• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengumpulan Data

Dalam dokumen INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO (Halaman 53-58)

BAB II LANDASAN TEORI

C. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang dilakukan di Desa Yosodadi, RT 23, untuk mengetahui penerapan permainan tradisional (benteng) dalam pembentukan karakter pada anak. Teknik pengumpulan data digunakan untuk menetapkan atau guna melengkapi pembuktian masalah, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data:

1. Wawancara

Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.54

Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara semi structured Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.55 Peneliti mengajukan pertanyaan- pertanyaan tentang penerapan permainan tradisional (benteng) ke 10 Anak di desa Yosodadi, Metro Timur, 1 Tokoh Masyarakat serta 3 orang tua dari anak di desa Yosodadi khususnya di lingkungan RT 23 Desa Yosodadi, Metro Timur untuk memperoleh data tentang Penerapan Permainan Tradisional (Benteng).

2. Metode Observasi

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia,dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Bungin (2007: 115)

54 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 216.

55 Uhar Suharsaputra, Metodologi Penelitian, h. 270.

mengumukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur berikut:

a. Observasi non partisipan adalah dimana observer tidak ikut di dalam kehidupan orang yang akan diobservasi, dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat.

b. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.

c. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

d. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol ( kondisi dimana perilaku muncul), dan kualitas perilaku. 56

Tehnik observasi yang akan digunakan penulis adalah observasi non partisipan yaitu mengadakan pengamatan terhadap aktivitas obyek tertentu hanya bertindak sebagai penonton saja tanpa ikut terjun langsung ke lapangan.

Observasi dilakukan pada saat kegiatan bermain permainan tradisional (benteng) dan pengamatan karakter anak sedang berlangsung.

Serta mencakup sebagian kegiatan anak di desa Yosodadi Metro Timur.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen.57 Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

q Ibid., h.290.

57 M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), h. 87.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu berupa sejarah dan profil Desa Yosodadi Metro Timur, jumlah anak-anak, kegiatan pembinaan pembentukan karakter anak, dan aktivitas lain yang berkaitan.

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Suatu penelitian, semua hal harus dicek keabsahannya agar hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat dibuktikan keabsahannya. Kaitannya dengan pemeriksaan keabsahan data, maka peneliti melakukan pengujian validitas menggunakan triangulasi.

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.58

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ada dua cara, pertama menggunakan triangulasi dengan sumber yaitu membandingkan perolehan data pada teknik yang berbeda dalam fenomena yang sama, kedua menggunakan triangulasi dengan metode yaitu membandingkan perolehan data dari teknik pengumpulan data yang sama dengan sumber yang berbeda.59 Teknik Triangulasi yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data adalah dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

58 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 245.

59 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 103.

wawancara serta membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

E. Teknik Analisa Data

Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan.60 Tujuan dari metode ini untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Peneliti menggunakan teknik ini karena yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dimana memerlukan data-data untuk menggambarkan suatu fenomena yang apa adanya (alamiah). Sehingga benar salahnya, sudah sesuai dengan peristiwa yang sebenarnya. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan pola pikir induktif yang berarti pola pikir yang berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti, dianalisis dan disimpulkan sehingga pemecahan persoalan atau solusi tersebut dapat berlaku secara umum.

Berdasarkan keterangan di atas, maka dalam menganalisis data, peneliti menggunakan data yang telah diperoleh kemudian data tersebut dianalisis dengan cara berfikir induktif yang berangkat dari informasi tentang penerapan permainan tradisional (benteng) di desa Yosodadi Metro Timur.

60 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), h. 143.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Aktifitas Keseharian Anak-anak di Desa Yosodadi Metro Timur

Pemukiman besar dapat dilihat dari jumlah penduduk yang bermukim di dalamnya. Dengan jumlah penduduk yang sangat banyak maka Desa Yosodadi Metro Timur dapat disebut sebagai salah satu pemukiman besar yang ada di Kota Metro. Berbagai macam kalangan menetap dipemukiman besar ini mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Hal inilah yang menjadi sebab rutinitas warga di Desa Yosodadi juga relatif padat karena lengkapnya fasilitas-fasilitas penunjang yang ada. Khusus untukanak-anak yang bermukim di desa Yosodadi sebagian besar mulai berakifitas dipagi hari sekitar pukul 07.00 WIB. Dan berakhir pada malam hari selepas shalat isya.

Akivitas-aktivitas dilakukan meliputi aktivitas di dalam dan di luar rumah. Untuk aktivitas di luar rumah dilakukan pada saat jam sekolah dengan menuntut ilmu di sekolah masing-masing dan selepas sekolah terutama di sore hari banyak juga anak-anak yang beraktivitas di luar rumah. Mereka kembali beraktivitas di dalam rumah masing-masing jika malam hari. Lain lagi bagi mereka yang bersekolah disiang hari, untuk mereka aktivitas di luar rumah biasanya baru dilakukan ketika sore hari sehabis shalat ashar jika sekolah sedang libur sebagian besar anak-anak menghabiskan waktunya untuk bermain di luar rumah bersama dengan teman–temannya dari pagi sampai sore hari. Mereka bermain di tempat- tempat yang tidak jauh dari tempat tinggalnya seperti di lapangan dan tempat-tempat lain yang cukup luas. Anak-anak ini bermain bersama-sama dengan teman-temannya yang berada di dekat tempat tinggalnya.

B. Permainan Tradisional Menurut Anak-Anak 1. Bentuk-bentuk permainan tradisional

Permainan tradisional tidak serta muncul dengan sengaja permainan tradisional selalu diikuti dengan nilai-nilai luhur. Banyak nilai luhur yang terkandung dalam permainan anak tradisional, akan tetapi banyak masyarakat yang sudah tidak mengindahkan lagi nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional itu sendiri. Pada dasarnya permainan tradisional dapat dijadikan sarana untuk belajar di luar sekolah yang sangat penting artinya dalam proses sosialisasi. Anak-anak belajar mengenai nilai-nilai budaya dan norma- norma yang diperlukan sebagai pedoman unuk pergaulan sosial dan memainkan peran sesuai dengan kedudukan sosial yang kelak mereka lakukan.

Permainan tradisional berkembang di Desa Yosodadi semenjak Desa Yosodadi berdiri dari kebijakan Desa Yosodaditransmigrasi pemerintah Indonesia tahun 1957. Dari terbentuknyadesa sampai saat ini terjadi banyak perubahan dan perkembangan permainan tradisional. Permainan tradisional menjadi sarana yang tepat untuk belajar dikarenakan tidak membutuhkan alat- alat yang sulit didapatkan, hanya dengan memanfaatkan alam sekitar.

Perkembangan teknologi belum berkembang pesat. Perkembangan teknologi yang semakin pesat perlahan mengikis eksistensi permainan tradisional.

Dewasa ini anak-anak di Desa Yosodadi sudah jarang memainkan permainan tradisional dan beralih ke permainan modern. Padahal Yosodadi masih dapat dikatakan sebagai Desa yang interaksi antar masyarakatnya masih sering dilakukan dan seharusnya membuat anak-anak dapat bermain bersama dengan bebas dari pagi hingga malam hari. Hal ini terjadi karena anak-anak di Desa Yosodadi lebih tertarik untuk bermain permainan modern. Permainan modern berkembang pesat di era tekologi.

Pada sebagian orang, istilah permainan tradisional juga dikenal dengan istilah permainan rakyat. Permainan tradisional atau permainan rakyat adalah salah satu jenis permainan yang sudah lama ada sejak dahulu kala yang kemudian diwariskan secara turun-temurun kepada generasi-generasi pelanjut.

Sebagaian orang menjadikan permainan tradisional sebagai sarana untuk menghibur, dirinya dan alat untuk memelihara hubungannya dengan orang- orang di sekitarnya.

Beberapa informan yang ditemui oleh peneliti menyampaikan pendapatnya mengenai apa yang diketahuinya tentang permainan tradisional.

Yudis 13 tahun mengatakan: “Permainan tradisional itu yang dulu selalu dimainkan ramai-ramai. Alatnya juga sederhana baru gampang didapat, biasa juga ada yang dibikin sendiri. Pokoknya permainan yang sudah lama ada. Kalau dibandingkan dengan permainan modern saya rasa sama-sama baik (Wawancara pada tanggal 28 Juni 2018 pukul 14.00 WIB).”61

Attaya 13 tahun juga mengatakan: “Permainan yang dimainkan sama-sama kalo sore di depan rumah atau di lapangan itu permainan tradisional juga namanya.

Sepanjang tidak pakai komputer berarti masih tradisional itu. (Wawancara pada tanggal 28 Juni 2018 pukul 14.00 WIB).”62

Dari pernyataan kedua informan di atas, permainan tradisional dimaknai sebagai sebuah permainan yang sudah lama ada ditandai dengan peralatan yang masih sederhana, dimainkan secara beramai-ramai.

Permainan tradisional merupakan suatu yang sangat penting yang sangat mudah untuk dimainkan di mana saja. Permainan tradisional cukup diminati karena beragamnya jenis permainan. Keberagaman jenis permainan ini timbul karena corak budaya masyarakat Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa dan sehingga mempengaruhi jenis permainan yang muncul.

Dari hasil wawancara dengan informan, peneliti kemudian menjabarkan jenis-jenis permainan tradisional yang masih dimainkan oleh anak-anak sampai sekarang.

61 Wawancara dengan Yudis tanggal 28 Juni 2018

62 Wawancara dengan Attaya tanggal 28 Juni 2018

1. Sepak bola

Lokasi penelitian bagi anak-anak untuk memainkan permainan sepak bola tidak harus mengikuti aturan tentang jumlah pemain dan tempat bermain yang ideal. Bagi mereka mengenai jumlah pemain dan tempat bermain yang ideal. Bagi mereka mengenai jumlah pemain yang terpenting jumlah pemain di kubu yang satu haruslah sama dengan jumlah di kubu yang lainnya. Begitu pula dengan tempat bermain, tak harus di lapangan dengan area yang luas dan rumput yang baik namun lapangan tersebut harus dipenuhi rumput-rumput liar ataupun tidak sama sekali, lapangan berdebu pun jadilah buat mereka. Bahkan tak jarang permainan ini dimainkan di jalanan-jalanan kompleks pemukiman.

Rafid 13 tahun mengatakan: “Saya selalu main bola sama temanku di sekolah.

Kalau bunyi lonceng saya langsung lari untuk main bola tapi kalau pulang sekolah sore-sore di belakang rumah saya main bola. Kita sudah tidak bermain karena lahan bermain sudah jadi rumah. Tapi enak juga main di belakang rumah dan sudah suasananya juga seru, yang penting masih bisa dipakai main bola. Tapi tidak sering juga main bola, barusan ini tidak main bola karena ada temanku bawa hp layar sentuh ke sekolah tapi sembunyi- sembunyi dia bawa supaya tidak dilihat sama guru, jadi itu terus saya mainkan sama-sama yang kalah diganti. Kalau sampai di rumah, saya main gadget lagi sama kakak ku (wawancara pada tanggal 28 Juni 2018 pukul 14.00 WIB)”.63

Pernyataan Rafid di atas menunjukkan bahwa sekarang tempat bukan menjadi kendala untuk memainkan sepak bola. Tak harus di lapangan luas maupun lapangan dengan rumput yang bagus namun permainan sepak bola kini dapat dimainkan di mana saja.

Berbeda dengan pernyataan Noval 10 Tahun: “Saya di sekolah biasanya main bola sama temanku. Biasa juga di depan rumah atau di lapangan.

Saya suka main karena seru sekali main apalagi kalo banyak yang main baru dikasih masuk ke gawang, semua temanku langsung teriak bilang gol.

Cuma ini permainan tradisional yang saya tahu, yang lainnya tidak pernah saya mainkan (Wawancara pada tanggal 28 Juni 2018 pukul 14.00 WIB)”64

63 Wawancara dengan Rafid tanggal 28 Juni 2018

64 Wawancara dengan Noval tanggal 28 Juni 2018

Senada dengan pernyataan di atas, Raziq 10 Tahun mengatakan bahwa:

“Permainan bola paling enak dimainkan kalau sore-sore di lapangan, di lapangan sekolah juga saya sering main bola, sekarang ini permainan bola banyak sekali yang suka karena seru memang itu main bola, yang bikin seru itu kalau masuk bola di gawang puas sekali rasanya kalo kita yang kasih masuk. Kalau saya tidak sempat main di lapangan atau di sekolah, biasa pulang sekolah saya singgah main di rumah teman (Wawancara pada tanggal 28 Juni 2018 pukul 14.00 WIB)”.65

Pernyataan kedua informan di atas menunjukkan bahwa kedua anak tersebut sangat menyukai bermain sepakbola baik di lapangan dekatrumah maupun di lapangan sekolah. Permainan bola membuat mereka senang dan gembira dan lebih senangnya lagi jika mereka memasukkan bola di gawang, permainan ini sampai sekarang sangat difavoritkan oleh anak-anak dan remaja hingga orang dewasa.

2. Kasti

Kasti dikategorikan sebagai olahraga permainan. Di era 80-an, permainan ini sangat digemari oleh kalangan anak-anak usia sekolah dasar.

Bahkan, kerap sekali kasti dimainkan pada saat jam pelajaran pendidikan jasmani dengan arahan dari guru olahraga.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Khaila 7 tahun: “Main kasti nanti di sekolah baru bisa main apalagi karena tidak ada dipakai memukul kalau di rumah atau dilapangan mainnya. Kecuali ada teman yang punya pemukul bola berarti bisa main di dekat rumah (Wawancara pada tanggal 28 Juni 2018 pukul 14.00 WIB)”.66

Penjelasan di atas memperlihatkan bahwa sebagai salah satu permainan tradisional yang membutuhkan alat permainan maka permainan kasti ini sangat jarang dimainkan di lapangan-lapangan yang berada di kompleks pemukiman. Sangat sedikit jumlahya orang yang mempunyai

65 Wawancara dengan Raziq tanggal 28 Juni 2018

66 Wawancara dengan Kayla tanggal 28 Juni 2018

peralatan kasti ini. saat ini peralatan kasti biasanya dapat dengan mudah ditemukan di sekolah-sekolah karena kasti sendiri merupakan salah satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah sehingga peralatan untuk bermain kasti di sekolah pun mudah ditemukan. Hal tersebut kemudian menjadi alasan permainan kasti sering kali dimainkan pada saat berada di lingkungan sekolah dibandingkan berada di lingkungan tempat tinggal.

Dari penjelasan-penjelasan mengenai permainan tradisional di atas, dapat disimpulkan bahwa dari sekian banyak ragam permainan tradisional yang ada kini hanya sebagaian kecil saja yang masih dimainkan oleh anak-anak.

C. Manfaat Permainan Benteng Dari Segi Pembentukan Karakter Anak Dari Aspek Dakwah

Dapat mengembangkan kreativitas anak dalam ide atau pelajaran. Dengan berkembangnya kreativitas, anak akan dapat mewujudkan diri, bermanfaat, memberiksn kepuasaan serta yang memungkinkan adalah anak dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

4. Rela

Kata rela berasal dari bahasa Arab, “Ridha” yang artinya senang, sukacita atau puas dalam menerima segala sesuatu yang diberikan Tuhan Yang Mahakuasa. Sesungguhnya, segala sesuatu yang terjadi pada diri seseorang apapun juga adalah bagian dari pemberian Allah SWT. Semuanya terjadi atas anugerah-Nya.

Dalam kehidupan ini, atas dasar keimanan yang mantap, terdapat orang- orang yang jiwanya rela (puas) menerima apa pun yag terjadi pada diri mereka.

Jiwa mereka puas atas bagian dari Allah SWT, agama, atas ketentuan-

ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan maupun atas segala sesuatu yang diberikan-Nya kepada mereka.67

Langkah menerima segala sesuatu dari Allah SWT dengan jiwa yang rela atau puas, sesungguhnya menyehatkan jiwa. Menerima dengan puas dan mensyukuri apa yang dimiliki (sesuai jangkauan/kemampuan) benar-benar penting sekali. Segala usaha, serat perjuangan, sedikit atau banyak ada hasil yang dicapai, baik langsung maupun tidak langsung yang diluar fisik kita (uang, fasilitas dan barang) maupun yang ada di dalam diri kita (kesehatan, akal dan iman). Semua itu jika diterima dan dinikmati dengan puas dan mendayagunakannya secara optimal akan membuat jiwa menjadi lega, bersyukur dan merasakan secercah kebahagiaan.

Sebaliknya, jika jiwa bersikap menolak atau terkadang menumpatkannya denga hanya melihat sisi kekurangannya dari hasil itu, akan tmenjadikan jiwa tersebut kecewa, jengkel, mudah marah dan sedih.

Kebahagiaan jiwa terusik karena adanya sikap yang negative, tidak menerima dengan puas. Jadi, jiwa yang negative tidak menguntungkan sama sekali.68 Dalam Alqur`an Surat Ibrahim Allah Berfirman:

ۡنُكُّبَس َىَّرَأَج ۡرِإَو ٞذَِذَشَل ٍِباَزَع َّىِإ ۡنُج ۡشَفَك يِئَلَو ۡۖۡنُكًََّذَِصَ َلَ ۡنُج ۡشَكَش يِئَل

٧

Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab- Ku sangat pedih".69

Tambahan nikmat merupakan suatu kepastian (bukan sebatas kemungkinan) dan akan diberikan kepada mereka yang pandai bersyukur dengan senang/puas, utamanya tambahan berkah dan manfaat.

Semua jenis permainan tradisional termasuk permainan benteng adalah permainan yang bersifat sosial. Salah satu fungsi permainan benteng

67Rif`at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur`Ani, (Jakarta: Amzah, 2011), h. 65

68Ibid., h.66-67

69Q.S. Ibrahim (14): 7

tersebut adalah untuk mengadakan komunikasi, baik dengan lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya. Komunikasi itu dimaksudkan unuk menciptakan rasa kebersamaan di antara kelompok orang yang terlibat di dalam permainan tersebut. Selain nilai kebersamaan, nilai kesetiaan juga memiliki kedudukan yang sangat penting.

5. Amanah

Kata Amanah berasal dari kata Amina-ya`manu-amnan-wa amanatun, yang secara harfiah berarti aman. Pihak yang menyerahkan dan pihak yang menerimanya sama-sama aman, tidak cemas dan tidak merasa khawatir dikhianati. Dalam sebuah ensiklopedia dijelaskan, secara etimologi amanah berarti kejujuran, kepercayaan, kebalikan dari khianat. Dalam hal ini amanah terdapat tiga hal yang berhubungan, yaitu pihak yang memberi amanah, hal yang diamanahkan dan pihak yang menerima amanah. Hal ini berlaku sama, baik dalam lingkup sederhana/kecil maupun lingkup besar.

Amanah tidak hanya membutuhkan kejujuran, tetapi juga tekad yang reguh untuk memelihara dan menjaga sebaik-baiknya segala sesuatu yang diamanahkan, sehingga tetap berjalan dengan aman.70

Mengenai masalah amanah yang melibatkan tiga hal tersebut, Alqur`an mentebutkan:

َشَع بًَِّإ بَهٌِۡه َيۡقَف ۡشَأَو بَهٌَۡلِو ۡحََ ىَأ َيَُۡبَأَف ِلبَبِجۡلٱَو ِض ۡسَ ۡلَٱَو ِت ََٰى ََٰوَّسلٱ ًَلَع َةًَبَهَ ۡلَٱ بٌَ ۡض

ٗلٗىُهَج ب ٗهىُلَظ َىبَك ۥُهًَِّإ ُۡۖي ََٰسًِ ۡلۡٱ بَهَلَوَحَو ٧٧

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh”.71 (Q.S. Al- Ahzab: 72).

Dalam konsep islam, mengkhianati suatu amanah berarti berkhianat kepada Alah SWT, sebab tidak ada sesuatu amanah kecuali dari-Nya. Allah

70Rif`At Syauqi Nawawi, Kepribaidan Qu`Ani., h. 91-92.

71Q.S. Al-Ahzab (33): 7

dengan tegas mencegah seseorang berkhianat, baik yang merupakan amanah- Nya maupun lainnya. Dalam Alqur`an telah diterangkan:

اىٌَُهاَء َيَِزَّلٱ بَهََُّأََََٰٰٓ

َىىُوَل ۡعَج ۡنُحًَأَو ۡنُكِحٌََٰ ََٰهَأ آَٰىًُىُخَجَو َلىُسَّشلٱَو َ َّللَّٱ اىًُىُخَج َلٗ

٧٧

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat- amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (Q.S. Al- Anfaal: 27).72

Sebaliknya, Allah memerinthkan kepada umat manusia untuk menunaikan amanah-Nya:

اىُوُك ۡحَج ىَأ ِسبٌَّلٱ َيَُۡب نُح ۡوَكَح اَرِإَو بَهِلۡهَأ ًَََٰٰٓلِإ ِثٌََٰ ََٰهَ ۡلَٱ اوُّدَؤُج ىَأ ۡنُكُشُهۡأََ َ َّللَّٱ َّىِإ۞

ا ٗشُِصَب ب ََۢعُِوَس َىبَك َ َّللَّٱ َّىِإ َٰٓۗٓۦِهِب نُكُظِعََ بَّوِعًِ َ َّللَّٱ َّىِإ ِِۚل ۡذَعۡلٱِب ٨٥

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”.73 (Q.S. An-Nisaa: 58).

Transfer nilai dalam permainan benteng terjadi melalui penghayatan yang langsung dari pengalamannya bermain. Anak akan memiliki nilai kejujuran karena dalam bermain ia juga berusaha unuk jujur. Nilai juga bisa diperoleh anak melalui pembiasaan peraturan yang ada dalam permainan tersebut. Misalkan anak terbiasa unuk sportif maka ia akan memiliki nilai sportifivitas dengan sendirinya.

Tiap-tiap permainan anak-anak tersebut masing-masing memiliki aturannya sendiri. Setiap pemain yang terlibat dalam permainan tersebut harus menaati peraturan yang berlaku di dalamnya. Bagi yang melanggar aturan yang disepakati bersama, yang berbuat curang, tidak sportif atau tidak jujur, memang tidak dikenai sanksi hukaman tertentu, namun dalam permainan berikutnya orang yang melanggar aturan, curang, dan tidak jujur tidak akan diajak bermain lagi, sampai yang bersangkutan dapat mengubah prilakunya. Artinya, mereka

72Q.S. Al-Anfaal (8): 27

73Q.S. An-Nisaa (4): 58

Dalam dokumen INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO (Halaman 53-58)

Dokumen terkait