinas Sosial dalam
pertanggungjawaban pengelolaan dana bansos?
Peneliti
Tabel 4.2 Jawaban Responden
NO. Coding Transkrip
1 Peneliti Iya, sudah ada. Dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang bantuan sosial, untuk transparansi pembagian bantuan sosial atau langsung kepada masyarakat melalui akuntabilitas yang dipegang langsung oleh pegawai Dinas Sosial dan adanya laporan setiap bulan atau sarana pengaduan dan tidak adanya tepat sasaran pada pembagian bantuan sosial
42
2 Peneliti Sudah ada penempatan dan penerapan bantuan sosial di setiap kecamatan dan tidak diseluruh kecamatan yang dapat bantuan sosial dimana setiap tahunnya pemberian bantuan bergiliran/bertahap untuk ke setiap kecamatan namun hanya kecamatan yang terdapat BDT (Basis Data Terpadu) dan pelaksanaan bantuan sosial tersebut diajukan kepada DPR dan diajukan kembali ke dinas sosial untuk disalurkan kepada masyarakat dan sudah sesuai dengan prosedur begitupun penyaluran bantuan sosial. Jika tidak disesuaikan dengan prosedur maka bisa menyebabkan urusan kepada pengadilan jika bantuan tersebut tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3 Peneliti Tentu saja penganggaran bantuan sosial diimplementasikan secara transparansi. Salah satu bentuk rumah bantuan liabilisasi penerima agen (papan) yang diberikan kepada masyarakat dan tidak adanya ketersembunyiaan dari pemerintah itu sudah sesuai dengan transparansi anggaran bantuan sosial harus dialokasikan ke masyarakat yang benar-benar membutuhkan sehingga pemerintah desa memantau secara rutin kepada masyarakat untuk mengetahui apakah bantuan sosial benar-benar dibutuhkan dan digunakan dengan tepat.
4 Peneliti Anggaran bantuan sosial telah direncanakan sudah Sesuai dengan kebutuhan masyarakat dari hasil APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Desa) musrembang diadakan pada tiap desa, kecamatan, yang kemudian diarahkan kepada dinas pemerintah kabupaten untuk menyelenggarakan hasil anggaran mengenai bantuan sosial yang akan dibagikan pada kecamatan di kab. Pinrang berdasarkan tahapan daftar penerima.
5 Peneliti Berdasarkan hasil musrembang bantuan sosial dialokasikan kepada masyarakat yang mempunyai masing-masing pendamping kecamatan untuk penyaluran anggaran bantuan sosial kemudian disosialisasikan dalam rangka membangun komitmen jika pendamping kecamatan tidak mampu menangani bantuan tersebut itu diarahkan kembali ke pendamping sosial yang ada di DPR kemudian diarahkan kepada bupati , transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pembangunan, masyarakat yang mengelola dana tersebut sehingga masyarakat yang mengajukan proposal akan di ferivikasi oleh pihak yang bersangkutan.
6 Peneliti setelah pemberitahuan bantuan sosial ada untuk pemeriksaan dari inspektorat/BPK , Kota Makassar termasuk penilaian terbaik dalam transparansi keuangan
dan sistem informasi akuntansi sudah jelas dengan akuntabilitas dalam pengelolaan WTP (wajar tanpa pengecualian) atau transparansi sudah terjaga dalam pembagian dan pemberitahuan .
7 Peneliti Panduan atau pusat layanan yang pengaduan yang membutuhkan keuangan tingkat aparat pengawasan yang dilaporkan per kecamatan anggaran bantuan sosial berupa hasil laporan tidak bermasyarakat dan ada bukti foto yang dilaporkan kepada BPK (Badan Pengawas Keuangan) kecuali, jika kecamatan tidak mampu bertanggungjawab kemudian dialihkan kepada bupati atau SKPD jika tidak mampu namun masih ada bupati yang menangani untuk menanggung bantuan tersebut.
8 Peneliti Tentu saja ada, proses penyusunan rencana dan program kerja sub bagian perencanaan dan pelaporan pertanggungjawaban tidak akan berjalan dengan semestinya apabila SOP tidak dilaksanakan dengan benar
9 Peneliti Laporan pertanggungjawaban akan dilakukan lewat pemeriksa insfektorat, laporan ke bagian pengelolaan keuangan daerah, walikota pada saat penepatan paripurna di DPR
10 Peneliti Ada. Ada laporan per triwulan, laporan per semester, dan laporan tahunan.
11 Peneliti Ada, semua memiliki pertanggungjawaban masing-masing 12 Peneliti Bertahap, mulai dari perencanaan, penganggaran (RKA),
DPA kemudian disahkan
Sumber dari hasil wawancara langsung hanya dilakukan kepada satu orang saja yaitu Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Burhanuddin Ghalib SE.MM. Pada kuesioner nomor 1 sampai 7 digunakan untuk melihat apakah Dinas Sosial Kota Makassar transparansi terhadap pengelolaan dana bantuan sosial, hasil wawancara ini diperoleh hasil bahwa adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang bantuan sosial, untuk transparansi pembagian bantuan sosial atau langsung kepada masyarakat, Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Burhanuddin Ghalib SE.MM juga menerangkan bahwa “Tentu saja penganggaran bantuan sosial diimplementasikan secara transparansi “. Hal lain juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Sosial Kota Makassar bahwa dapat dilihat nyata bahwa Sosial Kota
44
Makassar secara transparansi dalam pengelolaan dana bantuan sosial yaitu bagaimana tingkat keterbukaan pada proses pelayanan publik dalam hal ini pembagian dana bansos. Transparansi pada peraturan dan prosedur pelayanan yang mematuhi SOP yang ada serta transparansi pelayanan melalui kemudahan dalam memperoleh informasi tentang berbagai pelayanan di Dinas Sosial Kota Makassar. Serta dari anggaran yang telah diimplementasikan secara transparansi kepada masyarakat dan telah sesuai dengan standar operasional prosedur dalam pelaksanaan penyaluran bantuan sosial.
Selanjutnya pada kuesioner nomor 8 sampai 12 digunakan untuk melihat apakah Dinas Sosial Kota Makassar akuntabilitas terhadap pengelolaan dana bantuan sosial, hasil wawancara ini diperoleh hasil bahwa “ ada SOP dalam mempertanggungjawabakan dana bantuan sosial “. Dari wawancara yang dilakukan terhadap Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, menjelaskan bagaimana proses pertanggungjawaban dilakukan, kepada siapa dan bagaimana bentuk pelaporan tersebut dilakukan. Kepala Dinas Sosial Kota Makassar menjelaskan bahwa Laporan pertanggungjawaban akan dilakukan lewat pemeriksa insfektorat, laporan ke bagian pengelolaan keuangan daerah, walikota pada saat penepatan paripurna di DPR. Dan bentul pelaporan yang dilakukan yaitu laporan per triwulan, laporan per semester, dan laporan tahunan. Hal ini membuktikan bahwa Dinas Sosial Kota Makassar akuntabilitas dalam pengelolaan dana bantuan sosial.
C. Pembahasan
Seperti yang telah dijelaskan Koppel (2005) terdapat lima dimensi akuntabilitas yang menggambarkan dalam kondisi bagaimana sebuah organisasi dikatakan akuntabel. Kelima dimensi tersebut adalah transparansi, liabilitas,
kontrol, responsibilitas, dan responsivitas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, penerapan unsur-unsur akuntabilitas pada Dinas Sosial Kota Makassar sebagai berikut:
Transparansi adalah suatu proses keterbukaan dari para pengelolah manajemen untuk membangun akses dalam proses pengelolah sehingga arus informasi keluar dan masuk berimbang. Jadi, dalam proses tranparansi informasi tidak hanya diberikan oleh pengelolah manajemen publik tapi masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi yang menyangkut kepentingan publik.
Jadi transparansi merupakan konsep menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi. Jika dikaitkan dalam pengertian ini maka Dinas Sosial Kota Makassar merupakan pihak yang wajib untuk menyediakan informasi dan pemberi dana bansos (pemerintah) merupakan pihak yang berhak atas informasi tersebut.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada Dinas Sosial Kota Makassar, transparansi diwujudkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemerintah (sebagai pemberi dana) dan seluruh anggota dari Dinas Sosial Kota Makassar, sehingga dapat disimpulkan bahwa Dinas Sosial Kota Makassar menerapkan unsur transaparansi dengan melihat bagaimana tingkat keterbukaan pada proses pelayanan publik dalam hal ini pembagian dana bansos. Transparansi pada peraturan dan prosedur pelayanan yang mematuhi SOP yang ada serta transparansi pelayanan melalui kemudahan dalam memperoleh informasi tentang berbagai pelayanan di Dinas Sosial Kota Makassar. Dengan demikian Dinas Sosial Kota Makassar dapat dikatakan telah menerapkan unsur transparansi terhadap dana bantuan sosial.