BAB III METODE PENELITIAN
G. Teknik Pengumpulan Data
38
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, yaitu teknik pengumpulan data menggunakan jenis tes essay. Tes essay yaitu tes yang menghendaki agar test memberikan jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri.35 Jenis tes ini digunakan peneliti untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis pada mata pelajaran Kimia di kelas XI IPA. Tes ini dilakukan dengan satu cara yaitu post tes.
Post test merupakan bentuk pertanyaan atau soal tertulis yang diberikan setelah pelajaran atau materi telah disampaikan. Post test ini dilakukan dengan cara soal post test tersebut dikirim lewat via grup belajar dan dikumpulkan hasil jawabannya masing- masing secara pribadi ke pendidik dengan syarat waktu yang ditentukan. Post test ini memberikan manfaat tentang gambaran kemampuan yang dicapai siswa yaitu keterampilan berpikir kritis setelah menggunakan pembelajaran problem based learning melalui metode daring.
H. Teknik Analisis Data
Uji prasyarat analisa data yang akan digunakan sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat untuk memenuhi asumsi kenormalan dalam analisis data statistik parametrik. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
35 Nurul Zuriah, Metodelogi Penelitian Pendidikan Sosial dan Pendidikan.(Jakarta:PT Bumi Aksara 2009), hlm. 184.
39
berdistribusi normal atau tidak. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data yang terambil merupakan data terdistribusi normal atau tidak.
Untuk mengambil kesimpulan pada uji normalitas data, maka dapat dilihat pada kolom tabel lilliefors (Uji kecocokan kolmogorv-Smirnov) yang diolah dengan program SPSS versi 16. Jika sig > 0,05 maka data terdistribusi normal, dan jika sig < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas dilakukan menggunakan program SPSS. Jika sig < 0,05 maka varians kelompok data tidak sama (tidak homogen), sedangkan jika sig > 0,05 maka varians kelompok data adalah sama (homogen).
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan perhitungan normalitas dan homogenitas maka dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran problem based learning menggunakan metode daring dengan perlakuan yang menggunakan metode ceramah, maka selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan rumus uji statistik dengan bantuan SPSS dengan uji independen sampel t test.
Adapun perumusan hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
40
Ha :Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dikelas XI MIPA di SMAN 03 Praya Tahun Pelajaran 2019/2020 H0 :Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning
melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dikelas XI MIPA di SMAN 03 Praya Tahun Pelajaran 2019/2020.
Kriteria pengujian menggunakan angka signifikasi berikut : 1) Jika signifikasi > 0,05 maka Ho diterima.
2) Jika signifikasi ≤ 0,05 maka Ho ditolak.
Jika Ha diterima, maka hipotesis dalam penelitian ini terdapat perbedaan hasil keterampilan berpikir kritis menggunakan model pembelajaran problem based learning yang artinya terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dikelas XI MIPA di SMAN 03 Praya Tahun Pelajaran 2019/2020?
41 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini diadakan di SMA Negeri 03 Praya Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah. Pemilihan sekolah ini berdasarkan observasi peneliti bahwa guru dalam kegiatan belajar-mengajar masih menggunakan pembelajaran konvensional, kemudian peniliti tertarik untuk mengadakan penelitian. Selain itu peneliti sudah mengenal sedikit kondisi sekolah, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.
a. Visi dan Misi SMA Negeri 3 Praya
Visi yang direncanakan oleh SMA Negeri 3 Praya adalah : Terwujudnya sumber manusia yang beriman, terdidik dan berbudaya adalah sebagai berikut :
1) Menumbuhkan dan meningkatkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa, sehingga dapat menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
42
3) Mendorong dan membantu setiap siswa dalam mengenali potensi dirinya sehingga dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal.
4) Menyelenggarakan kegiatan Intra dan Ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat dan prestasi peserta didik
5) Mengadakan pembinaan di bidang seni, olahraga dan olimpiade mapel sesuai dengan bakat dan minat peserta didik
6) Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan indah
7) Menerapkan managemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan terkait dengan sekolah.
8) Menumbuhkan semangat kerja yang tinggi secara intensif dan kontinyu pada seluruh warga sekolah.
9) Menjalin hubungan yang harmonis antara warga sekolah, komite dan masyarakat lingkungan sekolah khususnya dan orang tua/wali pada umumnya.
b. Letak Geografis SMA Negeri 3 Praya
Letak geografis SMA Negeri 3 Praya yang dimaksud adalah yang berlokasi di jalan raya Praya – Mantang Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah Prov NTB. SMA Negeri 3 Praya diapit oleh :
1) Sebelah Utara : Pemukiman Penduduk 2) Sebelah Selatan : Jalan raya Praya – Mantang 3) Sebelah Barat : Persawahan Penduduk
43
4) Sebelah Timur : Jln. TGH. M. Rais 2. Deskripsi data
Deskripsi data berfungsi untuk menggambarkan data yang telah dikumpulkan dari sumber data dilapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Subyek penelitian ini adalah 38 siswa dari dua kelas XI MIPA, yaitu kelas XI MIPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 2 sebagai kelas kontrol.
a. Data Observasi
Nilai awal yang didapatkan dari hasil observasi bertujuan untuk mengetahui homogenitas kedua kelas sebelum diberikan perlakuan.
Berdasarkan nilai awal yang diperoleh data bahwa nilai rata-rata untuk kelas eksperimen 75 dan kelas kontrol 71,72. Hasil nilai awal kedua kelas dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tebel 4.1 Nilai Observasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Jumlah
Siswa
Nilai Tertingi
Nilai Terendah
Rata-rata
Eksperimen 20 90 57 75
Kontrol 18 90 50 71,72
Pengujian homogenitas dilakukan pada data nilai awal siswa kelas X MIPA I dan Kelas X MIPA II yang diambil dari nilai ulangan tengah semester. Nilai obeservasi tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, baik siswa pada kelas eksperimen maupun siswa pada kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
44
Tebel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Observasi Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig.
.205 1 36 .653
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan program aplikasi spss versi 16 diperoleh nilai sig > 0,05 yaitu 0,653. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama (homogen).
Selanjutnya uji-t (independen sampel t-test) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji hipotesis data observasi hasil keterampilan berpikir kritis (KBK) siswa36
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-
tailed)
Hasil KBK
Equal variances assumed
.623 .435 .900 36 .374
Equal variances not assumed
.89 33.240 .379
Berdasarkan tabel hasil uji hipotesis hasil ulangan tengah semester siswa diatas dengan bantuan SPSS versi 16 hasil output uji
36 Data dikelola Program SPSS versi 16. Pada tanggal 25 juli 2020.
45
hipotesis T test dengan menggunakan Independent Sampel t-test, terlihat bahwa nilai 0.374 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak, maka hipotesis dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan hasil keterampilan berpikir kritis menggunakan model pembelajaran teacher learning center yang artinya tidak terdapat pengaruh model pembelajaran teacher learning center terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dikelas XI MIPA di SMAN 03 Praya Tahun Pelajaran 2019/2020
b. Post test
Berdasarkan hasil post-test yang telah diberikan kepada kelas eksperimen (X MIPA I) dan kelas kontrol (X MIPA II),. Nilai post-test kedua kelas dapat dilihat pada tabel. 4.3 dibawah ini.
Tebel 4.3 Nilai Post-test
No Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1. Jumlah Siswa 20 18
2. Nilai Tertinggi 96 96
3. Nilai Terendah 68 56
4. Standar KKM 75 75
5. Siswa di atas KKM 18 10
6. Siswa di bawah KKM 2 8
Rata-rata 84,9 76,4
Berikut uraian dan hasil analisis data : c. Uji instrumen
1). Uji validitas
Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu uji validitas instrumen soal oleh bapak Syarifatul Mubaraok M.Pd sebanyak 6
46
butir soal. 6 butir soal tersebut dinyatakan valid dan layak digunakan.
d. Uji prasyarat
1). Uji normalitas data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas data. Uji normalitas data dilakukan dengan program SPSS, uji yang digunakah adalah uji shapiro wilk.
Syarat dikatakan normal kalau nilai signifikan lebih besar dari 0,05. hasil post test eksperimen 0,65 > 0,05, sedangkan post test kontrol 0,574 > 0,05 jadi kesimpulan data berdistribusi normal.
2) Uji homogenitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan (homogenitas) seragam atau tidaknya sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Apabila varians yaang dimiliki sampel- sampel tersebut cukup homogen. Pengujian homogentitas menggunakan program SPSS dengan signifikan 0,05. Kriteria Tabel 4.4 Normalitas Posttest Keterampilan berpikir kritis Siswa
kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil KBK Siswa
kelas A .250 20 .002 .910 20 .065
kelas B .176 18 .147 .956 18 .574
47
pengujiannya jika nilai signifikannya lebih dari 0,05 adalah sama (homogen), tetapi jika nilai signifikannya kurang dari nilai 0,05 maka varians dari kelompok data adalah tidak sama (tidak homogen). Hasil dari uji homogenitas hasil keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan bantuan SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Hasil KBK Siswa37 Levene
statistic
df1 df2 Sig
2.996 1 35 .092
Dilihat dari tabel diatas distribusi data dikatakan homogen bila nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Hasil post test 0,092 > 0,05 jadi kesimpulannya data homogen.
3) Uji hipotesis
Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis, ternyata data yang diperoleh memenuhi persyaratan yaitu data yang diperoleh berdistribusi normal baik pada kelas eksperimen maupun kontrol. Begitu pula pada pengujian homogenitasnnya, hasil pengujian homogenitas memenuhi prasyarat. Oleh karena itu langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis.
Adapun hipotesis yang dajukan pada penelitian ini adalah:
Ha :Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa
37 Data Homogenitas dikelola Program SPSS versi 16. Pada tanggal 25 juli 2020.
48
dikelas XI MIPA di SMAN 03 Praya Tahun Pelajaran 2019/2020
H0 :Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dikelas XI MIPA di SMAN 03 Praya Tahun Pelajaran 2019/2020.
Berdasarkan pengujian hipotesis hasil keterampilan berpikir kritis siswa tersebut maka kaedah penerimaan atau pengambilan keputusan Ho dan Ha adalah menggunakan program SPSS versi 16.
Kriteria pengujian menggunakan angka signifikasi berikut : 1. Jika signifikasi > 0,05 maka Ho diterima.
2. Jika signifikasi ≤ 0,05 maka Ho ditolak
Berdasarkan analisis hipotesis yang dilakukan menggunakan uji-t (independen sampel t-test) dapat dilihat pada tabel berikut:
49
Tabel 4.6 Hasil Uji hipotesis post test hasil keterampilan berpikir kritis (KBK) siswa38
Independent Samples Test Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-
tailed)
Hasil KBK
Equal variances assumed
1.881 .179 4.361 36 .013
Equal variances not assumed
4.297 31.520 .015
Berdasarkan tabel hasil uji hipotesis hasil belajar siswa diatas dengan bantuan SPSS versi 16 hasil output uji hipotesis T test dengan menggunakan Independent Sampel t-test, terlihat bahwa nilai 0.013 ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, maka hipotesis dalam penelitian ini terdapat perbedaan hasil keterampilan berpikir kritis menggunakan model pembelajaran problem based learning yang artinya terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dikelas XI IPA di SMAN 03 Praya Tahun Pelajaran 2019/2020.
38 Data dikelola Program SPSS versi 16. Pada tanggal 25 juli 2020.
50 B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI MIPA SMAN 3 Praya Tahun Ajaran 2019/2020. Dalam proses kegiatan belajar mengajar seorang tenaga pendidik dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan melibatkan siswa lebih aktif dari guru. Diharapkan dengan terciptanya suasana belajar yang efektif dapat mempengaruhi hasil keterampilan berpikir kritis siswa. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil belajar kimia siswa melalui tes yang diberikan. Tes tersebut diberikan setelah semua materi yang diajarkan selesai yakni materi larutan penyangga.
Hasil belajar siswa menunjukan bahwa ada perbedaan hasil keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan metode daring. Hal ini dapat dilihat dari hasil post test. Hasil keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan model pembelajaran problem based learning mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan tanpa menggunakan model pembelajaran problem based learning. Hal ini dikarenakan melalui model pembelajaran problem based learning siswa lebih aktif berpikir mengenai masalah, serta mengungkapkan gagasan-gagasan pemecahan masalah. Proses pemecahan masalah dikaitkan dengan permasalahan sehari- hari siswa, artinya siswa memiliki kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara mandiri sehingga siswa lebih aktif
51
terlibat dalam pembelajaran dan melatih siswa untuk berpikir kritis.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning melalui metode daring ini memberikan kesempatan kepada siswa dalam menggunakan wawasan yang dimiliki tanpa harus memikirkan kualitas pendapat yang disampaikan sehingga siswa dapat dengan leluasa mengembangkan keterampilan berpikir mereka. Guru tidak memberikan informasi sebanyak-banyak kepada siswa melainkan hanya memberikan masalah dan membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Muhson mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan solusi, mereka diharapakan secara aktif mencari informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber informasi dapat diperoleh dari bahan bacaan narasumber dan lainnya sebagainya. Sama halnya penelitian yang dilakukan oleh Rahmad Kono yang kesimpulannya adalah bahwa hasil analisis data menunjukkan adanya dampak pengaruh secara signifikan penerapan model pembelajaran problem based learning. 39
Tingginya keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran problem based learning melalui metode daring. Hal ini terlihat dari tercapainya aspek indikator keterampilan berpikir kritis. Aspek pertama analisis tujuan permasalahan, siswa mendefinisikan tujuan dari soal materi tersebut dengan jelas dan mudah di
39 Rahmad kono dkk, 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Konsep Biologi Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Tentang Ekosistem Dan Lingkungan Di Kelas X SMA. Jurnal Sains Dan Tekhnologi Tadulako. Vol 05 No 01 hlm 28-38
52
pahami di lembar kerja siswa. Aspek kedua dari segi pertanyaan terlihat dari siswa berperan aktif dalam memberikan pertanyaan dan gagasan dalam memecahkan permasalahan yang diberikan. Aspek ketiga asumsi: hal ini terlihat dari pernyataan mereka mengenai beberapa jawaban permasalahan materi di lembar kerja siswa dan cara mereka menjawab post test yang saya berikan di soal nomor 2 mereka menjawab soal tersebut dengan pernyataaan yang bisa mereka pertanggungjawabkan. Aspek keempat sudut pandang, aspek ini terlihat dari cara siswa meyelesaikan permasalahan – permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dikemukan dalam bentuk gagasan mereka dalam meyelesaikan permasalahan materi tersebut.
Aspek kelima logika yaitu beberapa siswa memiliki nalar yang relatip tinggi setelah diberikan perlakuan, aspek ini terlihat dari siswa memberikan gagasan atau wacana pada permasalahan lebih ke ranah yang sering mereka alami dalam kehidupan sehari- hari seperti permasalahan peran larutan penyangga pada makhluk hidup contoh pada darah, rongga mulut dan lain sebagainya, siswa mengemukakan gagasan sesuai dengan logika dan sudut pandang mereka yang sudah masuk akal. Proses pembelajaran melalui metode daring dapat membuat siswa memiliki rasa ingin tahu yang lebih dan semangat mengikuti proses pembelajaran karena mereka leluasa menyampaikan pendapat maupun wacana tanpa mempertimbangkan sesuai secara ilmiah maupun tidak“ Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa model pembelajaran problem based learning merupakan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dalam menyajikan masalah untuk
53
memahami suatu konsep pembelajaran dan menggunakan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah dan menumbuhkan keterampilan berpikir kritris pada siswa tersebut. 40
Pada kelas kontrol pembelajaran daring tanpa menggunakan model pembelajaran problem based learning menjelaskan materi menggunakan metode ceramah secara daring. Metode ceramah membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang memahami pelajaran yang disampaikan sehingga berdampak ke pola berpikir mereka dan tidak semua aspek indikator keterampilan berpikir kritis tercapai.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil yaitu analisis hasil belajar keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI MIPA menunjukan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran problem based learning kelas eksperimen rata-rata nilai post test 84,9 Sedangkan nilai post test kelas kontrol 76,4. Menggunakan uji t (independent sampel t test) menggunakan program SPSS terlihat bahwa nilai signifikan 0.013 < 0,05 ,sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, Artinya Ha diterima yaitu terdapat perbedaan penerapan model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa SMA negeri 3 Praya.
Berdasarkan analisis yang dipaparkan diatas, menunjukkan bahwa hasil analisis data dalam penelitian ini dinyatakan signifikan. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi : “Tidak ada pengaruh model
40 Jumanta hamdayana, 2014. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatip Dan Berkarakter.
Penerbit:Ghalia Indonesia. hlm 210
54
pembelajaran problem based learning terhadap keterampilan berpikir kritis siswa SMA negeri 3 Praya ” ditolak dan sebaliknya hipotesis Alternatif (Ha) yang diajukan dalam penelitian ini, yang berbunyi : “Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa SMA negeri 3 Praya” diterima. Jika Ha diterima, maka hipotesis dalam penelitian ini terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dikelas XI IPA di SMAN 03 Praya Tahun Pelajaran 2019/2020. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmad Kono yang kesimpulannya adalah bahwa hasil analisis data menunjukkan ada pengaruh secara signifikan setelah penerapan model pembelajaran problem based learning. 41
41 Rahmad kono dkk, 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Konsep Biologi Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Tentang Ekosistem Dan Lingkungan Di Kelas X SMA. Jurnal Sains Dan Tekhnologi Tadulako. Vol 05 No 01 hlm 28-38
55 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa XI MIPA SMA negeri 3 Praya. Kesimpulan ini didukung oleh nilai rata-rata post test hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 84,9 sedangkan kelas kontrol sebesar 76,4 Menggunakan uji t (independent sampel t test) menggunakan program SPSS terlihat bahwa nilai signifikan 0.01 ≤ 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima maka Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa SMA negeri 3 Praya Tahun Ajaran 2019/2020.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas serta hasil-hasil penelitian yang diperoleh, maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Dengan diterapkan pembelajaran problem based learning melalui metode daring terhadap keterampilan berpikir kritis siswa, Siswa dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Bagi guru
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru dapat mengetahui model pembelajaran yang dapat digunakan dalam belajar mengajar, salah satunya yaitu pembelajaran problem based learning melalui metode
56
daring untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
3. Bagi sekolah
Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, sehingga mutu sekolah meningkat dalam menggunakan pembelajaran problem based leaning sebagai pembinaan dan pengolahan materi mengajar dalam pelaksanaan pendidikan.
4. Bagi peneliti
Mendapatkan pengalaman menerapkan pembelajaran Kimia dengan pembelajaran problem based learning yang kelak dapat diterapkan saat mengajar.
57
i
DAFTAR PUSTAKA
Alfira Mulya Astuti, Modul Statistika Penelitian, Mataram : IAIN mataram, 2015 Bahtiar, Strategi belajar mengajar SAINS (IPA). Penerbit: IAIN Mataram, 2015.
Dewi pamungkas dkk, 2019. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas 4 Melalui Penerapan Model Problem Based Learning, Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar Universitas Kristen Widya Wacana, Vol 03 No 02.
Eko Kuntarto, 2017. Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia, Jurnal Indonesia Language Education And Literature, Vol 3 no 1
Florentina Y. Sepe, 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dan Cooperative Script (CS) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Motivasi Dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Manusia Tahun Akademik 2016/2017. Jurnal Biology, Science And Education 2018 Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Vol 7 No 01.
Hamzah B. Uno & Satria Koni, Assesmen Pembelajaran, Jakarta:PT.Bumi Aksara 2013.
Jumanta hamdayana, Model dan Metode Pembelajaran kreatip dan berkarakter.
Penerbit:Ghalia Indonesia, 2014.
Kiki efi assriyanto dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di SMAN 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Program Study Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret. Vol .3 No 3 tahun 2014.
Laili munawarah dkk, 2018. Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Biologi Melalui Penyelesaian Masalah Toksikologi Lingkungan. Vol 10 No 01.
Larasati, W. 2013. Efektivitas Pemanfaat Aplikasi What Apss Sebagai Sarana Diskusi Pembelajaran Pada Mahasiswa, Journal Ilmu Sosial Dan Humaiora.
Vol 4 no 5.
Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta:PT Rineka Cipta 2014.
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
kencana, 2016.