• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adapun tahap-tahap analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Siregar (2015:405) menyatakan regresi berganda merupakan pengembangan dari regresi linear sederhana. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu: human relation (X1), dan lingkungan kerja (X2) terhadap variabel terikatnya yaitu produktivitas kerja (Y). Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

= + 1 1 + 2 2 +

Dimana :

Y : Variabel dependen (produktivitas kerja)

α : Konstanta

β1,β2 : Koefisien garis regresi

x1 : Variabel independent (human relation) x2 : Variabel independent (lingkungan kerja) e : error / variabel pengganggu

2. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, dalam Ghozali (2013:97). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas (human relation dan lingkungan kerja) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (produktivitas kerja) amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang telah dibuat oleh peneliti maka digunakan:

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama- sama (simultan) terhadap variabel dependen, dalam Ghozali (2013:98).

b. Uji signifikan Parsial (Uji t)

Untuk menguji hipotesis digunakan uji signifikansi pengaruh parsial (Uji t). Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independent secara individual dalam menerangkan variasi-variabel dependen, dalam Ghozali (2013:98). Uji statistik t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y,

apakah variabel X1 dan X2 (human relation dan lingkungan kerja) benar- benar berpengaruh terhadap variabel Y (produktivitas kerja) secara terpisah atau parsial.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Perusahaan

Pembentukan PDAM Kabupaten Barru pada awalnya dibentuk dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Barru pada tahun 1973.

Kemudian Pemerintah melalui Depertemen Pekerjaan Umum membentuk Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Kabupaten Barru pada tahun 1982. Setelah itu pada tahun1991 dialihkan statusnya menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Barru.

Yang menjadi landasan hukum PDAM Kabupaten Barru adalah sebagai berikut:

1. UU NO. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1962 No. 10 tambahan Lembaran Negara RI No. 2387;

2. UU NO. 6 Tahun 1969 tentang Pernyataan Tidak Berlakunya berbagai UU dan PP Pengganti UU;

3. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 32 Tambahan Lembaran Negara RI No. 4377)

4. PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara RI Tahun 2005 No. 33, Tambahan Lembaran Negara RI No. 44990);

5. Peraturan dan Keputusan Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerja Umum, Menteri Keungan, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kesehatan; dan ditambah

34

6. Peraturan Daerah Kabupaten Barru No. 09 Tahun 1991 tanggal 16 Desember 1991 tentang Pendirian PDAM Kabupaten Barru, yang berlaku efektif tanggal 1 januari 1992.

2. Aspek Teknis Operasional

Saat ini PDAM Kabupaten Barru memeiliki 6 sistem penyediaan air minum yang terdiri dari 1 BNA (Basic Need Aprproach) dan 5 IKK.

Sumber air baku yang dimanfaatkan terdiri sdari 5 sungai, 1 mata air dan air tanah, fasilitas produksi terdiri dari 7 unit instalasi pengolahan air (IPA) lengkap, 1 unit sumur dan 1 unit broncaptering mata air.

Sistem pengaliran pipa transmisi air baku sebagian besar dengan pemompaan sedangkan system pengaliran pipa distribusi sebagian besar gravitasi. Area pelayanan PDAM Kabupaten Barru meliputi 31 desa/kelurahan atau 56% dari total 55 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Barru.

Total kapasitas terpasang adalah sebesar 213,5 lt/dt dengan kapasitas produksi dimanfaatkan sekitar 132,4 lt/dt, sedangkan jumlah sambungan aktif adalah sebanyak 8.658 unit. Berdasarkan jumlah penduduk administrasi maka cakupan pelayanan sebesar 30,1% terhadap penduduk administrative atau 43,5% terhadap penduduk area pelayanan pada tahun 2019.

3. Cakupan Pelayanan

Daerah yang telah mendapat pelayanan jaringan PDAM Kabupaten Barru baru meliputi 31 kelurahan/desa dengan jumlah sambungan pelanggan

saat ini adalah 8.658 unit. Dengan melihat rata-rata jumlah anggota keluarga sebesar 6 jiwa maka penduduk terlayani adalah 51.948 jiwa.

Apabila dibandingkan dengan penduduk area pelayanan yang sebanyak 119.493 jiwa, maka tingkat pelayanan air minum baru sekitar 43,5 terhadap penduduk di wilayah pelayanan atau sekitar 30,1% terhadap penduduk administrasi yang berjumlah 172.769 jiwa.

4. Visi dan Misi Perusahaan

PDAM Kabupaten Barru mempunyai visi dan misi yang menjadi pedoman setiap gerak langkah organisasi sebagai berikut:

i. Visi PDAM Kabupaten Barru

Profesionalisme SDM, Optimalisasi Pelayanan, Berkesinambungan Dan Kesejahtraan.

ii. Misi PDAM Kabupaten Barru

1. Meningkatkan cakupan pelayanan.

2. Memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

3. Memproduksi dan mendistribusikan air bersih berkualitas tinggi.

4. Mengoptimalkan profesionalisme sumber daya manusia.

5. Meningkatkan kinerja perusahaan disemua aspek.

6. Meningkatkan Kensejahtrakan Karyawan.

iii. Tujuan PDAM Kabupaten Barru

Berdasarkan Perda No. 09 Tahun 1991, Maksud dan Tujuan PDAM Kab.Barru didirikan adalah :

1. Turut serta melaksanakan pembangunan Daerah Khususnya dan pembangunan Ekonomi Nasional pada umumnya dalam rangka peningkatan kesejahtraan dan memenuhi kebutuhan rakyat menuju masayarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

2. Menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan masyarakat bagi masyarakat Kab. Barru dan usaha lain yang ada hubungannya dengan air minum.

5. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PDAM Kabupaten Barru seharusnya berdasarkan Peraturan Daerah NO. 2 Tahun 2013 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Barru seperti gambar di bawah ini. Hal ini disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian.

Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Barru

1.

KABAG.

KEUANGAN

KASIE.

UMUM/PERS ONALIA

SATUAN PENGAWAS

INTEREN (SPI) KABAG.

UMUM

KABAG. HUB.

LANGGANAN

Bupati

KASIE.

PEMBUKUAN

Badan Pengawas Direktur

KASIE.

HUBUNGAN LANGGANAN

KEP. UNIT IKK

PEKKAE KEP. UNIT IKK

MANGKOSO KEP. UNIT IKK RALLA KEP. UNIT IKK

PALANRO KASIE.

GUDANG

KASIE. KAS/

PENAGIHAN

KABAG.

PRODUKSI/

PENGOLAHAN

KABAG TRANSMISI/

DISTRIBUSI

KASIE.

PEMBACA METER

KASIE. ADM KEUANGAN

KASIE.

PENYAMBUN GAN /PERBAIKAN KASIE.

PRODUKSI/ PENGOLAHAN

KABAG.

PERENCAN AAN

KASIE.

PEMELIHAR AAN PERALATAN

Dokumen terkait