• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA YANG DILAKUKAN PT FIFGROUP CABANG RUNGKUT SURABAYA

Prosedur (SOP).Selain itu,jabatan ini juga mengharuskan untuk melakukan hubungan dengan masyarakat dan lembaga –lembaga terkait.

9. Staf Marketing

Posisi ini adalah ujung tombak dari usaha pembiayaan jual beli sepeda motor yang dilakukan FIFGROUP.Dikatan demikian, karena memang marketing adalah yang bertugas terjun kelapangan mencari konsumen dengan berbagai cara promosi.Sistem pengupahan staf marketing juga sedikit berbeda,yakni dengan menggunakan system insentif,dimana upah yang diperoleh disesuaikan berdasarkan tingkat penjualan staf marketing itu sndiri .Hal ini dimaksudkan dengan tujuan meningkatkan performa staf marketing dalam usaha mendapatkan konsumen.Posis staf marketing terdirir dari banyak anggota dan dibagi ke dalam beberapa tim marketing.

C. UPAYA YANG DILAKUKAN PT FIFGROUP CABANG RUNGKUT

Untuk nasabah first payment default, A/R head harus langsung memberitahukan kepada CMO yang bersangkutan khusus angsuran ( 1 sampai dengan 14 hari) agar menghubungi kembali ke rumah nasabah yang bersangkutan untuk mengingatkan agar sedapat mungkin dibayar di kantor dan menjelaskan jatuh tempo pembayarn serta jasa sanksi kepada nasabah apabila melakukn keterlambatan lagi. Untuk angsuran 1 . 14 hari A/R officer dengan dokumen kunjungan harian collection (DKHC) yang disetujui A?R head melakukan penagihan ke nasabah serta diberikan surat peringatan (SP) dan form survey ulang guna memastikan apakah again tersebut terjadi karena factor kesalahan yang dibuat oleh CMO (tidak survey atau data data di manupulasi, dan lain-lain) atau memang kesalahan nasabah yang bersangkutan, hasil survey ulang dilaporkan kepada A/R headnya, apabila ada penyimpangan dari intern maka diteruskan kepada branch manger dan A/R manger untuk diberikan sangsi sesuai dengan peraturan perusahaan. Untyuk angsuran II dan seterusnya nasabah over due > 3 hari, A/R officer melakukan kunjungan sesuai DKHC kepada nasabah tersebut untuk ditagih angsurannya dan sedapat mungkin angsuran berikutnya dibayarkan kekantor atau outlet FIFGROUP. A/R officer harus selalu cross check apakah kendaraan (motor) masih ada atau tida, dipakai oleh siapa, serta mengingatkan kepada nasbah untuk tetap bertanggung jawab. Setelah itu wajib dilakukan pelacakan pada pihak lain yang dimaksud oleh costumer. Apabila nasbah maupun unit (motr) sudah tidak dapat ditemukan (raib) maka A/R officer wajib melakukan penggalian informasi dilingkungan sekitar domisili nasabah. Untuk kasus pindah tangan atau raib, A/R officer wajib mengiformasikan ke A/R head untuk segera dilakukan langkah – langkah eksekusi dengan meminta bantuan eksternal collector dengan dilampiri analisa kasus dari A/R officer 1 yang bersangkutan.

c. Custumer over due (14-21 hari)

Untuk nasabah ini, A/R head harus sudah dapat menganilas penyebab over due termasuk kendaraan dan keberadaan nasabah. A/R harus sudah mengeluarkan surat peringatan untuk motor (14 hari) dan harus jelas siapa yang menerima (ada tanda terimanya), surat peringatannya di cetak dan harus terkirim semua tanpa kecuali (via pos atau team collection) A/R officer melakukan usaha penagihan atau recovery sesuai dengan dasar anlisi penyebab over due.

d. Customer over due (22-30 hari)

Kondisi saat ini sudah merupakan “warning zone” bagi team collection untuk dapat menyelesaikan permasalahan secepatnya agar tidak mengalir ke>30 hari, A/R officer harus melakukan kunjungan yang lebih intensif untuk cross check keberadaan kendaraan dan posisi nasabah. A/R admin sudah harus mengeluarkan surat peringatan terakhir untuk motor (21 hari) kepada nasabah dan harus jelas siapa yang menerima, jangka waktu surat peringatan ini adlah 7 hari. Kemudian A/R head harus sudah mengindetifikasi masalah dan sudah menyiapkan tindakan – tindakan yang harus dilakukan bersama teamnya, termasuk kordinasi selanjutnya bila diperlukan.

e. Customer over due (31-60 hari)

Nasabah dalam posisi ini sudah masuk dalam kategori “potential bad debt”

suatu peringatan 1 sampai surat peringatan terakhir seharusnya sudah sampai ditangan customer. Apabila tidak ada tanda tangan untuk membayar angsuran dan kendaraan masih berada ditangan nasabah maka A/R mengeluarkan: surat tugas penarikan (STP) untuk motor (31 hari) sebagai dasar A/R officer II melakukan penarikan. Sebelum melakukan penarikan perlu di persiapkan dulu data-data atau dokumen pendukung proses penarikan diusahakan pendekatan dengan nasabah secara baik-baik sehingga penarikan berjalan lancer, apabila susah diajak secara baik-baik perlu dilakukan negosiasi secara kekeluargaan dan bila tidak berhasil juga perlu melibatkan apparat desa (RT/RW? Kepala desa). Proses penarikan diusahakan agar tidak akan timbul kemudian hari.

Segera setalah ditarik kendaraan roda dua (motor) dari nasbah disiapkan berita acara serah terima (BAST) kendaraan sambal menunggu reaksi dari nasabah maksimal 7 hari untuk menyelesaikan di kantor PT. FIFGROUP setalh leat 7 hari segera kirim somasi.

f. Customer over due (61-90 hari)

Nasabah dalam posisi ini biasanya kendaraan sudah pindah tangan atau di gadaikan, raib ataupun kasus asuransi, A/R head menugaskan kepada remedial officer untuk memonitor keberadaan nasabah dalam aspek capacitinya dan keberadaan atau motornya. Usaha penekanan kepada nasbah dilakukan supaya tetap mengangsur sambal mencari keberadaan kendaraan atau motornya.

Apabila nasabah sudah di tangani, maka A/R head harus segera melakukan tindakan pemrosesan memalui lawyer atau pengacara, debt collector atau apparat untuk menekan customer tersebut. Jika perlu dilakukan terapi untuk nasabah yang “Bandel” dengan diproses hukum penahanan karena mencari keberadaan kendaraan atau motornya. Apabila nasabah sudah ditangani, maka A/R head harus segera melakukan tindakan pemrosesan melalui lawyer atau pengacara, debt collector atau apparat untuk menekan customer tersebut. Jika perlu dilakukan terapi untuk nasabah yang “bandel” dengan diproses hukum penahanan karena sudah melakukan tindakan penggelapan kendaraan jaminan.

g. Customer over due (90-180 hari)

Nasabah dalam posisi ini biasanya sudah tidak ada kendaraan dan juga nasbah sudah raib yang dikategori potensial bad debt dan besar kemungkinannya akan termasuk nasabah yang di write off. A/R head bekerja sama dengan debt collector cabang, lawyer, badan infestigasi atau apparat untuk mencari keberadaan kendaraan dan juga bekerja sama dengan juru parker dipusat keramaian dengan membuat daftar nomor polisi kendaraan yang hilang tersebut. Buat surat pemblokiran STNK atau BPKB ke POLDA untuk nasabah posisi ini.

h. Customer over due > 180 hari

Nasabah dalam posisi ini adalah nasabah yang telah dilakukan write off, namun tetap wajib dilakukan usaha-usaha recovery. Remedial Head melakukan kerja sama dengan debt collector area, lawyer, badan investigasi atau apparat untuk mencari keberadaan kendaraan dan biasa bekerja sama dengan jurusan parker dipusat keramaian dengan membuat daftar nomor polisi kendaraan yang hilang tersebut. Buat surat pemblokiran STNK atau BPKB ke POLDA untuk nasbah posisi ini.

Berdasarkan penelitian di lapangan, apabila terjadi suatu kelalaian,maka terjadilah penyitaan, proses penyitaan itu sendiri dimulai dengan adanya surat perintah sita yang dikeluarkan oleh field collection karena berdasarkan hasil penelitian di lapangan ditemukan misalnya histori pembayaran yang buruk yang dapat dilihat dari daftar aging yaitu catatan pembayaran hutang perbulannya yang disetor oleh debitor, usaha debitor yang berbeda dari data yang ada, obyek jaminan digadaikan untuk keperluan lain sehingga ada unsur penggelapan barang jaminan ataupun obyek jaminan berada di tangan pihak ketiga tanpa sepengetahuan kreditor untuk mengambil tindakan cepat yaitu penarikan obyek jaminan dari penguasaan debitor.

Adapun berkas-berkas yang dipersiapkan adalah berita analisa kasus, foto copy perjanjian pembiayaan konsumen yang dilengkapi dengan berkas-berkas penunjang lainnya, daftar aging, surat kuasa untuk melakukan penarikan/penyitaan obyek jaminan fidusia yang telah ditandatangani oleh debitor sendiri dan asli berita acara serah terima kepada karyawan PT. FIFGROUP yang khusus menangani penarikan obyek jaminan.

Untuk tugas ini kepadanya diberikan surat kuasa resmi yang berstempel dan telah ditandatangani oleh pihak divisi keuangan PT. FIFGROUP selaku yang dikuasakan oleh debitor/pemberi kuasa untuk melakukan penarikan obyek jaminan fidusia dan yang menerima kuasa dalam hal ini karyawan bagian field collection.

Surat kuasa untuk melakukan penarikan obyek jaminan merupakan alas hukum yang sah bagi kreditor untuk melakukan penyitaan. Surat kuasa ini berisi pernyataan yang ditandatangani oleh debitor sendiri guna memberikan kuasa dengan hak penyerahan hak milik secara fidusia dengan nomor perjanjian fidusia yang telah disetujui yang selanjutnya disebut penerima kuasa untuk melakukan tindakan-tindakan apabila pihak debitor mengalami salah satu peristiwa yang tercantum dalam perjanjian pembiayaan konsumen sebagai berikut:

a. Debitor dinilai lalai membayar salah satu angsuran atau angsuran- angsurannya.

b. Debitor meninggal dunia, atau sakit berkelanjutan atau cacat tetap, tidak mampu untuk menyelesaikan kewajiban- kewajibannya dalam perjanjian ini, kecuali apabila penerima dan atau penerus hak/para ahli warisnya dengan persetujuan kreditor menyatakan sanggup untuk memenuhi semua kewajiban debitor berdasarkan perjanjian ini.

c. Debitor berada di bawah pengampuan atau karena sebab apapun yang menyebabkan debitor tidak siap apapun adanya dan membawanya ke tempat yang dipandang baik oleh penerima kuasa.

Apabila pihak pemberi fidusia yang menguasai obyek jaminan fidusia akan ditarik tidak ada ditempat, maka diperlukan kehadiran aparat yang berwenang seperti polisi, kepala desa, ketua RW atau ketua RT sebagai saksi pada saat akan dilakukannya penarikan. Keberadaan pihak yang berwenang bersifat insidentil saja selain itu juga untuk menjaga agar tidak terjadi kecurigaan juru sita memasuki pekarangan dan rumah secara paksa. Yang bertandatangan dalam berita acara penarikan yaitu penerima dan pemberi jaminan dan pihak berwenang jika turut hadir dalam proses penyitaan obyek jaminan.

Kasus obyek jaminan yang akan ditarik telah hancur/rusak maka digunakan jasa asuransi. Asuransi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan

untuk memperoleh perlindungan atas kemungkinan terjadinya suatu kerugian.

Jenis asuransi yang dipakai adalah total lost only.

Untuk penggunaan asuransi total lost only, jaminan asuransi akan diberikan atas kerugian/kerusakan yang biaya perbaikannya diperkirakan sama dengan atau lebih dari 75% dari harga kendaraan bila diperbaiki atau kendaraan yang hilang dicuri. Untuk jenis asuransi ini pertanggungjawaban hukum terhadap pihak ketiga tidak ditanggung oleh pihak asuransi.

Mengenai pembayaran premi ditanggung oleh debitor selaku pemberi fidusia.

Hal ini ditegaskan dalam akta jaminan fidusia. Dalam hal pihak pemberi fidusia/debitor lalai mengasuransikan obyek jaminan fidusia, maka segala resiko terhadap kerusakan, kecelakaan, kerugian dan lain-lainnya sepenuhnya merupakan tanggung jawab dan menjadi resiko dan beban pemberi fidusia sendiri.

Pada umumnya jika obyek jaminan rusak/hancur maka terlihat kecenderungan debitor menunggak. Karena mereka tidak mau mengeluarkan dana ganda yaitu untuk membiayai perbaikan kendaraan bermotor dan membayar angsuran. Selain itu tidak ada tuntutan dari kreditor untuk mengganti kerusakan melainkan hanya berkewajiban untuk merawat obyek jaminan sebaik-baiknya. Ketika keadaan seperti ini terjadi maka debitor dianggap telah melepaskan hak dan kewajibannya. Oleh karena itu segera obyek jaminan ditarik dari kreditor.

Ketentuan yang diatur dalam Pasal 30 Undang-Undang Fidusia, jika pihak tersita tidak ada di tempat tetapi obyek jaminannya ada maka berdasarkan surat kuasa penarikan yang ditandatangani oleh debitor sendiri penarikan tetap dapat dilaksanakan namun dibutuhkan aparat polisi/aparat pemerintah sebagai saksi bahwa penyitaan yang dilakukan atas alas hukum yang sah. Keadaan tersebut nantinya ditulis dalam berita acara penarikan.

Dari hasil penelitian di lapangan ditemukan bahwa terkadang obyek jaminan yang ditarik ternyata masih dalam proses perkara, misalnya menjadi barang bukti

karena obyek jaminan digunakan untuk melakukan kejahatan seperti pencurian.

Untuk kasus seperti itu obyek jaminan berada dalam penguasaan kreditor dan polisi masih bisa sewaktu-waktu memintanya untuk menjadi barang bukti. Oleh karena itu kendaraan bermotor tidak bisa dijual dulu karena alasan penyidikan.

Menurut pendapat responden dari Bagian Legal PT.FIFGROUP bahwa perusahaan melakukan penyitaan ini dapat disamakan dengan parate eksekusi dengan alasan bahwa dengan model seperti ini lebih sederhana karena melewati proses yang tidak serumit dengan hukum beracara di pengadilan. Relatif efektif dan efisien dalam waktu dan biaya karena bisa dilakukan secara kekeluargaan tanpa menggunakan tenaga pengacara dan dokumen yang dipersiapkan tidak harus bermacam-macam. Pihak perusahaan telah melakukan tindakan preventif dengan melampirkan Surat Kuasa untuk melakukan penarikan kendaraan bermotor yang ditandatangani oleh debitor sendiri, Perjanjian Pemberian Fidusia dan Perjanjian Pembiayaan Konsumen yang kesemuanya merupakan bukti yang mengikat bagi kedua belah pihak dan memuat perihal penarikan hingga penjualan dimuka umum yang telah ditandatangani oleh debitor sendiri.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa penelitian di lapangan ditemukan bahwa PT.

FIFGROUP melaksanakan penjualan setelah dilakukannya penarikan jaminan yang semulanya di bawah penguasaan debitor. Adapun penjualan yang dipilih menurut responden yaitu penjualan dimuka umum atau lelang. Demi terjaganya perputaran modal di dalam perusahaan, keputusan tersebut dinilai cukup tepat karena dengan media lelang diharapkan menguntungkan bagi kreditor serta tidak memakan waktu yang lama dalam pengembalian piutangnya. Oleh kreditor digunakan istilah penjualan dimuka umum atau lelang dalam pengertian yang khusus yaitu lelang untuk kalangan terbatas dimana peserta lelangnya hanya untuk kalangan dealer/supplier yang merupakan mitra bisnis kreditor.

Pelelangan dilakukan berdasarkan persyaratan yang ditentukan oleh pihak kreditor sendiri. Kreditor selaku penjual dan peserta lelang adalah dealer/supplier.

Dealer/supplier sebagai peserta lelang yang keluar sebagai pemenang lelang adalah pembeli yang sah.

Adapun proses pelaksanaan lelang adalah sebagai berikut:

1. Pada saat kendaraan bermotor sebagai jaminan khusus telah berada dalam penguasaan kreditor dan telah lampaunya tenggang waktu bagi debitor untuk melaksanakan itikad baiknya maka secara otomatis obyek jaminan matang untuk dijual.

2. Melakukan pengumuman melalui surat pemberitahuan dan sekaligus mengundang para rekanan bisnis yaitu para supplier/dealer. Dipilihnya dealer/supplier, karena alasan bahwa mereka memiliki usaha yang bergerak di bidang pembelian penjualan kendaraan bermotor baik yang masih baru atau bekas yang telah menjalin hubungan bisnis yang cukup baik dengan pihak kreditor selaku perusahaan penyedia dana untuk pembelian kendaraan bermotor. Jadi disini terlihat untuk menjaga hubungan kerjasama antara penyedia dana (fund lender) dan pemasok barang (supplier).

Menurut Suyatno,37 yang dimaksud dengan pengumuman adalah memberitahukan melalui surat sekaligus mengundang untuk menghadiri pelelangan40.Peserta lelang berjumlah 10 dealer/supplier.Alasannya hanya mengundang dealer/supplier karena selama ini telah terjadi kerjasama yang saling menguntungkan hubungan kerjasama yang sudah terbina dengan balk, mereka dianggap cukup antusias terhadap penjualan kendaraan bermotor- kendaraan bermotor bekas. Selain itu juga dengan pengumuman seperti itu dinilai cukup sederhana, praktis serta tidak mahal. Selama ini pelaksanaan yang

37Wawancara, suyatno Unit head PT.FIFGROUP Cabang Rungkut Surabaya

dilakukan telah berjalan lancar dan tidak mengakibatkan kericuhan-kericuhan seperti adanya peserta lelang yang diperlakukan tidak adil atau barang yang dilelang bukan milik kreditor.

3. Dalam surat pemberitahuan tersebut berisikan waktu pelaksanaan, data- data baik fisik dan keterangan kelengkapan dokumen kendaraan bermotor yang akan dilelang serta harga minimal/harga bukaan yang ditawarkan pertama kali.

4. Calon peserta diberi kesempatan melihat kondisi kendaraan bermotor yang akan dilelang sebelum hari lelang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan melihat kondisi riil dari kendaraan bermotor yang akan dilelang sehingga praktek membeli kucing dalam karung terhindarkan.

5. Pada hari pelelangan dilakukan dengan cara penawaran mereka dalam amplop tertutup.Setelah semua peserta menyerahkan penawarannya maka oleh pihak kreditor membuka amplop bagi siapa yang menawarkan harga yang tertinggi maka dialah yang keluar sebagai pemenang lelang.

6. Jika ternyata ditemukan lebih dari satu penawar yang mengajukan penawaran yang sama tingginya maka akan dilakukan penawaran lagi tetapi hanya untuk mereka saja. Yang tertinggi penawarannya yang keluar menjadi pemenang.

7. Jika harga yang ditawarkan semuanya di bawah harga limit/harga pembukaan maka tidak dilakukan pelulusan lelang. Untuk kasus seperti tersebut, maka pihak kreditor melakukan konfirmasi ke kantor bagi penawar tertinggi dari penawar yang di bawah harga limit yang ditentukan.Hal itu melalui pertimbangan bahwa selisih kerugian yang dialami oleh pihak kreditor tidak seberapa banyak. Namun jika lumayan besar maka pihak kantor pusat akan meminta pengiriman data- data dan foto kondisi terakhir kendaraan bermotor untuk diikutkan dalam pelelangan di Jakarta. Jika ternyata dalam pelelangan terjadi kesesuaian harga maka kendaraan bermotor dikeluarkan untuk diserahkan kepada pemenang lelang.

8. Kendaraan bermotor yang akan dilelang dan dokumen- dokumen yang sebelumnya ditahan oleh kreditor akan dikeluarkan dan diserahkan kepada pemenang lelang setelah dilakukannya pembayaran secara penuh.

9. Penyerahan kendaraan bermotor dan dokumennya dilakukan secara apa adanya.

Tidak menutup kemungkinan pihak yang menang meminta rekondisi kendaraan bermotor begitu juga dokumen-dokumen yang telah habis masa berlakunya kepada kreditor dengan menambah biaya rekondisi. Namun kecenderungan yang terjadi adalah pihak menang/pembeli lebih senang mengurus sendiri.

10. Apabila hasil jual atau lelang ternyata melebihi sisa hutang plus beban termasuk biaya penarikan/penjualan dan bunga yang menjadi tanggung jawab debitor yang wanprestasi, maka sisanya akan dikembalikan kepada debitor.

11. Proses pelelangan dan hasil pelaksanaan lelang akan dituangkan secara tertulis dalam berita acara penjualan secara lelang kendaraan larikan dan ditandatangani oleh pihak penjual dan pembeli selaku pemenang lelang.

Apabila dicermati maka pelaksanaan lelang yang dilakukan oleh pihak kreditor cukup sederhana dan tidak berbelit-belit. Dilihat dari perspektif bisnis, pelaksanaannya lebih menekankan pada unsur efektif dan efisien dalam penjualan, murah dan kepercayaan antara kreditor dan dealer/supplier.

Pelelangan dilakukan berdasarkan persyaratan yang ditentukan oleh pihak kreditor sendiri. Kreditor selaku penjual dan peserta lelang adalah pembeli yang keluar sebagai pemenang lelang adalah pembeli yang sah.

Untuk pelaksanaan lelang dipimpin oleh karyawan divisi keuangan PT.FIFGROUP yang diberi kuasa untuk itu dan telah memiliki pengalaman melaksanakan lelang. Dalam proses lelang pihak yang memandu lelang memberi kesempatan yang sama bagi peserta lelang untuk melakukan penawaran tanpa berat sebelah (impartial judgment). Pelaksanaan lelang yang cukup sederhana, murah dan cepat dalam proses penjualannya dinilai cukup membantu dalam dunia bisnis.

Penulis berpendapat bagi perjanjian fidusia yang di daftarkan ke KPF penulis setuju dengan proses yang di lakukan oleh PT.FIFGROUP, namun penulis tidak setuju dengan sistem pelelangan yang dilakukan oleh PT.FIFGROUP, karena lelang haruslah dilakukan oleh kantor lelang yang berwenang di kota tersebut, bukanlah mengadakan lelang sendiri.

56

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor PT.FIFGROUP Cabang Rungkut Surabaya dapat disimpulkan bahwa dalam upaya menangani wanprestasi di kantor PT.FIFGROUP Cabang rungkut Surabaya dapat terjadi praktek sita dimana saat segala upaya yang dilakukan tidak bisa dilakukan lagi ( upaya terakhir yang dilakukan) upaya – upaya yang telah dilakukan pihak PT.FIFGROUP Cabang Rungkut Surabaya dalam penyelesaian wanprestasi yaitu dengan cara melakukan penagihan melalui telpon jika sudah terlambat 7 hari dari hari jatuh tempo bila tidak ada tanggapan ini merupakan somasi pertama selanjutnya di somasi kedua pihak kreditur langsung mengunjungi pihak debitur datang ke kantor menandatangi surat perjanjian bayar jika debitur tidak bayar juga pihak kreditur melakukan penyitaan berupa jaminan fisik. Dari upaya -upaya yang dilakukan pihak kreditur tersebut dalam prosesnya diketahui bahwa adanya faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestesai pada debitur antara lain lalainya debitur ( debitur sengaja tidak membayar ) dalam pembayaran angsuran serta adanya keadaan memaksa ( debitur terpaksa tidak bisa membayar )debitur tidak bisa membayar angsuran di PT.FIFGROUP Cabang Rungkut Surabaya.Peneliti menemukan hal penting di PT.FIFGROUP Cabang Rungkut Surabaya yaitu pihak leasing PT.FIFGROUP sudah diberikan kekuatan hukum sebagai akad fidusia dan sita dilakukan untuk pengamanan dengan dasar untuk lelang bahwa pihak debitur telah menyerahkan barang sesuai surat penyerahan barang kepada kreditur sebagai upaya final penanganan wanprestasi .

Dokumen terkait