• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, pengumpulan data merupakan tahapan yang paling penting dalam penelitian ini, bila dilihat dari sumber datanya pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.40

Agar penelitian dapat berjalan dengan baik, maka penulis menentukan teknik pengumpulan data sesuai dengan rencana jenis data yang akan diambil, adapun metode-metodenya adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

40Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D., h. 224.

(interviewer) yang mengajukan sejumlah pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.”41

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dalam hal ini wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang peranan orangtua dalam menanamkan aqidah pada anak di 15 B Barat Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat.

Wawancara bertujuan untuk mengetahui dari informan tentang hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipasi dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi.

2. Observasi

Observasi adalah “studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara sistematis agar sedapat mungkin valid dan reliabel.42

Observasi dalam penelitian ini penulis melakukan untuk mendapatkan data primer tentang peranan orangtua. Observasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung dengan jenis non partisipan. Hal ini penulis lakukan pengamatan di lokasi, yaitu RT/RW 10/02, 15 B Barat Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat, yang berguna untuk memperolah data tentang peranan orangtua

41 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian., h. 186.

42 Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 106.

dalam menanamkan aqidah pada anak di 15 B Barat Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber tertulis atau dokumen-dokumen, baik berupa buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. 43

Metode dokumentasi dijadikan sebagai pelengkap untuk memperoleh keterangan tentang data-data yang diperlukan penulis dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti tertulis atau tercetak, gambar dan sebagainya. Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh keterangan dari Lurah dan RT/RW tentang tempat penelitian yang meliputi sejarah, letak geografis, denah lokasi, struktur pemerintahan dan jumlah penduduk. Gunanya sebagai data pelengkap dalam penelitian di RT/RW 10/02, 15 B Barat, Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat.

D. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Setelah selesai mengumpulkan data, maka tahap selanjutnya adalah menguji kepercayaan data (triangulasi). Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

43 Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, (Metro: Ramayana Pers dan STAIN Metro,2008),

h. 102

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.44

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data. 45

Adapun teknik triangulasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.

Penulis menggunakan Triangulasi Sumber dengan cara membandingkan apa yang dikatakan oleh orangtua, anak-anak mengenai peranan orangtua dalam menanamkan aqidah pada anak.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Penulis menggunakan triangulasi teknik ini untuk membandingkan dan mengecek apakah hasil data yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data di atas sama atau berbeda-beda. Maka penulis melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data. Seperti

44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D., h. 241.

45 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian., h. 330.

halnya hasil wawancara dibandingkan atau dicek dengan hasil observasi dan dokumentasi yang di ambil dari orangtua.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu berguna untuk menguji kredibilitas suatu data dengan cara menguji dan mengecek data dapat dilakukan dengan menggunakan waktu tertentu melalui wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang- ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.46 Seperti halnya saat mewawancarai orangtua atau observasi langsung dilokasi.

E. Teknis Analisis Data

Analisis deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.47

Sedangkan secara harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskriptif) mengenai situasi-situasi atau kejadian. Tujuan analisis deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat- sifat populasi atau daerah tertentu.48

Dari data yang sudah diperoleh kemudian di jelaskan dalam bentuk kata-kata dan gambar kemudian dideskripsikan sehingga dapat

46 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D., h. 274.

47 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian., h.11.

48 Sumadi Suryabarata, Metodologi Penelitian, h. 75-76

memberikan kejelasan kenyataan relitas. Maka analisis data yang dilakukan akan melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema serta pola dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Disini data direduksi adalah mengenai yang terkumpul, baik dari hasil penelitian lapangan atau kepustakaan dibuat sebuah rangkuman.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, serta merencanakan tindakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah di pahami tersebut. Selain itu melalui penyajian data, maka data dapat terorganisasikan sehingga akan semakin mudah dipahami.

Sajian data tersebut dimaksudkan untuk memilih data yang sesuai dengan kebutuhan penulis tentang peranan orangtua dalam menanamkan aqidah pada anak di 15 B Barat Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat.

3. Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan)

Tahapan ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan ini akan diikuti dengan bukti-bukti yang diperoleh ketika penelitian di lapangan.

Verifikasi data dimaksudkan untuk penentuan data akhir dari keseluruhan proses tahapan analisis sehingga keseluruhan permasalahan mengenai peranan orangtua dalam menanamkan aqidah pada anak di 15 B Barat Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat dapat terjawab sesuai dengan data dan permasalahannya.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa yang dimaksud dengan analisis deskiptif kualitatif adalah suatu analisis data yang digunakan dalam suatu penelitian kualitatif lapangan. Analisis deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan gambar, kata-kata dan bukan angka-angka. Semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang telah diteliti.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Kelurahan Imopuro

Terbentuknya Kelurahan Imopuro adalah bermula dari pecahan trasmigrasi dari Pulau Jawa yang membuka lahan di Lampung Tengah itu menjadi 3 (tiga) daerah pemukiman baru yaitu 15 A Iringmulyo, 15 B Imopuro dan 15 Polos Metro. Kemudian dengan kesepakatan yang diambil pada tahun 1938, maka diambil keputusan untuk menjadi ketiga bedeng itu menjadi satu kampung yang diberi nama Kampung Metro.

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa maka pada tanggal 18 Agustus 1982 Kampung Metro ditingkatkan menjadi Kelurahan Metro.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 25 tahun 2000, maka Kelurahan Metro dipecah menjadi 3 (tiga) bagian yaitu Kelurahan Iring Metro, Imopuro dan Metro. Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Metro tersebut maka Imopuro resmi menjadi Kelurahan yang secara geografis masuk ke dalam Kecamatan Metro Pusat. 49

Kelurahan Imopuro resmi berdiri sejak 11 Januari 2001 sampai sekarang telah dipimpin oleh beberapa Lurah antara lain:

No Nama Lurah Masa Jabatan

49 Dokumentasi Profil Kelurahan Imopuro dicatat tanggal 8 Oktober 2018

1 Sapto yuwono, S.STP Tahun 2001 s/d 2002

2 Askari Maulana Tahun 2002 s/d 2004

3 Jidin, S. IP Tahun 2004 s/d 2007

4 Harry Prasetyo, SSTP, MM Tahun 2007 s/d 2008

5 Abdul Wahab Tahun 2008 s/d 2012

6 Abdul Kadir Shofari, S.STP, MAP Tahun 2012 s/d 2014 7 Zaki Mubaroq, SH, MH Tahun 2014 s/d 2016 8 Nasirwan Ali, S.Sos Tahun 2016 s/d sekarang

Daftar Nama-Nama RW/RT Kelurahan Imopuro Tahun 2018

No Nama Jabatan

1 M. Rois Hasbullah Ketua RW 01

2 Sukiyanto Ketua RT 01

3 Abdillah Ketua RT 02

4 Dwi Kurnianto Ketua RT 03

5 Miswan Ketua RT 04

6 Markam Ketua RT 05

7 Sujarwo Ketua RT 06

8 Sofia Arliyanti Ketua RT 07

9 Aulia Ali Ketua RW 02

10 Ade Gunawan Ketua RT 08

11 David Febriyanto Ketua RT 09

12 Syafirman Ketua RT 10

13 Warsito Ketua RT 11

14 Mastuti Yeni Ketua RT 12

15 Thantowi Ketua RT 13

16 Drs. Ahmad Saifinur Ketua Rw 03

17 Nyoman Sasih Ketua RT 14

18 Sangidu Ketua RT 15

19 Ahmad Suradin Ketua RT 16

20 Purwanto Ketua RT 17

21 Benny Irawan Ketua RT 18

22 Arief Juliansyah Ketua RT 19

23 Rizal Ketua RW 04

24 Adi Harian Ketua RT 20

25 Dodi Agustian Ketua RT 21

26 Jon Masri Ketua RT 22

27 Kariza Ketua RT 23

28 Mujihadi Ketua RW 05

29 Supriyanto Ketua RT 24

30 Bambang Heriyanto Ketua RT 25

31 Bambang Sutrisno Ketua RT 26

32 Nurwani Ketua RT 27

33 Theopilus Ketua RT 27 A

34 Drs. Ridwan Ketua RW 06

35 Sugiharto Ketua RT 28

36 Andriyanto Ketua RT 29

37 Haery Kurniawan Ketua RT 30

38 Eddy Iskandar Ketua RT 31

39 Aprilianti Haryanti Ketua RT 32

2. Letak Geografis Kelurahan Imopuro 1. Luas wilayah : 119 hektar 2. Batas wilayah :

a) Sebelah Utara : Kelurahan Hadimulyo Barat/Timur b) Sebelah Selatan : Kelurahan Metro

c) Sebelah Barat : Kelurahan Ganjar Sari

d) Sebelah Timur : Kelurahan Yosorejo/Yosomulyo 3. RW (Rukun Warga) : 6

4. RT (Rukun Tetangga) : 32 a. Keadaan Fisik

1. Ketinggian tanah dari permukaan laut : 45 M

2. Banyaknya curah hujan : 181,3 mm/th

3. Topografi (daratan rendah, tinggi dan lain-lain) :dataran rendah

4. Suhu udara rata-rata : 27 ᵒ

b. Orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan Kelurahan)

No Nama Jarak 1 Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan 0,2 Km 2 Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota 0,3 Km 3 Jarak dari Ibu Kota Provinsi 50 Km

c. Tata Guna Tanah

No Nama Luas

1 Jalan 9,8 Km

2 Sawah dan Ladang 0,5 Ha

3 Bangunan Umum 27 Ha

4 Pemukiman umum 91 Ha

5 Jalur Hijau 5,7 Ha

6 Perkuburan 0,8 Ha

d. Penggunaan Lahan

No Nama Luas

1 Industri 2 Ha

2 Pertokoan/Perdagangan 4 Ha

3 Perkantoran 9 Ha

4 Pasar Pagi 2 Ha

5 Tanah Wakaf 1,55 Ha

6 Tanah Sawah (irigasi Teknis) 0,5 Ha 7 Tanah Kering (perkarangan) 99 A

3. Kependudukan

a. Jumlah penduduk di RT/RW 10/02 Kelurahan Imopuro

No KK

Jumlah anak menurut jenis

kelamin Jumlah anak

Laki-laki Wanita

1 30 12 9 21

b. Jumlah Penduduk Menurut Agama

No Agama L P Jumlah (orang)

a Islam 3.878 2.368 6.246

b Kristen 111 98 209

c Katholik 152 114 266

d Hindu 8 5 13

e Budha 139 65 204

Jumlah 3.604 3.334 6.938

c. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Persebaran penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian di Kelurahan Imopuro disajikan pada tabel di bawah ini:

No Mata Pencaharian L P Jumlah

A PNS 176 123 299

B TNI/POLRI 82 20 102

C Karyawan(Swasta/BUMN/BUMD) 309 213 522

D Wiraswata/pedagang 734 701 1.435

E Tani 42 25 67

F Pertukangan 24 6 11

G Buruh 482 119 601

H Pensiunan 66 49 115

I Industri Kecil/Rumah Tangga 26 39 65

J Sektor Informal 40 98 209

K Jasa 111 98 209

Jumlah 3.604 3.334 6.938

Penduduk di Kelurahan Imopuro sebagian besar di luar bidang pertanian, PNS/ABRI, dan karyawan. Mata pencaharian penduduk

beraneka ragam antara lain wiraswasta, buruh, industri kecil, pertukangan, sektoral informal, jasa dan pensiunan.

d. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Pendidikan L P Jumlah

A Lulusan pendidikan umum

SD 528 548 1.076

SMP 553 702 1.255

SMA 1.345 1.459 2.804

Akademi (D1-D3) 222 175 398

Sarjana (S1-S3) 457 233 690

B Lulusan pendidikan khusus

Pondok pesantren 23 19 42

Madrasah 170 168 338

Pendidikan keagamaan 36 41 77

SLB 2 6 8

Kursus/ketrampilan 209 218 427

Lain-lain 837 854 1.691

Jumlah 3.604 3.334 6.938

STRUKTUR ORGANISASI

KELURAHAN IMOPURO KECAMATAN METRO PUSAT KOTA METRO

Berdasarkan : Peraturan Walikota Metro Metro : 31 Tahun 2016

Tanggal: 14 Desember 2016

LURAH IMOPURO NASIRWAN ALI, S.Sos NIP. 19720530 200501 1 002

SEKETARIS INDRA YUDIANTO, S.E.I NIP. 19790603 200212 1 004 JABATAN FUNGSIONAL

BABINKAMTIBMAS : ADY NURYANTO BABINSA : RAHMAT

PLKB : ALDIAH

STAF AGUS AL AZIM

ANAZID ROSA

KASI PEMERINTAHAN SRI NARULITA, S.P NIP. 19780319200212 2 002

KASI KESEJATERAAN RAKYAT

EMI MARWATI PUJI ASTUTI

NIP. 19630307 198603 2 011

KASI EKONOMI PEMBANGUNAN KUSYATWATI, S.IP NIP. 19701220 199402 2 002 STAF

TUNGGAL NIP. 19670814 198912 1

002

DWI ISTIQOMAH

STAF NGADION, S.IP NIP. 19771027 200701 1

007

STAF

EKO SUHARTATI, S.IP NIP. 19690617 198903 2 001

ANDI ROSDANA NIP. 19730610 200701 1 007

PETA KELURAHAN IMOPURO KECAMATAN METRO PUSAT

B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Gambaran Umum Peranan Orangtua dalam Menanamkan Aqidah pada Anak Di 15 B Barat Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat

Menanamkan aqidah adalah mengajarkan dan menerapkan dasar- dasar keimanan, rukun islam, dan dasar-dasar syariat sejak anak sudah mengerti dan memahami.

Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menanamkan aqidah anak, maka untuk mendapatkan gambaran tentang peranan orangtua dalam menanamkan aqidah pada anak khususnya di RT/RW 10/02, 15 B Barat, Kelurahan Imopuro, Kecamatan Metro Pusat, penulis melakukan wawancara dengan 12 orang informan yang bersedia menjadi subyek penelitian, yaitu terdiri dari:

1. Informan yang menjadi sumber primer yaitu 5 orangtua dan 5 anak usia 7- 12 tahun.

2. Informan yang menjadi sumber skunder yaitu 1 tokoh agama dan 1Guru TPA.

Pemaparan hasil wawancara dengan orangtua, selanjutnya diuraikan berdasarkan langkah penanaman aqidah anak sebagai berikut:

a. Membimbing, Mengajarkan dan Melatih Membaca al-Qur’an dan Berzikir

Dalam pelaksanaan menanamkan aqidah anak, orangtua mengupayakan agar anak mereka memiliki aqidah yang benar. Pendidikan

aqidah yang orangtua berikan kepada anaknya berupa membimbing, mengajarkan dan melatih membaca al-Qur‟an dan berzikir.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di lapangan, maka dapat diuraikan dari wawancara penulis kepada orangtua yaitu sebagai berikut:

“Menurut Bapak Aulia Ali peranan orangtua yang dilakukan dalam menanamkan aqidah adalah membimbing, mengajarkan dan melatih membaca al-Qur‟an dan berzikir. Beliau selalu mengajarkan membaca al- Qur‟an ketika selesai sholat maghrib karena dari pada anaknya maen diluar lebih baik belajar membaca al-Qur‟an. Selain itu beliau juga mengajarkan berzikir dengan cara mengeraskan suara ketika berzikir selesai sholat berjama‟ah maka anaknya akan mendengarkan dan mengingatnya”.50

Sama halnya dengan informan di atas, menurut Bapak Rahmad juga selalu membimbing, mengajarkan dan melatih membaca al-Qur‟an dan berzikir. Adapun cara beliau mengajarkan membaca al-Qur‟an yaitu setelah selesai sholat ashar karena dari pada anaknya maen diluar lebih baik belajar membaca al-Qur‟an bersama kakak dirumah. Beliau juga mengajarkan berzikir dengan cara sebelum tidur selalu berzikir terlebih dahulu sehingga anaknya mengikuti bacaan zikir tersebut.51

50 Hasil wawancara dengan Bapak Aulia Ali, orangtua dari Arkan, pada pukul 09:00, tanggal 1 September 2018

51Hasil wawancara dengan Bapak Rahmad, orangtua dari Andika, pada pukul 11:00, tanggal 2 September 2018

Menurut Ibu Siska, dalam menanamkan aqidah anaknya seperti membimbing, mengajarkan dan melatih membaca al-Qur‟an dan berzikir beliau memasukkan anak nya ke TPA terdekat karena beliau sibuk bekerja sebagai pedagang. Walaupun sibuk dengan pekerjaannya namun beliau masih bertanggung jawab dalam menanamkan aqidah anaknya.52

Sebagai orangtua, mereka harus senantiasa mendidik anaknya dengan baik agar menjadi anak yang sholeh. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Hasdayanti, beliau sangat ketat mendidik anak khususnya dalam menanamkan aqidahnya seperti membimbing, mengajarkan dan melatih membaca al-Qur‟an dan berzikir. Beliau selalu mengajarkan membaca al- Qur‟an di rumahnya dengan cara selesai sholat fardu anaknya diharus kan membaca al-Qur‟an setiap harinya. Selain itu juga beliau mengajarkan berzikir sesuai dengan kemampuannya.53

Sama halnya informan di atas, menurut Ibu Novi Sandra beliau selalu membimbing, mengajarkan dan melatih membaca al-Qur‟an dan berzikir. Selain memasukkan anaknya ke TPA, beliau juga mengajarkan membaca al-Qur‟an dan berzikir di rumahnya. Sehingga tanpa disuruh anaknya mampu melaksanakan walaupun masih tetap di bimbing oleh orangtuanya.54

52Hasil wawancara dengan Ibu Siska, orangtua dari Raka, pada pukul 14:00, tanggal 2 September 2018

53 Hasil wawancara dengan Ibu Hasdayanti, orangtua dari Fahri, pada pukul 09:00, tanggal 3 September 2018

54 Hasil wawancara dengan Ibu Novi Sandra, orangtua dari Aufa, pada pukul 15:00, tanggal 3 September 2018

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa peranan orangtua dalam menanamkan aqidah pada anaknya yaitu membimbing, mengajarkan atau melatih membaca al-Qur‟an dan berzikir.

Setiap orangtua mempunyai cara mendidik yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan. Seperti yang dijelaskan oleh informan di atas.

Orangtua dalam mengajarkan anak membaca al-Qur‟an dilakukan dengan berbagai cara yaitu memasukan anak ke TPA terdekat dan selesai sholat fardu orangtua mengajak anaknya membaca al-Qur‟an bersama. Selain itu juga mengajarkan berzikir dengan cara mengeraskan suara berzikir ketika selesai sholat fardu bersama anak, membiasakan berzikir sebelum tidur dan memasukkan anaknya ke TPA terdekat untuk menambah ilmu agama yang luas.

b. Membimbing, mengajarkan dan Melatih Ibadah terhadap Anak, seperti, Berwudhu dan Shalat (bacaan dan gerakannya)

Dalam melakukan tugas orangtua untuk menanaman aqidah pada anaknya di bidang ibadah yaitu membimbing, mengajarkan dan melatih berwudhu dan shalat (bacaan dan gerakannya). Mereka memiliki cara mendidik yang berbeda-beda sesuai dengan batas kemampuannya.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di lapangan, maka dapat diuraikan dari wawancara penulis kepada orangtua yaitu, sebagaimana bapak Aulia Ali menyatakan bahwa:

“Saya selalu mengajarkan anak untuk berwudhu dan shalat. Di sekolahan anak-anak sudah diajarkan cara berwudhu dan shalat. Jadi

ketika di rumah saya selalu membimbing dan menerapkan apa yang telah anak pelajari dari bangku sekolah. Waktu shalat telah tiba mereka langsung berwudhu sambil saya lihatin apakah sudah benar apa belum.

Selain itu juga setiap anak ada di rumah saya ajak shalat berjama‟ah di masjid.” 55

Dari pernyataan orang tua di atas menyatakan bahwa orang tua selalu membimbing, mengajarkan dan melatih berwudhu dan shalat dengan cara menerapkan apa yang telah anak pelajari di sekolah seperti memperhatikan ketika anak sedang berwudhu dan mengajak anak shalat berjama‟ah di masjid.

Adapun wawancara yang penulis dapatkan selain di atas adalah dari Bapak Rahmad sebagai berikut:

“Menurut saya dalam membimbing, mengajarkan atau melatih berwudhu dan shalat yaitu dengan cara anak memperhatikan ketika saya sedang berwudhu sehingga dia menirukannya. Selain itu juga saya mengajarkan anak untuk shalat caranya yaitu mengajak shalat berjama‟ah di masjid, dengan cara tersebut anak lebih semangat karena bertemu dengan teman-teman sebaya nya.”56

Selain itu penulis juga menemukan peranan orangtua dalam menanamkan aqidah pada anaknya dengan cara memasukan anaknya ke

55 Hasil wawancara dengan Bapak Aulia Ali, orangtua dari Arkan, pada pukul 09:00, tanggal 1 September 2018

56Hasil wawancara dengan Bapak Rahmad, orangtua dari Andika, pada pukul 11:00, tanggal 2 September 2018

TPA karena sibuk bekerja. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh salah satu orangtua yang bernama Ibu Siska mengungkapkan bahwa:

“Setiap hari saya bekerja jadi untuk mengajarkan berwudhu dan shalat saya percayakan kepada guru ngajinya. Di TPA anaknya diajarkan cara berwudhu dengan benar dan shalat. Sehingga walaupun saya jarang mengajarkan anak tersebut dia bisa melakukannya jadi di rumah saya tinggal membimbing dan mengingatkan untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat.” 57

Dari pernyataan kedua orang tua di atas menyatakan bahwa orang tua selalu membimbing, mengajarkan atau melatih berwudhu dan shalat dengan cara yang berbeda setiap orangtua yaitu dengan memperhatikan dan menirukan cara berwudhu orangtua, mengajak shalat berjamaah di masjid, memasukakan anaknya di TPA untuk memperoleh ilmu ibadah dan mengingatkan untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat.

Selanjutnya menurut Ibu Hasdayanti beliau mengatakan bahwa dalam menanamkan aqidah pada anaknya yaitu selalu membimbing, mengajarkan atau melatih berwudhu dan shalat. Adapun caranya yaitu:

“Saya di rumah sangat rajin mengajarkan anak praktek berwudhu, setelah belajar praktek berwudhu maka akan terbiasa melakukan sendiri.

Selain mengajarkan berwudhu saya juga mengajarkan shalat, dengan cara membelikan buku tuntunan shalat, mengajaknya membaca buku tersebut

57Hasil wawancara dengan Ibu Siska, orangtua dari Raka, pada pukul 14:00, tanggal 2 September 2018

dan menyuruh latihan gerakan shalat serta hafalan bacaan shalat. Kegiatan itu saya lakukan berulang-ulang supaya paham dan menerapkan ketika shalat agar tidak asal shalat saja”58

Sama halnya informan di atas, Ibu Novi Sandra juga selalu membimbing, mengajarkan atau melatih berwudhu dan shalat. Dengan berbagai cara yaitu:

“Saya memasukkan anak ke TPA terdekat untuk memperluas ilmu agamanya, namun dirumah saya juga mengajarkan gerakan berwudhu dan hafalan bacaan shalat, mengingatkan berwudhu sebelum shalat, dan mengajak shalat berjama‟ah di masjid. 59

Berdasarkan hasil wawancara dengan orangtua di atas, dapat disimpulkan bahwa peranan orangtua dalam menanamkan aqidah pada anaknya yaitu setiap orangtua mempunyai cara mendidik yang berbeda- beda sesuai dengan kemampuan. Seperti yang dijelaskan oleh informan di atas. Orangtua dalam mengajarkan berwudhu yaitu memperhatikan orangtuanya ketika sedang berwudhu sehingga dia menirukannya, menerapkan apa yang telah anak pelajari di sekolah seperti memperhatikan ketika anak sedang berwudhu, mengingatkan berwudhu dulu sebelum shalat, memasukkan anaknya ke TPA untuk memperdalam ilmu agama.

Selain itu juga orangtuanya mengajarkan shalat dengan berbagai cara yaitu membelikan buku tuntunan shalat serta membimbingnya membaca buku

58 Hasil wawancara dengan Ibu Hasdayanti, orangtua dari Fahri, pada pukul 09:00, tanggal 3 September 2018

59 Hasil wawancara dengan Ibu Novi Sandra, orangtua dari Aufa, pada pukul 15:00, tanggal 3 September 2018

Dokumen terkait