• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Hipotesis Parsial (uji t)

Dalam dokumen SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NOBEL INDONESIA (Halaman 78-83)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.11 Uji Hipotesis Parsial (uji t)

Uji t merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara parsial terhadap variabel bebas yang ada di dalam model terhadap variabel terikat. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas

dalam menjelaskan variabel terikat. Maka pengaruh tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1.11 Hasil Hipotesis Parsial (t) Kinerja

Keuangan

T hitung T tabel Nilai Signifikan

Keterangan

OPM 8.248 1.688 0,000 Diterima

ROA -1.839 1.688 0,074 Ditolak

ROE -2.488 1.688 0,018 Diterima

Sumber : Data Primer Diolah,2019

Berdasarkan tabel 4.1.11 diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengujian Hipotesis Pertama

Pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI diperoleh nilai t hitung sebesar 8.248 dan t tabel 1.688 pada taraf signifikansi 5%. Oleh karena itu nilai t hitung lebih besar dari t tabel (8.248 >

1.688) dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai t positif menunjukkan bahwa variabel Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar pada BEI. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap perubahan harga saham pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI diperoleh nilai t hitung sebesar -1.839 dan t tabel 1.688 pada taraf signifikansi 5%. Oleh karena itu nilai t hitung lebih besar dari t tabel (-1.839 >

1.688) dengan taraf signifikansi sebesar 0,074 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai t negatif menunjukkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar pada BEI. Dengan demikian H0 diterima dan H2 ditolak.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI diperoleh nilai t hitung sebesar -2.488 dan t tabel 1.688 pada taraf signifikansi 5%. Oleh karena itu nilai t hitung lebih besar dari t tabel (-2.488 >

1.688) dengan taraf signifikansi sebesar 0,018 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai t negatif menunjukkan bahwa variabel Return on Equity (ROE) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian H0 ditolak dan H3 diterima.

4.1.12 Uji Hipotesis Simultan (f)

Uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak. Dimana Ftabel V1=k ( jumlah variabel independen ), V2 = n – k – 1 (n=

jumlah responden-jumlah variabel dependen-1), dan menggunakan uji satu sisi (5%). Dengan cara membandingkan Fhitung dan Ftabel dapat dilihat pada tabel 4.1.12 sebagai berikut :

Tabel 4.1.12 Hasil Uji Hipotesis Simultan (f) ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 609273677.0

01 3 203091225.6

67 24.018 .000b Residual 304412922.9

99 36 8455914.528 Total 913686600.0

00 39

a. Dependent Variable: HARGA SAHAM b. Predictors: (Constant), ROE, OPM, ROA Sumber : Data Primer Diolah,2019

Berdasarkan tabel 4.1.12 diatas, terdapat f hitung sebesar 24,018 dan f tabel

2,87 dengan taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa nilai f hitung (24,018) > f tabel (2,87) dengan tingkat signifikansi 0,000.Berarti variabel OPM, ROA, dan ROE bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap Harga saham. Dengan demikian H4 diterima.

4.1.13 Uji Koefesien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Apabila r2 sama dengan 0 (nol) maka variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Jika r2 sama dengan 1 (satu) maka variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen. Untuk mempermudah melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut :

1. 0 : tidak ada korelasi antar dua variabel 2. 0 – 0,25 : korelasi sangat lemah

3. 0,25-0,5 : korelasi cukup 4. 0,5-0,75 : korelasi kuat 5. 0,75-0,99 : korelasi sangat kuat 6. 1 : korelasi sempurna

Besarnya R square dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1.13 Hasil Koefesien Determinasi (R2)

Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .817a .667 .639 2907.906

a. Predictors: (Constant), ROE, OPM, ROA Sumber : Data Primer Diolah,2019

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa OPM, ROA dan ROE berpengaruh sebesar 0,667 atau jika dipersenkan menjadi 66,7% pengaruhnya

terhadap harga saham, sedangkan sisanya 33,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan kriteria besaran R square yang penulis sampaikan diatas maka dapat dikatakna bahwa nilai R square 0,667 merupakan variabel korelasi kuat.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap perubahan harga saham

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa Operating Profit Margin (OPM) memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut terlihat dari nilai t hitung sebesar 8.248 dan t tabel 1.688 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian hipotesis pertama diterima dan OPM memiliki pengaruh terhadap harga saham.

Koefesien regresi beta untuk Operating Profit Margin (OPM) sebesar 5.254 dengan arah positif, ini menunjukkan bahwa OPM mempunyai hubungan yang searah dengan harga saham.

OPM digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan secara murni dari operasi perusahaan dan tidak terpengaruh oleh investasi yang lain. Hasil dari penelitian ini OPM memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap harga saham, sehingga OPM dapat dijadikan salah satu pertimbangan investor dalam memilih saham perusahaan, salah satu hal yang meyebabkan OPM berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham disebabkan oleh meningkatnya operating profit serta meningkatnya laba setelah pajak. Seperti yang telah dijelaskan pada tabel 4.1.3 diatas bahwa

nilai rasio OPM tertinggi yaitu pada bank Mega yang mengalami peningkatan operating profit serta peningkatan laba setelah pajak di tahun 2017.

Menurut Gitman (2008:67) OPM mengukur presentase dari setiap penjualan yang tersisa setelah semua biaya dan beban selain bunga, pajak, dan deviden saham preferen. Semakin tinggi rasio OPM, maka semakin baik pula operasi suatu perusahaan.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Diah Wahidatul Faradis (2015) “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham”

yang menyatakan bahwa Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

4.2.2 Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap perubahan harga saham Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham. Hal tersebut terlihat dari nilai t hitung sebesar -1.839 dan t tabel 1.688 dengan nilai signifikansi sebesar 0,074 > 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua ditolak dan ROA memiliki pengaruh negatif serta tidak signifikan terhadap harga saham.

Koefesien regresi beta untuk Return On Asset (ROA) sebesar -21.595 dengan arah negatif, ini menunjukkan bahwa ROA mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan harga saham.

ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh harta/kekayaannya untuk menghasilkan laba/keuntungan.

Hasil dari penelitian ini ROA memiliki pengaruh negatif serta tidak signifikan

terhadap harga saham, salah satu hal yang meyebabkan ROA berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham disebabkan oleh menurunnya total assets serta menurunnya laba setelah pajak. Seperti yang telah dijelaskan pada tabel 4.1.4 diatas bahwa nilai rasio ROA terendah yaitu pada bank Nusantara Parahyangan yang mengalami penurunan total assets dan laba setelah pajak di tahun 2016. Hal ini dikarenakan semakin rendah ROA menunjukan kinerja perusahaan semakin menurun karena tingkat pengembalian investasi pada total asset semakin rendah. Semakin rendah tingkat pengembalian investasi pada total asset, semakin rendah pula perubahan harga saham.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yosua Susilo Eko (2014) “Pengaruh ROA,ROE,PBV,PER,NPM,OPM Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Tahun 2008-2011” yang menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh pada harga saham.

Berbeda dengan hasil penelitian diatas, Wild, Subramanyam, dan Halsey berpendapat bahwa semakin besar nilai ROA, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar.

Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva (atau pendanaan) yang diberikan pada perusahaan.

4.2.3 Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap perubahan harga saham Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan bahwa Return on Equity (ROE) memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut terlihat dari nilai t hitung sebesar -2.488 dan t tabel 1.688 dengan nilai signifikansi sebesar 0,018 <

0,05. Dengan demikian hipotesis ketiga diterima dan ROE memiliki pengaruh terhadap harga saham.

Koefesien regresi beta untuk Return on Equity (ROE) sebesar -4.223 dengan arah negatif, ini menunjukkan bahwa ROE mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham atau mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan harga saham.

ROE digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaam didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya.

Hasil penelitian ROE ini mememiliki pengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. salah satu hal yang meyebabkan ROE berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham disebabkan oleh meningkatnya total Ekuitas serta menurunnya laba setelah pajak. Seperti yang telah dijelaskan pada tabel 4.1.5 diatas bahwa nilai rasio ROE terendah yaitu pada bank Nusantara Parahyangan yang mengalami kenaikan total ekuitas dan penurunan laba setelah pajak di tahun 2016. Hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut tidak dapat menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dapat menguntungkan pemegang saham.

ROE berpengaruh negatif disebabkan karena investor melihat nilai ROE yang tinggi terkadang dapat membahayakan kondisi perusahaan. Nilai ROE yang tinggi belum tentu disebabkan perusahaan memperoleh keuntungan yang tinggi, tetapi dapat disebabkan oleh total ekuitas yang dimiliki perusahaan relative rendah dibandingkan dengan hutang (modal asing) perusahaan. Hutang yang terlalu besar bisa membahayakan pemilik modal apabila perusahaan tidak

mampu membayar kembali hutang dan bunganya. Kondisi demikian tentu saja tidak disukai oleh investor.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Teska Destia Ratri (2015)” pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) yang terdaftar di Bursa afek Indonesia (BEI) tahun 2009-2014” yang menyatakan bahwa secara parsial . ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.

Berbeda dengan hasil penelitian diatas, Kasmir (2012:204) berpendapat bahwa Semakin tinggi nilai ROE, berarti kinerja perusahaan dalam pencapaian laba semakin baik hal tersebut akan direspon oleh investor dengan permintaan saham perusahaan yang mengalami peningkatan sehingga akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan yang meningkat pula.

4.2.4 Pengaruh Simultan OPM, ROA, dan ROE terhadap harga saham Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji f, menunjukkan bahwa Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2017. Hal tersebut terlihat dari f hitung

sebesar 24,018 dan f tabel 2,87 dengan taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa nilai f hitung (24,018) > f tabel (2,87) dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.

4.2.5 Kinerja Keuangan Yang Paling Dominan Berpengaruh Terhadap Harga Saham

Berdasarkan Hipotesis ketiga, kinerja keuangan yang paling dominan berpengaruh terhadap harga saham adalah Operating Profit Margin (OPM) hal ini dibuktikan oleh hasil analisis regresi linear berganda yang meningkatkan harga saham sebesar 5.254. Dan hal ini tidak sesuai dengan pengajuan hipotesis yang diajukan oleh penulis sebelumnya yang mengatakan bahwa Return On Equity (ROE) yang dominan berpengaruh terhadap harga saham.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bukti empiris menganai hubungan kinerja keuangan yaitu Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) dengan perusahaan pebankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap 10 sampel bank yang terdaftar di BEI dengan periode 2014- 2017 maka peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara parsial Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham dan Return on Equity (ROE) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.

2. Secara simultan variabel Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

3. Variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham yaitu Operating Profit Margin (OPM).

5.2 Saran

Saran yang disampaiakn penulis melalui skripsi ini adalah :

1. Disarankan bagi pihak perusahaan perbankan agar Operating Profit Margin (OPM) dapat dipertahankan, sedangkan Return On Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) sebaiknya lebih ditingkatkan lagi agar menjadi tolak ukur kinerja keuangan suatu bank.

2. Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian dengan penambahan variabel-variabel lain sebagai variabel independen supaya didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. (2004). Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Protofolio Rineka Cipta. Jakarta.

Alwi,Z, Iskandar. (2008). Pasar Modal Teori dan Aplikasi. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.

Bambang Riyanto. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.

Brigham, Eugene dan Joel F Houston. (2001). Manajemen Keuangan II. Jakarta:

Salemba Empat.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. (2006). Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta : Salemba Empat.

Djoko Susanto dan Agus Sabadri. (2002).Analisis Teknikal di Bursa Efek.

Dyah Ratih Sulistyastuti. (2002). Saham dan Obligasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.

Fahmi, Irham. (2012). Pengantar Manajemen keuangan : Teori dan Soal Jawab.

Malaysia : Alfabeta

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gitman,Lawrence.(2009).Principles Of Manajerial Finance.United States:

Pearson Addison Wesley.

Harmanto.(1992). Akuntansi Keuangan Intermediate. Yogyakarta: Liberty.

Hasibuan, Malayu. (2001).Manajemen Dasar,Pengertian dan Masalah.Jakarta:

PT.Toko Gunung Agung.

Jumingan. (2006). Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kusnadi dkk.(2002).Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate) Prinsip Prosedur, dan Metode. Jilid Kedua. Universitas Brawijaya Malang.

Lukman Syamsudin.(2009).Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan,Pengawasan Dan Pengambilan Keputusan

(Edisi Baru).Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Muhammad,Samsul.(2006).Pasar Modal dan Protofolio.Jakarta:Erlangga.

Munawir. (2012). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Riyanto, B. (2006). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat.

Yogyakarta: BPFE UGM.

Simamora, Henry. (2000). Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis.

Jakarta: Salemba Empat

Srimindarti. (2006). Balanced Scorecated Sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja. Semarang: STIE Stikubank.

Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti.(2006).Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 5,UUP STIM YKPN,Yogyakarta.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis, Cetak Kesembilan, CV Alvabeta:

Bandung.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunaria.(2002).Pengantar Pengatahuan Pasar Modal.Yogyakarta:UUP AMP YKPN.

Sunyoto,Danang, (2009).Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, edisi pertama, Media Pressindo, Yogyakarta.

Sutrisno.(2003).Manajemen Keuangan (Teori,konsep,dan Aplikasi),Edisi Pertama,Cetakan Kedua,EKONISIA,Yogyakarta.

Sutrisno.(2009).Manajemen Keuangan Teori,Konsep dan Aplikasi.

Yogyakarta: Ekonisia.

Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Protofolio.

(Edisi Munawir.2000. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta).

Tandelilin, Eduardus. (2010). Protofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi.

Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.

Dalam dokumen SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NOBEL INDONESIA (Halaman 78-83)

Dokumen terkait