• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

4.1 Diskripsi Obyek Penelitian

4.1.4 Proses Produksi

9. Departemen Expedisi 9.1 Bagian Pengiriman

Adapun tugas dan kinerja posisi Bagian pengiriman adalah sebagai berikut:

a. Mencocokan barang dan faktur dari bagian gudang.

b. Membikinkan surat jalan.

c. Memasukan barang kemobil yang mau di kirim.

9.2 Sopir

Adapun tugas dan kinerja posisi sopir adalah sebagai berikut:

a. Mengecek kembali barang yang mau di kirim.

b. Membawa surat jalan dan faktur.

c. Mengirimkan barang kecustomer.

57

proses ini termasuk metode pemesinan yang cepat. Permukaan yang dimesin bisa datar, angular, berkurva ataupun kombinasinya. Proses milling ini biasanya berlangsung selama kurang lebih 72 jam dan dapat memakan waktu lebih lama, tergantung dari besarnya logam baja yang akan di proses.

b. Grinding

Setelah melalui proses milling, tahapan selanjutnya adalah grinding. Pada tahap ini, dilakukan proses penggerusan baja, sehingga permukaan baja akan menjadi lebih halus atau dengan kata lain melalui proses grinding dapat menghilangkan kerusakan dan deformasi permukaan material untuk memberikan deformasi yang seminim mungkin, sehingga menyiapkan permukaan untuk pembentukan selanjutnya. Proses grinding ini biasanya membutuhkan waktu selama kurang lebih 48 jam atau bisa lebih lama, tergantung dari kondisi permukaan besi baja tersebut.

c. Pembentukan cetakan

Setelah baja sudah selesai melalui tahap grinding, maka selanjutnya besi baja tersebut akan siap dicetak sesuai bentuk yang diinginkan, misalnya untuk cetakan bingkai kotak, bulat dan bentuk lainnya. Ada dua jenis mesin yang digunakan pada tahap ini, yang pertama mesin bubut dan yang kedua mesin boring. Tahap pembentukan cetakan inilah yang membutuhkan waktu paling lama, kurang lebih 100 jam atau bisa lebih lama, jika pembentukan cetakan lebih rumit.

d. Finishing

Tahap ini adalah tahap terakhir dalam proses design, dimana cetakan baja yang sudah terbentuk dibersihkan dan dilakukan pengecekan apakah ada cetakan rusak atau tidak.

2. Setelah proses design selesai, maka dilanjutkan dengan injection bingkai jam dan injection list jam. Kedua aktivitas ini dapat berjalan bersamaan, dengan kata lain proses injection list jam tidak berjalan setelah injection bingkai jam, melainkan kedua aktivitas ini berlangsung secara independen sebelum masuk ke dalam tahap assembly. Pada injection bingkai jam / list jam, bahan baku untuk plastik injeksi berupa plastik raw material yang berupa butiran-butiran kecil plastik (pellets) tersebut dimasukkan dalam hopper, setelah pressure, kecepatan dan parameter lainnya di setting, plastik raw material (material kasar) akan dipanaskan dalam barrel, selanjutnya screw berputar dan mengalirkan plastik yang mulai meleleh, saat plastik akan diinjeksikan, molding unit (cetakan baja yang telah dibuat sebelumnya pada tahap design) ditutup oleh clamping unit, setelah ditutup dan ditekan oleh clamping unit, plastik dimasukkan ke dalam mold unit. Setelah plastik dimasukkan ke dalam molding unit, screw berhenti berputar, lalu clamping unit menarik core mold, sehingga mold terbuka, dilanjutkan dengan melepas produk plastik yang telah dicetak (bingkai dan list jam) dengan menekan ejektor pada molding unit, pada akhirnya bahan plastik akan terbentuk sesuai dengan bentuk cetakan yang telah dibuat pada proses design. Untuk setiap jamnya dapat dihasilkan

59

sekitar 60 bingkai plastik dan 100 list plastik jam yang dibutuhkan untuk produk jam dinding tersebut.

3. Selanjutnya, diteruskan dengan aktivitas pewarnaan, dimana terdapat opsi untuk mewarnai bingkai atau list jam dengan cat atau chrome untuk warna metalik. Proses pewarnaan ini sendiri menggunakan mesin cat khusus.

4. Hotstamping, untuk konsumen yang menginginkan tulisan “timbul” pada jam dindingnya, maka harus melalui suatu proses yang disebut hotstamp dengan menggunakan semacam kertas film tinta sehingga produk yang dihasilkan disebut dengan Hot Stamping Foil. Hot Stamping Foil adalah produk yang dibuat dari polyester film sebagai bahan dasar yang dilapisi oleh special coating resins. Untuk memperoleh efek kilau khusus, metallized layer di coating ke permukaan film menggunakan mesin metallizing vakum khusus.

Efek kilau ini merupakan hasil dari penguapan bahan aluminium yang melekat pada film.

5. Tahap assembly / perakitan jam dinding

Pada tahap ini, semua material yang dihasilkan dari tahap-tahap sebelumnya dijadikan satu, dan dirakit menjadi jam dinding. Tahap assembly ini berada di ruangan terpisah yang berada di lantai 2, untuk menghindari kerusakan yang dapat terjadi. Beberapa pekerja bersiap sedia disetiap sisi dari conveyor belt dengan peralatannya masing-masing. Pertama, cetakan plastik bingkai yang telah selesai dirapikan, dilanjutkan dengan pemasangan mesin jam dinding, kemudian jarum jam dinding dipasang, list bingkai (baik yang sudah diwarnai atau belum) dipasang pada setiap sisi bingkai, pemasangan kaca, mungkin

ada logo tertentu yang ingin ditempelkan, dan terakhir, setelah perakitan jam dinding selesai, dilakukan pengemasan jam dinding dengan menggunakan kardus coklat, dan produk siap didistribusikan dengan truk ke setiap agen/distributor jam.

6. Distribusi

Setelah jam dinding siap untuk dipasarkan, produk jam dinding ini dimuat dalam truk/container. Tentunya kapasitas container ini tergantung dari ukuran tipe jam dinding yang dimuat. Misalnya untuk tipe 925, satu kontainer dapat memuat sebanyak 3500 buah, sedangkan untuk tipe jam dinding yang lebih besar hanya dapat memuat sekitar 1200 buah. Setelah jam dinding ini selesai dimuat dalam kontainer, selanjutnya jam dinding ini siap untuk didistribusikan ke agen-agen jam dinding atau konsumen yang telah melakukan pemesanan sebelumnya.

4.1.5 Produk PT. Catur Putra Surya

Proses produksi yang dilakukan PT.Catur Putra Surya, maka dapat dihasilkan produk berupa jam dinding dengan dua type yaitu jam dinding type 925 dan type M100.

4.1.6 Area Pemasaran Produk PT. Catur Putra Surya

Produk jam dinding yang dihasilkan oleh PT. Catur Putra Surya dipasarkan atau didistribusikan di sekitar wilayah Jawa Timur dan luar wilayah Jawa Timur sesuai dengan permintaan agen-agen jam dinding dan konsumen atau pelanggan jam dinding.

61

4.1.7 Personalia Perusahaan 4.1.7.1 Tenaga Kerja

Jumlah karyawan PT.Catur Putra Surya adalah 48 orang. Adapun pembagian karyawan PT.Catur Putra Surya seperti yang tampak pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Tenaga Kerja

Jenis Pekerjaan Jumlah Pekerja (Orang)

Direktur 1

Manager 1

Personalia 1

Bagian Desain 5

Asisten Desain 5

Bagian Akuntansi 1

Sales 8

Marketing 8

Administrasi Penjualan 2

Bagian Pemeliharaan Mesin 5

Bengkel 4

Bagian Pemrosesan Bahan Baku 20

Bagian Gudang 1

Staff Gudang 1

Bagian Kiriman 6

Sopir 6

Jumlah 75

Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019

4.1.8 Jam Kerja Karyawan

Jumlah hari kerja untuk semua karyawan baik karyawan kantor maupun karyawan bagian produksi adalah sama yaitu hari senin sampai dengan sabtu. Jam kerja langsung karyawan bagian produksi adalah 7 jam per hari.

4.2 Hasil Analisis

4.2.1 Mengidentifikasi data biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.

4.2.1.1 Biaya Bahan Baku

PT. Catur Putra Surya memproduksi 2 type jam yaitu type 925 dan M100.

Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan dalam membuat jam adalah baja/bingkai, plastik raw material/list, cat atau chrome, kaca dan hotstamp.

Adapun biaya bahan baku PT. Catur Putra Surya seperti yang tampak pada Tabel 4.2 dan 4.3

Tabel 4.2

Biaya Bahan Baku Jam Dinding Type 925 Tahun 2017

Nama Bahan Kuantitas Satuan Harga / Satuan Total

Bingkai 277.000 G 8.000 2.216.000.000

List 131.000 G 8.000 1.048.000.000

Cat Bingkai 24.000.000 ml 31 744.000.000

Cat List 24.000.000 ml 31 744.000.000

Kaca 1.000.000 pc 2.000 2.000.000.000

Hotstamp 1.000.000 pc 795 795.000.000

Jumlah 7.547.000.000

Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019

Tabel 4.3

Biaya Bahan Baku Jam Dinding Type M100 Tahun 2017

Nama Bahan Kuantitas Satuan Harga / Satuan Total

Bingkai 382.000 G 8.000 3.056.000.000

List 36.000 G 8.000 288.000.000

Cat Bingkai 12.000.000 ml 31 372.000.000

Kaca 1.000.000 pc 2.041 2.041.000.000

Hotstamp 513 pc 795 407.835

Chrome 2.000.000 pc 2.500 5.000.000.000

Jumlah 10.757.407.835

Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019

63

4.2.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang tidak langsung terlibat dalam proses produksi sedangkan tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung terlibat dalam proses produksi. Pada PT. Catur Putra Surya tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja langsung. Adapun biaya tenaga kerja langsung selama tahun 2017 seperti yang tampak pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2017

Jenis Pekerjaan Jumlah Karyawan Gaji

Bagian Pemrosesan Bahan Baku 20 660.000.000

Jumlah 660.000.000

Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019

4.2.1.3 Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang mempengaruhi proses produksi secara tidak langsung. Biaya inilah yang sering kali tidak dihitung secara rinci oleh perusahaan dalam menghitung harga pokok produksinya. Biaya overhead yang digunakan pada PT. Catur Putra Surya adalah sebagai berikut:

a. Biaya Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. Pada PT.Catur Putra Surya, biaya bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi jam type 925 seperti yang tampak pada Tabel 4.5

Tabel 4.5

Biaya Bahan Penolong Jam Dinding Type 925 Tahun 2017

Nama Bahan Kuantitas Satuan Harga / Satuan Total

Kantong Plastik 1.000.000 Pc 192 192.000.000

Kardus 1.000.000 Pc 1.435 1.435.000.000

Lakban 5.400.000 Cm 0,55 2.970.000

Tali Strapping 22.400.000 Cm 0,74 16.576.000

Stiker 1.000.000 Pc 15 15.000.000

Tinta Stempel 1.000.000 Unit 25 25.000.000

Mesin Jam 1.000.000 Unit 2.052 2.052.000.000

Jumlah 3.738.546.000

Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019

Sedangkan biaya bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi jam type M100 seperti yang tampak pada Tabel 4.6

Tabel 4.6

Biaya Bahan Penolong Jam Dinding Type M100 Tahun 2017

Nama Bahan Kuantitas Satuan Harga / Satuan Total

Baut 4.000.000 Pc 25,50 102.000.000

Kantong Plastik 1.000.000 Pc 242 242.000.000

Kardus 1.000.000 Pc 2.100 2.100.000.000

Dial 1.000.000 Pc 216,67 216.670.000

Lakban 11.800.000 Cm 0,55 6.490.000

Tali Strapping 35.090.000 Cm 0,74 25.966.600

Lem Stiker 1.000.000 Unit 25,00 25.000.000

Stiker 1.000.000 Pc 15 15.000.000

Tinta Stempel 1.000.000 Unit 25 25.000.000

Mesin Jam 1.000.000 Unit 2.052 2.052.000.000

Jumlah 4.708.126.600

Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019

b. Biaya Listrik

Listrik digunakan oleh PT.Catur Putra Surya untuk memberi penerangan pada saat proses produksi. Biaya listrik yang dikeluarkan PT. Catur Putra Surya pada tahun 2017 adalah Rp.17.412.000 untuk masing-masing type jam dinding.

65

c. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin dilakukan untuk menjaga mesin dan peralatan agar tahan lebih lama. Reparasi dan pemeliharaan yang dilakukan oleh PT. Catur Putra Surya adalah dengan mengganti peralatan yang sudah tidak layak pakai dan memperbaiki mesin dan peralatan yang rusak. Biaya yang dikeluarkan PT. Catur Putra Surya untuk reparasi dan pemeliharaan Mesin dan peralatan pada tahun 2017 adalah Rp.1.524.000 untuk masing- masing type jam dinding.

d. Biaya Penyusutan

Penggunaan mesin dan peralatan menyebabkan penyusutan nilai dari mesin dan peralatan yang digunakan tersebut. Penyusutan yang terjadi menyebabkan menurunnya atau berkurangnya nilai mesin dan peralatan. Biaya penyusutan PT. Catur Putra Surya pada tahun 2017 sebesar Rp.4.356.000 untuk masing- masing type jam dinding.

Jadi total biaya overhead pabrik yang digunakan PT. Catur Putra Surya untuk memproduksi jam dinding type 925 dan M100 seperti yang tampak pada Tabel 4.7

Table 4.7

Biaya Overhead Pabrik Tahun 2017

Keterangan Total Biaya

Type 925 Type M100

Biaya bahan penolong Rp. 3.738.546.000 Rp. 4.708.126.600 Biaya listrik Rp. 17.412.000 Rp. 17.412.000 Biaya reparasi dan

pemeliharaan

Rp. 1.524.000 Rp. 1.524.000 Biaya penyusutan Rp. 4.356.000 Rp. 4.356.000

Jumlah Rp. 3.761.838.000 Rp. 4.731.418.600

Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019

4.2.1.4 Biaya Produksi

Biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi jam dinding terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Bahan baku yang digunakan untuk membuat jam dinding pada type jam dinding 925 dan M100 berbeda. Type 925 meliputi bingkai, list, cat bingkai, cat list, kaca, hotstamp. Sedangkan untuk type M100 meliputi bingkai, list, cat bingkai, kaca, hotstamp, chrome. Adapun biaya produksi selama tahun 2017 seperti yang tampak pada Tabel 4.8

Table 4.8 Biaya Produksi

Tahun 2017

Keterangan Total Biaya

Type 925 Type M100

Biaya bahan baku Rp. 7.547.000.000 Rp. 10.757.407.835 Biaya tenaga kerja langsung Rp. 660.000.000 Rp. 660.000.000 Biaya overhead pabrik Rp. 3.761.838.000 Rp. 4.731.418.600

Jumlah Rp. 11.968.838.000 Rp. 16.148.826.435

Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019

4.2.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut PT. Catur Putra Surya PT. Catur Putra Surya sudah melakukan perhitungan perhitungan harga pokok produksi jam dinding, namun perhitungan yang dilakukan masih dengan metode yang sangat sederhana dan belum merinci seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi jam dinding perusahaan hanya membebankan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya listrik,dan biaya mesin jam. Perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan ini belum memasukkan seluruh biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik yang dibebankan perusahaan pada perhitungan harga pokok produksi hanya biaya listrik, dan biaya mesin jam sedangkan biaya overhead

67

pabrik lainnya belum dibebankan oleh perusahaan. Harga jual sendiri yang ditetapkan oleh PT. Catur Putra Surya setelah memperhitungkan harga pokok produksi yang dikeluarkan ditambah keuntungan yang ingin diperoleh oleh perusahaan.

Selama tahun 2017 PT. Catur Putra Surya mampu memproduksi seluruh bahan baku pembuatan jam dinding yang menghasilkan 762.000 buah jam dinding type 925 dan 762.000 buah jam dinding type M100. Sehingga seluruh biaya bahan baku pembuatan jam dinding type 925 sebesar Rp.7.547.000.000, sedangkan untuk type M100 sebesar Rp.10.757.407.835. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung dihitung menurut jumlah jam yang diproduksi oleh tenaga kerja. Jadi selama tahun 2017 PT. Catur Putra Surya mengeluarkan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 660.000.000. Biaya listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan selama tahun 2017 adalah Rp. 17.412.000 dan biaya mesin jam Rp. 2.052.000.000 pada masing-masing type. Adapun perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan seperti yang tampak pada Tabel 4.9

Table 4.9

Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan Tahun 2017

Keterangan Total Biaya

Type 925 Type M100

Biaya bahan baku Rp. 7.547.000.000 Rp. 10.757.407.835 Biaya tenaga kerja langsung Rp. 660.000.000 Rp. 660.000.000 Biaya listrik Rp 17.412.000 Rp 17.412.000 Biaya mesin jam Rp. 2.052.000.000 Rp. 2.052.000.000 Jumlah (Tahun 2017) Rp. 10.276.412.000 Rp. 13.486.819.835 Jumlah produksi 762.000 jam dinding 762.000 jam dinding HPP per pc jam Rp. 13.486 Rp. 17.699 Sumber : PT. Catur Putra Surya, 2019

Dari perhitungan diatas, total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 jam dinding type 925 adalah Rp. 13.486. Sedangkan total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 jam dinding type M100 adalah Rp. 17.699

4.2.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing

Pada perhitungan harga pokok produksi jam dinding PT. Catur Putra Surya menggunakan metode full costing, penulis memisahkan semua biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang terdiri dari biaya bahan penolong, biaya listrik, biaya reparasi dan pemeliharaan, dan biaya penyusutan. Adapun proses perhitungan harga pokok produksi pada PT. Catur Putra Surya untuk jam type 925 dan type M100 pada tahun 2017 dengan metode full costing seperti yang tampak pada Tabel 4.10

Table 4.10

Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing Tahun 2017

Keterangan Total Biaya

Type 925 Type M100

Biaya bahan baku Rp. 7.547.000.000 Rp. 10.757.407.835 Biaya tenaga kerja langsung Rp. 660.000.000 Rp. 660.000.000 Biaya overhead pabrik Rp. 3.761.838.000 Rp. 4.731.418.600 Jumlah (Tahun 2017) Rp. 11.968.838.000 Rp. 16.148.826.435 Jumlah produksi 762.000 jam dinding 762.000 jam dinding HPP per pc jam Rp. 15.707 Rp. 21.193 Sumber : Data diolah Peneliti (2019)

Dari perhitungan diatas, total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 jam dinding type 925 adalah Rp. 15.707. Sedangkan total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 jam dinding type M100 adalah Rp. 21.193.

69

4.3 Interpretasi

Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing pada PT.

Catur Putra Surya adalah dengan menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi jam dinding type 925 dan type M100. Dari hasil analisis total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 jam dinding type 925 adalah Rp. 15.707. Dengan menggunakan perhitungan tersebut, maka untuk 1 jam dinding type 925, perusahaan akan mendapat profit sebesar Rp.9.293 (harga jual Rp.25.000 – Rp.15.707). Sedangkan pada jam dinding type M100 biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 jam dinding sebesar Rp.21.193. Dengan menggunakan perhitungan tersebut, maka untuk 1 jam dinding type M100, perusahaan akan mendapat profit sebesar Rp.11.807 (harga jual Rp.33.000 – Rp.21.193).

Perhitungan dengan Metode Full Costing akan berguna bagi perusahaan untuk melakukan efesiensi sumber daya yang digunakan dalam kegiatan produksi maupun dalam penetapan harga jual sesuai dengan besarnya keuntungan yang diharapkan perusahaan, karena sebagaimana diketahui, Full Costing menghendaki perhitungan semua unsur biaya atas harga pokok produksi.

Jika perusahaan menggunakan metode full costing dalam menghitung biaya produksinya maka perusahaan harus:

1. Mengidentifikasi seluruh biaya yang digunakan dalam proses produksi.

2. Membedakan antara biaya variabel dengan biaya tetap.

3. Memisahkan biaya produksi dengan biaya non produksi.

4. Memperhitungkan biaya produksi selain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.

Perhitungan dengan metode Full Costing menghasilkan nilai yang lebih tinggi. Metode Full Costing mencakup perhitungan seluruh sumber daya yang digunakan oleh perusahaan sehingga nilai perhitungan yang dihasilkan lebih tinggi. Perhitungan Full Costing dapat mencerminkan berapa biaya yang sesungguhnya dikorbankan perusahaan dalam kegiatan produksinya. Biaya overhead pabrik yang dicatat pada metode Full Costing mencakup biaya-biaya yang timbul akibat adanya aktivitas-aktivitas yang mendukung proses produksi.

Biaya yang timbul akibat adanya aktivitas dalam proses produksi antara lain biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan peratalatan, mesin dan kendaraan.

71 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tentang Analisis Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Metode Full Costing untuk Menentapkan Harga Pokok Produksi Pada PT. Catur Putra Surya di Surabaya dapat ditarik kesimpulan bahwa Perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing pada PT.

Catur Putra Surya adalah dengan menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi jam dinding type 925 dan type M100. Dari hasil analisis total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 jam dinding type 925 adalah Rp. 15.707. Dengan menggunakan perhitungan tersebut, maka untuk 1 jam dinding type 925, perusahaan akan mendapat profit sebesar Rp.9.293 (harga jual Rp.25.000 – Rp.15.707).Sedangkan pada jam dinding type M100 biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 jam dinding sebesar Rp.21.193. Dengan menggunakan perhitungan tersebut, maka untuk 1 jam dinding type M100, perusahaan akan mendapat profit sebesar Rp.11.807, (harga jual Rp.33.000 – Rp.21.193).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis, interpretasi dan kesimpulan yang telah dibahas sebelumnya, untuk kedepannya dalam memperhitungkan harga pokok produksi pada PT. Catur Putra Surya sebaiknya menggunakan metode full costing dalam menghitung biaya produksinya karena metode ini lebih akurat dibandingkan

dengan metode yang dilakukan oleh perusahaan. Metode full costing merinci seluruh biaya produksi yang terkait dengan proses produksi sehingga hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan hasil aktual yang dikeluarkan selama proses produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2012. Menejemen Produksi dan Operasi. Jakarta. FEUI.

Bozkurt, Orhan. 2014. The Importance of Cost Calculation Method in the Accounting and Management of Turkish Operating Costs : A Research Within the Scope of TAS-2. Journal of Academic Research in Accounting Vol 4, No.2 April 2014, pp.38-46. http://www.hrmars.com (diakses tanggal 25 Februari 2018)

Bustami, Bastian & Nurlela. 2013. Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut: Kajian Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu

Dunia, Firdaus Ahmad & Wasilah Abdullah. 2012. Akuntansi Biaya. Jakarta : Salemba Empat

Gaspersz, Vincent. 2012. All in one production and inventori management edisi 8.

Bogor.

Hansen and Mowen. 2014. Managerial Accounting. Jakarta : Salemba Empat Harahap, Sofyan Safri. 2012. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, edisi

Pertama, cetakan ketiga. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Hamidi. 2012. Penelitian kualitatif Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan penelitian. Malang. UMM.

Ismaya, Sudjono. 2012. Kamus Akutansi. Bandung. Pustaka Grafika.

Martani, Dwi. 2014. Akutansi Keuangan berbasis PSAK. Jakarta. Salemba Empaat.

Mardiasmo. 2012. Akutansi Sektor Publik. Yogyakarta. Andi Ofset.

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : UPP STIM YKPN . 2015. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta : UPP STIM YKPN

Patil, Manoj. 2012. What is Production ? Definition Meaning Transformation Process. http://www.google.com/what-is-production-definition- meaning.html (diakses tanggal 25 Februari 2018)

Qiftiyah. 2016. Peranan Harga Pokok Produksi Terhadap Penentuan Harga Jual Pada Percetakan Pelangi di Sidoarjo. Skripsi

Rahayu. 2012. Pentingnya Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Penentuan Harga Jual pada UD.Rizky Collection. Skripsi

Rudianto. 2012. Pengantar Akutansi Konsep & Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Jakarta. Erlangga.

Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya. Pendekatan Tradisional dan Kontemporer.

Jakarta : Salemba Empat

Romney, Marshal B dan Paul John Steinbart. 2014. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi ketigabelas, Diterjemahkan oleh : Kikin Sakinah, Nur Safira dan Novita Puspasari. Jakarta : Salemba Empat.

Susanto, Azhar. 2012. Sistem Informasi Akutansi. Bandung. Lingga Jaya.

Siregar, Baldric, dkk. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.

Simamora, Henry. 2012. Akutansi Menejemen edisi 3. Jakarta. Star Gate Publisher.

Soemarso, S.R. 2012. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku ke 2. Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat

Thomas, Douglas S. 2014. Costs and Cost Effectiveness of Additive Manufacturing. http://www.google.com/what-is-cost-production-definition- meaning.html (diakses tanggal 25 Februari 2018)

Wulandari. 2016. Analisis Biaya Produksi Menggunakan Metode Full Costing Dalam Penentuan Ketepatan Harga Pokok Produksi Pada Pabrik Tahu “SS”

di Sidoarjo. Skripsi.

Yadiati, Wiwin. 2012. Teori Akutansi Suatu Pengantar. Jakarta. Kencana.

Dokumen terkait