Название диаграммы
3.3.1 Telahaan Renstra Kementererian Ketenagakerjaan RI
Dalam rangka mendukung agenda pembangunan nasional bidang ketenagakerjaan, Kementerian Ketenagakerjaan RI telah menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 14 tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Ketenagakerjaan 2015 – 2019 , Untuk melaksankan agenda pembangvunan nasional Kementerian Ketenagakerjaan telah merumuskan tujuan pembangunan bidang ketenagakerjaan yang akan di capai dalam periode 2015-2019 yaitu :
1. Menciptakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya saing sesuai dengan perkembangan pasar kerja.
2. Meningkatkan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja yang efektif dan perluasan penciptaan lapangan kerja serta menciptakan wirausaha.
3. Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan memperbaiki iklij ketenagakerjaan
4. Menciptakan perlindungan tenaga kerja dan rasa keadilan dalam dunia usaha melalui sistem pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri, tidak memihak dan profesional.
5. Mewujudkan goodgovernance di lingkungan kKementerian Ketenagakerjaan melalui perbaikan manajemen internal secara terpadu dan berkelanjutan, meningkatkan efektivitas pengawasan kinerja, memnafatkan hasil perencanaan, penelitianb dan pengembangan bidang ketenagakerjaan, serta menyediakan data dan informasi untuk kebijakan dan informasi publik.
Terkait dengan pembangunan bidang ekonomi 2015-2019 sasaran pembangunan ketenagakerjaan yang menjadi bagian dari sasaran bidang ekonomi khusunya pada sasaran makro pada tahun 2019, sasaran pembangunan bidang ketenagakerjaan yang hendak di capai adalah :
1. Tingkat Pengagguran terbuka di perkirakan antara 4-5 % pada tahun 2019,
2. Memfasilitasi penciptaan kesempatan kerja 10 juta selama 5 (lima(
tahun.
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang
49 Kementerian Ketenagakerjaan RI telah menetapkan sembilan agenda prioritas pembangunan ketenagakerjaan yaitu “Nawa Kerja”
Ketenagakerjaan yaitu:
1. Penguatan perencanan tenaga kerja nasional 2. Percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja.
3. Percepatan sertifikasi profesi
4. Perluasan kesempatan kerja formal 5. Penguatan wira usaha produktif.
6. Penciptaan hubungan industrial yang sehat dan produktif 7. Penegakkan hukum ketenagakerjaan.
8. Peningkatan perlindungan hukum pekerja migran.
9. Pelayanan ketenagakerjaan yang sederhana, transparan dan akuntabel
Untuk mencapai hal tersebut Kementerian ketenagakerjaan telah menetapkan Arah kebijakan dan strategi pembangunan dan ketenagakerjaan yaitu :
1. Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja untuk memasuki pasar kerja
2. Peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja
3. Penciptaan hubungan industrial yang harmonis dan memperbaiki iklim ketenagakerjaan
4. Peningkatan perlindungan tenaga kerja, menciptakan rasa keadilan, dalam dunia usaha dan pengembangan sistem pengawasan ketenagakerjaan.
5. Memperkuat fungsi pendukung (manajemen pengawasn internal serta perencanan dan pengembangan)
Berdasarkan hal tersbut, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang mengidentifikasi permasalahan pelyanan, faktor penghambat dan faktor pendorong terhadap pencapaian sasaran jangka menengah kementerian tersebut.
Tabel 3.6
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang
50 Telaah Renstra Kementerian Ketenagakerjaan RI
No Sasaran Strategis Kementerian Ketenagakerjaan RI
Permasalahan Faktor Penghambat
Faktor Pendorong
1
2
3
4
5
6
7
Meningkatkan
kesempatan kerja masyarakat indonesia.
Peningkatan pembangunan
Ketenagakerjaan di propinsi
Peningkatan
kompetensi dan produktivitas tenga kerja.
Peningkatan kualitas penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja
Penciptaan hubungan industrial yang
harmonis dan
memperbaiki iklim ketenagakerjaan.
Peningkatan
Kepatuhan terhadap ketentuan
perundangan di Bidang ketenagakerjaan Peningkatan kapasitas dan kualitas organisasi
1. Belum terintegrasiny a sistem pelayanan informasi kesempatan kerja/lowonga n kerja dan kerjasama penempatan tenaga kerja.
2. Program pelatihan dan Sarana prasarana pelatihan belum sesuai dengan kebutuhan industri.
3. Belum optimalnya pelaksanan perluasan kesempatan kerja dan pemberdayaan tenaga kerja 4. Banyaknya
kasus perselisihan hubugan industrial dan Rendahnya pelaksanaan perlindungan jaminan sosial tenaga kerja dan
kesejahteraan pekerja 5. Belum
terwujudnya reformasi birokrasi di Organisasi Perangkat Daerah baik dalam aspek kelembagaan maupun SDM
1. Belum optimalnya penyebarluas an bursa kerja ke pencari kerja.
2. Belum adanya kerjasama penempatan peserta pelatihan.
3. Beralihnya Fungsi pengawasan ketenagakerj aan yang menjadi kewengangan Propinsi sehingga menyulitkan penegakkan hukum ketenagakerj aan, 4. Kurangnya
pembinaan hubungan industrial dikarenakan tidak seimbangnya jumlah tenaga teknis hubungan industrial dengan jumlah perusahaan yang ada.
5. Terbatasnya funsional instruktur, pengantar kerja dan mediator hubungan induatrial yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangya,
1. Sebagai daerah industri dan tujuan investasi dapat membuka
kesempatan kerja dan meningkatkan
penyerapan tenaga kerja
2. Kesadaran perusahan untuk meningkatkan perlindungan jaminan sosial tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja
3. Penguatan kelembagaan ketenagakerjaan untuk meminimlisir kasus-kasus
ketenagakerjaan.
4. Semakin tingginya tuntutan
masayarakat
terhadap pelayanan ketenagakerjaan
3.3.2 Telahan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Banten
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang
51 Tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Banten yang tertuang dalam Renstra 2017 – 2022. Dapat di lihat dalam tabel 3.1
Tabel 3.7
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Banten
N O
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4 5
1.
1
Terwujudnya kelembagaan pemerintahan daerah yang berakhlakul kariman dengan efektif, efisien,transpar an,
akuntabel, dan sumber daya aparatur berintegritas, berkompetensi serta melayani masyarkat
1.1 .1
Tercapainya Penyelenggaraan Pemerintahan yang Akuntabel, Efektif, dan efisien
1.1 Meningkatkan pelayanan publik yang dilakukan setiap perangkat daerah yang melayani langsung kepada masyarakat
1.1 Melakukan
standarisasi bisnis proses
pada setiap perangkat daerah dan
mendetailkannya pada standar
operasional dan prosedur (sop) pelayanan , serta meminta respon
angket langsung untuk menuju
pelayanan prima
5.
1 Meningkatnya perekonomian banten melalui pengembangan SDM untuk penurunan angka
pengangguran dan
kemiskinan
5.1
.1 Tersedianya Lapangan Kerja bagi
Masyarakat
5.1 Memperluas kesempatan dan
penyediaan lapangan kerja
5.1 Penurunan tingkat pengangguran terbuka dengan
meningkatkan layanan pencari kerja melalui pelatihan,
pemagangan, kelembagaan dan akreditasi serta pembinaan produktivitas Meningkatkan
Perlindungan dan
pengawasan tenaga kerja
Peningkatan perlindungan dan pengawasan tenaga kerja, termasuk norma kerja, serta norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), untuk
meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja, dan menciptakan hubungan
industrial yang kondusif
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang
52
Meningkatkan jaminan ketenagakerja an
memperluas Cakupan BPJS
ketenagakerjaan pada Pekerja sektor
formal dan informal
Berdasarkan tabel tersebut, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang mengidentifikasi permasalahan pelyanan, faktor penghambat dan faktor pendorong terhadap pencapaian sasaran jangka menengah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Banten yaitu.
Tabel 3.8
Telaah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Banten
No Sasaran Strategis Dina Tenaga Kerja
Propinsi Banten
Permasalahan Faktor Penghambat
Faktor Pendorong
1
2
Tercapainya Penyelenggaraan Pemerintahan yang Akuntabel, Efektif, dan Efisien
Tersedianya Lapangan Kerja bagi
Masyarakat
1. Belum
terintegrasinya pelaksanaan program dan kegitan dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang.
2. Belum optimalnya kerjasama Pelaksanaan pelatihan dengan kebutuhan industri 3. Belum
optimalnya penyebarluasn informasi bursa kerja dan penempatan tenaga kerja 4. Belum
optimalnya penggunaan sarana hubungan industrial dan fasilitas
kesejahteraan pekerja
5. Hilangya Fungsi pengawasan
1. Belum optimalnya kerjasama dalam penganan
permasalahan isu-isu
ketenagakerjaan 2. Belum
dilaksanakannya analisa
kebutuhan pelatihan dengan dunia industri 3. Belum
optimalnya penyebarluasan bursa kerja ke pencari kerja.
4. Kurangnya pembinaan hubungan industrial dikarenakan tidak seimbangnya jumlah tenaga teknis hubungan industrial dengan jumlah
perusahaan yang ada.
5. Lemahnya
koordinasi dalam penanganan perselisihan
1. Adanya dukungan dari stakeholder dalam menangani permasalahan isu- isu
ketenagakerjaan 2. Sebagai daerah
industri dan tujuan investasi banyaknya
perusahaan yang membutuhkan tebaga kerja yang terlatih
3. Banyaknya
perusahaan di Kabupaten
Tangerang dapat membuka
kesempatan kerja dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja
4. Banyak
perusahaan telah memiliki sarana hubungan
indstrial dan fasilitas
kesejahteraan pekerja.
5. Kesadaran
perusahan untuk meningkatkan perlindungan jaminan sosial
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang
53
ketenagakerjaan yang menjadi kewengangan Propinsi sehingga menyulitkan penegakkan hukum
ketenagakerjaan,
hubungan
industrial dan mogok kerja
tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja
Renstra Kementerian Ketenagakerjaan 2015 -2019 dan Renstra Dinas Tenaga Kerja Propinsi Banten 2017 - 2022 mempunyai tujuan, sasaran strategi dan kebijakan pembangunan ketenagakerjaan agenda yang sama yaitu fokus pada penanganan masalah :
1. Peningkatan keahlian dan kompetensi tenaga kerja dalam rangka memenuhi pasar kerja
2. Penyerapan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja dalam rangka mengurangi angka pengagguran.
3. Peningkatan dan penciptaan hubungan industrial yang harmonis antara pelaku usaha
4. Perlindungan Jaminan sosial tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja Berdasarkan hal tersebut Dinas Tenaga Kerja mengimplementasikan program dan kegiatan dalam Renstra dengan sasaran Menurunkan pengangguran melalui berbagai strategi dan kebijakan dalam rangka meningkatkan daya saing tenaga kerja, meningkatkan kesempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja, meningkatka hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja
3.4. TELAHAAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Dalam rangka pengembangan wilayah perlu dilakukan penataan ruang dalam rangka mensinkronisasikan dan menyelaraskan pembangunan berbagai sektor dan wilayah untuk menentukan struktur ruang, pola ruang dan simpul kegiatan utama. Pemanfaatan ruang diarahkan untuk mendorong implementasi pengembangan kawasan yang dapat di gunakan untuk menentukan pembangunan kawasan-kawasan strategis sesuai
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang
54 dengan RTRW yang telah di tetapkan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah. Maka pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Tangerang harus sesuai dengan rencana tata ruang agar dalam pemanfaatan ruang tidak bertentangan dengan substansi RTRW yang disepakati serta di sesuaikan pada karakteristik dan daya dukungnya.
Program pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang menunjukka hasil positif di berbagai segi kehidupan masayarakat, meskipun begitu terdapat isu-isu lingkungan yang menjadi perhatian bersama untuk dapat di atasi secara optimal. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) di sebutkan bahwa instrumen kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) wajib dilaksanakan untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program (KRP).
Tabel 3.9
Telaah RTRW pada RPJMD
No Kebijakan
RTRW/KLHS Permasalahan Faktor
Penghambat Faktor Pendorong
I RTRW I.1
I.2
Pola ruanga dan struktur ruang : Pengembangan Kawasan
budidaya untuk kawasan
industri, Program indikatif : Pengembangan kawasan Perindustrian
1. Belum terjalinnya kerjasama antara Perangkat Daerah terkait dalam
pengembanga n wilayah industri.
2. Kualitas angakatan kerja yang belum sesuai dengan
kebutuhan industri 3. Belum
otimalnya
1. Belum adanya database yang terintegrasi dalam rangka pengembanga n kawasan industri, 2. Belum
dilakukannya kerjsama antara Perangkat Daerah dan asosiasi
industri untuk menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan pengembanga
1. Semakin meningkatnya lulusan jenjang pendidikan
angkatan kerja 2. Telah tersedianya
BLK sebagai sarana peningktan kompetensi
angkatan kerja 3. Sebagai kawasan
penyangga ibukota berdampak pada pertumbuhan ekonomi 4. Semakin
berkembangnya tekhnologi
informasi yang
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang
55
pelatihan kerja sesuai dengan pengembanga n wilayah industri dan pariwisata
n kawasan wilayah
industri.
3. Belum
dilkasanakann ya sertifikasi kompetensi dan kerjasama pemagangnga
n dalam
rangka peningkatan kompetensi tenaga kerja.
dapat
memudahkan masayrakat untuk mendapatkan informasi ketenagakerjaan
II KLHS
Permasalahan : Penanganan kemiskinan dan pengangguran Isu strategis:
1. Kesempatan Kerja
2. Jumlah Penganggura
n kaum
muda/
terdidik
1. Bertambahnya angakatan kerja 2. Terbatasnya
informasi kesempatan kerja.
3. Tidak sesuainya kualifikasi dan kompetensi angkatan kerja dengan kebutuhan pasar kerja (link and match)
4.
1. Kualitas/
kompetensi angkatan kerja yang masih rendah
2. Masih rendahnya Kesadaran perusahaan dalam memberikan informasi kesempatan kerja yang tersedia .
3. Rendahnya minat pencari kerja untuk berwirausaha
1. Mengoptimalkan fungsi BLK dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja
2. Sebagai daerah industri dan tujuan investasi dapat membuka
kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja
3. Potensi Sumber daya wilayah di Kabupaten
tangerang yang dapat menciptakan penciptaan
lapangan kerja dan peluang
kesempatan kerja melalui
kewirausahaan.
Skenario:
1. Tujuan : Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan , kesempatan kerja yang produktif dan
1. Belum
disusunya FS tentang
pengembangan BLK Wilayah.
2. Pelaksanaan pelatihan di BLK yang berlokasi di Kecamatan
1. Dinas Tenaga Kerja baru memiliki 1 (satu) BLK di Kecamatan Jayanti Kabupaten Tanegrang.
2. Untuk
melakasanaka
1. Sebagai daerah industri yang sebarannya di seluruh wilayah Kabuapten
Tangerang perlu adanyanya
pengembangan BLK wilayah dalam rangka
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang
56
menyeluruh serta
pekerjaan yang layak untuk
semuanya 2. Target :
Menggalakka n kebijakan yang
mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak, kewirausahaa n, kreativitas dan inovasi, dan
mendorong formalisasi dan
pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menegah termasuk akses jasa keuangan, Rekomendasi : 1. Pembangunan
Balai Latihan Kerja
2. Program Pelatihan SDM
Jayanti belum dapat
menjangkau seluruh masayarakat Kabupaten Tangerang 3. Belum
dilaksankanny
a Mou
kerjasama penempatan pelathan dengan perusahaan
n pelatihan di masayarakat Dinas Tenaga Kerja belum memiliki sarana mobile training unit (MTU)
3. Kesadaran perusahaan dalam
melaksanakan wajib lapor lowongan yang masih rendah
memenuhi
kebutuhan tenaga kerja yang terampil.
2. Besarnya
angkatan kerja yang belum memiliki
kompetensi
sehingga perlu didorong untuk mengikuti
pelatihan.
3. Sebagai daerah industri dan tujuan investasi banyak
perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan terampil yang di butuhkan perusahaan sehingga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
3.4 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Dalam menentukan isu strategis Renstra Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang menggunakan metode analisis SWOT, Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan yang digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness) yang berasal dari dalam organisasi (ranah internal), serta peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang berasal dari luar organisasi (ranah eksternal).
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang
57 Analisis SWOT menjadi sangat penting dalam perencanaan strategis dikarenakan analisis ini dapat melakukan evaluasi secara lebih tajam dan lebih terarah mengenai existing condition yang terjadi pada instansi ini.
Setidaknya setelah dilakukan analisis tersebut, para pembuat kebijakan di Dinas ini dapat mengetahui gambaran permasalahan yang sedang dihadapi agar selanjutnya dapat dilakukan penanganan terhadap masalah tersebut secara sistematis.
Dalam menentukan metode SWOT mengacu pada identifikasi masalah- masalah pembangunan urusan ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Kabupaten Tangerang dan juga merujuk pada identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Tenaga Kerja, telaah atas visi, misi dan program daerah, telaahan Renstra K/L dan Renstra dan telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis.
Hal utama yang ditekankan adalah bahwa dalam sebuah proses perencanaan tersebut, suatu organisasi membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi. Dengan analisa SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral, kelemahan utama dan kelemahan tambahan berdasarkan analisa lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan. Dari analisa tersebut dapat dihasilkan gambaran potensi dari suatu organisasi untuk bisa maju dan berkembang di masa mendatang, analisis SWOT Dinas Tenaga Kerja antara lain: