• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Kognitif Perspektif David Ausubel

Dalam dokumen PDF repository.metrouniv.ac.id (Halaman 37-40)

David Ausubel adalah orang yang satu-satunya mengkritik discovery learning. Ausubel mempersoalkan bahwa siswa-siswa tidak selalu tahu apa yang penting atau relevan, dan banyak siswa membutuhkan motivasi eksternal dalam melakukan tugas-tugas kognitif yang diperlukan untuk belajar apa yang diajarkan di sekolah. Menurut ausubel, faktor yang paling penting dalam memengaruhi belajar adalah apa yang diketahui siswa.

Ausubel menyampaikan satu alternatif model pengajaran yang disebut reception learning. Ahli-ahli teori reception learning menyarankan agar guru menyusun situasi belajar, memilih materi-materi yang tepat untuk siswa dan kemudian menyampaikannya dalam bentuk pengajaran yang terorganisasi dengan baik, mulai dari yang umum ke hal-hal yang lebih terperinci. Inti dari pendekatan Ausubel adalah apa yang disebut expository teaching, yaitu pengajaran yang sistematis dengan penyampaian informasi yang bermakna.

Walaupun peranan guru sangat berbeda dalam discovery learning dan reception learning, dua pendekatan ini mempunyai beberapa pokok atau motif-motif yang sama. Pertama, keduanya menganjurkan siswa agar aktif terlibat dalam proses belajar. Kedua, mereka menekankan cara membawa pengetahuan siswa yang telah ada sebelumnya untuk digabungkan dengan pelajaran baru. Ketiga, keduanya mengasumsikan bahwa pengetahuan, suatu ketika secara perlahan-lahan dan terus- menerus akan berubah “di dalam” pikiran siswa.

Expository teaching berisi 3 prinsip tahap penyampaian pelajaran, yang disimpulkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Komponen Penting dalam Model Pengajaran Ekspositori Ausubel

Fase Pertama Fase Kedua Fase Ketiga

- Penyampaian Advance Organizer

- Menjelaskan tujuan pelajaran

- Menyampaikan organizer

- Mengidentifikasi definisi ciri-ciri tertentu - Memberikan contoh - Memberikan konteks - Mengulang - Segera menyadari

pengetahuan dan pengalaman siswa

- Penyampaian tugas- tugas belajar atau materi pelajaran - Membuat organisasi

yang eksplisit - Membuat materi

pelajaran secara logis dan eksplisit - Menuntut perhatian - Menyampaikan materi

- Memperkuat Cognitive Organization

- Mempromosikan secara aktif reception Learning

- Memperluas materi pelajaran - Menghubungkan informasi

baru ke advance organizer.

Keterangan:

Fase pertama: Presentation of Advance organizer. Pengatur awal mengarahkan para siswa pada materi yang akan mereka pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan dan dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru.

The advance organizer berhubungan dengan ide-ide yang disampaikan dalam suatu pelajaran untuk memberi informasi kepada siswa yang telah siap dalam pikiran mereka, dan memberikan skema organisasi yang luas dalam bentuk informasi yang lebih khusus. Keterangan lebih lanjut tentang pengatur awal (advance organizer). Belajar yang berarti bahwa pada umumnya terjadi ketika ada potensi yang cocok antara schemata (organisasi mental yang memungkinkan adanya penyesuaian diri tertentu kepada lingkungan), siswa, dan materi yang dipelajari.

Untuk membuatnya lebih cocok, suatu pelajaran yang mengikuti strategi Ausubel selalu dimulai dengan suatu Advance organizer (pengorganisasian awal), yaitu suatu pernyataan dengan memperkenalkan konsep tingkat tinggi yang cukup luas untuk mencakup informasi yang akan mengikuti.

Advance organizer dapat mengambil tiga bentuk berbeda, yaitu definisi dari suatu konsep, generalisasi atau analogi yang dibandingkan, dengan materi baru dengan beberapa contoh yang dikenal baik.

Definisi dan generalisasi bentuk organizer baru tepat, jika materi yang dipelajari tidak dikenal dan siswa harus mempunyai “ide yang dapat dijangkar” untuk menemukan informasi baru yang masuk akal. Organizer- organizer ini memberikan kunci ide abstrak, sehingga siswa mempunyai konsep kerangka kerja atau dasar untuk menginterpretasi materi baru.

Fase kedua: Presentation of Learning Task or Material. Dalam bagian kedua dari suatu pelajaran dengan materi baru yang disampaikan dengan memberikan ceramah, diskusi film, atau memberikan tugas kepada siswa. Ausubel menekankan kebutuhan untuk mempertahankan perhatian siswa sama baiknya dengan kebutuhan dalam mengorganisasi materi pelajaran secara jelas untuk berhubungan dengan susunan yang telah direncanakan dalam advance organizer. Dia menyarankan suatu proses yang disebut progressive differentation, di mana suatu kemajuan langkah demi langkah dari konsep umum ke konsep khusus.

Fase Ketiga: Strenghthening Cognitive Organization. Fase ketiga dari pelajaran Ausubel menyarankan, guru sebaiknya mencoba untuk menggabungkan informasi baru kedalam susunan pelajaran yang sudah

direncanakan untuk pelajaran permulaan dengan mengingatkan siswa bagaimana setiap rincian khusus yang berhubungan dengan gambar yang besar. Siswa juga ditanya untuk melihat, apakah mereka telah mengerti pelajaran yang disampaikan guru dan dapat menghubungkan pelajaran tersebut dengan pengetahuan mereka yang telah ada sebelumnya, serta menghubungkannya dengan organisasi yang ada di advance organizer.

Akhirnya, siswa diberi kesempatan untuk melontarkan pertanyaan- pertanyaan yang akan memperluas pengertian mereka melebihi isi pelajaran yang disampaikan guru.

Berkaitan dengan penerapan expository dalam pengajaran, ada sejumlah hal-hal praktis yang berpusat pada pengajaran expository.

Contoh, semua informasi yang baru datang harus diintegrasikan ke dalam ilmu pengetahuan yang telah dipunyai siswa sebelumnya jika informasi ini penting.

Dibawah ini pedoman dalam menerapkan Ide-ide David Ausubel di dalam kelas, yaitu:

a. Gunakan advanced organizer Contoh:

- Berikan daftar definisi dari istilah yang paling penting yang akan kita gunakan dalam pelajaran.

- Jelaskan secara singkat konsep penting yang akan kita diskusi- kan dalam kelas.

b. Gunakan sejumlah contoh Contoh:

- Dalam kelas matematika, tanyakan pada siswa untuk memberikan contoh sebuah segitiga yang benar yang dapat mereka temukan disekeliling kelas.

- Dalam kelas ilmu pengetahuan, edarkan gambar yang menunjukkan sejumlah contoh binatang atau tanaman yang akan didiskusikan.

c. Fokuskan pada persamaan dan perbedaan Contoh:

- Dalam kelas sejarah, tanyakan kepada siswa perbedaan dan persamaan antara negara Utara dan Selatan sebelum Perang Dunia II.

- Dalam kelas biologi, tanyakan kepada siswa untuk mengatakan apa yang membuat perbedaan, sehingga laba-laba dimasukkan dalam kategori serangga.

d. Sampaikan materi dalam suatu cara yang terorganisasi Contoh:

- Gunakan diagram sederhana sewaktu-sewaktu jika me- mungkinkan.

- Mulailah pelajaran dengan suatu tinjauan lebih dahulu.

Kemudian, berilah kesimpulan pada setiap bagian hal-hal yang penting dan akhiri dengan kesimpulan umum.

e. Berikan motivasi belajar materi yang dapat dipelajari dengan lebih berarti

Contoh:

- Ketika siswa memberikan jawaban dari buku, tanyakan kepada mereka untuk menjawab dengan kata-katanya sendiri atau memberikan contoh.

- Meliputi kegiatan yang dapat memberikan kesempatan pada siswa dalam menjelaskan ide satu sama lain.19

Dengan demikian, Ausubel berpendapat bahwa tugas guru adalah mempresentasikan pembelajaran baru sedemikian rupa, sehingga siswa dapat mengaitkannya dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Hal demikian, tentu saja dengan mempertimbangkan perkembangan siswa dan kompleksitas baru yang siswa tersebut pelajari.

Dalam dokumen PDF repository.metrouniv.ac.id (Halaman 37-40)

Dokumen terkait