BAB III. METODE PENELITIAN…
H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistika inferensial. Statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.17
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan uji data yang digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut, guna menjawab hipotesis penelitian.18
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng tidak menjorok ke kiri ataupun ke kanan. Adapun kriteria pengujian lain yaitu, data berdistribusi normal adalah apabila angka Signifikansi Kolmogorov- Smirnov > 0,05.19 Disarankan memakai uji parametrik, jika datanya normal. Jika data tidak berdistribusi normal, maka bisa menggunakan uji non parameterik.20
Menurut Mehta dan Patel, yang sudah mendapat pengakuan dari Harvard School of Public Health. Secara default, IBM SPSS menghitung nilai p-value menggunakan pendekatan asymptotic. pada pendekatan asymptotic, nilai p-value diestimasi berdasarkan asumsi/anggapan bahwa data yang diberikan cukup besar. Saat terdapat data berukuran kecil (sampel kecil), data tidak seimbang (unbalance) dan terdistribusi buruk, maka metode asymptotic akan menghasilkan hasil yang tidak akurat. Sehingga dalam keadaan ini,
17 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, 148.
18 Sudaryono, Statistika Probability Bidang Teknik Dan Komputer (Yogyakarta: Dani, 2021), 166.
19 Singgih Santoso, Statistik Multivariat (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010), 43–46.
20 Suci Haryanti, Statistika Dasar Untuk Penelitian Jilid I Dengan Aplikasi SPSS Pada Bidang Pendidikan, Sosial Dan Kesehatan (Bdanung: Media Sains Indonesia, 2021), 123.
solusinya menggunakan pendekatan exact. Nilai p-value yang dihitung dengan pendekatan exact akan menghasilkan nilai p-value yang akurat.21
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastistas memiliki tujuan untuk apakah pada sebuah model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual dalam satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian berbeda, maka disebut heteroskedastisitas.22 Model regresi yang baik adalah terdapat kesamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain atau biasa disebut homoskedastisitas.23 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Kriteria uji heteroskedastisitas adalah :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 padasumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.24
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan waktu.25 Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari gejala autokorelasi. Salah satu
21 Cyrus R. Mehta dan Nitin R Patel, IBM SPSS Exact Tests (Inggris: Cambridge, 2013), 24.
22 Eko Subagyo dkk., Konsep Dan Praktik Ekonometrika Menggunakan EViews (Lamongan: Academia Publication, 2022), 26.
23 Nikolaus Duli, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Sleman: Deepublish, 2019), 122.
24 Diamonalisa, Nunung Nurhayati, dan Dani Rahman, Mengolah Data Penelitian Akuntansi Dengan SPSS (Malang: Literasi Nusantara, 2022), 57.
25 Subagyo dkk., Konsep Dan Praktik Ekonometrika Menggunakan EViews, 26.
metode pengujian untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin Waston (DW). Kriteria atau dasar pengambilan keputusan (DW) adalah :
1) Jika DW lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL), berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika DW terletak antara dU dan (4-dU), berarti tidak ada autokorelasi.
3) Jika DW terletak antara dL dan dU atau antara (4-dL) dan (4-dU), berarti tidak ada kesimpulan.26
d. Uji Multikolinearitas
Tujuan pengujian multikolinieritas adalah agar mengetahui apakah model regresi dijumpai adanya hubungan antar variabel independen / variel bebas. Untuk menemukan terdapat / tidak multikolieritas pada model regresi dapat diketahui dari varian inflaction faktor (VIF). Dengen ketentuan jika nilai VIF harus lebih keil dari 10 berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel bebas, dan jika VIF lebih dari 10 berarti terdapat multikolineritas antar variabel bebas.27 Model regresi yang baik adalah tidak terjadi gejala multikolinieritas.28
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regrasi linier berganda yaitu hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Memiliki tujuan mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif / negatif juga bertujuan memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan / penurunan. Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + e
26 Firdaus, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Riau: Dotplus, 2021), 34.
27 Subagyo dkk., Konsep Dan Praktik Ekonometrika Menggunakan EViews, 27.
28 Wahyudin dkk., Pengantar Statistika 2 (Bdanung: Media Sains Indonesia, 2022), 47.
Keterangan:
Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X1 dan X2 = Variabel independen
a = Konstanta
b1b2 = Koefisien regresi nilai variabel independen e = Standar error.29
3. Uji Hipotesis a. Uji T (Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Uji parsial dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel sehingga sering disebut uji t, dengan derajat Signifikansi (Sig) yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan Sig lebih kecil dari derajat kepercayaan maka hipotesis alternatif dapat diterima, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.30
b. Uji F (Simultan)
Uji simultan (uji F) memiliki tujuan untuk menentukan apakah kedua variabel independen memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai f hasil perhitungan lebih besar daripada nilai f menurut tabel maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.31
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi yang biasa disimbolkan (R2) bermakna sumbangan pengaruh yang diberikan variabel bebas /
29 Usep Sudrajat dn Suwaji, Ekonomi Manajerial (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 59–60.
30 Lailatus Sa’adah, Statistik Inferensial (Jombang: Universitas KH. A. Wahab Hasbullah, 2021), 35.
31 Sa’adah, 32.
variabel independen (X) terhadap variabel terikat / variabel dependen (Y). R square ini bertujuan melihat seberapa besar kontribusi pengaruh yang diberikan variabel independen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen. Nilai R squared berkisar 0 sampai 1 yang mengindikasikan besarnya kombinasi variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi nilai variabel dependen. Semakin mendekati angka satu, model yang dikeluarkan oleh regresi tersebut semakin baik.32
32 Ibnu Daqiqil, Machine Learning (Riau: UR Press, 2021), 119.
46 BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada salah satu UKM yang terdapat di IAIN Ponorogo, yaitu UKM KOPMA Al-Hikmah IAIN Ponorogo. KOPMA Al- Hikmah berdiri pada 25 Maret 1997 dan resmi berbadan hukum pada 9 Juli 1997 dengan nomor 339/BH/KWK.13/VII/1997. Selain itu juga terdapat tempat usaha seluas 5 x 5 meter dengan unit usaha ATK (Alat Tulis Kantor) serta makanan dan minuman ringan. KOPMA Al-Hikmah memiliki tujuan menghasilkan generasi yang unggul di bidang perkoperasian dan entrepreneur.
Beberapa kegiatan yang terdapat di KOPMA diantaranya adalah pendidikan dasar perkoperasian (DIKSARKOP), follow up, pelatihan komunitas, magang, seminar, workshop, pendidikan menengah perkoperasian (DIKMENKOP), dll.
Selain itu di KOPMA Al Hikmah juga terdapat empat komunitas yaitu, komunitas bussines, handycraft, design, dan trainer. Pelatihan komunitas tersebut bertujuan untuk melatih anggota lebih fokus dan mengembangkan diri secara maksimal sesuai dengan bakat minat.1
B. Hasil Pengujian Instrumen (Validitas dan Reliabilitas) 1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat keabsahan (validitas) suatu alat ukur.2 Pengujian validitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika r hitung ≥ r tabel maka, instrumen penelitian dikatakan valid.
b. Jika r hitung ≤ r tabel maka, instrumen penelitian dikatakan tidak valid.3
Penelitian ini menggunakan 30 sampel responden dalam melakukan uji validitas. Pertanyaan total berjumlah 28, yang terdiri dari 10 butir
1 Kopma Al-Hikmah, “Kopma Al-Hikmah IAIN Ponorogo.”
2 Rangkuti, The Power Of Brdan, 77.
3 Darma, Statistika Penelitian Menggunakan SPSS, 8.
pertanyaan untuk variabel pendidikan dengan indikator kreatif, inovatif, mandiri, realistis, dan komunikatif. 8 butir pertanyaan untuk variabel motivasi dengan indikator pekerja keras, tidak pernah menyerah, memiliki semangat, dan memiliki komitmen. 10 butir pertanyaan untuk variabel minat berwirausaha dengan indikator kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidup, keyakinan kuat atas kekuatan sendiri, sikap jujur dan tanggung jawab, ketahanan fisik / mental / kekuatan / keuletan / bekerja dan berusaha, dan pemikiran yang kreatif serta konstruktif.
Masing-masing dari indikator setiap variabel diwakili oleh 2 pertanyaan.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0,561 0,361 Valid
2 0,532 0,361 Valid
3 0,734 0,361 Valid
4 0,573 0,361 Valid
5 0,784 0,361 Valid
6 0,750 0,361 Valid
7 0,881 0,361 Valid
8 0,689 0,361 Valid
9 0,873 0,361 Valid
10 0,627 0,361 Valid
11 0,797 0,361 Valid
12 0,783 0,361 Valid
13 0,761 0,361 Valid
14 0,861 0,361 Valid
15 0,727 0,361 Valid
16 0,874 0,361 Valid
17 0,925 0,361 Valid
18 0,856 0,361 Valid
19 0,659 0,361 Valid
20 0,842 0,361 Valid
21 0,588 0,361 Valid
22 0,537 0,361 Valid
23 0,664 0,361 Valid
24 0,865 0,361 Valid
25 0,779 0,361 Valid
26 0,685 0,361 Valid
27 0,681 0,361 Valid
28 0,690 0,361 Valid
Sumber: data primer yang diolah, 2023.
Dapat dilihat pada Tabel 4.1 validitas instrumen menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan dapat dikatakan valid, karena masing-masing dari item memiliki r hitung ≥ r tabel. Data valid artinya data memiliki ketepatan antara yang sesungguhnya terjadi di lapangan dengan data yang telah dikumpulkan peneliti. Sehingga dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
2. Reliabilitas
Uji reliabilitas di lakukan setelah uji validitas dan didapatkan butir- butir pertanyaan yang valid. Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah :
a. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf Signifikansi 60%
atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliabel.
b. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf Signifikansi 60%
atau 0,6 maka kuesioner tidak reliabel.4 Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,957 ,958 28
Sumber: hasil olah data SPSS 2023
Dapat dilihat pada tabel 4.2 dijelaskan bahwa berdasarkan uji reliabilitas pada instrumen penelitian diperoleh hasil koefisien Alpha
4 Asidah, Etika Bisnis Era Milenial, 77–78.
sebesar 0,957 (0,957 ≥ 0,6). Sehingga instrumen penelitian dapat dinyatakan reliabel, yang artinya memiliki konsistensi data dalam interval waktu tertentu.
C. Hasil Pengujian Deskriptif
Responden dalam penelitian ini merupakan anggota KOPMA Al- Hikmah IAIN Ponorogo angkatan 2021, yang berjumlah 98 orang. Responden tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, dan komunitas KOPMA.
Data ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan responden sehingga peneliti lebih mudah mendapatkan informasi dan memahami hasil penelitian.
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentasi
1 Laki-laki 15 15,3%
2 Perempuan 83 84,7%
Total 98 100%
Sumber: Data diolah peneliti, 2023
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa jenis kelamin responden sebagian besar adalah perempuan sebanyak 84,7% atau sekitar 83 orang.
Sedangkan responden laki-laki sebesar 15,3% atau sekitar 15 orang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden pada penelitian ini adalah perempuan.
2. Distribusi Responden Berdasarkan Komunitas Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Komunitas KOPMA
No Komunitas Frekuensi Persentase
1 Bussines 60 61,2%
2 Handycraft 25 25,5%
3 Design 13 13,2%
Total 98 100%
Sumber: Data diolah peneliti, 2023
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden berasal dari komunitas Bussines sebesar 61,2% atau sekitar 60 anggota, dari Handycraft sebesar 25,5% atau sekitar 25 anggota, dan dari Design sebesar 13,2% atau sekitar 13 anggota. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berasal dari anggota komunitas Bussines.
D. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.5 Pada uji kolmogorov-Smirnov data yang berukuran kecil (sampel kecil), tidak seimbang (unbalance) dan terdistribusi buruk, sebaiknya menggunakan pendekatan exact karena akan menghasilkan nilai p-value yang akurat.6 Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut.
5 Santoso, Statistik Multivariat, 43–46.
6 Cyrus R. Mehta dan Nitin R Patel, IBM SPSS Exact Tests (Inggris: Cambridge, 2013), 24.
Gambar 4.1 Uji Normalitas Sumber: hasil olah data SPSS 2023
Berdasarkan gambar 4.1 pada uji normalitas data dapat dikatakan bedistribusi normal. Karena data memiliki bentuk seperti lonceng dan simetris, di mana frekuensi terbesar maupun rata-rata dari data berada di titik tengah, tidak menjorok ke kiri ataupun ke kanan.
Tabel 4.5 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 98
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,02154407 Most Extreme Differences Absolute ,095
Positive ,085
Negatif -,095
Test Statistic ,095
Asymp. Sig. (2-tailed) ,030c
Exact Sig. (2-tailed) ,321
Point Probability ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: hasil olah data SPSS 2023
Pada uji kolmogorov-Smirnov data berdistribusi normal adalah apabila angka Signifikansinya > 0,05. Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.3 diketahui nilai normalitas exact Signifikansinya adalah sebesar 0,321, yang artinya 0,321 > 0,05. Sehingga data berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas, tetapi terjadi homoskedastisitas.7 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaiu dengan melihat grafik scatterplot.
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Sumber: hasil olah data SPSS 2023
Berdasarkan gambar 4.2 tersebut terlihat menunjukkan hasil bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas (titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas tetapi terjadi homoskedastisitas, artinya terdapat kesamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap.
7 Duli, Metodologi Penelitian Kuantitatif, 122.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan waktu.8 Hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 ,801a ,642 ,635 2,043 1,763
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Pendidikan b. Dependen Variable: Minat Berwirausaha
Sumber: hasil olah data SPSS 2023
Berdasarkan pada tabel 4.6 dapat menunjukkan bahwa hasil DW yang diperoleh sebesar 1,763. Nilai dU untuk N=98, K=2, α=5% adalah sebesar 1,7128 dan 4-dU = 4-1,7128 = 2,2872 karena nilai dU < DW <
4-dU atau 1,7128 < 1,763 < 2,2872 maka tidak terdapat autokorelasi, atau tidak terdapat hubungan suatu variabel dari tahun t (tahun sekarang) dengan t-1 (tahun sebelumnya).
d. Uji Multikolinieritas
Tujuan pengujian multikolinieritas adalah agar mengetahui apakah model regresi dijumpai adanya hubungan antar variabel independen / variel bebas. Untuk menemukan terdapat / tidak multikolieritas pada model regresi dapat diketahui dari varian inflaction faktor (VIF). Jika nilai VIF lebih keil dari 10 berarti tidak terdapat multikolinieritas.9 Hasil uji multikolinieritas adalah sebagai berikut.
8 Subagyo dkk., Konsep Dan Praktik Ekonometrika Menggunakan EViews, 26.
9 Subagyo et al., 27.
Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4,628 2,056 2,251 ,027
Pendidikan ,384 ,077 ,408 5,000 ,000 ,566 1,766
Motivasi ,575 ,099 ,472 5,788 ,000 ,566 1,766
a. Dependen Variable: Minat Berwirausaha
Sumber: hasil olah data SPSS 2023
Berdasarkan uji multikolinieritas pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai VIF dari variabel pendidikan dan motivasi adalah sebesar 1,766, yang memiliki arti nilai VIF 1,766 < 10, dapat diambil kesimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinieritas atau tidak terdapat hubungan antar variabel independennya.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda memiliki tujuan mengetahui arah hubungan antara variabel indenpenden dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif / negatif.10 Hasil pengujian SPSS sebagai berikut:
Tabel 4.8
Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,628 2,056 2,251 ,027
Pendidikan ,384 ,077 ,408 5,000 ,000
Motivasi ,575 ,099 ,472 5,788 ,000
a. Dependen Variable: Minat Berwirausaha
Sumber: hasil olah data SPSS 2023
10 Usep Sudrajat dn Suwaji, Ekonomi Manajerial (Yogyakarta: Deepublish, 2018), 59–60.
Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat dirumuskan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 4,628 + 0,384X1 + 0,575X2
a. Nilai konstanta bernilai positif sebesar 4,628. Hal ini menunjukkan bahwa, apabila variabel pendidikan dan motivasi dianggap konstan atau tetap (0) atau tidak ada, maka nilai minat berwirausaha adalah sebesar 4,628.
b. Nilai koefisien regresi variabel pendidikan bernilai positif sebesar 0,384.
Hal ini menunjukkan setiap variabel pendidikan terdapat penambahan satu tingkat atau 1% dengan asumsi variabel motivasi tetap, maka akan meningkatkan minat berwirausaha anggota KOPMA Al-Hikmah IAIN Ponorogo sebesar 0,384. Artinya variabel pendidikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha sebesar 38,4%.
c. Nilai koefisien regresi variabel motivasi bernilai positif sebesar 0,575.
Hal ini menunjukkan setiap variabel motivasi terdapat penambahan satu tingkat atau 1% dengan asumsi variabel pendidikan tetap, maka akan meningkatkan minat berwirausaha anggota KOPMA Al-Hikmah IAIN Ponorogo sebesar 0,575. Artinya variabel motivasi berpengaruh terhadap minat berwirausaha sebesar 57,5%
d. Karena nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel positif (+), maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama pendidikan dan motivasi berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha anggota KOPMA Al-Hikmah IAIN Ponorogo.
3. Uji Hipotesis a. Uji T
Uji t bertujuan mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel dengan derajat Signifikansi
(Sig) yang digunakan adalah 0,05. 11 Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut:
1) Hasil uji-t variabel pendidikan terhadap minat berwirausaha Tabel 4.9
Uji T Variabel X1 Terhadap Y Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9,188 2,197 4,182 ,000
Pendidikan ,677 ,067 ,719 10,122 ,000
a. Dependen Variable: Minat Berwirausaha
Sumber: hasil olah data SPSS 2023
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.9 diketahui nilai Sig variabel pendidikan adalah sebesar 0,000. Karena nilai Sig 0,000
< 0,05 dan nilai t hitung 10,122 > nilai t tabel 1,985. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pendidikan terhadap minat berwirausaha.
2) Hasil uji-t variabel motivasi terhadap minat berwirausaha Tabel 4.10
Uji T Variabel X2 Terhadap Y Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9,137 2,066 4,423 ,000
Motivasi ,901 ,084 ,740 10,794 ,000
a. Dependen Variable: Minat Berwirausaha
Sumber: hasil olah data SPSS 2023
11 Sa’adah, Statistik Inferensial, 35.
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.10 diketahui nilai Sig variabel motivasi adalah sebesar 0,000. Karena nilai Sig 0,000 <
0,05 dan nilai t hitung 10,794 > nilai t tabel 1,985. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi terhadap minat berwirausaha.
b. Uji F
Uji F bertujuan menentukan apakah kedua variabel independen memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai f hasil perhitungan lebih besar daripada nilai f menurut tabel maka hipotesis alternatif diterima.12 Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Uji F X1 dan X2 terhadap Y ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 572,227 1 572,227 102,452 ,000b
Residual 536,191 96 5,585
Total 1108,418 97
a. Dependen Variable: Minat Berwirausaha b. Predictors: (Constant), Pendidikan
Sumber: hasil olah data SPSS 2023
Berdasarkan tabel uji f pada tabel 4.11 diketahui nilai Sig yang ada adalah sebesar 0,000. Karena nilai Sig 0,000 < 0,05 dan nilai f hitung 102,452 > nilai f tabel 3,09. Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan (X1) dan motivasi (X2) secara simultan berpengaruh terhadap minat berwirausaha (Y).
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi atau R square (R2) ini bertujuan melihat seberapa besar kontribusi pengaruh yang diberikan variabel
12 Sa’adah, 32.
independen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen.13 Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12
Uji Koefisien Determinasi Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,801a ,642 ,635 2,043
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Pendidikan
Sumber: hasil olah data SPSS 2023
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,635 atau 63,5%.
Artinya variabel pendidikan dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat berwirausaha sebesar 63,5% dan sisanya yaitu 3,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
E. Pembahasan
1. Pengaruh pendidikan terhadap minat berwirausaha anggota KOPMA Al- Hikmah IAIN Ponorogo
Pendidikan kewirausahaan adalah proses pengembangan dan peningkatan kompetensi yang diperlukan untuk berhasil mendirikan dan menjalankan usaha kewirausahaan. Pendidikan formal dapat memberikan pemahaman tentang kewirausahaan, namun pendidikan kewirausahaan bisa juga didapatkan melalui pendidikan non formal, seperti pendidikan yang bisa didapat melalui seminar, workshop, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai Sig variabel pendidikan adalah sebesar 0,000. Karena nilai Sig 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 10,122 > nilai t tabel 1,985 maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan berpengaruh secara positif dan Signifikan terhadap minat berwirausaha anggota KOPMA Al- Hikmah IAIN Ponorogo angkatan 2021.
13 Daqiqil, Machine Learning, 119.
Nilai koefisien regresi variabel pendidikan sebesar 0,384 dan bernilai positif, hal ini menunjukkan jika variabel pendidikan naik sebesar 1% maka variabel minat berwirausaha juga akan naik sebesar 0,384.
Begitupun sebaliknya, jika variabel pendidikan turun sebesar 1% maka variabel minat berwirausaha juga akan turun sebesar 0,384. Berikut ini adalah tabel deskripsi jawaban responden :
Tabel 4.13
Deskripsi Jawaban Responden Atas Indikator Variabel Pendidikan
No Indikator Hasil
1
Memiliki pemahaman dasar tentang kewirausahaan.
Responden sebesar 68,8% menjawab setuju 2 Mampu membaca peluang bisnis.
Responden sebesar 69,7% menjawab setuju 3 Mampu analisis perencanaan bisnis.
Responden sebesar 52,5% menjawab setuju 4
Mampu analisis aspek modal atau pembiayaan.
Responden sebesar 62,7% menjawab setuju 5 Dapat menyusun proposal bisnis.
Responden sebesar 55,6% menjawab setuju Sumber: hasil olah data SPSS 2023
Berdasarkan deskripsi jawaban responden di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan dapat meningkatkan minat berwirausaha anggota KOPMA Al-Hikmah IAIN Ponorogo. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil jawaban atas lima indikator dari pendidikan kewirausahaan yang mana indikator mampu membaca peluang bisnis, memiliki skor tertinggi yaitu sebesar 69,7%. Kedua yaitu indikator memiliki pemahaman dasar tentang kewirausahaan memiliki skor 68,8%. Ketiga indikator mampu analisis aspek pembiayaan memiliki skor 62,7%. Keempat indikator dapat menyusun proposal bisnis memiliki skor 55,6%. Dan terakhir indikator mampu analisis perencanaan bisnis memiliki skor sebesar 52,5%. Sehingga
pernyataan Ha1 diterima dan Ho1 ditolak, peningkatan ataupun penurunan variabel pendidikan akan berpengaruh terhadap minat berwirausaha anggota KOPMA Al-Hikmah IAIN Ponorogo.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh I Gede Bayu Wijaya yang menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh Signifikan terhadap minat berwirausaha.
2. Pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha anggota KOPMA Al- Hikmah IAIN Ponorogo
Motivasi berwirausaha diartikan sebagai suatu keinginan yang mendorong kita untuk memutuskan menjadi entrepreneur. Terdapat motivasi intrinsik dan ekstrinsik dalam setiap individu dalam melakukan kegiatan khususnya berwirausaha. Motivasi intrinsik juga dapat dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik.
Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai Sig variabel motivasi adalah sebesar 0,000. Karena nilai Sig 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 10,794 > nilai t tabel 1,985maka dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh secara positif dan Signifikan terhadap minat berwirausaha anggota KOPMA Al- Hikmah IAIN Ponorogo angkatan 2021.
Nilai koefisien regresi variabel motivasi sebesar 0,575 dan bernilai positif, hal ini menunjukkan jika variabel motivasi naik sebesar 1% maka variabel minat berwirausaha juga akan naik sebesar 0,575. Begitupun sebaliknya, jika variabel motivasi turun sebesar 1% maka variabel minat berwirausaha juga akan turun sebesar 0,575. Berikut ini adalah tabel deskripsi jawaban responden :
Tabel 4.14
Deskripsi Jawaban Responden Atas Indikator Variabel Motivasi
No Indikator Hasil
1 Adanya semangat.
Responden sebesar 69,3% menjawab setuju