Salah satu faktor yang mempengaruhi ergonomi adalah postur dan sikap tubuh pada saat melakukan aktivitas tersebut. Hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan karena hasil produksi sangat dipengaruhi oleh apa yang dilakukan pekerja.
Postur kerja merupakan titik penentu dalam menganalisa keefektifan dari suatu pekerjaan. Apabila postur kerja yang dilakukan oleh operator sudah baik dan ergonomis maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh oleh operator tersebut akan baik. Akan tetapi bila postur kerja operator tersebut tidak ergonomis maka operator tersebut akan mudah kelelahan. Apabila operator mudah mengalami kelelahan maka hasil pekerjaan yang dilakukan operator tersebut juga akan mengalami penurunan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan (Susihono, 2012). Postur kerja adalah posisi tubuh yang diambil oleh pekerja saat melakukan aktivitas kerja.
Postur kerja yang buruk dapat menyebabkan keluhan sistem musculoskeletal pada pekerja, seperti sakit punggung, leher, bahu, dan lain-lain.
Postur kerja yang salah yang dilakukan dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan beberapa gangguan-gangguan otot (Musculoskeletal) dan gangguan-gangguan lainnya sehingga dapat mengakibatkan jalannya proses produksi tidak optimal. Musculoskeletal adalah risiko kerja mengenai gangguan otot yang disebabkan oleh kesalahan postur kerja dalam melakukan suatu aktivitas kerja. Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.
Postur kerja yang efektif adalah postur kerja yang ergonomis dan sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja. Postur kerja yang baik dapat meningkatkan efektivitas pekerjaan dan mengurangi risiko cidera pada bagian tubuh tertentu. Untuk mencapai postur kerja yang efektif, pekerja harus melakukan pergerakan tubuh yang alami dan sesuai dengan desain area kerja dan peralatan yang digunakan. Postur kerja yang baik sangat ditentukan oleh pergerakan organ tubuh saat bekerja. Pergerakan organ tubuh tersebut meliputi (Tayyari, 1997):
1. Flexion, yaitu gerakan dimana sudut antara dua tulang terjadi pengurangan.
(Sumber : backyardbrains.com)
2. Extension, yaitu gerakan merentangkan (stretching) dimana terjadi peningkatan sudut antara dua tulang.
(Sumber : backyardbrains.com)
3. Abduction, yaitu pergerakan menyamping menjauhi dari sumbu tengah (the median plane) tubuh.
(Sumber : pinterest.ca)
4. Adduction, yaitu pergerakan ke arah sumbu tengah tubuh (the median plane).
(Sumber : pinterest.ca)
5. Rotation, yaitu pergerakan perputaran bagian atas lengan atau kaki depan.
(Sumber : pinterest.ca)
6. Pronation, yaitu perputaran bagian tengah (menuju ke dalam) dari anggota tubuh.
(Sumber : pinterest.ca)
7. Supination, yaitu perputaran ke arah samping (menuju ke luar) dari anggota tubuh.
(Sumber : pinterest.ca)
2. Pengukuran Metode Recommended Weight Limit (RWL)
Metode Recommended Weight Limit (RWL) adalah metode yang merekomendasikan batas beban yang diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitif dan dalam jangka waktu yang lama.
Sebuah lembaga riset yang menangani aspek kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika Serikat, NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health), pada tahun 1991 mengeluarkan sebuah panduan mengenai batas maksimum beban yang boleh diangkat oleh pekerja untuk berbagai kondisi pengangkatan (Waters dkk., 1993). Penetapan batas beban tersebut didasari oleh hasil-hasil penelitian yang menggabungkan pendekatan biomekanika, fisiologi, dan psikofisik. Batas pengangkatan tersebut dikenal dengan RWL (Recommended Weighted Limit) (Iridiastadi dan Yassierli (2016, h. 88).
Terdapat enam faktor yang menentukan besaran RWL, yakni empat faktor yang dipengaruhi sikap saat pengangkatan, satu faktor berkaitan dengan frekuensi pengangkatan, dan satu faktor lagi berkaitan dengan kondisi pegangan benda yang diangkat. Enam faktor tersebut disebut sebagai faktor pengali yang menentukan RWL dengan rumus persamaan berikut :
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM Keterangan :
RWL : Batas beban yang direkomendasikan
LC : Load Costant (Konstanta pembebanan = 23 kg)
HM : Horizontal Multiplier (Faktor pengali horizontal = 25/H )
VM : Vertikal Multiplier (Faktor pengali vertikal = 1 - 0,00326 x |V β 75|) DM : Distance Multiplier (Faktor pengali perpindahan = 0,82 + (4,5/D))
AM : Asymmetric Multiplier (Faktor pengali asimetrik = 1 β 0.0032 x A) FM : Frequency Multiplier (Faktor pengali frekuensi, menggunakan table)
(Sumber : yoza-civiway.blogspot.com) Gambar 3. 1 Tabel Frekuensi Multiplier
CM : Coupling Multiplier (Faktor pengali pegangan, menggunakan table)
(Sumber : yoza-civiway.blogspot.com) Gambar 3. 2 Tabel Coupling Multiplier Dimana:
H : Jarak horizontal posisi tangan yang memegang beban dengan titik pusat tubuh.
V : Jarak vertikal posisi tangan yang memegang beban terhadap lantai.
D : Jarak perpindahan beban secara total antara tempat asal sampai tujuan.
A : Sudut simetri putaran yang dibentuk antara tangan dan kaki.
Lifting Index (LI) adalah perbandingan antara batas beban yang direkomendasikan untuk diangkat terhadap beban yang seharusnya diangkat (Iridiastadi dan Yassierli (2016, h. 93). Berikut merupakan rumus LI:
LI = π³
πΉπΎπ³ Dimana:
L = Berat beban
Rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut.
Jika LI β€ 1, maka pekerjaan tersebut aman.
Jika 1 < LI β€ 3, maka pekerjaan tersebut mungkin beresiko.
Jika LI β₯ 3, maka pekerjaan tersebut beresiko.
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM
Dalam pengambilan data praktikum tentang postur kerja dengan menggunakan metode Recommended Weight Limit (RWL), dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut.
1. Objek manusia yang melakukan aktivitas kerja.
2. Kamera / handphone.
3. Lembar data.
4. Alat tulis.
5. Alat ukur (meteran).
6. Balok (2 Kg).
7. Stopwatch.
Dan berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan praktikum tentang penilaian postur kerja pada manusia dalam melakukan aktivitas :
1. Mengobservasi aktivitas kerja yang dilakukan manusia.
2. Mengambil gambar saat manusia melakukan aktivitas kerja dengan gerakan yang berbeda (Posisi awal dan posisi tujuan).
(Sumber : Dokumen pribadi kelompok) Gambar 3. 3 : Posisi awal
(Sumber : Dokumen pribadi kelompok) Gambar 3. 4 Posisi tujuan
3. Mengamati postur kerja dari aktivitas kerja tersebut.
4. Mencari / mengukur H1, H2, V1, V2, D, A1, A2, dan berat pada aktivitas kerja menggunakan alat ukur.
5. Catat hasil pengukuran dari penelitian pada lembar data pengamatan menggunakan alat tulis.
6. Menganalisa dari hasil pengukuran postur kerja pada aktivitas kerja tersebut termasuk dalam kategori aman untuk dilakukan atau tidak pada lembar kerja.
D. LEMBAR KERJA
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten Kode Pos 15417 Email: [email protected]
LEMBAR PRAKTIKUM
DIKETAHUI NILAI
H1 37 cm
H2 42 cm
V1 43 cm
V2 72 cm
D V2 β V1 = 72 β 43 = 29 cm
A1 0Β°
A2 135Β°
Volume S = 21, V = π 3 = 213 = 9.261 ππ3 V = 565,141 Inch
Berat 2 Kg
Frekuensi 155 kali
Waktu 90 menit
Jawab:
LC = 23 Kg HM = 25
π»1 = 25
37 = 0,67 cm HM = 25
π»2 = 25
37 = 0,67cm
VM = 1 β 0,00326 x | π1 β 75 | = 1 β 0,00326 x | 43 β 75 |
= 1 β 0,00326 x 32
= 1 β 0,05 = 0,89 cm
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten Kode Pos 15417 Email: [email protected]
LEMBAR PRAKTIKUM VM = 1 β 0,00326 x | π2 β 75 |
= 1 β 0,00326 x | 72 β 75 | = 1 β 0,00326 x -3
= 1 β 0,07 = 1,00 cm DM = 0,82 + ( 4,5
π· ) = 0,82 + ( 4,5
29 )
= 0,82 + 0, 155 = 0,975 cm AM = 1 β 0,0032 x A
= 1 β 0,0032 x 0 = 1 β 0 = 1
AM = 1 β 0,0032 x A2 = 1 β 0,0032 x 270 = 1 β 0,86 = 0,14 FM = πΉ
π = 115
90 = 1,2 = 3 0,79
RWL1 = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM = 23 x 0,67 x 0,89 x 9,975 x 1 x 0 x 1
= 0
RWL2 = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,59 x 0,99 x 0,975 x 0,568 x 5,344
= 39,75 LI1 = πΏ
π ππΏ1 = 39,75
10 = 3,975 LI2 = πΏ
π ππΏ2 = 7,5
15,1 = 0,49
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten Kode Pos 15417 Email: [email protected]
LEMBAR PRAKTIKUM Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapatkan nilai Lifting Indeks (awal) sebesar 0,05 (<1), hal ini dikategorikan pekerjaan aman dan nilai Lifting Indeks (akhir) sebesar 0,49 (<1), hal ini juga dikategorikan pekerjaan aman.
E. REFERENSI
Muchlisin, R. (2014, 13 Juni). Postur Kerja, Ergonomi, Musculoskeletal dan Kelelahan Pekerja. Diambil kembali dari kajianpustaka.com.
https://www.kajianpustaka.com/2014/06/postur-kerja-ergonomi-
musculoskeletal.html#:~:text=Postur%20kerja%20merupakan%20titik%20pe nentu%20dalam%20menganalisa%20keefektifan,tidak%20ergonomis%20ma ka%20operator%20tersebut%20akan%20mudah%20kelelahan.
Chad, S. (2018, 30 Agustus). Face Melting Delts: Ultimate Shoulder Workout Guide. Diambil kembali dari spotmebro.com.
https://spotmebro.com/workout/shoulder-workout-deltoids/.
Parihar, D. (2023). Auxiliary Movements. Diambil kembali dari sportzyogi.com.
https://www.sportzyogi.com/auxiliary-movements/.
Garda, B. (2012, April). RWL (Recommended Weight Limit). Diambil kembali dari yoza-civiway.blogspot.com. https://yoza-civiway.blogspot.com/2012/04/.
Megna, D. A., Ir. Eri, A., MM, Ir. Yanti, S. R., MT. (2018). Pengukuran Risiko Kerja Menggunakan Recommended Weighted Limit (RWL). Vol. 4, No. 2.
Bandung : Teknik Industri - Unisba.
Nuril, F., Deny, A. (2023, 2 Juni). Risk Analysis of Musculoskeletal Disorders Using RWL And LI Methods. Vol. 20, No. 2. Gresik : Teknik Industri β UMG.
Muhammad, I. H., Lailatul, S. T. (2016). Analisa Potensi Bahaya dan Upaya Pengendalian Kecelakaan Kerja Pada Proses Penambangan Batu Adesit di PT. Dempo Bangun Mitra. Vol. 2, No. 2, Pekanbaru : Teknik Industri β UIN Riau.
37
PERTEMUAN 4