• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telahaan Renstra Kementererian Ketenagakerjaan RI

Dalam dokumen RENCANA STRATEGIS (Halaman 54-63)

Название диаграммы

3.3.1 Telahaan Renstra Kementererian Ketenagakerjaan RI

Dalam rangka mendukung agenda pembangunan nasional bidang ketenagakerjaan, Kementerian Ketenagakerjaan RI telah menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 14 tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Ketenagakerjaan 2015 – 2019 , Untuk melaksankan agenda pembangvunan nasional Kementerian Ketenagakerjaan telah merumuskan tujuan pembangunan bidang ketenagakerjaan yang akan di capai dalam periode 2015-2019 yaitu :

1. Menciptakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing sesuai dengan perkembangan pasar kerja.

2. Meningkatkan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja yang efektif dan perluasan penciptaan lapangan kerja serta menciptakan wirausaha.

3. Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan memperbaiki iklij ketenagakerjaan

4. Menciptakan perlindungan tenaga kerja dan rasa keadilan dalam dunia usaha melalui sistem pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri, tidak memihak dan profesional.

5. Mewujudkan goodgovernance di lingkungan kKementerian Ketenagakerjaan melalui perbaikan manajemen internal secara terpadu dan berkelanjutan, meningkatkan efektivitas pengawasan kinerja, memnafatkan hasil perencanaan, penelitianb dan pengembangan bidang ketenagakerjaan, serta menyediakan data dan informasi untuk kebijakan dan informasi publik.

Terkait dengan pembangunan bidang ekonomi 2015-2019 sasaran pembangunan ketenagakerjaan yang menjadi bagian dari sasaran bidang ekonomi khusunya pada sasaran makro pada tahun 2019, sasaran pembangunan bidang ketenagakerjaan yang hendak di capai adalah :

1. Tingkat Pengagguran terbuka di perkirakan antara 4-5 % pada tahun 2019,

2. Memfasilitasi penciptaan kesempatan kerja 10 juta selama 5 (lima(

tahun.

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang

49 Kementerian Ketenagakerjaan RI telah menetapkan sembilan agenda prioritas pembangunan ketenagakerjaan yaitu “Nawa Kerja”

Ketenagakerjaan yaitu:

1. Penguatan perencanan tenaga kerja nasional 2. Percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja.

3. Percepatan sertifikasi profesi

4. Perluasan kesempatan kerja formal 5. Penguatan wira usaha produktif.

6. Penciptaan hubungan industrial yang sehat dan produktif 7. Penegakkan hukum ketenagakerjaan.

8. Peningkatan perlindungan hukum pekerja migran.

9. Pelayanan ketenagakerjaan yang sederhana, transparan dan akuntabel

Untuk mencapai hal tersebut Kementerian ketenagakerjaan telah menetapkan Arah kebijakan dan strategi pembangunan dan ketenagakerjaan yaitu :

1. Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja untuk memasuki pasar kerja

2. Peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja

3. Penciptaan hubungan industrial yang harmonis dan memperbaiki iklim ketenagakerjaan

4. Peningkatan perlindungan tenaga kerja, menciptakan rasa keadilan, dalam dunia usaha dan pengembangan sistem pengawasan ketenagakerjaan.

5. Memperkuat fungsi pendukung (manajemen pengawasn internal serta perencanan dan pengembangan)

Berdasarkan hal tersbut, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang mengidentifikasi permasalahan pelyanan, faktor penghambat dan faktor pendorong terhadap pencapaian sasaran jangka menengah kementerian tersebut.

Tabel 3.6

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang

50 Telaah Renstra Kementerian Ketenagakerjaan RI

No Sasaran Strategis Kementerian Ketenagakerjaan RI

Permasalahan Faktor Penghambat

Faktor Pendorong

1

2

3

4

5

6

7

Meningkatkan

kesempatan kerja masyarakat indonesia.

Peningkatan pembangunan

Ketenagakerjaan di propinsi

Peningkatan

kompetensi dan produktivitas tenga kerja.

Peningkatan kualitas penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja

Penciptaan hubungan industrial yang

harmonis dan

memperbaiki iklim ketenagakerjaan.

Peningkatan

Kepatuhan terhadap ketentuan

perundangan di Bidang ketenagakerjaan Peningkatan kapasitas dan kualitas organisasi

1. Belum terintegrasiny a sistem pelayanan informasi kesempatan kerja/lowonga n kerja dan kerjasama penempatan tenaga kerja.

2. Program pelatihan dan Sarana prasarana pelatihan belum sesuai dengan kebutuhan industri.

3. Belum optimalnya pelaksanan perluasan kesempatan kerja dan pemberdayaan tenaga kerja 4. Banyaknya

kasus perselisihan hubugan industrial dan Rendahnya pelaksanaan perlindungan jaminan sosial tenaga kerja dan

kesejahteraan pekerja 5. Belum

terwujudnya reformasi birokrasi di Organisasi Perangkat Daerah baik dalam aspek kelembagaan maupun SDM

1. Belum optimalnya penyebarluas an bursa kerja ke pencari kerja.

2. Belum adanya kerjasama penempatan peserta pelatihan.

3. Beralihnya Fungsi pengawasan ketenagakerj aan yang menjadi kewengangan Propinsi sehingga menyulitkan penegakkan hukum ketenagakerj aan, 4. Kurangnya

pembinaan hubungan industrial dikarenakan tidak seimbangnya jumlah tenaga teknis hubungan industrial dengan jumlah perusahaan yang ada.

5. Terbatasnya funsional instruktur, pengantar kerja dan mediator hubungan induatrial yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangya,

1. Sebagai daerah industri dan tujuan investasi dapat membuka

kesempatan kerja dan meningkatkan

penyerapan tenaga kerja

2. Kesadaran perusahan untuk meningkatkan perlindungan jaminan sosial tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja

3. Penguatan kelembagaan ketenagakerjaan untuk meminimlisir kasus-kasus

ketenagakerjaan.

4. Semakin tingginya tuntutan

masayarakat

terhadap pelayanan ketenagakerjaan

3.3.2 Telahan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Banten

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang

51 Tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Banten yang tertuang dalam Renstra 2017 – 2022. Dapat di lihat dalam tabel 3.1

Tabel 3.7

Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Banten

N O

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4 5

1.

1

Terwujudnya kelembagaan pemerintahan daerah yang berakhlakul kariman dengan efektif, efisien,transpar an,

akuntabel, dan sumber daya aparatur berintegritas, berkompetensi serta melayani masyarkat

1.1 .1

Tercapainya Penyelenggaraan Pemerintahan yang Akuntabel, Efektif, dan efisien

1.1 Meningkatkan pelayanan publik yang dilakukan setiap perangkat daerah yang melayani langsung kepada masyarakat

1.1 Melakukan

standarisasi bisnis proses

pada setiap perangkat daerah dan

mendetailkannya pada standar

operasional dan prosedur (sop) pelayanan , serta meminta respon

angket langsung untuk menuju

pelayanan prima

5.

1 Meningkatnya perekonomian banten melalui pengembangan SDM untuk penurunan angka

pengangguran dan

kemiskinan

5.1

.1 Tersedianya Lapangan Kerja bagi

Masyarakat

5.1 Memperluas kesempatan dan

penyediaan lapangan kerja

5.1 Penurunan tingkat pengangguran terbuka dengan

meningkatkan layanan pencari kerja melalui pelatihan,

pemagangan, kelembagaan dan akreditasi serta pembinaan produktivitas Meningkatkan

Perlindungan dan

pengawasan tenaga kerja

Peningkatan perlindungan dan pengawasan tenaga kerja, termasuk norma kerja, serta norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), untuk

meningkatkan

kesejahteraan tenaga kerja, dan menciptakan hubungan

industrial yang kondusif

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang

52

Meningkatkan jaminan ketenagakerja an

memperluas Cakupan BPJS

ketenagakerjaan pada Pekerja sektor

formal dan informal

Berdasarkan tabel tersebut, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang mengidentifikasi permasalahan pelyanan, faktor penghambat dan faktor pendorong terhadap pencapaian sasaran jangka menengah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Banten yaitu.

Tabel 3.8

Telaah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Banten

No Sasaran Strategis Dina Tenaga Kerja

Propinsi Banten

Permasalahan Faktor Penghambat

Faktor Pendorong

1

2

Tercapainya Penyelenggaraan Pemerintahan yang Akuntabel, Efektif, dan Efisien

Tersedianya Lapangan Kerja bagi

Masyarakat

1. Belum

terintegrasinya pelaksanaan program dan kegitan dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang.

2. Belum optimalnya kerjasama Pelaksanaan pelatihan dengan kebutuhan industri 3. Belum

optimalnya penyebarluasn informasi bursa kerja dan penempatan tenaga kerja 4. Belum

optimalnya penggunaan sarana hubungan industrial dan fasilitas

kesejahteraan pekerja

5. Hilangya Fungsi pengawasan

1. Belum optimalnya kerjasama dalam penganan

permasalahan isu-isu

ketenagakerjaan 2. Belum

dilaksanakannya analisa

kebutuhan pelatihan dengan dunia industri 3. Belum

optimalnya penyebarluasan bursa kerja ke pencari kerja.

4. Kurangnya pembinaan hubungan industrial dikarenakan tidak seimbangnya jumlah tenaga teknis hubungan industrial dengan jumlah

perusahaan yang ada.

5. Lemahnya

koordinasi dalam penanganan perselisihan

1. Adanya dukungan dari stakeholder dalam menangani permasalahan isu- isu

ketenagakerjaan 2. Sebagai daerah

industri dan tujuan investasi banyaknya

perusahaan yang membutuhkan tebaga kerja yang terlatih

3. Banyaknya

perusahaan di Kabupaten

Tangerang dapat membuka

kesempatan kerja dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja

4. Banyak

perusahaan telah memiliki sarana hubungan

indstrial dan fasilitas

kesejahteraan pekerja.

5. Kesadaran

perusahan untuk meningkatkan perlindungan jaminan sosial

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang

53

ketenagakerjaan yang menjadi kewengangan Propinsi sehingga menyulitkan penegakkan hukum

ketenagakerjaan,

hubungan

industrial dan mogok kerja

tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja

Renstra Kementerian Ketenagakerjaan 2015 -2019 dan Renstra Dinas Tenaga Kerja Propinsi Banten 2017 - 2022 mempunyai tujuan, sasaran strategi dan kebijakan pembangunan ketenagakerjaan agenda yang sama yaitu fokus pada penanganan masalah :

1. Peningkatan keahlian dan kompetensi tenaga kerja dalam rangka memenuhi pasar kerja

2. Penyerapan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja dalam rangka mengurangi angka pengagguran.

3. Peningkatan dan penciptaan hubungan industrial yang harmonis antara pelaku usaha

4. Perlindungan Jaminan sosial tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja Berdasarkan hal tersebut Dinas Tenaga Kerja mengimplementasikan program dan kegiatan dalam Renstra dengan sasaran Menurunkan pengangguran melalui berbagai strategi dan kebijakan dalam rangka meningkatkan daya saing tenaga kerja, meningkatkan kesempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja, meningkatka hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja

3.4. TELAHAAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

Dalam rangka pengembangan wilayah perlu dilakukan penataan ruang dalam rangka mensinkronisasikan dan menyelaraskan pembangunan berbagai sektor dan wilayah untuk menentukan struktur ruang, pola ruang dan simpul kegiatan utama. Pemanfaatan ruang diarahkan untuk mendorong implementasi pengembangan kawasan yang dapat di gunakan untuk menentukan pembangunan kawasan-kawasan strategis sesuai

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang

54 dengan RTRW yang telah di tetapkan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah. Maka pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Tangerang harus sesuai dengan rencana tata ruang agar dalam pemanfaatan ruang tidak bertentangan dengan substansi RTRW yang disepakati serta di sesuaikan pada karakteristik dan daya dukungnya.

Program pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang menunjukka hasil positif di berbagai segi kehidupan masayarakat, meskipun begitu terdapat isu-isu lingkungan yang menjadi perhatian bersama untuk dapat di atasi secara optimal. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) di sebutkan bahwa instrumen kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) wajib dilaksanakan untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program (KRP).

Tabel 3.9

Telaah RTRW pada RPJMD

No Kebijakan

RTRW/KLHS Permasalahan Faktor

Penghambat Faktor Pendorong

I RTRW I.1

I.2

Pola ruanga dan struktur ruang : Pengembangan Kawasan

budidaya untuk kawasan

industri, Program indikatif : Pengembangan kawasan Perindustrian

1. Belum terjalinnya kerjasama antara Perangkat Daerah terkait dalam

pengembanga n wilayah industri.

2. Kualitas angakatan kerja yang belum sesuai dengan

kebutuhan industri 3. Belum

otimalnya

1. Belum adanya database yang terintegrasi dalam rangka pengembanga n kawasan industri, 2. Belum

dilakukannya kerjsama antara Perangkat Daerah dan asosiasi

industri untuk menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan pengembanga

1. Semakin meningkatnya lulusan jenjang pendidikan

angkatan kerja 2. Telah tersedianya

BLK sebagai sarana peningktan kompetensi

angkatan kerja 3. Sebagai kawasan

penyangga ibukota berdampak pada pertumbuhan ekonomi 4. Semakin

berkembangnya tekhnologi

informasi yang

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang

55

pelatihan kerja sesuai dengan pengembanga n wilayah industri dan pariwisata

n kawasan wilayah

industri.

3. Belum

dilkasanakann ya sertifikasi kompetensi dan kerjasama pemagangnga

n dalam

rangka peningkatan kompetensi tenaga kerja.

dapat

memudahkan masayrakat untuk mendapatkan informasi ketenagakerjaan

II KLHS

Permasalahan : Penanganan kemiskinan dan pengangguran Isu strategis:

1. Kesempatan Kerja

2. Jumlah Penganggura

n kaum

muda/

terdidik

1. Bertambahnya angakatan kerja 2. Terbatasnya

informasi kesempatan kerja.

3. Tidak sesuainya kualifikasi dan kompetensi angkatan kerja dengan kebutuhan pasar kerja (link and match)

4.

1. Kualitas/

kompetensi angkatan kerja yang masih rendah

2. Masih rendahnya Kesadaran perusahaan dalam memberikan informasi kesempatan kerja yang tersedia .

3. Rendahnya minat pencari kerja untuk berwirausaha

1. Mengoptimalkan fungsi BLK dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja

2. Sebagai daerah industri dan tujuan investasi dapat membuka

kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja

3. Potensi Sumber daya wilayah di Kabupaten

tangerang yang dapat menciptakan penciptaan

lapangan kerja dan peluang

kesempatan kerja melalui

kewirausahaan.

Skenario:

1. Tujuan : Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan , kesempatan kerja yang produktif dan

1. Belum

disusunya FS tentang

pengembangan BLK Wilayah.

2. Pelaksanaan pelatihan di BLK yang berlokasi di Kecamatan

1. Dinas Tenaga Kerja baru memiliki 1 (satu) BLK di Kecamatan Jayanti Kabupaten Tanegrang.

2. Untuk

melakasanaka

1. Sebagai daerah industri yang sebarannya di seluruh wilayah Kabuapten

Tangerang perlu adanyanya

pengembangan BLK wilayah dalam rangka

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang

56

menyeluruh serta

pekerjaan yang layak untuk

semuanya 2. Target :

Menggalakka n kebijakan yang

mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak, kewirausahaa n, kreativitas dan inovasi, dan

mendorong formalisasi dan

pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menegah termasuk akses jasa keuangan, Rekomendasi : 1. Pembangunan

Balai Latihan Kerja

2. Program Pelatihan SDM

Jayanti belum dapat

menjangkau seluruh masayarakat Kabupaten Tangerang 3. Belum

dilaksankanny

a Mou

kerjasama penempatan pelathan dengan perusahaan

n pelatihan di masayarakat Dinas Tenaga Kerja belum memiliki sarana mobile training unit (MTU)

3. Kesadaran perusahaan dalam

melaksanakan wajib lapor lowongan yang masih rendah

memenuhi

kebutuhan tenaga kerja yang terampil.

2. Besarnya

angkatan kerja yang belum memiliki

kompetensi

sehingga perlu didorong untuk mengikuti

pelatihan.

3. Sebagai daerah industri dan tujuan investasi banyak

perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan terampil yang di butuhkan perusahaan sehingga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

3.4 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Dalam menentukan isu strategis Renstra Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang menggunakan metode analisis SWOT, Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness) yang berasal dari dalam organisasi (ranah internal), serta peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang berasal dari luar organisasi (ranah eksternal).

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang

57 Analisis SWOT menjadi sangat penting dalam perencanaan strategis dikarenakan analisis ini dapat melakukan evaluasi secara lebih tajam dan lebih terarah mengenai existing condition yang terjadi pada instansi ini.

Setidaknya setelah dilakukan analisis tersebut, para pembuat kebijakan di Dinas ini dapat mengetahui gambaran permasalahan yang sedang dihadapi agar selanjutnya dapat dilakukan penanganan terhadap masalah tersebut secara sistematis.

Dalam menentukan metode SWOT mengacu pada identifikasi masalah- masalah pembangunan urusan ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Kabupaten Tangerang dan juga merujuk pada identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Tenaga Kerja, telaah atas visi, misi dan program daerah, telaahan Renstra K/L dan Renstra dan telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis.

Hal utama yang ditekankan adalah bahwa dalam sebuah proses perencanaan tersebut, suatu organisasi membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi. Dengan analisa SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral, kelemahan utama dan kelemahan tambahan berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan. Dari analisa tersebut dapat dihasilkan gambaran potensi dari suatu organisasi untuk bisa maju dan berkembang di masa mendatang, analisis SWOT Dinas Tenaga Kerja antara lain:

Dalam dokumen RENCANA STRATEGIS (Halaman 54-63)

Dokumen terkait