• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap tranformasi nilai-nilai akhlakul karimah dalam membentuk karakter profetik pada santri di Pondok Pesantren Miftahul Midad

Karakter profetik

H. Keabsahan Data

1. Tahap tranformasi nilai-nilai akhlakul karimah dalam membentuk karakter profetik pada santri di Pondok Pesantren Miftahul Midad

PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. Paparan data dan analisis

1. Tahap tranformasi nilai-nilai akhlakul karimah dalam membentuk

Pernyataan di atas dikuatkan oleh Asfi selaku santri di pondok Miftahul Midad:

“ Para ustadz selalu menasehati dan mengarahkan santri agar selalu bersikap sesuai materi nilai-nilai akhlakul karimah yang telah diajarkan.

Waktu sebelum pembelajaran dimulai kami selalu menyiapkan semua alat pembelajaran yang dibutuhkan, sehingga pada saat para ustadz menjelaskan kami fokus dan mencatat pelajaran-pelajaran yang perlu dicatat”.112

Dari pernyataan di atas asatidz memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai akhlakul karimah kepada para santri ketika proses belajar mengajar. yang bisa diterapkan pada kegiatan sehari-hari.

Hamdan Khoironi selaku salah satu pengajar di pondok Miftahul Midad. Juga berpendapat tentang tahap transformasi ini, bahwa:

“Dalam kegiatan belajar mengajar dipesantren ini, kita melaksanakan pembelajaran dengan metode bandongan yaitu ustadz dan santri sama-sama membawa kitab, lalu ustadz membaca kitab terlebih dahulu dan santri memaknai kitab yang dibaca ustadz, kalau sudah dibaca langsung dijelaskan isi kitab yang telah dibaca tersebut. Selain metode bandongan dipesantren Miftahul Midad juga menggunakan metode sorogan, jadi santri belajar dahulu, lalu dikelas santri langsung membaca kitab yang dipelajari dan ustadz hanya menyimak dan membenarkan kalau ada kesalahan dalam membaca kitabnya. Harapan kami dengan metode ini para santri bisa lebih memahami materi pembelajaran.”113

Untuk memperkuat pernyataan di atas peneliti melakukan observasi bahwa transformasi nilai-nilai akhlakul karimah yang ada di pondok pesantren Miftahul Midad dilakukan dengan metode bandongan dan

111 peneliti, observasi, (lingkungan pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 25 Mei 2022).

112 Muhammad Asfi, Wawancara, (lingkungan di pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang,

27 Mei 2022).

pengetahuan nilai-nilai akhlakul karimah melalui penyampaian para asatidz.

Selain materi yang ada di kitab-kitab yang dipelajari para santri, kyai dan asatidz memberikan uswah atau contoh terlebih dahulu tentang nilai-nilai akhlakul karimah.114

Pernyataan di atas dikuatkan oleh Ahmad Bagus selaku santri di pondok Miftahul Midad:

“Kami melaksanakan pembelajaran di pondok Miftahul Midad dengan metode bandongan dan metode sorogan. Jadi, kalau bandongan kami menyimak saat para ustadz membaca kitab. Kalau sorogan kami belajar dahulu, lalu dikelas santri langsung membaca kitab yang dipelajari dan ustadz hanya menyimak bacaan kitab kami”.115

Dari pernyataan di atas bahwa transformasi nilai-nilai akhlakul karimah yang diberikan kepada santri melalui bandongan dan sorogan.

Apabila bandongan santri menyimak bacaan kitab asatidz. Jika sorogan asatidz yang menyimak bacaan kitan santri.

Inwanul Mahamid selaku ketua pengurus dan pengajar di pondok Miftahul Midad. Juga menguatkan tentang transformasi nilai-nilai akhlakul karimah di pondok Miftahul Midad. bahwa:

“Pada pembelajaran di pesantren Miftahul Midad dibuat perkelas untuk mempermudah tahapan-tahapan ilmu yang diberikan, adapun pembagiannya ada tujuh kelas, yaitu: kelas sifir, kelas 1 ibtidaiyah, kelas 2 ibtidaiyah, kelas 3 ibtidaiyah, kelas 1 tsanawiyah, kelas 2 tsanawiyah dan kelas 3 tsanawiyah.

Mulai kelas sifir sampai 3 ibtidaiyah masih ada disiplin ilmu akhlak yang diajarkan, tujuannya agar santri memiki akhlak sesuai dengan akhlaknya rosulullah SAW. Dan ada juga disiplin ilmu yang mengajarkan tentang sirah

114 peneliti, observasi, (lingkungan pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 27 Mei 2022).

115 Ahmad Bagus, Wawancara, (lingkungan di pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 28

Mei 2022).

Untuk memperkuat data di atas peneliti melakukan observasi, bahwa: pesantren Miftahul Midad dalam pembelajaran santrinya menggunakan sistem perkelas, agar mempermudah memberikan tahapan- tahapan keilmuan pada santri di pondok Miftahul Midad. Pada kegiatan tersebut para ustadz sangat berantusias saat menjelaskan materi-materi dengan tujuan agar santri bisa cepat paham serta para ustadz selalu memberikan motivasi-motivasi saat pembelajaran berlangsung. Dengan mentransfornasikan materi serta motivasi tersebuat asatidz menanamkan karakter profetik pada diri santri”.117

Gambar 4.1

Transformasi nilai-nilai akhlakul karimah dalam membentuk karakter profetik pada santri.118

116 Inwanul Mahamid, Wawancara, (kantor pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 28 Mei

2022).

Tahap transaksi nilai harus dilakukan dengan hubungan dua komponen yaitu antara ustadz dan santri, pada transaksi nilai ini terdapat hubungan yang sama melaksanakan isi materi. Melalui tahap ini ustadz dan santri mempunyai sikap aktif secara bersama-sama. Pada hal ini ustadz tidak hanya menyiapkan informasi tentang nilai yang positif dan negatif, tetapi juga melaksanakan dan memberikan respon yang sama.

Berdasarkan wawancara dengan Mahrus, beliau mengatakan:

“Kami pada santri Miftahul Midad selalu menekankan untuk melakukan kejujuran pada saat apapun. Dan waktu pembelajaran dikelas ada materi yang menerangkan tentang jujur yaitu di kitab Washoya. Jadi dengan materi tersebut kami selalu menasehati santri agar sifat jujur itu menjadi karakter dalam sifat santri. Dan kejujuran adalah harga diri santri. Kami menanamkan sifat jujur ini dengan bercerita uswah nabi. Selesai memberi materi kami berdiskusi dengan santri bagaimana agar santri dapat mengimplementasikan pada kehidupan sehari-hari”.119

Untuk memperkuat pernyataan di atas peneliti melakukan observasi bahwa Setelah memaparkan materi, asatidz mengajak santri untuk berdiskusi dengan tujuan agar cepat memahami materi yang diajarkan dan menasehati agar karakter jujur ini dapat dilakukan santri dalam kegiatan sehari-hari.120 Dengan nilai-nilai akhlak seperti inilah santri oleh ustadz diarahkan untuk menanamkan karakter seperti yang telah dilakukan oleh nabi.

119 Mahrus, Wawancara, (kantor pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 2 Juni 2022).

120 Peneliti, observasi, (lingkungan pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 2 Juni 2022).

“Dalam proses belajar mengajar kami selalu bertanya kepada para santri tentang pelajaran yang kemarin diajarkan apakah sudah mengamalkannya atau masih belum. Para santri menjawabnya dengan jujur banyak yang sudah mengamalkan dan ada juga yang belum. Dengan jawaban santri seperti itu, kami terus menasehati dan mengarahkan santri agar bersikap sesuai materi nilai-nilai akhlakul karimah yang telah diajarkan. Di sisi lain banyak santri yang sudah meneladani sifat amanah, tidak hanya dikelas diluar kelas juga banyak yang dipercaya mengemban amanah. Contoh di dalam kelas yaitu, mengerjakan yang ditugaskan ustadz tepat waktu dan jadwal piket. Contohnya diluar kelas yaitu menjaga koperasi, membangunkan teman untuk sholat jamaah, dan lain-lain”.121

Dari hasil wawancara di atas diperkuat oleh observasi peneliti bahwa antara asatidz dan santri sama-sama melaksanakan dari materi yang telah disampaikan. Asatidz selalu mengarahkan dan membimbing pada santri yang masih belum bisa melakukan sesuatu yang sesuai dengan materi yang telah diajarkan.122

Pernyataan hasil wawancara di atas diperkuat oleh Hisbulloh selaku santri Miftahul Midad, bahwa:

“Kami saat proses belajar mengajar, ustadz selalu tentang pelajaran yang kemarin diajarkan. Dengan selalu memberi nasehat-nasehat dan mengarahkan agar para santri dapat mengamalkan materi-materi pembelajaran yang telah diberikan. Ustadz selalu membimbing kami agar bersikap sesuai nilai-nilai akhlakul karimah yang telah diajarkan.”123

Adanya transaksi nilai yang dilakukan ustadz dan santri. Ustadz sangat menekankan akhlakul karimah pada santri dengan cara menasehati

121 Arianto, Wawancara, (kantor pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 3 Juni 2022).

122 Peneliti, observasi, (lingkungan pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 3 Juni 2022).

Berdasarkan hasil wawancara di atas diperkuat oleh Khoirul Anam mengatakan, bahwa:

“Ketika pembelajaran kami dengan santri melakukan tanya jawab tepatnya selesai kami memberikan materi. Tujuannya adalah agar santri juga terlibat dalam proses pembelajaran sehingga santri juga bisa menyampaikan aspirasinya. Dari aspirasi santri tersebut nanti bisa terjadi diskusi antara santri dengan ustadz sehingga terjadi pemahaman yang sama. Dari diskusi tersebut kami dapat menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah dari materi yang telah diberikan. Kami juga memberikan contoh dari materi yang telah diberikan dengan mengaitkan sifat nabi Muhammad SAW. Misalnya santri harus mempunyai sifat fathonah seperti nabi, yaitu santri harus cerdas dalam membagi waktu untuk belajar dan harus cerdas dalam memahami lingkungan sekitarnya”.124

Dari hasil wawancara tersebut diperkuat observasi peneliti bahwa asatidz selalu mengajak santri aktif dalam memahami pelajaran. Asatidz selalu mengajak santri aktif dalam memahami pelajaran. Asatidz menanyakan tentang tema yang diberikan yaitu tentang akhlak orang yang mencari ilmu. Kemudian santri menjawabnya dengan berbagai jawaban.

Disitulah ustadz memahamkan santri dengan jawaban yang paling tepat.125 Pernyataan di atas dikuatkan oleh Muhammad Alfian selaku santri di pondok Miftahul Midad, bahwa:

“ Setiap selesai pembelajaran kami dengan ustadz diberi waktu untuk tanya jawab. Diskusi dengan ustadz inilah dapat menjadikan pembelajaran yang masih belum kami pahami, menjadi cepat paham. Dari diskusi tersebut ustadz menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah dari materi

124 Khoirul Anam, Wawancara, (kantor pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 6 Juni

2022).

125 Peneliti, observasi, (lingkungan pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 6 Juni 2022).

Kegiatan inilah antara asatidz dan santri bisa bertransaksi langsung terkait dengan materi yang telah diajarkan. Setelah terjadi transaksi nilai- nilai akhlakul karimah asatidz dan santri secara bersama mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk memperkuat data di atas peneliti melakukan observasi sebagai berikut: Pada kegiatan belajar mengajar antara ustadz dan santri di dalam kelas. Para ustadz saat memberikan materi sangat menekankan tentang adab santri, sopan santun dalam tindakan dan tutur kata. Dan para ustadz dalam menyampaikan materi juga mengkaitkan dengan nilai-nilai akhlakul karimah.”.127

Gambar 4.2

Transaksi nilai-nilai akhlakul karimah dalam membentuk karakter profetik santri.128

126 Muhammad Alfian, wawancara, (lingkungan pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 7

Juni 2022).

Tahap transinternalisasi dilakukan melalui komunikasi pada tingkah laku, mental seorang siswa, dan watak atau pribadi peserta didik. Sehingga pada tahap transinternalisasi ini hubungan antara ustad dan santri berperan secara aktif dan mendalam dari pada tahap transaksi. Dalam tahap ini tampilan asatidz didepan santri bukan lagi dari jasmaniyah, melainkan watak asatidz dan kepribadiannya.

Berdasarkan waancara dengan Khoirul Anam mengatakan bahwa:

“penanaman nilai-nilai akhlakul karimah pada tahap selanjutnya adalah ustad membiasakan karakter dari tema yang diberikan. Ustadz dan santri membiasakan di dalam dirinya karakter dari materi yang sudah disampaikan dan dipelajari. Sehingga pada proses pembelajaran pada tahap transinternalisasi ini santri sudah mempunyai karakter dari materi yang sudah di ajarkan atau dijelaskan”.129

Adapun pembelajaran yang dilakukan di pondok Miftahul Midad yaitu pertama dengan memberikan transfer pengetahuan, kedua dengan tanya jawab materi yang dijelaskan dan yang terakhir adalah pembentukan karakter santri.

Berdasarkan wawancara dengan Hafid Maulana selaku santri Miftahul Midad mengatakan bahwa:

“Kami di pondok Miftahul Midad selalu dinasehati untuk selalu berakhlakul karimah. Dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.

Salah satunya dengan selalu berkata jujur. Kami menanamkan sifat jujur ini dengan mengacu pada sifat nabi. Dan ustadz-ustadz selalu menasehati kami agar selalu berkata jujur baik itu dalam kelas maupun luar kelas.

Apabila ada santri yang diketahui ustadz bohong maka langsung diberi

129 Khoirul Anam, Wawancara, (kantor pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 9 Juni

2022).

Pernyataan di atas diperkuat dengan observasi peneliti bahwa asatidz pada saat pembelajaran berlangsung selalu menasehati, membimbing serta membiasakan santri untuk selalu melaksanakan dan mengamalkan materi-materi yang telah diberikan kepada para santri yang ada di pondok Miftahul Midad.131

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu santri pondok Miftahul Midad yaitu Rafi Firdaus mengatakan bahwa:

“Para ustadz di pondok Miftahul Midad ini lebih menekankan akhlak yang baik pada santri. Ustadz terus menasehati dan mengarahkan santri agar selalu bersikap sesuai materi nilai-nilai akhlakul karimah yang telah diajarkan. Dan salah satunya tentang amanah, amanah ini adalah perkara yang berat untuk di istiqomahkan. Dan di Miftahul Midad ini banyak santri yang sudah diberi amanah, tidak hanya dikelas diluar kelas juga banyak yang dipercaya mengemban amanah. Contoh di dalam kelas yaitu, mengerjakan tugas yang diberikan ustadz. Seperti saya pernah diberi tugas membaca kitab sebelum ustadz menerangkan materi dan alhamdulillah saya mengerjakan tepat waktu meskipun masih ada yang salah pada pembacaan kitab saya”.132

Asatidz yang ada di pondok Miftahul Midad selalu menekankan pada santri untuk mengutamakan akhlakul karimah. Serta asatidz terus menasehati dan mengarahkan santri agar selalu bersikap sesuai materi nilai-nilai akhlakul karimah yang telah diajarkan.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu santri yaitu Sahrul Alwi mengatakan bahwa:

130 Hafidz Maulana, Wawancara, (lingkungan pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 9

Juni 2022).

131 Peneliti, observasi, (lingkungan pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 9 Juni 2022).

menyampaikan mana yang sudah paham dan yang kurang paham. Ustadz juga memberikan contoh dari materi yang telah diberikan dengan mengaitkan dengan sifat rosul SAW. Misalnya santri harus mempunyai sifat fathonah yaitu santri harus cerdas dalam mencari ilmu pengetahuan, baik itu dalam kitab yang harus dipelajari, waktu belajar dan memanfaatkan waktu kosong. Dengan arahan ustadz, saya selalu membaca apabila ada waktu kosong dan mengatur waktu belajar dengan baik. Serta ustadz juga mengharuskan kepada kami cerdas dalam memahami lingkungan sekitarnya, baik itu cara berteman dan membersihkan tempat yang kurang bersih. 133

Berdasarkan pernyataan di atas, diperkuat oleh observasi peneliti bahwa asatidz saat disela-sela pembelajaran selalu mengarahkan santri agar santri mempunyai sifat seperti nabi yaitu fathonah yang berarti cerdas. Dengan memaksimalkan waktu dengan baik, apabila santri dapat memaksimalkan waktu tersebut maka santri akan lebih mudah untuk memperoleh ilmu.134

Pernytaan di atas diperkuat oleh Jalaludin Mamnun selaku santri Miftahul Midad mengatakan, bahwa:

“Ketika pembelajaran ustadz selalu melakukan interaksi dengan santri saat memberikan materi sehingga memudahkan santri dalam memahami materi. Ustadz selalu menasehati santri agar selalu menggunakan waktu dengan baik. Menggunakan waktu dengan baik dapat memudahkan santri saat mencari ilmu. Serta ustadz selalu menasehati agar berakhlakul karimah sesuai dengan sikap dan perilaku nabi Muhammad SAW.135

Dengan berinternalisasi langsung terkait dengan materi yang telah diajarkan. Asatidz dapat mengarahkan langsung kepada santri, serta santri

133 Sahrul Alwi, Wawancara, (lingkungan pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 10 Juni

2022).

134 Peneliti, observasi, (lingkungan pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 11 Juni 2022).

135 Jalaludin Mamnun, Wawancara, (lingkungan pondok Miftahul Midad Sukodono Lumajang, 12

Juni 2022).

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk memperkuat data di atas, yaitu: Ada kegiatan yang dilakukan diluar kelas dan dalam kelas yang terkait dengan karakter atau sifat tabligh ini. Adapun kegiatan diluar kelas yaitu tepatnya malam jum‟at, pada malam itu santri melakukan latihan khutbah, selain khutbah ada juga belajar bersama antar santri saat mau mempersiapkan tugas-tugas dari asatidz. Dengan kegiatan ini santri baru biasanya minta diberitahu atau dijelaskan tentang pelajaran yang kurang paham kepada santri yang sudah lama.

Adapun kegiatan dalam kelas yang terkait dengan sifat tabligh ini yaitu ada kegiatan diskusi yang mana asatidz hanya membenarkan apabila ada pembahasan yang salah. Jadi kegiatan ini yang membaca kitab santri dan menjelaskannya. Serta apabila ada asatidz yang memberi tugas kepada santri karena berhalangan hadir. Santri amanah dengan tugas itu, apabila ada santri yang kurang faham dan ada salah satu teman santri yang yang sudah faham dengan materi yang ditugaskan. Maka santri yang sudah faham itulah yang memberi pemahaman tentang tugas yang diberikan. Dan jika asatidz pada pertemuan selanjutnya hadir menanyakan hasil tugasnya, kalau sudah semua asatidz meneruskan materi selanjutnya.136

karakter profetik.137

Dokumen terkait