• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

3. Tuna Karya

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak punya pekerjaan, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.

Pengangguran di akibatkan pula oleh urbanisasi yang menyebabkan melonjaknya jumlah pencari kerja, baik disektor formal maupun informal dalam perekonomian perkotaan. Karena migrasi desa ke kota merupakan faktor penyebab utama atas tingginya pertumbuhan penduduk di perkotaan dan lonjakan pengangguran (Michaelp & Stephen C smith, 2004:374-375).

Pengangguran merupakan masalah utama ketenaga kerjaan di Indonesia karena tingkat pengangguran di antara negara kita cukup tinggi. Memang

pengangguran merupakan masalah yang dihadapi setiap negara. Tidak ada negara yang tidak mempunyai pengangguran di negaranya. Namun, masalah ini akan menjadi serius apabila tingkatnya tergolong tinggi.

Tingkat pengangguran yang tinggi menandakan tingkat ekonomi dan kesejahteraan rakyat yang cenderung rendah. Alasannya, pengangguran pada dasarnya terjadi karena jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia lebih kecil dari jumlah tenaga kerja yang tersedia. Pengangguran menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Menurut Dumairy Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.

a. Penyebabkan pengangguran:

1. Penduduk yang relatif banyak

2. Pendidikan dan keterampilan yang rendah

3. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja

4. Teknologi yang semakin modern

5. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan.

6. Penerapan rasionalisasi

7. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim

8. Ketidak stabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara b. Macam-macam Pengangguran

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

1. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

2. Pengangguran tertutup atau Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. Misalnya tenaga kerja lepas dan tenaga kerja paruh waktu yang tidak terikat kontrak yang permanen yang ketika proyek selesai pekerjaan mereka juga selesai.

3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan penyebab terjadinya, dikelompokkan menjadi 7 macam:

1. Pengangguran Friksional (frictional unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.

2. Pengangguran Konjungtural (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

3. Pengangguran Struktural (structural unemployment)

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.

Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:

a) Akibat permintaan berkurang

b) Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi c) Akibat kebijakan pemerintah

4. Pengangguran Musiman (seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

5. Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

6. Pengangguran Teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

7. Pengangguran Siklus

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

c. Kebijakan Pemerintah Mengatasi Pengangguran

1. Mengatasi masalah kependudukan dengan mengendalikan pertumbuhan penduduk,

2. Mendukung terciptanya peningkatan kegiatan ekonomi yang diharapkan membuka peluang dan kesempatan kerja lebih banyak, 3. Memperbanyak pusat pelatihan kerja dan memberi kemudahan

pengelolahan sekolah kejuruan,

4. Membuka kesempatan dan lapangan kerja di daerah yang kurang berkembang kegiatan ekonominya,

5. Menggalakkan ekspor jasa berupa tenaga kerja ke luar negeri.

Berikut kebijakan pemerintah yang lain untuk mengatasi masalah pengangguran :

1. Kebijakan Fiskal

Mengurangi pajak dan menambah pengeluaran pemerintah. Sesuai dengan konsepnya, pengangguran disebabkan karena kekurangan pengeluaran agregat. kekurangan pengeluaran agregat ini terjadi akibat pendapatan pelaku ekonomi menjadi menurun. Penurunan pendapatan ini membuat pelaku ekonomi menjadi mengurangi konsumsi akan barang dan jasa. Kurangnya konsumsi akan barang dan jasa ini yang disebut dengan kurangnya pengeluaran agregat. Maka dari itu, pemerintah membuat suatu kebijakan

fiskal untuk mengurangi pajak. Dengan cara mengurangi pajak ini berarti mengurangi beban tetap setiap pelaku ekonomi. Kemudian, dengan berkurangnya beban ini, hasilnya pelaku ekonomi masih memiliki anggaran untuk mengkonsumsi barang dan jasa atau bisa dikatakan bahwa pengeluaran agregat akan stabil sperti sedia kala.

Selanjutnya kebijakan fiskal pemerintah yang kedua yakni menambah pengeluaran pemerintah. Dengan ditambahnya pengeluaran pemerintah ini dapat melancarkan distribusi uang dan hasilnya akan meningkatkan pendapatan pelaku ekonomi. Bertambahnya pendapatan, maka akan bertambahnya pengeluaran agregat.

2. Kebijakan Moneter

Kebijakan untuk menambah penawaran uang, mengurangi/

menurunkan suku bunga, dan menyediakan kredit khusus untuk disetor atau kegitan tertentu. Kemudian langkah pemerintah selanjutnya yaitu dengan melakukan kebijakan moneter. Kebijakan moneter pemerintah yang pertama adalah menambah penawaran uang. Penambahan penawaran uang ini akan menstimulus kenaikan pendapatan masyarakat karena jumlah uang yang beredar semakin banyak. Setelah itu, kebijakan moneter pemerintah yang kedua berupa mengurangi/ menurunkan suku bunga. Mengurangi/

menurunkan suku bunga dijadikan langkah pemerintah dikarenakan dengan penurunan suku bunga pelaku ekonomi cenderung tidak ingin menabungkan atau menyimpan uang yang mereka miliki. Sehingga dengan kecenderungan

ini, pelaku ekonomi lebih memilih untuk mendistribusikan uangnya yang akan melancarkan kegiatan perekonomian, sehingga pengangguran akan teratasi.

Selanjutnya langkah ketiga dalam kebijakan moneter pemerintah, yakni menyediakan kredit khusus untuk disetor atau kegitan tertentu. Dengan menyediakan kredit khusus untuk disetor atau kegitan tertentu, pelaku ekonomi yang sebelumnya memiliki penurunan pendapatan akan lebih menghemat uang yang mereka miliki dalam kegiatan ekonomi, akibat diadakannya pemberian kredit.

3. Kebijakan Segi Penawaran

Kebijakan pemerintah segi penawaran akan mendorong lebih banyak investasi, mengembangkan infrastruktur, meningkatkan efisiensi adminitrasi pemerintahan, memberi subsidi, dan mengurangkan pajak perusahaan dan individu.

Dokumen terkait