BAB III METODE PENELITIAN
H. TeknikAnalisis Data
Analisis data adalah langkah selanjutnya untuk mengolah data dimana data yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam penyusunan hasil penelitian.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif.Dalam model ini terdapat tiga komponen pokok.
Menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono: 2012) ketiga komponen tersebut yaitu:
a. Reduksi data
Reduksi data adalah bagian pertama dari analisis data yang menekankan pada pemendekan, memfokuskan pada hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sesuai dengan cara peneliti menyelesaikannya.
b. Sajian data
Sajian data adalah konferensi informasi yang memungkinkan kesimpulan ringkas yang berarti cerita yang sistematis dan logis untuk lebih memahami makna peristiwa.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab akibat dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertanggung
32
jawabkan.
I. Teknik Keabsahan Data
Darmadi (2013: 293-294) ada beberapa cara menentukan keabsahan data yaitu sebagai berikut:
1. Kredibilitas (derajat kepercayaan)
Teknik tes yang digunakan untuk meningkatkan kepercayaan data adalah dengan memperluas keterlibatan bidang penelitian dan ketekunan kemungkinan observasi dalam penelitian. Triangulasi adalah salah satu cara untuk memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian. Triangulasi, yaitu memeriksa data dari berbagai sumber dengan cara yang berbeda dan pada waktu yang berbeda. Oleh karena itu, ada tiga jenis triangulasi, yaitu:
a. Triangulasi sumber, yaitu untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini, untuk menguji kredibilitas data tentang pariwisata dan kesenjangan sosial maka pengumpulan data pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke instansi yang bersangkutan dan masyarakat yang menjadi objek.
b. Triangulasi teknik, yaitu untuk menguji kredibilitas dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
33
c. Triangulasi waktu, yaitu waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara pada pagi hari pada saat wawancara masih fresh tidak menjadi masalah dan dapat memberikan data yang valid sehingga reliabel.
2. Transferability (keteralihan)
Konsep ini menyatakan bahwa generalisasi perjumpaan dapat diterapkan atau diterapkan dalam semua konteks pada populasi yang sama berdasarkan temuan yang diperoleh dari sampel perwakilan populasi tersebut.
3. Dependability (ketergantungan)
Untuk menentukan ketergantungan data peneliti menggunakan teknik audit ketergantungan dengan mengecek sejauh mana data digunakan dalam analisis.
4. Confirmability (kepastian)
Untuk mengetahui keakuratan data, peneliti menggunakan teknik audit presisi dengan menelusuri jejak penelitian mulai dari catatan wawancara dokumen hingga analisis data.
34
BAB IV
GAMBARAN DAN LOKASI UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Lokasi Penelitian
Sejak abad ke empat belas, Enrekang disebut Massenrempulu yang artinya menyisihkan gunung atau menyusuri gunung, sedangkan nama Enrekang dari Endeng yang artinya Mendaki Dari atau Mendaki dan karenanya muncul istilah Endekan. Nama "Enrekang" merupakan versi Bugis sehingga Kabupaten Enrekang merupakan daerah pegunungan yang dekat dengan kepastian karena jelas Kabupaten Enrekang terdiri dari pegunungan dan perbukitan yang terus menerus memakan sekitar 85% dari luas wilayah sekitar 178601 km2.
Pada mulanya Kabupaten Enrekang merupakan kerajaan besar yang disebut Kerajaan Malepong Bulan, kemudian Manurung (terdiri dari kerajaan- kerajaan yang lebih kecil) dengan pembagian yang menggabungkan 7 wilayah / kerajaan yang lebih dikenal dengan pembagian "Pitue Massenrempulu", iaitu:
1. Pemerintahan Endekan dipimpin oleh Arung / Puang Endekan 2. Kerajaan Kassa dipimpin oleh Arung Kassa
3. Kerajaan Batulappa diperintah oleh Batulappa Arung
4. Kerajaan Tallu Batu Papan (Duri) yang merupakan gabungan dari Buntu Batu Malua Alla 'Buntu Batu yang dipimpin oleh Arung / Puang Buntu Batu Malua oleh Arung / Puang Malua Alla' oleh Arung Alla '
34
35
5. Kerajaan Maiwa dipimpin oleh Arung Maiwa 6. Kerajaan Letta dipimpin oleh Arung Letta
7. Kerajaan Baringin (Baringeng) dipimpin oleh Arung Baringin Massenrempulu 'Ketujuh (7) terjadi sekitar abad ke-14 M tetapi sekitar abad ke-17.Kegiatan politik Devide et Impera Pemerintah Belanda kemudian membagi wilayah tersebut dengan Surat Keputusan Pemerintah Belanda (Korte Verklaring) di mana Kerajaan Kassa ditambahkan ke Sawitto. Kerajaan yang terbagi beberapa bentuk pemerintahan di wilayah Massenrempulu 'saat itu adalah:
1. Kerajaan Massenrempulu 'pada masa penjajahan Belanda secara administratif mengubah Belanda menjadi Landscape Setiap Landshcap dipimpin oleh seorang Arung (Zelfbestuur) dan dibantu oleh Sulewatang dan Pabbicara / Arung Lili tetapi kekuasaan tetap ada di tangan Belanda yang menjadi Pengawal Lima Pemerintahan Massenrempulu yang selanjutnya menjadi:
Buntu Batu Malua Alla '(Tallu Batu Papan / Duri) Enrekang (Endekan) dan Maiwa Pada tahun 1912 sampai 1941 diubah lagi menjadi Onder Afdeling Enrekang yang dipimpin oleh seorang Pengendali (Pak Petoro).
2. Pada masa pendudukan Jepang (1941-1945) Onder Afdeling Enrekang berganti nama menjadi Pemerintahan Kanrikan yang dipimpin oleh seorang Bunken Kanrikan.
36
3. Selama NICA (NIT 1946-27 Desember 1949) daerah Massenrempulu kembali menjadi Onder Afdeling Enrekang 4. Kemudian dari tanggal 27 Desember 1949 sampai 1960 wilayah
Massenrempulu diganti dengan Kewedanaan Kepala Pemerintahan Enrekang yang disebut Kepala Pemerintahan Negara (KPN Enrekang) Enrekang dengan 5 (Lima SWAPRAJA):
a. Swapraja Enrekang.
b. Swapraja Alla.
c. Swapraja Buntu Batu.
d. Swapraja Malua.
e. Swapraja Maiwa.
B. Keadaan Geografis
Kabupaten Enrekang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota provinsi ini berada di Kota Enrekang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 178601 km2 dan jumlah penduduk sekitar 190579.
Kabupaten Enrekang dengan ibu kota Enrekang terletak 235 Km sebelah utara geografis Makassar, Kabupaten Enrekang terletak pada koordinat antara 3 ° 14 '36 "sampai 3 ° 50 ' 00 "Lintang Selatan dan 119 ° 40 '53" sampai 120 ° 06 '33 "Bujur Timur dengan luas wilayah 178601 km² atau 283 persen dari luas Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Enrekang memiliki batas sebagai berikut:
37
1. Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraja 2. Sebelah Selatan : Kabupaten Luwu 3. Sebelah Timur : Kabupaten Sidrap 4. Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang
Dalam setengah dekade terakhir telah terjadi perubahan pengelolaan wilayah pemerintahan baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat desa / kelurahan.Pada tahun 1995 di Kabupaten Enrekang hanya terdapat 54 desa / kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan.Dengan adanya perubahan situasi dan kondisi wilayah, pemekaran desa / kelurahan menjadi suatu kebutuhan.
Sehingga pada tahun 1997 jumlah desa / kelurahan di Kabupaten Enrekang meningkat dari 78 desa / kelurahan pada tahun 1996 menjadi 108 desa. / ward.
Juga di tingkat kecamatan yang semula hanya 5 kecamatan di 9 kecamatan.Pertengahan tahun 2003 terjadi pemekaran jadi ada 3 desa di 111 desa / kelurahan.Kemudian pada akhir tahun 2006 terjadi pemekaran desa dan kelurahan menjadi 11 kecamatan dan 112 desa / kelurahan.Pada tahun 2008 tumbuh subur kembali di 12 kecamatan dan 129 desa / kelurahan. Dari 12 kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Maiwa yaitu 392,87 Km2 atau 22 persen dari luas Kabupaten Enrekang dan yang terkecil adalah Kecamatan Alla khususnya 3466 Km2 atau 1,94 persen.
38
C. Keadaan Penduduk 1. Jumlah Penduduk
Dilihat dari pertumbuhan penduduk Kabupaten Enrekang dari tahun 2012 hingga 2017, jumlah penduduk tertinggi terjadi pada tahun 2017 yang mencapai 203.320 jiwa, sedangkan terendah pada tahun 2012.
Jumlah Penduduk Kabupaten Enrekang berdasarkan Proyeksi Jumlah Penduduk tahun 2018 adalah 205.254 jiwa Dibandingkan Letusan nomor No Tahun Nomor 1 2013 196394 2 2014 198194 3 2015 199998 4 2016 201614 5 2017 203320 6 2018 205254 Sumber: Sulawesi Selatan Provinsi Indikator Makro Ekonomi Triwulan IV 2018 Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Enrekang 22 penduduk tahun 2017 Jumlah penduduk daerah Enrekang tumbuh sebesar 095 persen.
2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dihitung untuk mengetahui rata-rata jumlah penduduk dalam 1 km2.Kepadatan penduduk di Kabupaten Enrekang pada tahun 2013-2017 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, kepadatan penduduk mencapai 109,96 jiwa/km2, hingga pada tahun 2017 mencapai 113,8 jiwa/km2.
3. Jumlah Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin
Pengelompokan penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing- masing, baik kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan,
39
pekerjaan, dan lain sebagainya.Hal ini dikarenakan setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.Berikut jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2017.
4. Jumlah Penduduk berdasarkan Lapangan Pekerjaan
Ketersediaan lapangan pekerjaan di suatu daerah merupakan faktor penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Lapangan pekerjaan merupakan adalah bidang kegiatan atau bidang usaha yang diciptakan perusahaan/lembaga dimana masyarakat dapat bekerja untuk mendapatkan penghasilan.Adanya data lapangan pekerjaan dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah Kabupaten Enrekang untuk memprioritaskan pembangunan ekonomi pada sektor-sektor tertentu yang dinilai berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Berikut tabel jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas.
Tabel. 1
Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Enrekang No Kecamatan Luas Daerah Presentase
1. Maiwa 392,877 21,998%
2. Enrekang 291,190 16,304%
3. Bungin 236,840 13,261%
4. Curio 178,510 9,995%
5. Baraka 159,140 8,910%
6. Buntu Batu 126,650 7,091%
7. Anggeraja 125,340 7,018%
40
8. Cendana 91,010 5,096%
9. Masalle 68,350 3,827%
10. Baroko 41,080 2,300%
11. Malua 40,060 2,260%
12. Alla 34,660 1,941%
Total 1,786,007 100%
Sumber: RKPD 2018
Tabel. 2
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan 2017
Kecamatan Jenis Kelamin Rasio jenis
Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Maiwa 12.497 12.548 25.045 99,59
Bungin 2.271 2.193 4.464 103,56
Enrekang 15.852 16.609 32.461 95,44
Cendana 4.363 4.581 8.844 93,06
Baraka 11.446 11.193 22.639 102,26
Buntu Batu 7.025 6.704 13.729 104,79
Anggeraja 12.770 12.796 25.566 99,80
Malua 4.033 4.219 8.252 95,59
Alla 11.508 10.929 22.437 105,3
Curio 8.348 7,955 16.303 104,94
41
Masalle 6.637 6.324 12.961 104,95
Baroko 5.467 5.152 10.619 106,11
Total 102.117 101.203 203.320 100,9
Sumber: Kabupaten Enrekang Dalam Angka, 2018
D. Keadaan Pendidikan
Tabel. 3
Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas menurut Karakteristik dan Status Pendidikan, 2019
Karakteristi k
Tidak/belum Pernah bersekolah
Masih Bersekolah Tidak bersekolah
lagi
Jumlah SD/
Sederajat
SMP/
Sederajat
SMA/
Sederajat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jenis Kelamin
Laki-laki 5,08 16,83 6,28 9,50 62,31 100,00
Perempuan 9,66 14,74 6,14 7,84 61,62 100,00
Kelompok Pengeluaran
40% Terbawah 9,74 20,03 5,76 6,17 58,30 100,00
40% Tengah 6,41 13,55 5,90 10,25 62,89 100,00
29% Teratas 4,76 12,06 7,64 10,38 65,17 10,00 Kab. Enrekang 7,37 15,78 6,21 8,67 61,96 10,00 Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Enrekang 2019
42
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Respon Masyarakat Terhadap Pengajian Rutin Yang Diadakan di Masjid Al-Manar Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang
a. Respon masyarakat yang mengikuti pengajian rutin dan yang tidak mengikuti pengajian rutin
Pengajian rutin telah banyak dilaksanakan di beberapa Masjid di Kecamatan Maiwa, salah satunya di Masjid Al-Manar Ongko, pengajian rutin ini dilaksanakan dua kali dalam seminggu, yaitu setiap hari senin dan kamis.Pengajian rutin di Masjid Al-Manar ongko didirikan pada tahun 2013 atas inisiatif masyarakat.Pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko Kec. Maiwa Kab. Enrekang diharapkan mampu meningkatkan kualitas masyarakat dalam membaca dan menulis Al-Qur’an serta diharapkan mampu menambah wawasan keagamaan masyarakat setempat.Adanya pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko memberikan bermacam-macam respon dari masyarakat.
Pengajian rutin ini sangat membantu bagi saya yang masih belum mahir dalam membaca Al-qur’an.(Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13 September 2020).
Dari hasil wawancara di atas, dengan peserta pengajian di Masjid Al-Manar Ongko, peneliti melihat bahwa pengajian rutin yang diadakan di Masjid Al-Manar Ongko sangat membantu terutama bagi
42
43
masyarakat yang masih belum mahir dalam membaca Al-qur’an, karena Sebagai seorang muslim wajib bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, akan tetapi masih ada yang belum mahir membaca Al-qur’an, atau bisa membacanya akan tetapi tidak sesuai dengan kaidah yang diajarkan Rasulullah SAW. ada tiga poin penting dalam mempelajari Al-qur’an, yaitu tajwid, tahfidz dan tafsir, ketiganya memiliki kaitan yang kuat. Untuk bisa menghafal Al-qur’an harus mengetahui cara membacanya yang benar (tajwid/tahsin) dan untuk menghayati isi Al-qur’an yaitu dengan mengetahui tafsirnya.dan dengan adanya pengajian ini dapat menambah wawasan keagamaan bagi masyarakat sekitar khususnya dalam membaca Al-qur’an.
Pengajian ini sangat membantu, karena minat untuk membaca Al-quran dengan baik dan benar masih sangat kurang.(Wawancara Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13 September 2020).
Dari hasil wawancara diatas, pengajian rutin yang diadakan di Masjid Al-Manar Ongko sangat membantu bagi masyarakat yang masih belum mahir dalam membaca Al-qur’an, dan menambah minat narasumber untuk membaca Al-Qur’ dengan adanya pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko ini dapat menambah minat narasumber untuk membaca AL-Qur'an dengan baik dan benar. Minat merupakan suatu kebiasaan yang sangat erat kaitanya dengan perasaan individu, terutama perasaan puas (positif) pada sesuatu yang dianggapnya penting atau sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan.
44
Pengajian ini menurut saya tentu saja baik, dan menurut saya kegiatan pengajian rutin ini perlu diperkenalkan kepada masyarakat yang lain. (Wawancara Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13 September 2020).
Dari hasil wawancara di atas, dengen peserta pengajian di Masjid Al-Manar Ongko, pengajian ini memberikan respon yang positif bagi masyarakat, pengajian rutin sangat baik dan bermanfaat bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran beragama peserta pengajian, dan pengajian rutin ini sangat perlu diperkenalkan kepada masyarakat yang lain, sehingga masyarakat yang belum mahir dalam membaca Al-Qur’an diharapkan untuk mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko agar dapat meninggatkan kualitas masyarakat dalam membaca dan menulis Al-Qur’an serta menambah wawasan keagamaan masyarakat.
sangat bagus, karena dapat menambah ilmu bagi semua majelis’ ta’lim di lingkungan tempat tinggal dan juga dapat menyambung silaturahmi antar sesama. (Wawancara pada hari Senin, Tanggal 26 September 2020).
Dari hasil wawancara diatas, dengan masyarakat yang tidak mengikuti pengajian rutin, pengajian rutin yang diadakan di Masjid Al-Manar Ongko sangat bermanfaat dan bernilai positif bagi masyarakat, baik yang mengikuti pengajian rutin maupun bagi masyarakat yang tidak mengikuti pengajian rutin, karena dengan adanya pengajian rutin ini mampu menambah ilmu bagi semua peserta pengajian, pengajian ini juga mampu menyambung silaturahmi antar masyarakat sekitar.
45
Dari berbagai pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, pengajian rutin yang diadakan di Masjid Al-Manar Ongko mendapat respon yang positif dari masyarakat, baik masyarakat yang mengikuti pengajian rutin maupun masyarakat yang tidak mengikuti pengajian rutin. Pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko mendapat respon yang positif dari masyarakat karena pengajian rutin ini sangat membatu bagi masyarakat yang masih belum fasih dalam membaca Al-Qur’an, sehingga dengan adanya pengajian rutin ini masyarakat dapat memperbaiki kualitas mereka dalam membaca dan menulis Al- Qur’an serta dapat menambah wawasan keagamaan bagi masyarakat.
b. Kegiatan yang dilakukan dalam pengajian rutin di Masjid Al- Manar Ongko
Di dalam setiap pengajian rutin terdapat sejumlah kegiatan rutin yang dilaksanakan, begitu pula dengan pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko.Dari hasil penelitian terhadap peserta pengajian, peneliti menemukan beberapa kegiatan yang rutin dilaksanakan dalam pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko.
Pelajaran dasar pengucapan huruf hijaiyah (Dirosa), dan dilanjutkan dengan ilmu tajwid.(Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13 September 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin di atas, dalam pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko terdapat kegiatan berupa pelajaran dasar pengucapan huruf hijaiyah yang merupakan kunci dasar agar mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar,
46
dan dilanjutkan dengan ilmu tajwid yang merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang membahas dan memberikan tata cara di dalam mengucapkan setiap huruf-huruf dari tempat keluarnya yang kemudian lebih dikenal dengan Makhroirul Huruf. Ilmu tajwid ini sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam membaca Al- Qur’an.
Kegiatan yang biasanya dilakukan adalah mengaji, menghafal surah-surah pendek, dan ceramah agama.(Wawancara pada hari Rabu, Tanggal 30 September 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin di atas, dalam pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko terdapat kegiatan berupa mengaji agar dapat memperlancar bacaan Al-Qur’an peserta pengajian rutin, penghafalan surah pendek dan ceramah agama oleh seorang da’i dalam menyampai kan suatu pesan kepada mad’u serta mengajak mad’u kepada jalan yang benar, sesuai dengan ajaran agama guna untuk meningkat kan ketakwaan kepada Allah S.W.T demi kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kegiatan yang biasanya dilakukan Selain belajar mengaji, ada juga kajian-kajian ilmu fiqih. (Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13 September 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin diatas, dalam pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko selain belajar mengaji terdapat juga kegiatan berupa kajian-kajian ilmu fiqih.Fiqih menurut pengertian (istilah) adalah segala hukum syara’ yang diambil dari kitab Allah S.W.T dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.Dan
47
dengan metode ijtihad berdasarkan hasil penelitian yang lebih mendalam dalam ilmu fiqih, membahas tentang prinsip-prinsip hidup yang sesuai dengan syariat Islam.
Memperdalam ilmu tajwid, dan tausiyah dari ustadz pengajar.(Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13 September 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin di atas, dalam pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko, terdapat beberapa kegiatan seperti memperdalam ilmu tajwid, ilmu tajwid ini sangat penting karena dalam membaca Alquran harus dengan benar makharijul huruf dan tajwidnya. Karena jika pengucapan dan lafal hurufnya salah, maka artinya pun akan berbeda, maka artinya pun akan salah. Selain belajar ilmu tajwid, kegiatan yang biasanya dilakukan dalam pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko adalah tausiyah atau ceramah agama dari ustadz pengajar.
Dari berbagai pemaparan di atas dapat disimpulkan bahawa, dalam pengajian rutin yang diadakan di Masjid Al-Manar Ongko terdapat beberapa kegiatan yaitu: Pelajaran dasar pengucapan huruf hijaiyah, Pelajaran ilmu tajwid, Kajian-kajian ilmu fiqih, Penghafalan surah pendek, dan Ceramah agama atau tausiyah dari ustaz pengajar.
48
2. Motivasi Masyarakat Untuk Mengikuti Pengajian Rutin di Masjid Al- Manar Ongko Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang
a. Motivasi masyarakat mengikuti pengajian rutin
Motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku atau perbuatan orang bersangkutan untuk mencapai suatu tujuan.Sedangkan pengajian merupakan salah satu bentuk kegiatan keagamaan yang bertujuan untuk menyampaikan ilmu keislaman kepada sekelompok masyarakat dalam komunitas muslim. Dengan demikian motivasi mengikuti pengajian dapat dipahami sebagai dorongan dalam diri seseorang yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku atau perbuatanya untuk mengikuti kegiatan keagamaan.Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti, adapun motivasi masyarakat mengikuti pengajian.
Ingin belajar cara membaca Al-Qur’an yang benar.
(Wawancara pada hari Senin, Tanggal 12 Oktober 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin diatas, motivasi narasumber mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko adalah karena ingin belajar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Setiap manusia yang hidup pasti ingin memiliki sebuah peningkatan dari hari ke-hari, sebab barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia adalah seorang manusia yang rugi.
Ingin menambah pengalaman dan pengetahuan dalam ilmu Al-Qur’an.(Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13 September 2020).
49
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian diatas, motivasi narasumber mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko adalah untuk menambah pengalaman narasumber dalam bidang keagamaan dan untuk menambah pengetahuan dalam ilmu Al- Qur’an.Alquran dan Hadis adalah sumber pengetahuan Islam yang paling banyak beredar.Selain itu, kedua sumber utama Islam berperan ganda dalam penciptaan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Ingin meningkatkan cara membaca Al-Qur’an, karna jika salah baca nanti berdosa. (Wawancara pada hari Rabu, Tanggal 30 September 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian diatas, motivasi narasumber mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko adalah untuk meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an, agar tidak ada kesalahan saat membaca ayat Al-Qur’an.Saat membaca Al- Qur’an kita harus memperhatikan bacaan agar tidak ada kesalahan dalam membaca ayat Al-Qur’an.Selain membaca Al-Qur’an kita harus memperhatikan agar tidak ada kesalahan dalam membaca ayat Al- Qur’an.Jika pada saat itu seseorang melakukan kesalahan dalam membaca Al-Qur’an maka wajib hukumnya untuk mengoreksi kesalahan saat membaca.
Ingin melatih bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar.(Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13 September 2020).
Dari hasil wawancara dengan peserta pengajian rutin diatas, motivasi narasumber mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar
50
Ongko adalah untuk melatih kemampuan dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.Kemampuan membaca "Alquran" dengan benar memerlukan tingkatan tertentu, yang sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa kemampuan membaca "Alquran" dapat diperoleh melalui beberapa tahap, yaitu tahap kemampuan melafalkan huruf dengan baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifatnya (Djalaluddin 2012: 12).Tingkat kemampuan membaca ayat Al-Qur’an sesuai dengan hukum tajwid dan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan lancer seta memperlihatkan kaidah tajwid.
Dari berbagai pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, motivasi masyarakat mengikuti pengajian rutin di Masjid Al-Manar adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas masyarakat membaca Al-Qur'an, agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
b. Dampak yang dirasakan peserta pengajian selama mengikuti kegiatan pengajian rutin di Masjid Al-Manar Ongko
Dengan adanya pengajian rutin yang diadakan di masjid Al- Manar Ongko sangat berdampak bagi para peserta pengajian rutin.Dampak dapat diartikan sebagai pengaruh atau akibat, dalam setiap keputusan yang diambil oleh seseorang biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak dari kegiatan pengajian ini, yaitu membiasakan diri saya untuk membaca Alquran dengan tajwid yang benar.
(Wawancara pada hari Minggu, Tanggal 13 September 2020).