• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Guru dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teoritik

2. Upaya Guru dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dari sebuah usaha atau kegiatan.14 McClelland menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena orang yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang yang berhasil menyelesaikan segala seesuatu.15 Berprestasi yaitu motif untuk berkompetisi baik dengan dirinya maupun orang lain dalam mencapai prestasi yang tinggi.16

Sedangkan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Jadi, prestasi belajar adalah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang di capai dalam bentuk nilai.17 Menurut Sumardi, bahwa nilai yang tercantum dalam rapor merupakan perumusan terakhir yang di berikan guru mengenai kemajuan atau prestasi siswa dalam masa tertentu.18

a. Upaya guru Fiqih dalam meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

13 Djam’an Satori,Profesi Keguruan(Tangerang:Universitas Terbuka 2012),h. 5.12

14Rony Gunawan,Kamus lengkap bahasa indonesia,h.244.

15 Hamzah B. Uno, Teeori Motivasi dan Pengukuranya, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2014),h.

47.

16 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2009),h.70

17 Belajarpsikologi.com. Di ambil pada senin, 3oktober 2016. Pada pukul 11.11 AM

18 Sumardi Suryabrata,pengantar Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM,1994).H, 324.

Upaya guru Fiqih dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dari demensi tersebut, peranan guru sulit digantikan oleh orang lain. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat di manfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi- dimensi proses pendidikan atau lebih khusus bagi proses pembelajaran yang di perankan oleh guru yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.19

Mengutip pendapat laurence D. Hazkew dan jonathan C. Mc Lendon dalam bukunya This is Teaching, guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas.

Sedangkan menurut Jean D. Grambs dan C. Morris Mc Clare dalam foundation of Teaching, An Introduction to modern Education, guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seseorang individu hingga dapat terjadi pendidikan.

Jadi guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik.

Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peseta didik dapat belajar dan prestasi belajarya dapat

19 Udin Syaefudin Saud,Pengembangan Profesi guru(Bandung:Alfabeta,2010),h.32.

meningkat dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.20

Roestiyah N.K (1989) mengintenvaris tugas guru secara garis besar, (1) mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan dan kepandean dalam pengalaman empirik kepada para muridnya, (2) membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara, (3) mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didik (4) mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam berbicara bertindak dan bersikap,(5) memungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat lingkungan baik sekolah negeri ataupun swasta, (6) harus mampu mengawal dan menegakan disiplin baik untuk dirinya, maupun murid dan orang lain (7) memfungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus menejer yang di senangi, (8) melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi, (9) guru di beri tanggung jawab paling besar dalam hal perencanaan dan melaksanakan kurikulum serta evaluasi keberhasilanya (10) membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi muridnya dan (11) guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat yang tingggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok studi, mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka memperkaya pengalaman.

Dari penegasan Roestiyah, N.K tersebut dapat ditegaskan bahwa guru bertanggung jawab mencari cara untuk mencerdaskan kehidupan anak didik sehingga dapat berprestasi secara baik.21

Upaya guru Fiqih dalam meningkatkan prestasi belajar Fiqih itu sendiri harus mempunyai kemampuan dan keahlian ketika proses belajar mengajar terjadi, karena pelajaran Fiqih merupakan ilmu yang mempelajari bermacam-macam aturan hidup manusia, baik bersifat individu maupun yang berbentuk masyarakat sosial, ilmu Fiqih merupakan suatu kumpulan ilmu yang sangat besar gelanggang pembahasanya yang mengumpulkan berbagai ragam jenis hukum islam dan berbagai macam

20 H. Hamzah B.Uno, Profesi kependidikan,(Gorontalo:Bumi Aksara, 2007),h 15.

21 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta,2008)h.39.

rupa aturan hidup, untuk keperluan seseorang, segolongan, masyarakat, dan seumunya manusia.22

Mata pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran agama islam yang di arahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan, dan penggunaan pengalaman, dan pembiasan. Mata pelajaran Fiqih harus dikuasai oleh siswa-siswi karena membahas tentang syariat islam, kaifiat ibadah juga di tekankan kepada taraf pengalaman ibadah sehingga menjadi dorongan kepada siswa-siswi untuk mengamalkan dangan baik sesuai dengan tuntutan syari’at islam, khususnya dalam menjalankan kewajiban yang utama yaitu ibadah sholat fardu lima waktu sehari semalam.23

Kurikulum yang di gunakan dalam mata pelajaran Fiqih kelas VII semester 1-2 adalah kurikulum 2013 yaitu sebuah kurikulum yang di kembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan, kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang di peroleh peserta didik melalui pengetahuan di bangku sekolah. Dengan kata lain, antara Soft Skills dan HardSkills dapat tertanam secara seimbang, berdampingan, dan mampu di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

22 H. Burhanudin, Fiqih Ibadah(Bandung: Pustaka Setia,2001),h.12-13.

23 Makalah Pendidikan Sudirman. Blogspot.com. Di ambil pada Rabu, 5 Oktober 2016.pada pukul 11.24 am.

Dengan adanya kurikulum 2013, harapan peserta didik dapat memiliki kompetensi sikap, keterampilan, pengetahuan dapat meningkat dan berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah di tempuhnya sehingga akan dapat berpengaruh dan menentukan kesuksesan dalam kehidupan selanjunya. 24

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester 2 (genap)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. melaksanakan tata cara salat wajib

selain salat lima waktu

1.1Menjelaskan ketentuan sholat dan khutbah jumat

1.2 Menjelaskan ketentuan sholat jenazah

1.3 Menghafal bacaan-bacaan salat jenazah

1.4 Mempraktikan sholat jenazah

2. melaksanakan tata cara sholat jama’ qhasar dan jama’ Qasar serta sholat dalam keadaan darurat

2.1 Menjelaskan ketentuan salat jama’ qashar dan jama’ qashar 2.2 Mempraktikan salat jama’, qashar dan jama’qashar

2.3 Menjelaskan ketentuan sholat dalam keadaan darurat ketika

24 M.Fadlillah,Implementasi Kurikulum 2013,(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2014)h. 16.

sedang sakit dan di kendaraan 2.4 Mempraktikan sholat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan

3. melaksanakan tata cara sholat sunnah muakkad dan ghairu muakkad

3.1 Menjelaskan ketentuan sholat sunnah muakkad

3.2 Menjelaskan macam-macam sholat sunnah muakkad

3.3 Mempraktikan sholat sunahh muakad

3.4 Menjelaskan ketentuan sholat sunnah gahiru muakkad

3.5 Menjelaskan macam-macam sholat sunnah ghairu muakkad 3.6 Mempraktikan sholat sunnah ghairu muakkad

Seperti yang kita lihat dari (KD) kompetensi Dasar pelajaran Fiqih tersebut, maka upaya yang di lakukan oleh guru Fiqih dalam berusaha meningkatkan Prestasi Belajar siswa adalah

1. Memberikan motivasi kepada peserta didik

Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa

dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan.

Motivasi untuk belajar dapat diubah menjadi lebih baik atau buruk berdasarkan apa yang terjadi di dalam kelas misalkan, kepercayaan yang di miliki oleh guru terhadap siswanya, harapan seorang guru dan cara guru bersikap pada siswanya bisa memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat motivasi siswa.25

Tiap guru memiliki cara yang berbeda-beda dalam memotivasi siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa adalah salah satu kegiatan integral yang wajib ada dalam kegiatan pembelajaran. Selain memberikan dan mentransfer ilmu pengetahuan guru juga bertugas untuk meningkatkan motivasi anak dalam belajar, proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar.

Hal yang di lakukan oleh guru salah satunya guru mata pelajaran Fiqih dalam memberi motivasi kepada siswa adalah guru hendaknya dapat membangkitkan minat siswa sehingga siswa akan terdorong untuk belajar. karena itu mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar.

seorang guru juga hendaknya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar, memberikan pujian yang wajar setiap

25 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2013)h. 307

keberhasilan siswa, memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, menciptakan persaingan dan kerja sama. Apabila guru terus memberikan motivasi dalam hal positif maka akan berpengaruh pada proses belajar mengajar siswa sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat.26

2. Menggunakan strategi yang variatif

Dalam kegiatan belajar mengajar agar seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, memerlukan wawasan yang mantap dan utuh tentang kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus mengetahui dan memiliki gambaran yang menyeluruh mengenai bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi, serta langkah-langkah yang di perlukan sehingga tugas-tugas keguruan dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang di harapkan. Salah satu wawasan yang perlu dimiliki guru adalah tentang strategi belajar mengajar. 27

Dalam pembelajaran Fiqih, agar siswa dapat memahami pelajaran secara baik dan berpengaruh pada prestasi belajarnya lebih ditekankan salah satunya adalah penggunaaan strategi yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar, strategi yang sering digunakan oleh guru dalam mata pelajaran Fiqih agar siswa mudah memahami materi adalah:

26 Funlearningenglish.blogspot.com, diunduh Sabtu 25 maret 2017,16.25 am

27 Anissatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar(yogyakarta:teras,2009)h.1-2

1) Strategi Ekspositoris, strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi ini juga di sebut dengan strategi langsung.

Penggunaan sistem ekspositori merupakan sistem pembelajaran mengarah kepada tersampainya isi materi kepada siswa secara langsung. Penggunaan sistem ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah di sajikan secara jelas oleh guru. kegiatan pembelajaran dengan menggunakan ekpositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Dalam pembelajaran agama islam strategi ini merupakan strategi klasik yang sering di gunakan oleh para pengajar islam, begitu pula dengan pelajaran Fiqih, misalnya secara langsung guru menjelaskan materi Fiqih kelas VII seperti tata cara sholat Jum’at, sholat jenazah dan sholat-sholat lainya seperti yang terdapat pada KD pelajaran Fiqih kelas VII.

2) Strategi inquiriy, merupakan rangkean kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri. sedangkan seorang guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing dalam proses belajar bagi siswanya. Kegiatan pembelajaran Fiqih perlu di pilih dan di

rancang agar memberi kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kreatifitas siswa. Berkaitan dengan materi Fiqih siswa dapat menemukan dalil ataupun hadis yang berkaitan dengan pelajaran Fiqih.28

3) Strategi Contextual Teaching and Learning

Umumnya di sebut dengan pembelajara kontekstual merupakan suatu proses pembelajara holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahamai bahan ajar secara bermakna yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi maupun kultural. sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat dipublikasikan dan di transfer dari satu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan yang lainya.

Guru mengajar dalam pembelajaran Fiqih dengan tujuan mengarahkan siswa dalam memahami, mengenal, menghayati dan mengamalkan hukum islam yang mengarah siswa supaya taat dan bertakwa kepada Allah SWT melalui kegiatan bimbingan, pegajaran, latihan, serta pengalaman siswa sehingga menjadi muslim yang selalu taat bertambah keimananya kepada Allah SWT.

28 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,h. 11

4) Strategi pemecahan masalah

Strategi pemecahan masalah di artikan sebagai rangakain aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Artinya, dalam strategi ini siswa tidak hanya dituntut untuk berkomunikasi, berfikir kritis, mencari dan mengelolah data yang akhirnya memberikan kesimpulan. Aktivitas yang di lakukan diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Dalam strategi ini, permasalahan merupakan kata kunci dalam pembelajaran. Pemecahan masalah yang di lakukan dengan menggunakan berfikir secara ilmiah secara sistematis dan empiris.29 dan dalam pembelajaran Fiqih guru bisa memberikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi Fiqih yang akan di pecahkan oleh siswa.

3. Menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik

Kalau berpacu pada orientasi kurikulum sekarang, metode sudah jelas walaupun belum mencantumkan tentang metode apa yang harus di gunakan oleh guru dalam menyampaikan materi. Guru harus pandai-pandai mengunakan metode yang cocok dalam setiap materi, metode yang baik untuk digunakan dalam mata pelajaran Fiqih adalah metode yang lebih banyak kepada praktek, dan metode yang sering di gunakan oleh Guru Fiqih dalam menyampaikan materi Fiqih yaitu,

29 Thatra.Blogspot.com,diunduh,sabtu25 maret 2017, 15.06pm

sering menggunakan metode mengajar dalam Al-Qur’an seperti amtsal yaitu perumpamaan dalam rangka mendidik umat, metode keteladanan, targhib dan tarhib, dan menggunakan metode-metode yang umum seperti ceramah, demonstrasi, diskusi, metode simulasi, dan metode-metode lainya yang cocok digunakan berkaitan dengan materi Fiqih.30

Seperti yang kita lihat dari standar kompetensi pelajaran Fiqih kelas VII, materinya adalah membahas tentang sholat, oleh karena itu sebagai guru Fiqih metode yang tepat dan cocok di gunakan adalah metode ceramah dan demonstrasi, yaitu menjelaskan sambil memperagakan tata cara sholat.

4. Menggunakan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi pembelajaran

Media pendidikan atau pengajaran adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke si penerima guna merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sebagai pembawa (penyalur pesan), media pengajaran tidak hanya digunakan oleh guru, tetapi yang lebih penting dapat pula digunakan oleh siswa.31

Jenis-jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Fiqih terdiri dari berbagai macam media yang

30 Ramayulis,Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia,2005),h.281-381.

31 Anissatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar, h. 102

diantaranya yaitu : buku paket Fiqih, artikel,buletin, tabloid islami, gambar,Video dan sebagainya. Adapun media yang digunakan dalam pokok bahasan materi Fiqih kelas VII MTs adalah menggunakan media gambar atau Video dalam membahas materi sholat. 32

b. Upaya Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Kita tidak bisa mengabaikan peran keluarga dalam pendidikan, anak-anak sejak masih bayi hingga usia sekolah memiliki lingkungan tungggal yaitu keluarga, tidak mengherankan jika Gilbert menyatakan bahwa kebiasaan yang dimilliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga.33

Anak lahir dalam pemiliharaan orang tua dan di besarkan di dalam keluarga. Orang Tua tanpa ada yang memerintah langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai pemilihara, sebagai pengasuh, sebagai pembimbing, sebagai pembina maupun sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya. Ini adalah tugas kaudrati dari tiap-tiap manusia.

Anak menyerap norma-norma pada anggota keluarga, baik ayah, ibu, maupun anak-anaknya. Maka orang tua dalam keluarga harus dan merupakan kewajiban kodrati untuk memperhatikan anak-anaknya serta mendidiknya, sejak anak itu kecil, bahkan sejak anak itu dalam kandungan. Jadi tugas orang tua mendidik anak-anaknya itu terlepas

32 Gentongedukasi.blogspot.com,diunduh Sabtu25 Maret 2017,15.46 pm

33 Jalaludin, Sikologi Agama,(Jakarta:Raja Garafindo Persada,2001),h.251.

sama sekali dari kedudukan, keahlian atau pengalaman dalam bidang pendidikan yang legal.

Di dalam islam, Rasulullah SAW. Secara jelas mengingatkan akan pentingnya pendidikan keluarga, sebagaimana hadisnya berbunyi :

“Anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang dapat menjadikanya Yahudi, Nasrani,Majusi”.(HR Muslim)

Tindakan dan sikap orang tua seperti menerima anak, mencintai anak, mendorong dan membantu anak aktifdalam kehidupan bersama,agar anak memiliki nilai hidup jasmani, nilai estetis, nilai kebenaran, nilai moral dan nilai religius, serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut, merupakan perwujudan dari peran mereka sebagai pendidik.

Anak dalam anggota keluarga, di mana orang tua adalah pemimpin keluarga, sebagai penanggung jawab atas keselamatan warganya di dunia dan khususnya di akhirat. Maka orang tua wajib mendidik anak- anaknya, diantara anggota keluarga, maka pengaruh ibulah yang paling banyak. karena sejak anak lahir sampai akan menginjak dewasa anak dalam kehidupan sehari-harinya lebih berdekatan dengan ibu dibandingkan dengan yang lainya. Jadi, peranan ibu lebih nampak berfungsi dalam pendidikan anak-anaknya, bahkan pengaruh ibu pada

anak dimulai sejak anak masih dalam kandungan kemudian baru ayahnya.34

Sumbangan keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai berikut :

1) Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri

2) Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap menerima atau menolak, kasih sayang, acuh tak acuh mempengaruhi reaksi emosional anak.35

Tanggung jawab pendidikan yang perlu didasarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain sebagai berikut :

1) Memilihara dan membesarkanya, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk di laksanakan

2) Melindungi dan menjamin kesehatanya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan

3) Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupanya, sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain.

4) Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberikanya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah.

Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa hal yang meski di lakukan oleh orang tua ketika anak berada di rumah adalah :

34 H.Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Semarang: Rineka Cipta,1991),h.176- 180.

35 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,(Jakarta: PT Raja Grafindo,2009)h.88.

1) Mengawasi anak ketika belajar di rumah

pada mata pelajaran Fiqih hendakya orang tua mencoba menguji kemampuan anaknya dengan bertanya hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran Fiqih, misalnya pada mata pelajaran Fiqih kelas VII orang tua bertanya tentang bagaimana tata cara sholat jenazah yang ia peroleh dari sekolah selama belajar mata pelajaran Fiqih.

2) Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa dan di susun dalam buku atau dipasang di dinding untuk di pamerkan

3) Membuat laporan yang di perlukan guru terkait dengan peningkatan prestasi, kesehatan, maupun penurunan prestasi

4) Menyiapkan alat yang di perlukan untuk kegiatan belajar. Seperti alat tulis, buku-buku pelajaran yang akan di gunakan oleh anak dalam menunjang proses belajarnya.

5) Menginformasikan kepada guru apabila anaknya membutuhkan perhatian khusus

6) Menunggu saat belajar di rumah dan mendengarkan keluhan anak 7) Memimpin dalam ibadah

8) Mengawasi aktifitas bermain dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar36

Apabila hal tersebut di lakukan oleh orang tua ketika anaknya berada di rumah maka prestasi belajar anak dapat meningkat.

36 Fuad Ihsan,Dasar-Dasar Pendidikan,h.38.

G. Metode Penelitian

Dokumen terkait