• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data.52

Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini dilakukan sebagai berikut :

1. Pengamatan (Observasi)

Metode ini dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena yang akan diteliti. Dimana dilakukan pengamatan atau pemusatan perhatian terhadap obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.53 Mengumpulkan data dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diteliti54 untuk memperoleh data dan informasi mengenai sistem pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti mengamati secara langsung kegiatan pembelajaran di Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember yakni meliputi santri, ustadz dan ustadzah serta masyarakat sekitar lingkungan pondok pesantren.

52 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2013), 308.

53 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 128.

54 Sugiono, Metode Penelitian, 204.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.55

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang. Dalam wawancara tersebut bias dilakukan secara individu maupun dalam bentuk kelompok, sehingga peneliti mendapatkan data informasi yang otentik. Dalam wawancara ada interview bebas dan interview terpimpin.56

Penelitian ini menggunakan metode interview bebas sehingga selama penelitian berlangsung, dapat menjamin kebebasan menanyakan apa saja yang dianggap perlu kemudian dengan membatasi hal-hal yang sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Alat-alat yang akan dibawa selama proses wawancara ialah alat-alat tulis dan sebagai pendukungnya akan menggunakan tape recorder dan kamera digital yang fungsinya menjaga keotentikan data. Wawancara ini ditujukan kepada santri, pengurus (ustadz atau ustadzah), pengasuh, dan masyarakat sekitar pondok pesantren.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pengambilan data menggunakan barang- barang tertulis, misalnya catatan, transkip, buku-buku, surat kabar,

55 Moleong, Penelitian, 135.

56 Arikunto, Pendekatan Praktik, 156.

majalah, prasasti, notulen rapat dan agenda yang berhubungan dengan masalah penelitian.57

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.58 Dalam hal ini akan digunakan metode analisa deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu59 dan merupakan tahapan penting dalam penyelesaian suatu penelitian ilmiah.60

Langkah-langkah analisis data ada tiga, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.61 Maka sebelum mereduksi data, peneliti akan mengumpulkan data terlebih dahulu. Adapun dalam metode ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan.

57 Ibid.,26.

58 Matthew B. Milles dan A. M. Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta : UI-Press, 1992), 73.

59 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 22.

60 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian (Yogyakarta : UIN Maliki Press, 2010), 119.

61 Matthew B Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, 73-74.

2. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

“kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.62

Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.63

3. Penyajian data (Data Display)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.64

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bias dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sebagainya. Yang paling sering dalam menyajikan data dan penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.65

62 Ibid., 15-16.

63 Sugiono, Metode Penelitian, 338.

64 Matthew B Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, 19.

65 Sugiono, Metode Penelitian, 341.

4. Penarikan Kesimpulan (Verification)

Penarikan kesimpulan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.66 Kesimpulan atau verifikasi merupakan suatu tinjauan pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat ditinjau sebagaimana yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya yang mencapai validitasnya.67

F. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah konsep penting yang menunjukkan kesahihan dan keandalan data dalam suatu penelitian.68 Pemeriksaan keabsahan data ini diterapkan dalam rangka membuktikan kebertemuan hasil penelitian dengan kenyataan di lapangan.

Pada penelitian ini, peneliti menguji keabsahan data yang diperoleh menggunakan teknik triangulasi. Salah satu teknik triangulasi yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah triangulasi teknik (metode) yang berarti mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda69 dan teknik triangulasi sumber adalah mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.70 Data dicari melalui narasumber yaitu orang yang dijadikan objek penelitian yang dijadikan sebagai sarana mendapatkan informasi atau data.71

66 Ibid., 354.

67 Matthew B Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, 19.

68 Moleong, Metodologi Penelitian, 321.

69 Sugiono, Metode Penelitian, 373.

70 Moleong, Metotologi Penelitian, 321.

71 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Yogyakarta :Graha Ilmu, -), 129.

Triangulasi dengan sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut :72

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2. Membandingkan dengan apa yang dikaitkan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

G. Tahap –tahap Penelitian

Bagian ini menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan sampai pada penulisan laporan73 diklasifikasikan menjadi tiga tahapan,74 yaitu :

1. Tahap Pra Lapangan (Persiapan) a) Menyusun rancangan penelitian.

b) Memilih lapangan penelitian.

c) Mengurus perizinan.

d) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan.

e) Memilih dan memanfaatkan informan.

72 Moleong, Metodologi Penelitian, 331.

73 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 48.

74 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, 281.

f) Menyiapkan perlengkapan penelitian.

g) Persoalan etika penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan atau Pekerjaan lapangan a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri.

b) Memasuki lapangan penelitian.

c) Mengumpulkan data.75

d) Menyempurnakan data yang belum lengkap.

3. Tahap Penyelesaian (Analisis Data) a) Menganalisis data yang diperoleh.

b) Mengurus perizinan selesai penelitian.

c) Menyajikan data dalam bentuk laporan.76

75 Ibid, 283.

76 Ibid, 285.

A. Gambaran Obyek Penelitian

1. Letak Geografis Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember

Penelitian yang telah dilakukan ini, berada dilokasi pondok pesantren An-Nuriyah tepatnya di Jl. Dharmawangsa No..86 Kecamatan Rambipuji Jember. Pondok Pesantren An-Nuriyah termasuk kategori pondok pesantren tradisional dan modern. Pasalnya, di Pondok Pesantren An-Nuriyah masih menerapkan pengajaran tradisional seperti kajian kitab kuning, dan sorogan disamping itu pula ada penambahan seperti kemahiran berbahasa Inggris, dan kegiatan ekstra kurikuler supaya para santri tidak kaget dalam menjawab tantangan jaman yang semakin maju.

Kurikulum yang dgunakan mengikuti Kemenag di samping juga ada pengembangan kurikulumnya. Selain itu, metode pengajarannya pun telah menggunakan metode modern sesuai dengan tuntunan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dari materi yang akan disajikan. Selain itu, media pembelajarannya pun berbasis teknologi seperti, laboratorium, komputer, VCD dan sebagainya.77

2. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember didirikan oleh seorang ulama bernama KH. Sholeh Syakir dan istrinya Ny. Hj. Sittina

77 Observasi lingkungan Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember tanggal 07 Januari 2015

Zahro pada tahun 1970-an yang bertempat di Jl. Darmawangsa Rambipuji Jember.

3. Visi dan misi Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember

Setiap lembaga pendidikan, termasuk pesantren pasti memiliki visi dan misi yang menggambarkan tujuan dan target yang ingin dicapai dalam pelaksanaan proses pendidikan di lembaga pendidikan tersebut. Begitu pula dengan Pondok Pesantren An-Nuriyah yang saat ini telah maju dan berkembang juga memiliki visi dan misi dari pelaksanaan proses pendidikannya di pesantren tersebut.

Adapun visi dan misi Pondok Pesantren An-Nuriyah ini sebagai berikut:

a. Visi:

“Terwujudnya generasi Islam yang unggul dalam ilmu, amal dan taqwa serta kemuliaan akhlaq”

b. Misi:

1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan potensi peserta didik untuk memiliki potensi, value added (nilai tambah), serta live skill (kecakapan hidup), sehingga menjadi kader bangsa dengan memiliki kemampuan pendukungnya.

2) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang berorientasi dalam kebiasaan bertindak.

3) Merefleksikan akhlakul karimah dalam setiap gerak dan tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat.78

4. Struktur kepengurusan yayasan dan Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember

Dalam setiap lembaga dan institusi pendidikan, apapun jenis, model dan macamnya, termasuk pondok pesantren pasti memiliki stuktur organisasi kepengurusan yang bertugas untuk mengelola dan melaksanakan semua rangkaian aktifitas-aktifitas dan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di institusi pendidikan tersebut, sebagaiman pada umunya pesantren dengan tujuan untuk mencapai tujuan atau target yang diinginkan dan diharapkan dari institusi tersebut.

Sama halnya dengan Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember juga memiliki pola struktur organisasi kepengurusan, sehingga semua rangkain-rangkain aktifitas yang dilaksanakan di Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember dapat terakomodir dan terorganisir dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan dan diamanatkan kepada para penanggung jawab masing-masing bidang organisasi tersebut.

Adapun pola struktur organisasi yayasan Pondok Pesantren An- Nuriyah Rambipuji Jember adalah sebagai berikut:79

78 Brosur MA An-Nuriyah. Visi dan Misi Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember

79 Dokumentasi Pondok Pesantren An-Nuriyah. Data lembaga di bawah naungan yayasan pendidikan Pondok Pesantren An-Nuriyah 2013/2014

Sumber:Dokumentasi Pondok Pesantren An-Nuriyah. Data di bawah naungan yayasan Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember 2013/2014.

Sedangkan daftar pengasuh pinpinan Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember yang menjadi pemimpin serta mengambil kebijakan dalam menentukan arah yang terbaik bagi kemajuan pondok pesantren.

Para pemimpin tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap beban kepemimpinan yang telah diberikan. Dan berikut adalah beberapa daftar nama pemimpin Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember sebagaimana sajian table berikut:

Tabel 4.1

Daftar pimpinan Pondok Pesantren An-Nuriyah

No. NAMA JABATAN

1 Alm. KH.Sholeh Syakir Pendiri pondok pesantren An-Nuriyah 2 KH.Moh. Nuru Sholeh Ketua Yayasan sekaligus ketua Blok A 3 Ababal Chussoh Ketua Blok U

4 Bu Nyai Rosyidah Ketua Blok M

Sumber: Dokumentasi pondok pesantren An-Nuriyah. Data dibawah

naungan yayasan pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji jember 2013/2014.

YAYASAN

BLOK U BLOK A

BLOK M

Kemudian, Daftar pengurus oprasional pondok pesantren An- Nuriyah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Daftar pengurus Oprasional Pondok Pesantren An-Nuriyah

No. NAMA JABATAN

1 Ika Mali Ketua Blok M

2 Malikatul Laily Ketua Blok U

3 Neneng Mega Suwardiningsih Ketua Blok A

4 Ababal Chussoh,S.Pd Kepala MA

5 Hj.Alfiyah, S.PdI Kepala MTS

6 Slamet Readi, M.Pd Kepala MI

7 Umi Hasanah Kepala RA

Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren An-Nuriyah.Data lembaga dibawah naungan yayasan Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember 2012?2013.

5. Jenis-jenis pendidikan dan jumlah santri serta tenaga edukatif Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren An-Nuriyah

Jenis-jenis pendidikan yang ada di Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember cukup lengkap. Pasalnya, lembaga pendidikan formal yang berada di wilayah naungan pesantren tersebut terdiri dari TK,MI,Mts, MA sehingga santri An-Nuriyah dapat menyelesaikan studinya di dalam pesantren dan nantinya tinggal melanjutkan studinya ke perguruan tinggi yang diinginkan.

Sedangkan jumlah santri dan tenaga edukatifYayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember tahun pelajaran 2013-2014 dapat dideskripsikan sebagai berikut:80

80 Dokumentasi Pondok Pesantren An-Nuriyah. Data lembaga di bawah yayasan Pendidikan Pondok Pesantren An-Nuriyah 2013/2014.

a. Pesantren

1) Didirikan pada tahun : 1970-an 2) Tenaga pengajar : 25 orang 3) Jumlah santri : 236 orang

Data terlampir di lampiran 1 b. TK

1) Didirikan pada tahun : 2010 2) Tenaga pengajar : 5 orang 3) Jumlah siswa : 73 orang

Data terlampir di lampiran 2 c. MI

1) Didirikan pada tahun : 1982 2) Tenaga pengajar : 15 orang 3) Jumlah siswa : 162 siswa

Data terlampir di lampiran 3 d. MTs

1) Didirikan pada tahun : 21 juli 1981 2) Tenaga pengajar : 11 orang 3) Jumlah sisiwa : 125 siswa

Data terlampir di lampiran 4 e. Madrasah Aliyah

1) Didirikan pada tahun : 1984 2) Tenaga pengajar : 20 orang

3) Jumlah siswa : 58 siswa Data terlampir di lampiran 5

Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah keseluruhan santri, baik yang bermukim maupun tidak mukim adalah sebanyak santri dengan tenaga edukatif sebanyak guru.

6. Jadwal kegiatan harian santri Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember

Adapun rangkaian kegiatan harian yang menjadi rutinitas santri di Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3

Kegiatan harian pondok pesantren An-Nuriyah KEGIATAN HARIAN SANTRI

JAM JENIS KEGIATAN

03.00-04.00 Shalat Tahajjud+ngaji 04.00-04.45 Shalat Subuh

04.45-06.00 Ngaji + Istigosah

06.00-06.45 Shalat dluha + persiapan kesekolah dan sarapan 06.45-12.10 Sekolah

12.10-13.00 Ishoma 13.00-14.00 Ngaji sorogan 14.00-16.00 Sekolah diniyah 16.00-16.30 Shalat ashar 16.30-17.15 Makan sore

17.15-18.00 Shalat magrib + dzikir 18.00-19.30 Kegiatan pondok 19.30-20.00 Shalat isya’

20.00-21.30 Belajar kelompok + kegiatan pondok 21-30-03.00 Istirahat dikamar masing-masing Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren An- Nuriyah

Dari sajian tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember termasuk pondok pesantren modern tetapi

tidak mengesampingkan kegiatan-kegiatan pesantren, sehingga ciri khas pesantren yang sudah kental tetap terlaksana dan terintegrasi dengan maksimal, baik berupa pengetahuan agama maupun pengetahuan umum serta berbagai macam pengembangan keterampilan. Dengan kata lain, Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember termasuk pondok pesantren modern yang berjiwa tradisional.

7. Sarana dan prasarana Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember Semua rangkain pendidikan, proses pendidikan dan pembelajaran akan dapat terlaksana dengan baik, apabila didiukung dengan fasilitas yang lengkap dan memadai. Dan sebaliknya tanpa fasilitas yang lengkap dan memadai, maka proses pendidikan tersebut akan mengalami banyak kendala dan kesulitan dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran. Oleh karenanya Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember yang sudah termasuk agak cukup lama berdiri ini juga telah menyediakan berbagai macam sarana dan prasana untuk mendukung terlaksananya proses pendidikan dan pembelajaran secara maksimal demi mewujudkan tujuan pendidikan yang menjadi visi dan misi lembaga tersebut.

Adapun sarana dan prasana yang dimiliki Pondok Pesantren An- Nuriyah Rambipuji Jember tersebut memiliki:81 musholla, asrama, kantor, ruang kelas, laboratorium multimedia, perpustakaan, sarana pembelajaran, sarana olahraga dan lain-lain. Dengan demikian, proses pendidikan di

81 Observasi lingkungan Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember tanggal 07 Januari 2015

Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember dapat terlaksana dengan baik.

B. Penyajian Data dan Analisis

Bagian ini merupakan hasil penelitian dan studi kasus yang telah dilakukan oleh peneliti di Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember dengan menggunakan metode wawancara. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan ketua yayasan sekaligus pengasuh pondok pusat (KH.

Moh. Nuru Sholeh), Kepala sekolah MA sekaligus pengasuh Blok U (Ababal Chussoh), kepala sekolah MTs (Hj. Alfiyah, S. Pd. I), ketua pengurus pondok Blok U (Maliktul Laily) dan santri, dalam hal ini wawancara dengan (Dayu Nur Azizah) mengenai sistem pendidikan Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember pada aspek pendidikan dan aspek metode pembelajaran pondok pesantren.

Adapun data-data hasil wawancara dari beberapa informan tersebut, sebagaimana deskripsi berikut:

1. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember

Sistem pendidikan di Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu :

a. Sistem pendidikan pondok pesantren

Sistem pendidikan Pondok Pesantren An-Nuriyah ialah tetap mempertahankan tradisi yang diwariskan oleh para ulama

terdahulu seperti metode kajian sorogan yang tetap dilaksanakan setiap hari, mempertahankan kajian kitab kuning masih sangat kentalnya etika menghormati kyai sebagai tokoh sentral dalam pondok pesantern, menurut K.H Moh. Nuru Sholeh:82

Pesantren An-Nuriyah masih sangat kental tentang masalah etika yang merupakan aspek budaya yang menjadi ciri khas masyarakat jawa dan masih dianggap unsur budaya yang sangat penting. Oleh karena itu kita masih mempertahankannya sebagai ciri khas pesantren yang sangat mengutaman etika karena langsung mengakar dalam kultur masyarakat.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Malikatul Laily ketua pengurus pondok blok U yang dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Januari 2015 yakni dari jam 12.00 WIB s/d jam 13.15 WIB. Mengenai masalah kegiatan yang dilaksanakan santri ketika slesai sholat isya’.

Berikut hasil wawancara dengan Malikatul laily:83

Kegiatan pendidikan yang dilakukan di pondok pesantren An-Nuriyah sangatlah padat sekali seperti malam Sabtu pengajian al- Qur’an klasikal, malam minggu diba’iah untuk anak santri yg msih kecil-kecil, kitab-kitab tentang tasawuf untuk santri yang sudah besar, malam senin pengajian kitab dan al-Qur’an, malam selasa burdah, malam rabu pembahasan fiqih klasikal, malam kamis pengajian kitab dan al-Qur’an, malam Jum’at tahlil kemudian istirahat. Semua rentetan kegiatan tersebut dilakukan dengan metode sorogan,wetonan dan bandongan, dimana semua kegiatan berpusat kepada kyai atau ustad/ustadah.

82 Wawancara KH. Moh Nuru Sholeh pengasuh Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember tanggal 08 Januari 2015

83 Wawancara Malikatul Laily ketua pengurus Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember Blok U tanggal 10 Januari 2015

Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Ababal Chussoh,S.Pd beliau adalah pengasuh pondok pesantren blok U sekaligus Kepala Madrasah Aliyah, beliau membenarkan bahwa semua kegiatan pengajian kitab dan lain sebagainya yang dilakukan setiap malam menggunakan metode sorogan, wetonan dan bandongan dan yang menjadi sentral adalah kyai.

Sementara itu, menurut Dayu Nur Aziziah salah satu santri, beliau memberikan diskripsi yang tidak jauh beda dengan paparan Ababal Chussoh,S.Pd, bahwa metode pembelajaran yang digunakan di pondok pesantren An-Nuriyah masih menggunakan metode pembelajaran tradisional yakni dengan menggunakan metode sorogan yang hanya menekankan pada aspek transfer of knowledge, guru mengartikan dan menerangkan kajian teori yang ada didalam kitab-kitab klasik.

Menurut hasil wawancara dengan Ababal Chussoh, S. Pd tanggal l 0 Januari 2015 sebagai berikut:84

Metode pembelajaran yang digunakan di pondok pesantren An-Nuriyah menggunakan perpaduan antara metode tradisional dengan metode baru, diantara metode tradisional yang masih digunakan ialah metode sorogan dan wetonan, kaitannya dengan kajian kitab jalalain setiap ahad pagi, selanjutnya juga terdapat beberapa metode baru diantaranya studi kasus, kerja kelompok dan kursus, beberapa metode baru tersebut diterapkan secara umum diterapkan dalam lembaga pendidikan formal, kan tetapi dalam lembaga non- formal pun kadang juga sering digunakan.

84 Wawancara Ababal Chussoh, S. Pd. Pengasuh Pondok Pesantren An-Nuriyah Rambipuji Jember Blok U sekaligus kepala sekolah MA An-Nuriyah Rambipuji Jember tanggal 14 Januari 2015

Selanjunya peneliti melakukan wawancara dengan KH.Moh.Nuru Sholeh berikut wawancaranya:85

Dalam penggunaan metode pembelajaran pondok pesantren An-Nuriyah menggunakan metode kolaboratif yakni penggabungan antara metode lama dengan metode baru, masih tetap digunakannya metode seperti sorogan dalam pembelajaran kitab-kitab klasik serta penggunaan metode baru seperti kerja kelompok seperti dalam mata pelajaran fiqih.

Menurut hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan KH. Moh. Nuru Sholeh, beliau mengatakan bahwa strategi yang digunakan dalam pembelajaran kajian kitab-kitab klasik dipondok peasantren An-Nuriyah disamping menggunakan metode klasik yang berupa sorogan.

Selain itu penggunaan metode pembelajaran terhadap mata pelajaran keagamaan di pondok pesantren An-Nuriyah dengan mengkaji beberapa kitab klasik, di mana aspek penekanan adalah pada perubahan pola berfikir, tingkah laku serta tingkat pemahaman mengenai ajaran-ajaran islam, sehingga nantinya para santri akan mampu beraktifitas dalam kehidupan bermasyarakat nantinya.

Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa kajian kitab- kitab klasik yang digunakan yang terdiri dari beberapa disipin ilmu keagamaan baik ilmu nahwu, ilmu shorof, ilmu tauhid, ilmu tashawuf , ilmu akhlaq dan lain sebagainya, tentunya

85 Wawancara KH. Nuru Sholeh tanggal 08 Januari 2015

dalam memberikan materi pembelajaran dalam setiap disiplin ilmu keagamaan di pesantren kecendrungan menggunakan metode pembelajaran yang memadukan antara metode pembelajaran klasik (salaf) dengan metode baru (modern).

Beliau sedikit memberikan gambaran terhadap penggunaan metode pembelajaran yang digunakan di pondok pesantren An-Nuriyah, dalam mata pelajaran ilmu fiqih metode pembelajarannya lebih menekankan pada bagaimana para santri dapat menggali dan menemukan hukum-hukum baru terhadap suatu permasalahan yang baru, dengan tetap berlandaskan pada kitab-kitab klasik yang ada, sehingga metode pembelajaran itu sendiri nantinya akan mengajak para santri untuk aktif berdiskusi dalam menemukan jawaban yang sesuai dengan ajaran syariat Islam.

Di pondok An-Nuriyah juga diterapkan sistem pembelajaran yang disebut dengan one day one ayat yang artinya satu hari satu ayat. Sistem pembelajaran ini diadopsi dari pondok pesantren Zainul Hasan Genggong, di mana di Pesantren Zainul Hasan Genggong mewajibkan semua santri untuk menghafal al- Qur’an minimal satu ayat, tidak jauh beda dengan pesantren An- Nuriyah yang memwajibkan semua santri untuk menghafalkan al- Qur’an minimal satu ayat tiap hari agar supaya nantinya santri lulusan An-Nuriyah sudah benar-benar siap dalam hal bidang

Dokumen terkait