BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C. Tinjauan Konseptual
25
Yaitu metode yang dilakukan hakim ketika menghadapi berbagai macam persoalan kedisiplinan ilmu hukum baik itu hukum perdata, hukum pidana.
Dalam penafsiran hukum hakim bersumber kepada asas ilmu hukum.
m. Interpretasi Multidisipliner
Untuk menangani suatu perkara hakim pada metode interpretasi multidisiplinersetiap dalam suatu perkara harus mempertimbangkan sesuai dengan kajian ilmu hukum bahwa hakim untuk menafsirkan sautu ilmu hukum, berhak mendatangkan pakar ilmu sesuai dengan kemampuan keilmuan yang dimiliki tergantung kasus yang dihadpai oleh hakim.
26
(fiqih) dan (jināyah). Fiqih menurut bahasa (etimologi) berasal dari lafal fagiha, yafqahu, fiqhan, yang berarti paham atau mengerti, sedangkan fiqih secara istilah (terminologi) adalah ilmu tentang hukum-hukum syara yang diambil dari dalil- dalil yang terperinci. Adapun pengertian jinayah menurut bahasa (etimologi) yaitu nama bagi hasil dari perbuatan seseorang yang buruk dan apa yang diusahakan. Sedangkan jināyah menurut istilah (terminologi) adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh syara baik perbuatan mengenai jiwa maupun harta dan lainnya.
Dapat kita ketahuhi bahwa, dari pengertian tersebut fiqih Jināyah secara khusus mengatur tingka laku manusia untuk mencega melakukan kejahatan dan apa bilah melakukan tidak kejahatan akan dikenakan sanksi hukuman berkenaan dengan apa yang telah ia perbuat. Dalam hukum pidana Islam sumber hukum yang menjadi rujukan dalam menentukan sumber hukum yaitu al-qur’an sebagai sumber hukum yang pertama, sumber hukum yang kedua yaitu sunnah atau hadist yang ditetapkan oleh Rasulullah Saw, dan sumber hukum ketiga yaitu ijma atau kesepakatan para ulama.
2. Sanksi Pidana
Sanksi pidana adalah suatu hukuman yang diberikan kepada sesorang yang melakukan tindak pidana pelanggaran hukum yang mengandung unsur sebab akibat, yang dimana sebabnya adalah kasusnya dan akibat adalah hukumanya, akibat dari perbuatan tersebut memperoleh sanksi hukuman berupa hukuman penjara maupun sanksi dari pihak yang berwenang. Sedangkan menurut Roslan
27
Saleh bependapat bahwa sanksi pidana yaitu reaksi atas delik yang berwujud nestapa yang secara sengaja dibuat negara kepada pembuat delik.26 Dimana perbutan pelaku diancamkan atas perbuatan yang telah ia perbuat yang memenuhi unsur syarat-syarat tertentu. Adapun sanksi pidana diatur dalam pasal 10 Kitab undang-undang RI hukum pidana (KUHP) terdiri dari pidana pokok yaitu pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan, pidana denda, pidana tutupan dan pidana tembahan yaitu berupa pencabutan hak-hak tertentu, perampasan baran-barang dan pengumuman atas putusan hakim.27 Dengan tujuan hukum pidana itu sendiri mecengah untuk melakukan tidak kejahatan yang dapat mengganggu kemaslahatan umat manusia, adapun jenis-jenis hukuman pidana pokok dan tambahan telah diatur pada pasal 10 KUHP sebagai berikut:
1. Hukuman Pidana Pokok a. Pidana mati
b. Pidana denda c. Pidana tutupan d. Pidana penjara e. Pidana kurungan 2. Pidana Tambahan
a. Hilangnya hak-hak
26 Adami Chazawi, “Pelajaran Hukum Pidana 1”, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2011), h.
81. 27 KUHP dan KUHAP, (Pustaka Buana), h.15.
28
b. Dakwaan hakim c. Penyitaan barang 3. Perjudian
Perjudian atau disebut juga judi merupakan salah satu tindak pidana dalam bentuk pelanggaran kesopanan maupun kesusilaan, judi dalam bahasa Arab mengandung beberapa pengertian, ada yang mengatakana al-maysir berasal dari kata yasara yang artinya keharusan. Keharusan disini bagi siapa yang kalah dalam permainan menyerahkan sesuatu yang telah dipertaruhkan kepada pihak pemenang. Ada juga yang berpendapat bahwa al-maysir berasal dari kata yusrun yang artinya mudah untuk mendapatkan rezeki tanpa susah payah. Dalam bahasa Arab maisir juga sebut sebagai qimar yang artinya taruhan atau perlombaan.
Dapat kita ketahuhi bahwa perjudian ini dilakukan dengan cara mempertahruhkan sejumlah nilai atau sesutu yang berharga untuk mendapat suatu keuntungan dengan kata lain adu nasib yang bersifat untung-untungan dengan harapan tertentu di dalam suatu permainan. Sebagian masyarakat awam memahami bahwa perjudian merupahan hal yang lumrah untuk dilakukan dan tidak perlu dipermasalahkan, tetapi di dalam undang-undang RI nomor 7 tahun 1974 mengatur tentang semua bentuk perjudian yang dikategorikan termasuk sebagai tindak kejahatan. Dan dipertegas oleh intruksi Presiden nomor 7 tahun 1981 tentang segalah bentuk perjudian dilarang di indonesia.28 Yang diatur di
28 Adon nasrullah Jamaluddin, “Dasar-Dasar Patologi Sosial, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), h. 161.
29
dalam KUHP pasal 303 dan 303 bis. Perjudian yang merupakan bentuk-bentuk penyakit masyarakat yang tergolong dalam patologi social, patologi sosial yaitu tingka laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, moral, pola kesederhanaan dan hukum formal. Adapun unsur-unsur yang memuat tentang perjudian yaitu adanya permainan/perlombanaan, ada taruhan dan bersifat keberuntungan.
4. Sabung Ayam
Perkembangan zaman sekarang ini sering kali kita mendapatkan di kalangan masyarakat melakukan perjudian dengan cara menggunakan media eltronik seperti bermain domino online, casino, permianan poker online, tetapi perkembangan zaman tersebut tidak merubah masyarakat masi kerap melakukan perjudian seperti halnya perjudian judi sabung ayam atau dalam bahasa bugis disebut “massaung manu” (adu ayam) sedangkan dalam masyarakat bali disebut
“tajen” (taji), dimana sabung ayam ini adalah permainan mengadu dua akor ayam jantan yang dimasukkan di dalam satu arena atau gelanggan sampai salah satu ayam kabur atau mati yang dinyatakan kalah, Permainan judi sabung ayam kerap dibarengi dengan unsur perjudian dengan mempertaruhkan sejumlah uang.
Setiap permainan judi sabung ayam ada peraturan yang harus disepakati sebelum melakukan perminan yakni melakukan taruhan uang sebagai hadiah yang dijanjikan bagi pemenang yang memenangkan perminanan dalam taruhan judi tersebut tidak hanya kepada kedua pemain saja akan tetapi pihak dari
30
penonton juga bisa ikut terlibat dalam taruhan tersebut dan dapat mendapatkan hasil dari permianan judi tersebut.
Permainan ini kerap dilakukan tanpa seizin dari pihak yang berwenang maka dari itu para pelaku judi sabung ayam kerap melakukan judi sabung ayam ditempat-tempat yang tersembunyi dan tidak mudah dilacak oleh pihak yang berwajib untuk menghindari penertiban perjudian.