• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tondowidjojo dan Purwaningsih (2007) melakukan penelitian untuk menguji manfaat perubahan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perubahan relatif rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan meliputi: (1) rasio capital terdiri dari: rasio modal sendiri terhadap total aktiva, rasio modal sendiri dikurangi aktiva tetap terhadap total pinjaman ditambah surat berharga, rasio modal sendiri terhadap total deposit, rasio modal sendiri terhadap total aktiva setelah dikurangi kas dan surat berharga, dan rasio modal sendiri terhadap total pinajaman ditambah surat berharga; (2) rasio assets terdiri dari: rasio pinjaman terhadap total aktiva, rasio aktiva produktif terhadap total aktiva, dan rasio kas ditambah bank dan surat berharga serta

Universitas Sumatera Utara

penempatan pada bank lain terhadap total aktiva; (3) rasio earnings terdiri dari:

rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi, rasio laba operasi terhadap pendapatan operasi, rasio pendapatan operasi terhadap total aktiva, dan rasio pendapatan bunga terhadap total aktiva; (d) rasio liquidity terdiri dari: rasio kas terhadap total deposit, rasio kas terhadap tabungan, dan rasio pinjaman terhadap total deposit. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba relatif dan laba yang digunakan adalah laba usaha. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 14 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ dengan menggunakan analisis stepwise regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan rasio keuangan mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba satu tahun ke depan, perubahan rasio keuangan mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba dua tahun ke depan, perubahan rasio keuangan mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba tiga tahun ke depan, dan perubahan rasio keuangan mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba empat tahun ke depan.

Efendi (2006) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif dan industri terkait yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio(CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba dan laba yang digunakan adalah laba bersih. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 18 perusahaan yang terdaftar di BEJ dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian

xlvii

menunjukkan secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial, hanya ROA, ROE, dan GPM yang berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan variabel lainnya yaitu CR, DR, TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Widiasih (2006) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan meliputi: (1) rasio ukuran kinerja terdiri dari: laba per saham (EPS), dan price earnings ratio (PER); (2) rasio ukuran efisiensi operasi terdiri dari HPP terhadap penjualan, penjualan terhadap aktiva tetap, dan margin laba kotor; (3) ukuran kebijakan keuangan terdiri dari rasio leverage. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba relatif dan laba yang digunakan adalah laba sebelum pajak. Penelitian dilakukan terhadap 76 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dengan menggunakan model analisis regeresi linear berganda. Hasil penelitian secara simultan, perubahan laba mempunyai hubungan dengan kelompok rasio ukuran kinerja (EPS dan PER), kelompok rasio ukuran efisiensi operasi (HPP/Persediaan, Penjualan/AT, dan GPM), dan kelompok rasio ukuran kebijakan keuangan (leverage), sedangkan secara parsial, hanya dua variabel independen yang berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen yaitu variabel GPM dan leverage. Variabel independen lainnya yaitu EPS, PER, perputaran persediaan, dan perputaran aktiva tetap tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba.

Universitas Sumatera Utara

Meythi (2005) melakukan penelitian untuk menentukan rasio keuangan yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio (CR), quick ratio (QR), debt ratio (DR), equity to total assets (ETA), equity to total liabilities (ETL), equity to fixed asset (EFA), profit margin (PM), return on assets (ROA), return on equity (ROE), inventory turnover (ITO), average collection period (ACP), fixed assets turnover (FAT), dan total assets turnover (TAT). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba (PL) dan laba yang digunakan adalah laba sebelum pajak. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor basic and chemical dengan menggunakan alat uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) atas rasio-rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk semua rasio keuangan yaitu, profit growth (PG), menunjukkan bahwa return on assets (ROA) yang paling baik memprediksi pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sektor basic and chemical.

Purnawati (2005) melakukan penelitian untuk menguji kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio (CR), gross profit margin (GPM), operating profit margin (OPM), net income to sales (NIS), return on equity (ROE), inventory turnover (ITO), total assets turnover (TATO), dan sales to current liabilities (SCL). Variabel dependen penelitian ini adalah perubahan laba relatif dan laba yang digunakan adalah laba bersih setelah pajak, tidak

termasuk extraordinary dan discontinued operation. Penelitian dilakukan terhadap 53 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian secara simultan, rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian mampu memprediksi laba satu tahun yang akan

xlix

datang, sedangkan secara parsial, rasio ITO, TATO, NIS, dan SCL dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.

Situmeang (2004) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh rasio keuangan dan tingkat inflasi terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan model regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan 5 rasio keuangan terbukti berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba yaitu: sales to total assets, quick assets to inventory, net profit margin, return on assets, dan return on equity, sedangkan perubahan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Secara simultan, perubahan rasio keuangan dan tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel yang

Digunakan

Metode

Analisis Hasil Penelitian Tondowidjojo

dan

Purwaningsih (2007)

Manfaat

Perubahan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba:

Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

Rasio capital, rasio assets, rasio

earnings, dan rasio liquidity

Analisis Stepwise Regression

Rasio keuangan berpengaruh

terhadap perubahan laba satu tahun, dua tahun, tiga tahun, dan empat tahun ke depan

Efendi (2006) Analisis

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Otomotif dan Industri Terkait

Current Ratio (CR), Debt Ratio (DR), Total Assets Turnover (TATO), Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE), dan Gross Profit

Analisis Regresi Linear Berganda

Secara simultan rasio keuangan berpengaruh

terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya ROA, ROE, dan GPM yang

Universitas Sumatera Utara

Nama Judul Variabel yang Digunakan

Metode

Analisis Hasil Penelitian Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Jakarta

Margin (GPM) berpengaruh

signifikan terhadap perubahan laba Widiasih

(2006)

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

Laba per saham (EPS), Price Earnings Ratio (PER), HPP/

Penjualan, Penjualan/Aktiva Tetap, Margin Laba Kotor (GPM), rasio leverage

Analisis Regresi Linear Berganda

Secara simultan rasio keuangan berpengaruh

terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya GPM dan rasio leverage yang berpengaruh

terhadap perubahan laba

Meythi (2005)

Rasio Keuangan Yang Paling Baik Untuk

Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Debt Ratio (DR), Equity to Total Assets (ETA), Equity to Ttotal Liabilities (ETL), Equity to Fixed Asset (EFA), Profit Margin (PM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Inventory Turnover (ITO), Average Collection Period (ACP), Fixed Assets Turnover (FAT), dan Total Assets Turnover (TAT).

Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Semua rasio keuangan yaitu, profit growth (PG), menunjukkan bahwa return on assets (ROA) yang paling baik

memprediksi pertumbuhan laba

Purnawati (2005)

Kemampuan Rasio Keuangan Dalam

Memprediksi Perubahan Laba

Current Ratio (CR), Gross Profit

Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Income to Sales (NIS), Return On Equity (ROE), Inventory Turnover

Regresi Linear Berganda

Secara simultan, rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian mampu

memprediksi laba satu tahun yang akan datang, sedangkan secara

li

Nama Judul Variabel yang

Digunakan

Metode

Analisis Hasil Penelitian Turnover (TATO),

dan Sales to Current Liabilities (SCL)

TATO), NIS, dan SCL dapat

digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang Situmeang

(2004)

Pengaruh

Perubahan Rasio Keuangan dan Tingkat Inflasi Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta

Sales to Total Assets, Quick Assets to Inventory, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity

Analisis Regresi Linear Berganda

Sales to Total Assets, Quick Assets to Inventory, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba Sumber: Data diolah penulis, 2010

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 35 perusahaan.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara purposive sampling. Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Beberapa kriteria sampel digunakan adalah sebagai berikut:

liii

1. perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 s/d 2008, 2. perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen

tersebut tidak didelisting pada tahun 2006 s/d 2008, dan

3. perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada tahun 2006 s/d 2008.

Perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria

Perusahaan Kriteria

1 2 3

PT Ades Waters Indonesia Tbk

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

PT Aqua Golden Mississippi Tbk

PT BAT Indonesia Tbk

PT Cahaya Kalbar Tbk

PT Davomas Abadi Tbk

PT Delta Djakarta Tbk

PT Darya Varia Laboratoria Tbk

PT Gudang Garam Tbk

PT HM Sampoerna Tbk

PT Indofarma Tbk

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

PT Kimia Farma Tbk

PT Kedawung Setia Industrial Tbk

PT Kedaung Indah Can Tbk

PT Kalbe Farma Tbk

PT Langgeng Makmur Plastic I

PT Merck Tbk

PT Multi Bintang Indonesia Tbk

PT Mustika Ratu Tbk

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan Kriteria

1 2 3

PT Mayora Indah Tbk

PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk X

PT Prasidha Aneka Niaga Tbk

PT Pyridam Farma Tbk

PT Bentoel International Investama Tbk

PT Schering Plough Indonesia Tbk

PT Sekar Bumi Tbk X

PT Sekar Laut Tbk

PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk

PT Siantar Top Tbk

PT Suba Indah Tbk

PT Mandom Indonesia Tbk

PT Tempo Scan Pacific Tbk

PT Ultra Jaya Milk Tbk

PT Unilever Indonesia Tbk

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen yang memenuhi ketiga kriteria tersebut ada sebanyak 33 perusahaan. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 33 perusahaan.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2003 : 124).

Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 s/d 2008. Data ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita

lv

butuhkan (Bungin, 2005 : 122). Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2010 dan Bursa Efek Indonesia.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

1. Variabel bebas

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on assets, return on equity, dan gross profit margin.

a. Current ratio

Current ratio (CR)/ X1 adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang tersedia.

CR =

Lancar Kewajiban

Lancar Aktiva

b. Debt ratio

Debt ratio (DR)/ X2 adalah rasio untuk mengukur jumlah aktiva yang dibiayai oleh utang.

DR =

Aktiva Total

Utang Total

c. Total assets turnover

Universitas Sumatera Utara

Total assets turnover (TATO)/ X3 adalah rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan total aktiva untuk menghasilkan penjualan.

TATO =

Aktiva Total

Bersih Penjualan

d. Return on assets

Return on assets (ROA)/ X4 adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang ada. Semakin besar ROA, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.

ROA =

Aktiva Total

Pajak Setelah Bersih

Laba

e. Return on equity

Return on equity (ROE)/ X5 adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.

Semakin besar ROE, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.

ROE =

Saham Pemegang

Ekuitas

Pajak Setelah Bersih

Laba

f. Gross profit margin

Gross profit margin (GPM)/ X6 adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor. Semakin besar nilai GPM, maka semakin efisien operasi perusahaan.

GPM =

Penjualan

Penjualan Pokok

Harga - Penjualan

lvii

Variabel dependen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba bersih dari setiap perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Perubahan laba perusahaan menyatakan berapa besar peningkatan atau penurunan laba perusahaan. Rumus untuk menghitung perubahan laba dinyatakan sebagai berikut:

Perubahan Laba = 100%

Tahun Bersih Laba

Tahun Bersih Laba

- Tahun Bersih Laba

1 - t

1 - t

t x

Definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian disajikan dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel Indikator Sub Variabel Skala

X1 CR Current ratio, yaitu kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang tersedia.

Lancar Kewajiban

Lancar Aktiva

Rasio

X2 DR Debt ratio, yaitu

mengukur jumlah aktiva

yang dibiayai oleh utang. TotalAktiva Utang

Total Rasio

X3 TATO Total assets turnover, yaitu tingkat efisiensi penggunaan total aktiva untuk menghasilkan penjualan.

Aktiva Total

Bersih Penjualan

Rasio

X4 ROA Return on assets, yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang tersedia.

Aktiva Total

Pajak Setelah Bersih

Laba

Rasio

X5 ROE Return on equity, yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.

Saham Pemegang

Ekuitas

Pajak Setelah Bersih

Laba

Rasio

Universitas Sumatera Utara

Variabel Indikator Sub Variabel Skala X6 GPM Gross profit margin, yaitu

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor.

Penjualan

Penjualan Pokok

Harga - Penjualan

Rasio

Y Perbahan Laba

Perubahan laba, yaitu peningkatan atau penurunan laba bersih.

% 1 100

- Tahun t Bersih Laba

1 - Tahun t Bersih Laba - Tahun t Bersih

Laba x Rasio

Sumber: Data diolah penulis, 2008

E. Metode Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS versi 16 for Windows. Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka residual tidak memiliki distribusi normal.

lix

Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005 : 110) sebagai berikut:

1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2005 : 91). Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF >10 (Ghozali, 2005 : 92).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005 : 105) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi

positif

No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 − dl Tidak ada korelasi, positif

atau negatif

Tidak ditolak Du < d < 4 − du Sumber: Ghozali, 2005 : 96

2. Pengujian Hipotesis

lxi

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi perubahan laba.

Y = β0+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e Y = perubahan laba

β0 = konstanta X1 = current ratio X2 = debt ratio

X3 = total assets turnover X4 = return on assets X5 = return on equity X6 = gross profit margin β1, β2,… β6 = koefisien regresi e = variabel pengganggu

a. Uji signifikansi simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:

− jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka H1 ditolak dan

− jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka H1 diterima.

Universitas Sumatera Utara

b. Uji signifikansi parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:

− jika thitung < ttabel pada α 0.05, maka Hi ditolak dan

− jika thitung > ttabel pada α 0.05, maka Hi diterima.

F. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.4 Tabel 3.4

Jadwal Penelitian Tahapan

Penelitian

Bulan

Mar Apr Mei Juni Juli

Pencarian Data Awal

Penyelesaian Proposal

Bimbingan dan Perbaikan Proposal

Seminar Proposal

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Analisis Data

Bimbingan Skripsi

Penyelesaian Skripsi

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Dokumen terkait