• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Guru dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

B. Upaya Guru dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

1.Upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

Guru memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan prestasi siswa-siswinya dengan cara apapun yang bisa membangkitkan semangat belajar siswanya.

Dalam proses belajar mengajar di kelas seorang guru yang menjadi pembimbing atau pelatih di kelas tersebut, harus mampu berinteraksi dengan siswa, tidak boleh pasif dan bahkan suasana pembelajaran harus kondusif. Dari hasil observasi, tersebut maka dapat dibahas sebagai berikut :

a. Mempertinggi motivasi dari dalam diri siswa

Pengajaran di kelas harus mempertinggi motivasi intrinsic sebanyak mungkin secara sederhana yakni bahwa guru-guru harus mencoba agar siswa-siswi mereka tertarik dengan materi pelajaran yang mereka sampaikan, dan kemudian dalam menyampaikan materi ini harus dengan cara-cara yang menarik yang membuat siswa merasa puas dan menambah keingintahuan pada materi itu sendiri.

b. Menambahkan selera siswa untuk ilmu pengetahuan

Menambahkan selera siswa untuk ilmu pengetahuan adalah penting untuk meyakinkan pentingnya dan tingkat minat siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru, .ini adalah ide di

belakang penggunaan serangkaian pengajaran untuk memulai pelajaran.

Rangkaian pengajaran berhubungan dengan pelajaran yang disampaikan kepada siswa yang berminat, dan jika mungkin menunjukan bagaimana ilmu pengetahuan yang dapat berguna bagi siswa. Contoh , motivasi intrinsik untuk belajar tentang berwudhu dalam pelajaran Fiqih persentase mungkin bertambah menarik dengan memperkenalkan pelajaran sebagai berikut. “ Hari ini kita akan mulai pelajaran Fiqih dengan materi berwudhu, jadi berwudhu adalah sesuatu yang meski kita lakukan ketika akan mulai sholat.

Tanpa berwudhu sholat yang akan kita lakukan tidak di anggap sah, jadi hukum berwudhu adalah wajib.

Persentase adalah penting dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari serangkaian pengajaran ini menimbulkan keingintahuan siswa tentang pelajaran yang akan datang, dan dengan demikian akan mempertinggi motivasi intrinsik mereka untuk belajar materi.

c. Mempertahankan keingintahuan

Seorang guru yang terampil menggunakan berbagai cara akan menimbulkan atau mempertahankan keingintahuan dalam pengajarannya. Guru Fiqih misalnya, sering menggunakan media yang membuat siswa penasaran, misalnya ketika guru Fiqih menjelaskan tentang ibadah haji dan umrah, guru Fiqih menggunakan media berupa ka’bah yang berukuran kecil dalam

menjelaskan masalah tawaf dalam berhaji, sehingga siswa tersebut merasa penasaran dengan apa yang ada di dalam ka’bah tersebut, dan mengapa umat muslim ketika berhaji selalu tawaf mengelilingi Ka’bah.

d. Cara Penyampaian Pelajaran yang Menarik dan Bervariasi

Motivasi intrinsic untuk belajar sesuatu dipertinggi penggunaan materi yang menarik dan juga dengan berbagai cara penyampaian materi pelajaran. Contoh, siswa yang berminat pada suatu mata pelajaran tertentu mungkin dapat dipertahankan jika cara penyampaian pelajaran menggunakan film, narasumber, dan sebagainya, walaupun dalam menggunakan sumber harus direncanakan secara hati-hati, dimana sumber itu berpusat pada tujuan pelajaran dan melengkapi kegiatan lain.

e. Permainan dan Simulasi

Salah satu hal menarik yang dapat menambah minat pada pelajaran ialah dengan menggunakan permainan dan simulasi.

Simulasi adalah suatu latihan di mana siswa melaksanakan secara tepat sesuai dengan perannya. Keuntungan dengan menggunakan simulasi adalah bahwa mereka membiarkan siswa untuk belajar mata pelajaran dari dalam diri siswa.

Tetapi, hasil studi secara konsisten menemukan bahwa simulasi menambah minat dan motivasi siswa. Permainan yang bukan simulasi dapat juga menambah motivasi belajar. Permainan dengan

membentuk tim lebih baik dari pada permainan yang di lakukan secara individu, mereka memberikan kesempatan kepada teman- teman atau tim untuk saling membantu. Jika semua siswa adalah tim yang mempunyai kemampuan berbeda dan dicampur, maka semuanya mempunyai kesempatan untuk sukses.

f. Motivasi dalam bentuk Pemberian Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.79 Melihat hasil suatu perbuatan pekerjaan tentu akan menambah volume untuk melakukan suatu perbuatan itu seperti halnya dalam belajar.

g. Pemberian Prestasi dalam bentuk Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yang pasif dan sekaligus merupakan prestasi yang baik.Oleh karena itu, supaya pujian itu merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan menumpuk suasana yang mengenakan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

Memberikan pujian terhadap siswa atas keberhasilan dalam belajar akan membawa dampak yang sangat berarti dalam menempuh keberhasilanya yang akan datang. Oleh karenanya guru

79 Sardiman A,M Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h .94-99

hendaknya mencari hal-hal pada siswa yang dapat dipuji, seperti ketelitian, tingkah laku. Dan dengan tujuan itu akan menumpuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi harga diri siswa.

h. Pemberian Motivasi dalam bentuk Fanismen atau sanksi

Fanismen atau sanksi sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian sanksi.80 2. Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia di lahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti, dan kepribadian tiap-tiap manusia.

Pendidikan yang di terima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah, dan upaya orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anaknya ketika berada di rumah adalah

a. Memberikan Motivasi Belajar dan mengawasinya belajar di rumah Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak, Kasih sayang orang tua yang ikhlas dan murni akan mendorong sikap dan tindakan rela menerima

80 Dr.H. Abdul Kodir, M.Ag., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 23

tanggung jawab untuk mengorbankan hidupnya dalam memberikan pertolongan kepada anaknya

Pemberian motivasi merupakan kewajiban sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunanya. dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi selalu di jadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seoarang anak.

Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan sebagai orang tua selalu mendorong, dan memotivasi dalam hal belajarnya karena akan berguna bagi kehidupan anak kelak sehingga apabila dewasa akan mampu mandiri.

Dengan berusaha mengawasi kegiatan belajar anak di rumah akan berpengaruh pada peningkatan belajarnya dan prestasinya. 81 b. Memberikan Hadiah agar anak Termotivasi dalam Belajar

Pemberian hadiah sering di gunakan oleh orang tua kepada anak jika anak behasil melakukan suatu kegiatan, hadiah tersebut pada umumnya berbentuk benda, orang tua akan menjanjikan kepada anak untuk membelikan hal yang disukainya jika dia berhasil naik kelas dengan nilai yang bagus. Hadiah tersebut bisa menjadi motivasi anak agar mereka giat belajar.

Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, di mana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan di berikan hadiah, memberikan hadiah bukan hanya dengan berupa barang ataupun

81 Hasbullah, Dasar-dasar Pendidikan.h. 45

sesuatu yang di sukai oleh anak tetapi alangkah baiknya hadiah berupa pujian. Setiap orang senang di hargai, memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja yang dilakukan.82

c. Hasil pekerjaan atau hasil ulangan anak di pasang di dinding kamar anak agar tetap temotivasi belajar

Salah satu tugas orang tua dalam berusaha meningkatkan prestasi belajar anaknya di rumah selalu berusaha mengawasi memberi dukungan dan motivasai dan salah satunya adalah orang tua mengumpulkan hasil pekerjaan siswa dan di susun dalam buku atau di pasang di dinding untuk di pamerkan

Seperti dalam teori Spodek, Menurut Spodek (1991) beberapa saran bagi orang tua yang datang ke sekolah dapat membantu pihak sekolah dalam hal : mencatat, mengumpulkan hasil pekerjaan murid dikumpulkan ke dalam buku atau di tempel di dinding, merancang kegiatan untuk suatu kunjungan, menyarankan beberapa tempat yang dapat dikunjungi anak mengenal lingkungan.83

d. Memotivasi dengan selalu memperhatikan kebutuhan anak-anaknya dalam hal Belajar

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan di pertegas dengan pernyataanya yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.

82 Belajar Psikologi.com.diunduh pada senin,6 maret 2017,pukul 02.00 pm.

83 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Pendidikan,h.48

Keluarga adalah keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidik bangsa, negara dan dunia. Melihat pernyataan di atas dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.

Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tau bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang di alami dalam belajar dan lain-lain dapat menyebebkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajaranya tidak teratur akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk sehingga mengalami ketinggalan dalam belajarnya, dan akhirnya anak malas belajar. Hasil yag di dapatkan adalah nilai atau hasil belajarnya tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya.84

84 Daryanto,Belajar Mengajar(Bandung: Y Rama Widya,2010)h. 41-42.

BAB IV

Dokumen terkait