• Tidak ada hasil yang ditemukan

problematika sosial tuna karya terhadap kriminalitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "problematika sosial tuna karya terhadap kriminalitas"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Kajian Pustaka

  • Penelitian Relevan
  • Malah Sosial
  • Tuna Karya
  • Kriminalitas
  • Teori Pendukung

Menurut Soerjono Soekanto, permasalahan sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, sehingga membahayakan kehidupan kelompok sosial. Banyak faktor yang menjadi sumber permasalahan sosial di masyarakat, antara lain faktor ekonomi, biologis, psikologis, dan budaya lokal. Konsekuensi Kebijakan Sosial, permasalahan sosial yang timbul akibat kurang tepatnya penerapan kebijakan di masyarakat.

Unsur utama dalam permasalahan sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai dan kondisi kehidupan yang nyata. Permasalahan sosial tidak hanya muncul dari kondisi atau proses sosial, tetapi juga dari bencana alam, misalnya gempa bumi. Misalnya, kekeringan yang berkepanjangan menyebabkan gagal panen, sehingga menimbulkan kemiskinan dan kelaparan yang merupakan masalah sosial.

Menentukan apa itu masalah sosial biasanya dilakukan oleh sekumpulan kecil individu yang mempunyai kuasa dan autoriti. Masalah sosial nyata adalah masalah sosial yang timbul sebagai akibat dari kecacatan yang disebabkan oleh tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat, dan masyarakat pada umumnya tidak menyukai kecacatan tersebut. Masalah sosial yang terpendam adalah masalah sosial yang wujud dalam masyarakat, tetapi masyarakat tidak mengenalinya sebagai masalah di tengah-tengah mereka.

Suatu peristiwa yang menjadi masalah sosial belum tentu menarik perhatian masyarakat, sebaliknya sesuatu yang menjadi pusat perhatian belum tentu merupakan masalah sosial. Misalnya, runtuhnya jembatan baja di atas sungai merupakan hal yang sangat penting meskipun bukan merupakan masalah sosial. Pengangguran merupakan permasalahan dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran produktivitas dan pendapatan masyarakat akan menurun sehingga dapat menimbulkan kemiskinan dan permasalahan sosial lainnya.

Kerangka Pikir

Teori fungsionalisme struktural memandang masyarakat sebagai organisme biologis yang mempunyai organ-organ yang saling berhubungan. Masyarakat seperti halnya organisme ini dinyatakan sebagai sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling bergantung, jika salah satu bagian rusak atau tidak berfungsi maka akan berdampak pada sistem lainnya. Berkaitan dengan permasalahan pengangguran di Indonesia, jika dilihat dari sudut pandang fungsionalisme struktural, dapat dikatakan bahwa semakin banyaknya jumlah pengangguran di masyarakat akan mempengaruhi berbagai sistem yang ada pada masyarakat tersebut.

Dalam hal ini maka sistem perekonomian akan menjadi sangat lemah yang kemudian akan berdampak pada sistem lain seperti sistem politik, karena dengan meningkatnya pengangguran maka akan mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang ada semakin berkurang dan pemerintah dianggap tidak berdaya. gagal. Masalah sosial juga berkaitan dengan tindakan dan kondisi yang melanggar norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Pengangguran seringkali menjadi akar permasalahan sosial di masyarakat yang seringkali berujung pada kriminalitas.

Karena banyaknya masyarakat yang menganggur sementara, berbagai kasus kejahatan seperti kejahatan jalanan, perampokan, pembunuhan, pencurian, dan penipuan semakin marak. Ciri utama penelitian ini adalah fokus penelitian, yaitu kajian intensif terhadap keadaan tertentu, yang berupa suatu fenomena (Gall, 2003: 40). Penelitian ini merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu kata-kata tertulis atau lisan dan tingkah laku orang yang diteliti (tujuan penelitian).

Dengan kata lain penelitian ini akan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh tujuan penelitian.

Waktu Dan Tempat Penelitian

Informan Penelitian

Pengumpulan data dilakukan secara langsung pada unit sampling yaitu kelompok masyarakat yang mengalami permasalahan pengangguran dan kelompok masyarakat yang merasakan akibat dari pengangguran kriminal.

Tabel 1.1 Daftar Nama-nama Informan
Tabel 1.1 Daftar Nama-nama Informan

Fokus Penelitian

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini menggunakan wawancara mendalam, yaitu proses memperoleh informasi untuk keperluan penelitian melalui tanya jawab tatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. dimana pewawancara dan informan sudah lama terlibat dalam kehidupan sosial. Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi baru atau memperluas apa yang telah diperoleh atau untuk menafsirkan data atau informasi. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai faktor-faktor pengangguran dan dampak pengangguran kriminal terhadap masyarakat.

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara mengamati atau merasakan secara langsung suatu objek, keadaan, situasi atau tingkah laku berbagai gejala pada sasaran yang diteliti (Faisal, 1995: 52). Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor pengangguran dan dampak kriminal pengangguran terhadap masyarakat. Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data atau informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian yang akan dilakukan.

Teknik Analisis Data

Teknik Keabsahan Data

Uraikan data dari ketiga sumber tersebut, mana pandangan yang sama, mana yang berbeda, dan mana yang khusus untuk ketiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis peneliti untuk diambil suatu kesimpulan kemudian dicari kesepakatannya (peer check) dengan ketiga sumber data. Apabila pengujian data menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data yang bersangkutan untuk memastikan bahwa data tersebut dianggap benar atau mungkin benar seluruhnya, karena perbedaan sudut pandang.

Waktu juga seringkali mempengaruhi kredibilitas data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara pada pagi hari, ketika sumbernya masih segar, tidak banyak permasalahan, maka akan memberikan data yang lebih valid. Oleh karena itu, untuk menguji kredibilitas data dapat dilakukan melalui pemeriksaan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi dalam waktu dan situasi yang berbeda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Gambaran Umum Lokasi Penelitian
  • Potensi Sumber Daya Manusia
  • Kelembagaan
  • Faktor Penyebab Tuna Karya Di Kelurahan Mangasa
  • Dampak Kriminal Tuna Karya Di Kelurahan Mangasa

Desa Mangasa cukup padat penduduknya, menurut data jumlah penduduk Desa Mangasa sekitar 17.827 jiwa. Lembaga keamanan merupakan suatu hal yang tidak kalah pentingnya dalam suatu wilayah atau sub wilayah, karena keamanan merupakan sesuatu yang selalu diharapkan dan untuk menjamin atau menjaga perdamaian dan ketenangan maka diperlukan adanya staf yang bertugas menciptakan atau melindungi keamanan. wilayah seperti di kecamatan Mangasa sudah terdapat aparat kepolisian, satpam berupa 60 Hansip, 4 pos pengamanan, 62 satpam Swakar. Jumlah responden dalam penelitian ini terdiri dari 6 orang pengangguran, 8 orang masyarakat di Desa Mangasa yang berusia antara 15 sampai 64 tahun, yang dapat mewakili para pengangguran dan anggota masyarakat di Desa Mangasa, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.

Hal ini menjelaskan penyebab terjadinya masalah sosial pengangguran, dan dampak kejahatan yang dilakukan oleh para pengangguran terhadap masyarakat di Desa Mangasa. Tampaknya sebagian besar penduduk pada kelompok usia kerja belum memenuhi harapan, sementara masih terdapat masyarakat yang tidak bekerja atau menganggur, khususnya generasi muda di masyarakat Desa Mangasa. Dengan melihat hasil wawancara diatas, peneliti mendapatkan gambaran bahwa di Desa Mangasa salah satu penyebab terjadinya pengangguran adalah kurangnya atau minimnya lapangan kerja, yang tidak sebanding antara pencari kerja di daerah tersebut dengan ketersediaan lapangan kerja. kemungkinan di bidang itu.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya pengangguran di Desa Mangasa juga dipengaruhi oleh diri pribadi masyarakat, yaitu masyarakat merasa malas untuk berusaha bekerja atau mencari pekerjaan dan sekedar ingin bersantai. Demikian disampaikan tokoh masyarakat R (29 tahun) saat diwawancarai mengenai penyebab terjadinya pengangguran di daerahnya. Tindakan kriminal atau perbuatan negatif yang dilakukan oleh para pengangguran atau masyarakat yang hanya ingin hidup sederhana tanpa berusaha, sangat mengganggu stabilitas atau ketentraman masyarakat di Desa Mangasa.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tindak pidana yang dilakukan oleh para penganggur benar-benar mengganggu ketentraman dan stabilitas masyarakat berupa dihantui oleh perasaan gelisah, cemas dan takut yang sangat tidak diinginkan bagi masyarakat. Desa Mangasa.

Tabel 2.2 Luas Wilayah Kelurahan Mangasa
Tabel 2.2 Luas Wilayah Kelurahan Mangasa

Pembahasan

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tindak pidana pengangguran memang sangat mengganggu ketentraman dan stabilitas masyarakat berupa dihantui oleh perasaan gelisah, cemas dan takut yang sangat tidak diinginkan bagi masyarakat Mangasa. Desa... yang membuat seseorang kekurangan keterampilan tertentu yang diperlukan dalam hidup. Terkait permasalahan pengangguran dan kriminalitas di Pengadilan Negeri Mangasa, ditinjau dari fungsi struktural, hal ini dapat dikaitkan dengan adanya permasalahan pada salah satu unsurnya berupa ketimpangan antara pencari kerja dan lapangan kerja, serta adanya de mismatch atau rendahnya kualitas pendidikan seseorang dengan tuntutan dunia kerja, sehingga mengakibatkan munculnya pengangguran yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga berpotensi menimbulkan tindak pidana berupa perasaan takut yang menghantui. kecemasan dan kegelisahan berdampak pada kedamaian di lingkungan masyarakat. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar mengenai permasalahan sosial pengangguran terhadap tindak pidana, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa : .. faktor penyebab terjadinya pengangguran masyarakat di Kelurahan Mangasa didasarkan pada : .

Sedangkan dampak dari tindak pidana yang dilakukan oleh para pengangguran di Desa Mangasa berupa perasaan takut, cemas, khawatir yang berdampak pada terganggunya stabilitas lingkungan hidup masyarakat. Berangkat dari kesimpulan-kesimpulan yang berkaitan dengan masalah sosial pengangguran dan tindak pidana tersebut di atas, maka peneliti memberikan saran bahwa: Daftar wawancara ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk memudahkan pendataan permasalahan sosial pengangguran dan kriminalitas di Kecamatan Mangasa Kota Makassar.

Setelah itu pada tahun 1999 melanjutkan pendidikan hingga jenjang sekolah dasar yaitu di SD Negeri 1 Tolowe Ponre Waru Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka dan selesai pada tahun 2005. Kemudian pada tahun yang sama (2005) melanjutkan pendidikan hingga jenjang MTS yaitu MTS Baitul Arqom Polinggona Kabupaten Kolaka dan selesai pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang MA yaitu MA Baitul Arqom Polinggona Kabupaten Kolaka dan selesai pada tahun 2011.

Pada tahun 2015, penulis menyelesaikan studinya dengan mengerjakan karya ilmiah berjudul Masalah Sosial Pengangguran Melawan Kejahatan di Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sikap malas (pasif atau mengandalkan keberuntungan) menjadikan seseorang acuh tak acuh dan tidak bersemangat dalam bekerja, 3) Terbatasnya kesempatan kerja.

Saran

  • Daftar Nama-nama Informan
  • Batas Wilayah Kelurahan Mangasa
  • Luas Wilayah Kelurahan Mangasa
  • Jumlah Penduduk Kelurahan Mangasa
  • Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Mangasa
  • Lembaga Pendidikan Kelurahan Mangasa
  • Lembaga Keamanan Kelurahan Mangasa

Pada tahun 1998, penulis memulai pendidikan Taman Kanak-Kanak yaitu TK Tolowe Ponre Waru Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka dan menyelesaikannya pada tahun 1999. Pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Makassar yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar di Fakultas Keguruan Ilmu Pedagogi (FKIP) pada Departemen Pendidikan Sosiologi pada program studi sarjana (S1).

Foto  saat wawancara kepada para tuna karya Sumber: Dokumentasi pribadi
Foto saat wawancara kepada para tuna karya Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Nama-nama Informan
Tabel 2.1 Batas Wilayah Kelurahan Mangasa
Tabel 2.2 Luas Wilayah Kelurahan Mangasa
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kelurahan Mangasa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Trong đó, một số chỉ tiêu nhằm đánh giá và mô tả sự phát triển về việc ứng dụng Airbnb trong kinh doanh dịch vụ lưu trú homestay tại thành phố Huế bao gồm: 1 Danh sách hoạt động của các