BAB II KAJIAN PUSTAKA
H. Teknik Analisis Data
I. Teknik Keabsahan Data
Menguji keabsahan data peneliti menggunakan trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, dan teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah dengan pemeriksaan melalui sumber yang lainnya.
Sebelum menganalisa data lebih lanjut perlu diperiksa keabsahan data Seperti yang di kemukakan oleh Moleong (2010) dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif, yang mengungkapkan bahwa pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan melalui beberapa cara satu diantaranya adalah dengan teknik trianggulasi yang meliputi, yaitu:
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Seperti halnya dalam penelitian ini dilakukan kredibilitas mengenai data yang peneliti peroleh dari judul penelitian yang diteliti.
b. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguj kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya penelitian ini yang diperoleh dari kabar berita, selanjutnya akan dicek dengan cara observasi atau dokumentasi. Jika kedua teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut kepada narasumber yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap paling benar.
c. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data yang diperoleh dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka penelitin dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai di temukan kepastian.
39 A. Sejarah Lokasi Penelitian
SMK Negeri 3 Bulukumba adalah salah satu sekolah menengah kejuruan yang berstandar dan terletak di jalan poros Bira, Desa Salemba Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan.
Berdiri pada tahun 2006. Sekolah ini di Pimpin oleh ibu Dra. Hj. Jumriah, M.Pd. Sekolah ini memiliki luas 29.072 m2 yang terdiri atas beberapa jurusan diantaranya Agribisnis Perikanan (AP), Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI), Teknik Audio-Video (TAV), Teknik Kendaraan Ringan (TKR), serta Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
a. Identitas sekolah
1) Nama Sekolah : SMK NEGERI 3 BULUKUMBA 2) Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan 3) Berdiri tahun : 2006
4) Alamat : Jl. Jalan Poros Bira Bulukumba KM. 6 5) Telepon/ Fax. : (0413)2586236
6) Kabupaten/Kota : Bulukumba
7) Kode Pos : 92661
8) Provinsi : Sulawesi Selatan b. Identitas Kepala Sekolah
1) Nama Kepala Sekolah : Dra. Hj. Jumriah, M.Pd
2) Umur : 50 Tahun
3) Alamat : Bulukumba
4) Telephone/HP : 085825010854
5) Pendidikan terakhir : S2
6) Lama menjabat : 6 (Enam) bulan 1. Visi dan Misi Sekolah SMK Negeri 3 Bulukumba
1) Visi
Terwujudnya SMK yang mampu memenuhi era informasi dan globalisasi dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta memiliki daya dalam merebut pasar kerja dengan menerapkan SMM ISO 9001:2008 yang berlandaskan IMTAQ.
2) Misi
Adapun Misi SMK Negeri 3 Bulukumba adalah:
1) Menyelenggarakan dan mengembangkan program keahlian yang berorientasi pada kebutuhan global serta iklim belajar yang berakar pada norma budaya dan karakter bangsa.
2) Menyiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten, professional, displin, sesuai dengan bidang keahliannya.
3) Meneyelenggarakan dan mengembangkan pelayanan pelatihan yang bersertifikat.
4) Memupuk dan mengembangkan kerja sama dengan dunia usaha atau dunia industri dalam menyelenggarakan praktik kerja industri.
5) Mencari pasar kerja global untuk menjalin kerja sama dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta kerja sama penyaluran tenaga kerja terdidik yang berkarakter.
6) Menerapkan pengelolaan sekolah dengan berbasis pada sistem manajemen mutu ISO 9001-2008.
7) Mengelola lingkungan sekolah menjadi lingkungan yang aman, bersih, rindang dan indah.
2. Tujuan SMK Negeri 3 Bulukumba
a. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, memiliki daya saing, beradaptasi dilingkungan kerja serta mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahliannya.
b. Menyiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, mampu kerja mandiri, mengisi lowongan yang ada didunia usaha/dunia industri sebagai tenaga kerja terampil tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program studi keahlian atau kompetensi keahlian yang dipilih.
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Larangan Siswa SMK Negeri 3 Bulukumba
a. Meninggalkan sekolah selama pelajaran berlangsung. Penyimpangan dalam hal ini hanya dengan ijin Kepala Sekolah.
b. Membeli makanan dan minuman di luar sekolah.
c. Menerima surat-surat atau tamu di sekolah.
d. Memakai perhiasan yang berlebihan serta berdandan yang tidak sesuai dengan kepribadian Bangsa.
e. Merokok di dalam dan di luar sekolah.
f. Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antar sesama murid.
g. Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun terhadap kelas lain.
h. Berada di dalam kelas selama waktu istirahat.
i. Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan antar teman.
Menjadi perkumpulan anak-anak nakal dan geng-geng terlarang.
4. Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuia dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Penilaian kegiatan ekstrakurikuler dilakukan secara kualitatif.
Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Negeri 3 Bulukumba terdiri dari:
a. Kegiatan ekstrakurikuler wajib yaitu pramuka, yang diikuti oleh peserta didik.
b. Kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang meliputi palang merah remaja, karya ilmiah remaja, olahraga, dan seni budaya.
B. Keadaan Siswa
Siswa SMK Negeri 3 Bulukumba sebagai salah satu komponen adalah mereka yang telah lulus seleksi yang diselenggarakan oleh sekolah. Data pada
profil sekolah pada tahun 2018/2019 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang bersekolah di SMK Negeri 3 Bulukumba berjumlah 366 siswa. berikut:
Adapun jumlah SMK Negeri 3 Bulukumba sebagai berkut:
Tabel 4.1 Jumlah Siswa
NO Jenis siswa Jumlah
1 Perempuan 119
2 Laki-Laki 247
Jumlah 366
Sumber :Bagian Tata Usaha SMK Negeri 3 Bulukumba Tahun 2018/2019
C. Keadaan Geografis
Secara wilayah, Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni dataran tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng- Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri perahu pinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,67 Km2 dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 153 Km.
Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5°20” sampai 5°40” Lintang Selatan dan 119°50” sampai 120°28” Bujur Timur.
Batas-batas wilayahnya adalah: sebelah Utara: Kabupaten Sinjai, sebelah Selatan: Kabupaten Kepulauan Selayar, sebelah Timur: Teluk Bone, dan sebelah Barat: Kabupaten Bantaeng. Wilayah Kabupaten Takalar terdiri dari 10 (Sepuluh) Kecamatan masing-masing:
1. Kecamatan Ujungbulu (Ibu kota Kabupaten) 2. Kecamatan Gantarang
3. Kecamatan Kindang 4. Kecamatan Rilau Ale 5. Kecamatan Bulukumpa 6. Kecamatan Ujungloe 7. Kecamatan Bontobahari 8. Kecamatan Bontotiro 9. Kecamatan Kajang 10.Kecamatan Herlang
Tipografi kabupaten bulukumba yaitu Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s/d 25 meter di atas permukaan laut meliputi tujuh kecamatan pesisir, yaitu: Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang. Daerah bergelombang dengan ketinggian antara 25 s/d 100 meter dari permukaan laut, meliputi bagian dari Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.
Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke utara dengan ketinggian 100 s/d di atas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.
Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 °C-27,68 °C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman
pangan dan tanaman perkebunan. Berdasarkan analisis Smith -Ferguson (tipe iklim diukur menurut bulan basah dan bulan kering) maka klasifikasi iklim di Kabupaten Bulukumba termasuk iklim lembap atau agak basah.
Kabupaten Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober -Maret dan musim rendengan antara April-September. Terdapat 8 buah stasiun penakar hujan yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni: stasiun Bettu, stasiun Bontonyeleng, stasiun Kajang, stasiun Batukaropa, stasiun Tanah Kongkong, stasiun Bontobahari, stasiun Bulo-bulo dan stasiun Herlang.
Daerah dengan curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan timur sedangkan pada daerah tengah memiliki curah hujan sedang sedangkan pada bagian selatan curah hujannya rendah.
46 A. Hasil Penelitian
1. Implementasi nilai pendidikan karakter terhadap variasi Bahasa pada siswa di SMK Negeri 3 Bulukumba
a. Strategi penerapan nilai pendidikan karakter terhadap variasi Bahasa 1) Pendekatan personal
Dalam proses pendidikan, terdapat berbagai unsur yang dapat mempengaruhi kesuksesan peserta didik. Salah satunya adalah peran pendidik.
Pendidik merupakan unsur terpenting yang memiliki pengaruh yang luar biasa bagi peserta didik. Pengaruh kuat yang diberikan pendidik salah satunya melalui personal touch-nya atau pendekatan personal yang ditunjukkan dalam kesehariannya kepada peserta didik. Pendekatan personal yang dilakukan seorang pendidik akan memberikan kekuatan dan motivasi kepada anak didiknya. Hal ini berlaku di segala jenjang pendidikan mulai jenjang dasar dan menengah hingga jenjang pendidikan tinggi. Pendekatan personal ini merupakan kunci untuk memberikan dan menularkan nilai-nilai positif yang dimiliki seorang pendidik. Untuk itu penting bagi seorang pendidik memiliki sikap, nilai dan perilaku yang sepantas dan selayaknya sebagai pendidik.
Dalam implementasinya, pendidikan karakter umumnya diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan pelajaran. Sekolah memiliki peran yang sangat urgen dalam pendidikan karakter seorang siswa. Apalagi bagi siswa yang tidak mendapatkan
pendidikan karakter sama sekali di lingkungan dan keluarga mereka. Selain itu penggunaan bahasa juga sangat ikut berpengaruh terhadap pembentukan karakter siswa. Seperti halnya siswa di sekolah SMK Negeri 3 Bulukumba, dimana implementasi pendidikan karakter memberikan pengaruh signifikan terhadap karakter siswa itu sendiri. Seperti yang diungkapan oleh ibu Yayu Arnita, S.Pd.,M.Pd, 38 tahun, guru mapel Bahasa Indonesia mengatakan bahwa:
“Besar sekali pengaruhnya dan memang siswa itu memang rata-rata haus dengan perhatian seperti itu. Jadi pada dasarnya mereka anak baik Cuma ada potensinya yang berbeda beda ada yang harus banyak ada yang sedang ada juga yang hanya perlu di lengkapi dan Alhamdulillah ketika dimasukkan nilai-nilai karakter itu mungkin dia menyesali sikapnya bahakan ketika keluar dari sekolah atau telah seasai sangat memberikan perubahan yang lebihbaik.”(Hasil wawa ncara 30 Juli 2019).
Selain itu ibu Nurmala, S.Pd., M.Pd, (45 Tahun) guru mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengatakan bahwa:
“Iya jelas ada. Karena di dalam pendidikan karakter kita dituntut untuk merubah siswa agar menjadi lebih baik dari awal siswa baru memasuki fase tingkatan ini pasti memiliki karakter yang berbeda dengan begitu disinilah kita jadikan satu semua karakternya kita rubah kearah yang lebih baik lagi.”(Hasil wawancara, 30 Juli 2019).
Hal ini juga dikatakan oleh ibu Hj. Johriah S.Pd, (51 Tahun) selaku Guru Mata Pelajaran PKN, beliau mengatakan bahwa:
“Iya sangat berpengaruh dengan adanya pendidikan nilai karakter maka akan membantu atau merubah siswa yang sebelumnya memiliki karakter yang buruk dapat berubah kearah yang lebih baik lagi. Selain itu guru juga menjadi tauladan bagi siswa baik dalam berbicara maupun dalam bertingkah laku yang baik agar siswa juga dapat meniru hal tersebut.”(Hasil wawancara Rabu, 07 Agustus 2019).
Didalam mengimplementasikan pendidikan karakter perlu adanya beberapa strategi atau cara yang harus dipersiapkan atau digunakan agar pendidikan karakter dapat dengan mudah disalurkan atau diterapkan. Yaitu
melalui pendekatan personal antara guru ddengan siswa. Seperti yang katakan oleh ibu Yayu Arnita S.Pd, (38 Tahun), guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang mengatakan bahwa:
“Biasanya ibu lihat materinya seperti contohnya sebuah cerita rakyat yang didalamnya terdapat beberapa nilai religius, akhlak dan moral. Nah disitulah anak-anak dapat belajar bagaimana cara membentuk karakter yang baik. Karena kadang kalau kita menjelaskan materi secara langsung beda cara penerimaanya siswa ketika kita memasukkan nilai-nilai karakter itu melaui sebuah kisah atau cerita itu lebih cepat mereka cerna dan diterapkan karena sifatnya manusia kadang ketika ada film yang ia kagumi tokohnya biasanya dia juga akan meniru tokoh tersebut. Sehingga dengan pemberian materi cerita atau kisah yang terdapat banyak nilai- nilai karakter maka akan sangat membantu siswa dalam menanamkan nilai tersebut dalam dirinya. selain itu juga dilakukan pendekatan personal.”(Hasil wawancara 30 Juli 2019).
Hal yang sama juga dikatakan oleh ibu Nurmala, S.Pd, M.Pd. (45 Tahun), guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang mengatakan bahwa:
“Dengan melakukan pendekatan secara personal terhadap setiap siswa dengan begitu kita dapat dengan mudah membaca karakter siswa dan siswa juga lebih mudah untuk terbuka.”(Hasil wawancara 30 Juli 2019).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan nilai pendidikan karakter perlu diadakan pendekatan secara personal antara siswa dengan guru sehingga siswa dapat diberikan motovasi sesuia dengan nilai karakter apa yang kurang dengan siswa tersebut.
2). Pendekatan klasikal
Pendekatan klasikal adalah suatu pendekatan yang dilakukan dimana pengajar memberi penjelasan kepada sejumlah murid secara lisan. Pada dasarnya dengan bentuk pengajaran klasikal seorang pengajar dapat mengajar suatu kelompok dengan jumlah murid yang tidak terbatas. Selama pengajaran klasikal,
murid harus seperti yang dikatakan oleh guru mata pelajaran PKN ibu Hj. Joharia S.Pd, (51 Tahun) yang mengatakan bahwa:
“Penerapannya, dimulai dari penyusunan silabus, RPP meliputi kegiatan pendahulu, inti dan penutup sudah dicantumkan pendidikan karakter dengan strategi pembelajaran metode Tanya jawab, diskusi, dan penugasan baik individu maupun berkelompok. Selain itu adapun nilai pendidikan karakter yang diterapkan diantaranya nilai religius dimana setiap siswa wajib untuk ikut sholat berjamaah, siswa diharapkan selalu berkata benar dan dapat dipercaya, serta demokratis dimana setiap siswa harus menghormati perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya.”
(Hasil wawancara Rabu, 07 Agustus 2019).
Dari beberapa hasil wawancara diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam menerapkan nilai pendidikan karakter harus ada strategi, cara atau metode setiap guru yang harus dipersiapkan untuk mengaplikasikan nilai pendidikan karakter itu sendiri salah satu diantaranya yang paling umum yaitu dengan cara melakukan pendekatan secara klasikal serta memposisikan diri sebagai tauladan agar dapat memberikan contoh berperilaku atau berbicara yang sopan dan baik kepada siswa.
b. Nilai-nilai pendidikan karakter terhadap variasi bahasa
Sekolah sebagai lembaga formal yang sangat berperan penting dalam memberikan pendidikan karakter terhadap setiap peserta sudah sangat mengupayakan berbagai cara seperti pendidikan karakter diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dikelas. Nilai-nilai karakter disisipkan dalam pembelajaran baik secara tersirat maupun tersurat. Serta dilakukan dengan pembiasaan perilaku dalam kehidupan sehai-hari disekolah. Akan tetapi proses pembentukan karakter disekolah akan saling tarik-menarik dengan pembentukan
karakter lain diluar sekolah, yang tidak jarang justru bertentangan dengan nilai- nilai diseklah. Sebab siswa tidak hidup didalam ruang hampa, tetapi berada dalam lingkungan yang mempengaruhinya. Dimana harus ada kesetaraan atau kerja sama yang baik antara pihak sekolah, orang tua dan angota masyarakat.
1) Nilai religious
Nilai religious adalah nilai kerohanian yang tertinggi, bersifat mutlak dan abadi, serta bersumber pada kepercayaan dan keyakinan dalam diri manusia.
Contoh nilai religious adalah seseorang yang mengajarkan perintah agamanya seperti sholat.
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan Arini Al- Zahra, (17 Tahun) salah satu murid kelas XII Jurusan TKJ di SMK Negeri 3 Bulukumba mengatakan bahwa :
“Tidak pernah. karena saya tidak tinggal dengan orang semenjak umur saya masih 2 tahun sebab orang tua saya bercerai dan sudah punya keluarga masing-masing. Saya hanya tinggal bersama nenek tetapi nenek sering memberitahukan ke saya agar selalu rajin beribadah seperti sholat limat waktu dan mengaji. Selain itu guru juga membekali kita dengan pendidikan karakter seperti halnya setiap hari jumat di sekolah diadakan pengajian setiap pagi dimana kita selalu diarahkan agar menuju masjid mengikuti kegiatan tersebut serta wajib mengikuti sholat dzuhur berjamaah disekolah.”(Hasil wawancara 06 Agustus 2019).
Berdasarkan hasil pemaparan dari informan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa nilai religious merupakan salah satu nilai pendidikan karakter yang karap kali dterapka kepada siswa baik oleh orang tua maupun guru disekolah sebab hal tersebut sangat berkaitan dengan agama kita masing-masing yang merupakan suatu pondasi bagi diri kita sendiri seperti wajib dalam melaksanakan ibadah.
2) Nilai Toleransi
Toleransi berarti sabar dan menahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat. Contoh sikap toleransi secara umum antara lain: menghargai pendapat mengenai pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong antar sesama manusia tanpa memandang suku, ras, agama, dan antar golongan.
Dari hasil wawancara peneliti dengan informan Musfatul Awalil, (17 tahun) siswa kelas XII jurusan TKR yang mengatakan bahwa:
“Biasa kak seperti kita harus selau menghargai orang yang lebih tua dari kita ketika berbicara. Maksudnya ketika ada orang yang lebih tua dari kita kak harus kita dengar baik-baik apa yang disampaikan tidak boleh dipotong pembicaraannya kalau belum selesai. Menerima pendapat orang lain, serta tidak membeda-bedakan dalam hal memilih teman.” (Hasil wawancara 30 Juli 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa toleransi merupakan suatu nilai yang sangat penting sebab kita sebagai manusia berasal dari ras, suku dan agama yang berbeda-beda serta ketika melakukan interaksi sosial dengan orang lain maka harus ditanamkan yang namanya toleransi kepada sesame sebab bisa saja tidak saling sependapat oleh karena aitu kita saling menghargai satu sama lain.
3) Nilai Disiplin
Disiplin berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap aturan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat kita ketahui bahwa hakikat dari nilai disiplin ialah perilaku individu yang menunjukkan pada ketaatan pada sebuah aturan tertentu dan apabila melanggarnya akan dikenakan sanksi yang berlaku.
Dari hasil wawancara dengan Rita Syahra, (17 Tahun) siswa kelas XII jurusan TKR mengatakan bahwa:
“Orang tua dirumah memang selalu memberikan pendidikan karakter kak.
Misalnya seperti ketika berkumpul di ruang keluarga kita di ajar ketika berbicara dengan orang yang lebih tua tidak boleh berbicara dengan kasar atau dengan nada suara yang keras/tinggi dan tidak boleh berbicara kotor ke orang tua maupun orang lain. biasanya kalau kita kedapan begitu kak dimarahiki baik dengan berupa lisan maupun menegur secara fisik. Begitupun dengan guru pada saat proses pembelajaran melarang kita untuk menggunakan bahasa lain selain bahasa Indonesia jika melanggar dikenakan sanksi”. (Hasilwawancara 30 Juli 2019).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti ddengan informan, maka dapat disimpulkan bahwa didalam ruang lingkup sekolah siswa selalu dituntut untuk belajar disiplin dan mematuhi tata tertib disekolah seperti tidak dating terlambat dan menggunakan pakaian yang sesuai dengan prosedur sekolah begitupun dengan lingkup keluarga mereka sudah diajarkan yang namanya disiplin.
4) Nilai Komunikatif
Komunikatif merupakan suatu keadaan saling dapat berhubungan (mudah dihubungi), dan juga mudah dipahami (dimengerti). Orang yang komunikatif adalah orang yang mampu berbahasa sedemikian rupa sehingga pesan yang
disampaikannya dapat diterima dengan baik, juga mudah dihubungi (dengan arti memberi respon saat dihubungi) atau tindakan yang memperlihatkan senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan Muhammad Wahyudin, (18 Tahun) siswa kelas XII jurusan TKR mengatakan bahwa:
“Biasa kak kalo sesama teman akrabki berbicara atau cerita apa yang dia sampaikan bisa kita terima dengan baik meskipun ada kata yang sedikit menyinggung tapi masih bisa diambil bercanda selain itu kita juga biasa diberi arahan oleh orang tua agar dapat memilih teman yang pembawaan dan karakternya yang baik. Begitupun dengan guru diekolah mereka selalu membagi kelompok dengan rata pada saat proses pembelajaran agar kita dapat saling berbaur antara yang pintar dan bodoh begitupun sebaliknya antara yang nakal dengan tidak”.(Hasil wawancara 06 Agustus 2019).”
Dari hasil wawancara yang di berikan informan peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada umumnya pendidikan karakter tidak hanya didapatkan siswa disekolah tetapi diruang lingkup kelurganya sejak kecil mereka sudah dibekali yang namanya pendidikan karakter bagaimana tata cara berbicara atau bersikap yang baik dan sopan atau mana yang baik atau mana yang buruk. Jadi ketika berada didalam ruang lingkup sekolah maka peran orang tua akan diambil alih oleh guru, kepala sekolah maupun tenaga pendidik yang lain untuk memberikan pelajaran pendidikan karakter kepada setiap siswa hingga siswa dapat menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter itu sendiri terhadap dirinya sendiri maupun ke orang lain.
c. Kesulitan atau kendala dalam menerapkan nilai pendidikan karakter
Adanya variasi bahasa yang digunakan oleh siswa disekolah SMK Negeri 3 Bulukumba tentunya juga memberikan sedikit kesulitan yang dihadapi guru