• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Empiris

Dalam dokumen DINAS SOSIAL KOTA MAKASSAR (Halaman 33-40)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjauan Empiris

melalui dukungan organisasi partai politik tertentu, menyebabkan keributan, seperti membuat orang terkenal, menjadi idola, dan cenderung dikritik secara politik.Dapat dipolitisasi (Sitanggang, dkk, 2014: 10).

Sebagaimana diketahui, salah satu misi terpenting pemerintah adalah mewujudkan pembangunan suatu negara dan memberi pelayanan yang terbaik untuk kepentingan kemakmuran masyarakat dan rakyat, suka tidak suka, politik pemerintah harus dikembangkan. Kebijakan yang dikembangkan oleh pemerintah bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi negara dan masyarakat. Oleh karena itu, Tentunya kebijakan pemerintah untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan pemerintah berdampak. Efek ini bisa positif jika ada harapan dan masalah nasional dan masyarakat dapat diatasi dengan baik dan tujuan dapat tercapai, dan dapat pula bersifat negatif jika dapat mengorbankan sebagian besar kepentingan dan keinginan masyarakat. . tidak dapat serta tidak bisa mencapai kepentingan nasional serta sosial. Kebijakan yang ditetapkan pemerintah merupakan pilihan yang harus diambil, dimana merupakan pilihan terbaik di antara banyak alternatif yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan apa hadapi oleh pemerintah dan bangsa dengan kinerja pemerintahan dan pembangunan. Beberapa jenis politik ditujukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah pemberian bantuan sosial (Winarta, dkk, 2020: 3).

18

sebelumnya yang relevan dengan masalah yang dikaji akan dijadikan sebagai acuan terhadap penelitian ini. Adapun penelitian yang telah dilakukan sebelumnya disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti Judul Metode

Penelitian Hasil Penelitian 1 Mujayanti

Mandasari, dkk (2015)

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Dana Bansos pada Majelis Ta’lim Muslimat NU Ukhuwah

Islamiyah Kampung Anyar,

Singaraja, Bali

Jenis penelitian deskriptif kualitatif

Hasil penelitian menghasilkan beberapa kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu: Konsep akuntabilitas pengelolaan keuangan pada Majelis Ta’lim Muslimat NU Ukhuwah Islamiyah Kampung Anyar Singaraja Bali mencakup unsur transparansi, liabilitas, kontrol, responsibilitas, dan responsivitas. Bentuk akuntabilitas yang dilakukan oleh Majelis Ta’lim Muslimat NU Ukhuwah Islamiyah Kampung Anyar Singaraja Bali dalam mengelola dana bansos yang diterima dilakukan dengan dua cara yang pertama dengan menyetorkan LPJ (lembar pertanggung jawaban) kepada pemerintah di akhir periode, yang kedua yaitu transparansi kepada seluruh anggota majelis di wujudkan melalui diskusi/

musyawarah disetiap akhir pertemuannya.

2 Arishda Penerapan Jenis Hasil penelitian

Khairun Nisa (2017)

Akuntabilitas dan

Transparansi Terhadap Laporan Keuangan Dalam Mengelola Organisasi Nirlaba (Studi Kasus Masjid

Agung Al-

Umaraini Dan Partai Keadilan Sejahterta)

penelitian deskriptif kualitatif

menunjukkan bahwa Seperti yang ditunjukkan oleh keberadaan pelaporan keuangan, implementasi akuntabilitas pelaporan keuangan dalam pengelolaan organisasi nirlaba berjalan dengan sangat baik yang disusun oleh manajemen Masjid Agung AlUmaraini serta Partai Keadilan tumbuh subur. dengan kebijakan akuntabilitas.

kepada pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan ini, berdasarkan PSAK No. 45, bahwa semua organisasi nirlaba nirlaba harus Menyajikan pembukuan tahunan.

Menerapkan transparansi pelaporan keuangan dalam pengelolaan organisasi nirlaba sama dengan akuntabilitas.

Transparansi juga bekerja dengan cukup baik, hanya saja manajemen Masjidil Haram Al-Umaraini memiliki pengetahuan yang terbatas tentang bagaimana seharusnya laporan keuangan konsisten dengan PSAK nomor 45 sebagaimana seharusnya laporan keuangan entitas nirlaba.

laporan (neraca) pada akhir periode pelaporan, laporan operasi untuk periode pelaporan, dan laporan saat ini.

3 Jumianti (2018)

Transparansi dan

Akuntabilitas dalam Pengelolaan Dana Bantuan

Jenis penelitian deskriptif kualitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengoperasian Dana Dukungan Manajemen

20

Operasional Sekolah (BOS) SMA

Muhammadiyah di Kabupaten Sidenreng Rappang

Sekolah (BOS) SMA Muhammadiyah di Provinsi Sidenreng Rappan sangat berhasil karena sejalan dengan indikator kinerja.

Transparansi dan akuntabilitas, khususnya

semua pemangku

kepentingan otoritas pendidikan, pemilik sekolah, guru, staf, dan panitia penyelenggara

terlibat dalam

perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi anggaran. Fakta ini menunjukkan bahwa masing-masing sekolah tersebut memiliki proses pembahasan anggaran terbuka sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan dana BOS.

4 Muhamma d Yusril Baldy (2019)

Transparansi Dan

Akuntabilitas Pengelolaan Dana

Pendidikan Sekolah

Muhammadiyah Kecamatan Tallo (Studi Kasus Mts.

Muhammadiyah Syuhada)

Jenis penelitian deskriptif kualitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Transparansi MT.

Muhammadiyah Shuhada berada pada kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip transparansi sekolah sangat baik. Jadi MT. Muhammadiyah

Syuhada cukup

transparan dalam

pengaturan dan

pengelolaan kebijakan.

Akuntabilitas MT.

Muhammadiyah Shuhada berada pada kategori atas.

Hal ini menunjukkan bahwa prinsip-prinsip akuntabilitas yang diterapkan oleh sekolah dapat dinilai sangat baik.

Jadi MT. Muhammadiyah

Syuhada sangat

bertanggung jawab dalam

menetapkan dan memelihara kebijakan.

5 Adianto Adi Sangki, dkk (2017)

Penerapan Prinsip Transparansi Dan

Akuntabilitas Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (Suatu Studi Di Desa Tandu

Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow)

Jenis penelitian deskriptif kualitatif

Hasil kajian menampilkan

belum Adanya

humas/transparansi

anggaran. Dalam hal ini, pemerintah kota pada

umumnya tidak

mengetahui rincian APBD,

karena dalam

pelaksanaan anggarannya dikendalikan oleh pemerintah desa.

Implementasi Prinsip Akuntabilitas pada tahap ini adalah

, namun Prinsip Akuntabilitas tidak berlaku untuk pelaksanaan program APBDes di Desa Tandu. menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

Sedangkan untuk masyarakat, proses akuntabilitas selama ini belum terlaksana, sehingga respon masyarakat untuk mendukung program pemerintah masih kurang.

6. Awaliyah, dkk, (2019)

Transparansi Dan

Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Bangkit

Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli- Toli

Jenis penelitian deskriptif kualitatif

Analisis survei yang dilakukan di Bankil Desa menjelaskan bahwa pengelolaan keuangan

Bankil Desa

menggunakan format yang sesuai dengan Home Office No. 113 2014, format Lapeldes untuk APBDes dan proposal kegiatan. Anggaran (RAB), Rekening Pengeluaran, Buku Kas Umum, Buku Bank, Subbuku Pajak, Subbuku Kegiatan, Laporan Pelaksanaan APBDes,

22

Laporan Pelaksanaan APBDes, Laporan Barang Milik Desa, dan Program Sektor Daerah yang Dioperasikan dalam laporan Desa

7. Pramesti, (2018)

Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Temulus

Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus

Jenis penelitian deskriptif kualitatif

Tahap pelaksanaan program Alokasi Dana Desa (ADD) ke desa Temulus menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Dalam rangka penerapan asas transparansi, Pemerintah Desa Temulus telah memasang spanduk dan informasi untuk memudahkan akses warga yang ingin mengetahui besaran alokasi dari dana desa dan jadwal pembangunan fisik yang didanai oleh ADD, sedangkan pihak ADD. prinsip akuntabilitas telah dilaksanakan sepenuhnya. karena tanggung jawab fisik dan administrasi telah selesai dan terpenuhi

8 Kumalasar i, (2016)

Transparansi Dan

Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Jenis penelitian deskriptif kualitatif

Transparansi serta Akuntabilitas

Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Bomo

Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi, dapat diambil beberapa kesimpulan:

Perencanaan program alokasi dana desa di Desa Bomo sudah melakukan konsep pembangunan partisipatif masyarakat desa yang dibuktikan dengan penerapan prinsip

partisipatif dan responsif.

Melaksanakan program alokasi dana desa di Desa Bomo sudah mengimplementasikan prinsip partisipatif, responsif, transparan dan akuntabel. Pelaporan alokasi penggunaan dana desa tersebut telah dibuktikan dengan akuntabilitas pelaksanaan Program Alokasi dana desa kepada pemerintah tingkat atasnya dilakukan secara periodik.

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

Dinas Sosial Kota Makassar

Pengelolaan Dana Bantuan Sosial

Transparansi Akuntabilitas

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang pergunakan merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian deskriptif ialah penelitian yang berusaha menyajikan fakta secara objektif sesuai dengan kondisi yang ditemukan sewaktu melakukan penelitian. Dalam penyajiannya desain penelitian ini memberikan gambaran sistematis mengenai data ilmiah yang diperoleh, yang berasal dari subjek maupun objek penelitian.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini ialah meneliti transparansi dan pertanggungjawaban dalam pengelolaan Dana Bantuan Sosial oleh Dinas Sosial Kota Makassar.

C. Lokasi Penelitian

Kegiatan ini dilaksanakan dikota Makassar. Di mana yang menjadi ruang lingkup penelitian adalah Dinas Sosial Kota Makassar.

D. Sumber Data 1. Data Primer

Untuk bagian data primer ini diperoleh melalui proses wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti di Dinas Sosial Kota Makassar selaku narasumber dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan hasil yang didapatkan oleh peneliti secara tidak langsung dari media atau internet dari hasil tulisan pihal lain. Data sekunder penelitian yang dimaskud adalah dokumen terkait dan dokumentasi pada Dinas Sosial Kota Makassar.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan guna bertujuan untuk memperoleh hasil yang bagus dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang nantinya data ini akan digunakan sebagai pengukur variable penelitian.

Melalui beberapa metode, yakni:

1. Wawancara

Pengumpulan data dengan wawancara merupakan metode dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada pihak narasumber untuk memperoleh informasi yang bermanfaat untuk penelitian yang dilakukan.

Wawancara dilakukan dengan pihak narasumber yang dianggap kompeten dan mempunyai ikatan yang sangat erat pada judul penelitian yang dilakukan.

2. Dokumentasi

Rekayasa dokumenter adalah proses sistematis mengumpulkan data/hasil. Mengumpulkan data/hasil sekunder dilaksanakan dengan

27

mengidentifikasi data yang diperoleh dari dokumen-dokumen sebagai dasar kebenaran hasil wawancara.

3. Observasi

Observasi adalah metode mengumpulkan data/hasil dengan melasanakan pengamatan secara langsung di lapangan. Observasi dapat menghasilkan data yang lebih rinci. Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung pada Dinas Sosial Kota Makassar.

F. Instrumen Penelitian

Merupakan alat yang dipergunakan peneliti dalam melakukan mengumpulkan data/hasil selama kegiatan berlangsung. Instrumen penelitian bertujuan untuk mempermudah pekerjaan dan hasil yang diperoleh lebih lengkap dan sistematis. Adapun pada penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian ini disamakan dengan metode pengumpulan data/hasil yang dilakukan diantaranya lembar pertanyaan wawancara, lembar observasi dan catatan dokumentasi yang diperoleh selama melakukan pengamatan pada Dinas Sosial Kota Makassar.

G. Teknik Analisis

Teknik analisis yang dipergunakan pada kegiatan ini merupakan teknik penelitian kualitatif. Menggabungkan hasil dari teknik pengumpulan data yang telah dilakukan. Berikut tiga langkah utama dari teknik analisis, yakni:

1. Reduksi data adalah teknik yang dilakukan dengan membuat kategori untuk menyaring data yang relevan dengan penelitian dan data yang tidak diperlukan. Sehingga menghasilkan data yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang sesuai.

2. Menampilkan data/hasil dilaksanakan dalam bentuk uraian singkat.

Pada kegiatan ini data disajikan dimana peneliti menguraikan, mendeskripsikan data dalam bentuk teks yang bersifat naratif.

3. Menarik kesimpulan yang mana pada penelitian kualitatif merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian.

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Dinas Sosial Kota Makassar

Dinas Sosial Kota Makassar, sebelumnya Dinas Sosial Kota Makassar, didirikan berdasarkan Keputusan Presiden No. 44 Tahun 1974 tentang Susunan Organisasi Dinas dan dokumen-dokumen terlampir telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir Keputusan Presiden No. 49 tahun 1983.

Secara khusus, di Indonesia bagian timur dibentuk Korps Sukarelawan Masyarakat Sulawesi Selatan yang kemudian diubah menjadi Kementerian Sosial dan kembali lagi menjadi Kementerian Sosial. Menteri Republik Rakyat Indonesia. 1984 Republik Indonesia No. 16 Organisasi dan tata kerja kantor Kementerian Sosial di provinsi dan provinsi/kota. Dan terakhir, berdasarkan SK Wali Kota Makassar tanggal 10 April 2000, menjadi pengabdian masyarakat kota Makassar pada tanggal 10 April 2000 ditandai dengan pengangkatan dan pelantikan direktur dinas sosial kota, No:821.22 : 24 .2000 8 Maret 2000.

Dinas Sosial Kota Makassar beralamat di Jalan Arif Rahman Hakim No. 50 Makassar, Desa Ujung Pandang Baru, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, terletak di atas tanah seluas 499 m2, dengan fisik bangunan 2 lantai, bersebelahan ke :

1. Pada sisi Utara menghadap dengan Kantor Kecamatan Tallo Kota Makassar

2. Pada sisi Selatan menghadap dengan rumah umum

3. Pada sisi Barat menghadap dengan Jalan Ujung Pandang Baru 4. Pada sisi Timur menghadap dengan rumah warga

2. Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Makassar

Pengendalian masalahan sosial berbasis masyarakat tahun 2014

Artinya masyarakat membutuhkan 'otonomi. Menuju aspek kehidupan dan penghidupan untuk mewujudkan kemandirian daerah dengan tujuan memenuhi kebutuhan dasar, meningkatkan keterampilan profesional, ketenangan jiwa, ketenteraman, ketenteraman dan memajukan keadilan sosial bagi lingkungan sosial diri sendiri, keluarga dan lingkungan sosial masyarakat, serta mendorong tingkat partisipasi sosial masyarakat dengan berpartisipasi dalam proses pemberian pelayanan.

Misi Dinas Sosial adalah sebagai berikut :

1. Penguatan partisipasi sosial warga dengan pendekatan kemitraan dan pemberdayaan warga dengan solidaritas sosial masyarakat yang tinggi

2. Penguatan ketahanan masyarakat dengan melaksanakan keadilan sosial dengan cara mengurangi kesenjangan sosial melalui mendukung warga yang rentan dan kurang beruntung.

30

3. Memperkuat ketahanan sosial untuk mencapai keadilan sosial melalui upaya pengurangan ketimpangan sosial, dengan mempertimbangkan warga negara yang rentan dan kurang beruntung 4. Pengembangaan metode perlindungan sosial

5. Pelaksanaan dukungan social

6. Pelayanan reintegrasi sosial yang maksimal 7. Pengembangan pemberdayaan sosial.

Adapun tujuannya sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas kesejahteraan sosial yang layak dan mewujudkan kemandirian masyarakat bagi Penyandang Masalah Sosial (PMKS)

2. Kemungkinan penggunaan sumber daya dan peralatan (struktural dan fungsional) dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai untuk memungkinkan penyediaan layanan kesejahteraan sosial secara cepat, kualitatif dan memuaskan.

3. Meningkatkan koordinasi dan partisipasi sosial masyarakat/

stakehoders, terkhusus pada lembaga sosial masyarakat dan pemerhati dibidang kesejahteraan sosial masyarakat.

KASI PEMB.KT & PSKS -

Plt. KEPALA DINAS IR. HJ. RUSMAYANI MADJID, M.S.P

19650305 199010 2 001 / IV/c SEKRETARIS

H. MUHYIDDIN, SE, MM 19680417 199401 1 002/ IV/b

KASUBAG UMUM &KEPEG Andi. NURQALBI,ST 19820603 200604 2 014/ III.d

KASUBAG. KEUANGAN ASRUL YUDY YUNUS, SH 19821125 200903 1 001 / III/c

KASUBAG. PERENCANAAN DAN PELAPORAN

- KABID BJKS

BURHANUDDIN GHALIB, SE, MM 19671231 199803 1 059 / IV/a

s KABID REHSOS

HAIDAR HAMZAH, S.STP 19811115 200112 1 001 / III/d KABID UKS

DRA. HARTATI AS, M.Si 19641114 199203 2 005 / IV/a

19740523 200804 2 001 / III/c

KASI PENYL.SOSIAL & PENELITIAN

HATMA, S.Sos.

19680529 199102 2 002/ III/d

KASI PK & PMKS NUR ATI, S.Pd 19680212 198901 2 005 / III/d

KASI REHAB. PACA HASNAH A. S.Sos, M.Si 19701231 199203 2 029/ III.d

KASI REH. TUNA SOSIAL SUHARTTINY S, SE 19830404 201001 2 045/ III.b

KASI PEMB. ANJAL & GEPENG KAMIL KAMARUDDIN, SE 19820310 200604 1 016 / III/d

KASI PENANGANAN KORBAN BENCANA

-

KASI.PEMB. FAKIR MISKIN BURHANUDDIN ,SE 19721119 199303 1 009/ III/c

KASI. JAMINAN KESEJ. SOSIAL LA HERU, S.Sos, M.Si 19711231 199401 1 006 / IV/a

KABID. BIMBINGAN ORSOS DRA. ENY ADRIYANI, M.Si 19670505 199303 2 009 / IV/a

KASI.BIMB. ORSOS & ANAK TERLANTAR

-

KASI BIMB. SUMBANGAN SOSIAL DRS. ADNAN M. DIAH 19671021 200701 1 011 / III/d

KASI PELESTARIAN NKKK -

KEPALA UPT -

32

1.

Kepala Dinas

2.

Sekretaris

a. Sub Bagian Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Perlengkapan

3.

Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial

a. Seksi Penyuluhan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial

b. Seksi Pembinaan Keluarga dan penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

c. Seksi Bimbingan Karang Taruna dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial

4.

Bidang Rehabilitasi Sosial

a. Seksi Rehabilitasi Penyandang Cacat b. Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial

c. Seksi Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis, Pengamen dan pemulung.

5.

Bidang Pengendalian Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial a. Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin

b. Seksi Penanganan Korban Bencana Sosial c. Seksi Jaminan Kesejahteraan Sosial

6.

Bidang Bimbingan Organisasi Sosial

a. Seksi Bimbingan Sumbangan Sosial

b. Seksi Bimbingan Organisasi Sosial dan Anak Terlantar

c. Seksi Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan

7.

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Unit Pelaksana Teknis Dinas ini sebagai unsur pelaksana operasional dinas pada Dinas Sosial Kota Makassar

4. Tugas Pokok

1. Kepala Dinas

Dinas Sosial Kota Makassar terutama bertanggung jawab melaksanakan sejumlah tugas pokok sesuai dengan kebijakan walikota dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pengembangan kebijakan, koordinasi dan pengelolaan, pengendalian fungsi kedinasan.

2. Sekretaris

Sekretaris memiliki tugas untuk memberian, pelayanan administrasi untuk semua satuan kerja dilingkup Dinas Sosial Kota Makassar.

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Bertanggung jawab atas penyusunan rencana kerja, pelaksanaan tugas teknis dan administrasi, pengelolaan sumber daya manusia dan pelaksanaan tugas rumah tangga.

b. Sub Bagian Keuangan

Subbagian keuangan bertanggung jawab atas penyusunan rencana kerja dan pelaksanaan tugas teknis keuangan.

c. Sub Bagian Perlengkapan

Bertanggung jawab untuk menyiapkan rencana kerja, melaksanakan tugas peralatan teknis, menulis laporan dan mengevaluasi peralatan secara keseluruhan, pembelian barang.

3. Bidang Usaha Kesejahteraan Sosia

Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial bertanggung jawab untuk mengorientasikan dan melaksanakan kegiatan di bidang penyuluhan

34

dan bimbingan sosial, dan mendukung keluarga dengan masalah bantuan sosial (PMKS) dan Sumber Daya Potensi Bantuan Sosial (PSKS), pembinaan kepemudaan, dan melakukan penelitian/pendataan PMKS dan PSKS.

4. Bidang Rehabilitasi Sosial

Bidang Rehabilitasi Sosial bertanggung jawab melakukan pekerjaan rehabilitasi sosial bagi seseorang yang berstatus disabilitas, rehabilitasi bagi tunanetra sosial, dan pemberian makan anak jalanan dan tuna wisma, migran, pengemis dan penghibur jalanan, korban kekerasan oleh pekerja migran.

5. Bidang Pengendalian Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial

Pada bidang ini bertanggung jawab untuk melakukan aktivitas pengendalian bantuan dan memberikan bantuan serta dukungan sosial. bantuan kepada masyarakat miskin dan korban bencana, serta layanan sosial dan pengungsi.

6. Bidang Bimbingan Organisasi Sosial

Pada bidang ini bertanggung jawab untuk memberikan nasihat dan layanan kepada organisasi sosial / LSM dan anak-anak terlantar, terpantau dan terpantau. nilai-nilai kepahlawanan, kepeloporan dan perjuangan, serta solidaritas.

4. Bidang Kewenangan Dinas Sosial

1. Menyusun rencana pembuatan perlindungan sosial kabupaten/kota dan pendataan orang-orang dengan masalah perlindungan sosial 2. Penyuluhan dan pembinaan sosial

3. Menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme dan kepeloporan serta perjuangan

4. Melakukan pelayanan sosial bagi lansia yang diabaikan, baik yang berada di dalam dan di luar panti asuhan

5. Melakukan pelayanan sosial untuk anak balita dengan penerimaan dan adopsi di jalan lingkungan/kota

6. Melakukan pelayanan untuk anak yang diabaikan, cacat dan nakal, baik yang berada di dalam dan di luar panti asuhan

7. Pelayanan sosial dan rehabilitasi penyandang disabilitas

8. Pelayanan sosial dan rehabilitasi penyandang disabilitas sosial (pelacur, gelandangan, pengemis dan mantan narapidana)

9. Memberdayakan keluarga miskin, termasuk masyarakat miskin, masyarakat adat di daerah terpencil dan perempuan rentan sosial ekonomi

10. Memberdayakan organisasi pemuda/organisasi pemuda 11. Memberdayakan organisasi sosial

12. Memberdayakan pekerja sosial masyarakat

13. Memberdayakan usaha (terlibat dalam upaya perlindungan sosial) 14. Pemberdayaan pengumpulan sumbangan sosial lingkup

kabupaten/kota

15. Penanggulangan korban bencana alam lingkup kabupaten/kota

36

16. Penanggulangan korban tindak kekerasan (anak, wanita dan lanjut usia)

17. Penanggulangan terhadap pengguna/korban napza 18. Melakukan pelayanan perlindungan keluarga 19. Melakukan pelayanan perlindungan tenaga kerja

20. Penelitian dan pengujian pengembangan upaya perlindungan sosial di tingkat kabupaten/kota. Menerapkan sistem informasi perlindungan sosial

21. Menyelenggarakan pelatihan staf badan usaha perlindungan sosial 22. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan perlindungan sosial badan

usaha

23. Memantau dan mengevaluasi serta melaporkan kinerja pelayanan perlindungan sosial.

Dengan sasaran Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yakni :

1. Balita Terlantar

Masalah utama menyangkut usia, selain semakin terbatasnya waktu yang tersedia bagi orang tua guna mencurahkan perhatian penuh kasih sayang bagi kelangsungan tumbuh kembang anak di lingkungan keluarganya.

2. Anak terlantar

Pelayanan sosial yang diberikan terhadap anak yang terabaikan bertujuan untuk memberdayakan anak yang terabaikan dengan cara memberikan dukungan yang efektif terhadap usaha dan kelompok usaha bersama, seperti pelatihan kejuruan melalui panti sosial untuk perkembangan anak.

3. Anak nakal

Pelayanan sosial yang diberikan kepada anak nakal dengan cara menempatkan di panti asuhan yang dilakskukan oleh Panti Marsudi Putra Salodong.

4. Anak jalanan

Bakti sosial bagi anak jalanan adalah beasiswa bagi anak jalanan usia sekolah, pelatihan vokasi dan pengalaman kerja bagi anak terlantar, serta penguatan keluarga imigran anak.

5. Penjaja seks Komersial (PSK)

Perawatan PSK yang ditangkap saat razia dilakukan bimbingan konseling dengan cara panti jompo dan non-rumah sakit. Pendidikan di panti asuhan dalam bentuk kursus pelatihan kejuruan diberikan di Lembaga Sosial 6. Gelandangan Pengemis

Tindakan yang dilakukan dinas sosial adalah mengawasi serta mengendalikan para tunawisma dan memberdayakan para tunawisma dan keluarganya melalui pemberian bantuan.

7. Eks korban penyalahgunaan napza

Orang yang menggunakan narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya, termasuk minuman beralkohol, untuk tujuan non-terapi atau tanpa sepengetahuan dokter berlisensi.

8. Anak, wanita dan lanjut usia korban tindak kekerasan

Anak usia 5-18 tahun, perempuan usia 18-59 tahun dan orang berusia 60 tahun ke atas berisiko mengalami kekerasan fisik maupun non fisik (psikologis). , dianiaya atau diperlakukan secara tidak pantas dengan kekerasan dalam keluarga atau lingkungan sosial.

38

9. Penyandang cacat

Kesejahteraan sosial bagi yang berstatus disabilitas yaitu dengan cara memberikan dana jaminal sosial bagi yang disabilitas tinggi melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia.

10. Eks Kusta

Penderita kusta merupakan penderita kusta dan telah dinyatakan sehat secara medis, namun mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-hari karena pengasingan keluarga atau sosial. Perawatan lama untuk kusta memberdayakan keluarga kusta

11. Eks Narapidana

Terpidana merupakan orang yang sudah menjalani hukuman penjara atau batas waktu untuk melakukan kejahatan yang ditentukan oleh pengadilan dan yang mengalami kesulitan untuk berbaur dengan kehidupan masyarakat, yang membuatnya sulit untuk menjalani kehidupan yang normal.

12. Lanjut Usia terlantar

Perlakuan kepada lansia yang terabaikan masih berjalan, terutama untuk memberdayakan lansia melalui dukungan efektif terhadap usaha patungan dan kelompok bisnis. Selain itu, Kementerian Sosial Republik Indonesia memberikan layanan jaminan dan dukungan sosial bagi lansia terlantar.

13. Wanita Rawan Sosial Ekonomi

Wanita rentan sosial ekonomi adalah wanita dewasa berusia 18-59, lajang atau janda dan dengan pendapatan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.

Dalam dokumen DINAS SOSIAL KOTA MAKASSAR (Halaman 33-40)

Dokumen terkait