BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Urgensi Pengajaran Fiqh Dalam Penerapan Amaliyah
dan media yang masih terbatas. Dengan keterbatasan media pembelajaran maka guru diharapkan dapat lebih kreatif serta terus berusaha meningkatkan kualitas kinerjanya sehingga mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar tetap meningkat pada setiap tahunnya.
B. Urgensi Pengajaran Fiqh Dalam Penerapan Amaliyah Ibadah
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengajaran fiqh urgen terhadap pengamalan ibadah siswa di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar. hal ini dikuatkan pula oleh wawancara dengan Sitti Nurhaedah, S. Pd.I guru fiqh sebagai berikut:
Untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memahami ajaan-ajaran agama Islam untuk dijadikan pedoman penerapan ibadah amaliyah sehari-hari tidak bisa hanya dengan mengandalkan pada pembelajaran di sekolah, tetapi perlu pembinaan secara terus menerus dan berkelanjutan di luar jam pelajaran. Seperti hari sebelum jam pelajaran di mulai pada siswa melaksanakan shalat Dhuha dan setelah dan setelah jam pelajaran berakhir siswa melaksanakan shalat dzhuhur secara berjamah.
(wawancara, 24 Juni 2013)
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa adanya mengamalan siswa terhadap Pengajaran fiqh merupakan urgensi dari Pengajaran fiqh di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
Adapun bentuk-bentuk pengamalan Pengajaran fiqh oleh siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar ini dikemukakan oleh Sitti Nurhaedah, S.
Pd.I guru fiqh sebagai berikut:
Pendidik mulai berusaha mennularkan penghayatan akhlak dan kepribadiannya kepada peserta didik baik yang berupa etos kerja maupun etos ibadahnya dengan membiasakan siswa melaksanakan, bersuci, shalat fardhu, berdzikir, shalat jenazah, berpuasa, membaca adzan dan iqamah, berdoa, membayar zakat, berkhotbah. (wawancara, 24 Juni 2013)
Hasil petikan wawancara di atas menjelaskan bahwa amaliyah atau pengamalan ibadah siswa berupa bersuci, shalat fardhu, shalat jenazah,
berpuasa, membaca adzan dan iqamah, berdoa, membayar zakat, berkhotbah merupakan urgensi dari Pengajaran fiqh yang diajarkan oleh guru di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
Bentuk pengamalan lain misalnya adalah keaktifan shalat berjamaah. Inipun telah dilakukan oleh siswa dalam berbagai kesempatan beribadah yang tidak terlepas dari urgensi Pengajaran fiqh oleh guru Pengajaran fiqh sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 7
Pendapat responden tentang penerapan amaliyah ibadah siswa sehari- hari di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan
Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
a. Sangat diterapkan 8 25
B. Diterapkan 19 60
c. Kurang diterapkan 5 15
d. Tidak diterapkan - 0
Jumlah 32 orang 100
Sumber data : Hasil olah angket item 2
Hasil olah angket di atas memperlihatkan bahwa 8 responden atau 25% memilih sangat diterapkan, 19 responden atau 60% memilih diterapkan, 5 responden atau 15% memilih kurang diterapkan dan tidak satupun dari responden atau 0% yang memilih tidak diterapkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu bentuk urgensi Pengajaran fiqh dalam pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar adalah pada aspek ibadah shalat berjamaah. Bahwa pada umumnya siswa aktif menerapkan amaliyah ibadah sehari-hari.
Dalam kaitan ini guru Pengajaran fiqh yang selalu memberikan bimbingan dan arahan untuk selalu melaksanakan ibadah-ibadha tersebut di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai bentuk pengamalan Pengajaran fiqh. Hal ini dikuatkan pula oleh Sitti Nurhaedah, S. Pd. I guru fiqh sebagai berikut:
Dalam persoalan ibadah sehari-hari sebagai pengamalan Pengajaran fiqh guru Pengajaran fiqh selalu memberikan arahan dan bimbingan bahkan mengajar siswa untuk bersama-sama melaksanakan shalat khususnya di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar. (Wawancara, 24 Juni 2013)
Dari petikan wawancara di atas dapat dipahami bahwa dalam persoalan ibadah guru Pengajaran fiqh selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa bahkan mengajak siswa secara bersama-sama melaksanakan shalat. Pelaksanaan shalat berjamaah di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar tidak lain adalah urgensi Pengajaran fiqh bagi siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar oleh karena tanpa Pengajaran fiqh siswa tidak akan mengetahui dan mengenal bagaimana mengamalkan shalat tersebut. Adapun kerajinan siswa menjalankan ibadah shalat berjamaah baik di dalam lingkungan sekolah maupun keluarga terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8
Pendapat responden tentang kerajinan siswa menjalankan ibadah shalat berjamaah di lingkungan Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar maupun di rumah
Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
a. Sangat rajin 19 40
B. Rajin 29 60
c. Kurang rajin - 0
d. Tidak rajin - 0
Jumlah 32 orang 100%
Sumber data: Hasil olah angket item 3
Hasil olah angket di atas memperlihatkan bahwa dari 32 orang yang dijadikan responden, 19 orang atau 40% memilih sangat rajin, 29 responden atau 60% memilih rajin dan tidak satupun dari responden atau 0% yang memilih kurang rajin dan tidak rajin.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa rajin mengerjakan shalat berjamaah baik dalam lingkungan Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar maupun di lingkungan keluarga dengan responden yang menjawab rajin 29 orang atau 60%. Hal ini tidak lain dari urgensi pengajaran fiqh di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar. Hal ini dikuatkan pula oleh Sitti Nurhaedah, S. Pd.I guru fiqh sebagai berikut:
Siswa di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar rajin mengerjakan shalat berjamaha baik pada shalat dhuha sebelum pelajaran dimulai maupun shalat dzuhur secara berjamaah. (wawancara, 27 Juni 2013)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pengajaran fiqh urgen pula terhadap pelakasanaan ibadah shalat berjamaah di Madrasah
Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar maupun di lingkungan keluarga.
Lebih jauh lagi tentang urgensi Pengajaran fiqh terhadap pengamalan ibadah siswa pada aspek pengetahuan hukum-hukum ibadah yang mereka jalankan sehari-hari terlihat pula dalam tabel berikut ini:
Tabel 9
Pendapat responden tentang pengetahuian siswa terhadap hukum-hukum ibadah yang mereka jalankan sehari-hari di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan
Selayar.
Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
a. Sangat mengetahui 10 31
B. Mengetahui 15 47
c. Kurang mengetahui 7 22
d. Tidak mengetahui - 0
Jumlah 32 orang 100
Sumber data: Hasil olah data angket 4
Hasil olah angket di atas memperlihatkan bahwa dari 32 yang dijadikan responden, jumlah siswa yang mengetahui hukum-hukum ibadah yang mereka jalankan sebanyak 15 orang atau 47%, yang sangat mengetahui 10 orang atau 31%, yang kurang mengetahui ada 7 orang atau 22% sedangkan tidak satupun dari responden atau 0% yang tidak paham tentang hukum-hukum ibadah yang mereka jalankan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mengetahui hukum-hukum ibadah yang mereka jalankan di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar. Meski ada beberapa siswa yag kurang memgetahui hukum- hukum ibadah yang mereka jalnkan namun guru akan tetap berupaya
agar siswa tidak hanya mengetahui hukum-hukum ibadah tersebut akan tetapi mereka diharapkan akan mampu memahami dengan ibadah-ibadah yang mereka jalnkan di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar sebagaimana terlihat dalam tabel berikut tentang pemahaman siswa terhadap ibadah- ibadah yang mereka jalankan sehari-hari :
Tabel 10
Pendapat responden tentang pemahaman siswa dengan ibadah-ibadah yang mereka jalankan di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare
Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar
Pilihan jawaban Frekuensi Persentase
a. Sangat paham 12 38
B. Paham 16 50
c. Kurang paham 4 12
d. Tidak paham - 0
Jumlah 32 orang 100
Sumber data: Hasil olah data angket 5
Hasil olah angket di atas memperlihatkan bahwa 16 responden atau 50% memilih paham, 12 responden atau 38% memilih sangat paham, 4 responden atau 12% memilih kurang paham dan tidak satupun dari responden atau 0% yang memilih tidak paham.
Uraian di atas memperlihatkan bahwa diantara urgensi Pengajaran fiqh dalam diri siswa di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar adalah pemahan siswa terhadap ibadah-ibadah yang mereka jalankan sehari-hari di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pengajaran fiqh urgen terhadap pengamalan ibadah siswa di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
Adapun urgensinya adalah penerapan amaliyah ibadah siswa, rajinnya siswa menjalankan ibadah shalat di lingkungan Madrasah maupun di rumah, pengetahuan siswa terhadap hukum-hukum ibadah serta pemahaman siswa dalam menerapakn ibadah sehari-hari di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
C. Faktor-Faktor Yang Menghambat Dan Mendukung Dalam Penerapan Amaliyah Ibadah Sehari-hari Siswa di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
Pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare- Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai urgensi Pengajaran fiqh diurgensii oleh faktor-faktor pendorong dan penghambat. Dengan adanya faktor pendorong pengamalan ibadah siswa akan menjadi lebih baik dan sebaliknya dengan adanya faktor penghambat pengamalan ibadah siswa akan terkendala dalam peningkatannya.
1. Faktor pendorong
Pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare- Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar didorong oleh adanya faktor-faktor berikut:
a. Adanya mesjid yang dekat dengan sekolah
Faktor kedekatan mesid dengan sekolah telah menjadi faktor pendorong tersendiri bagi siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare- Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar. Dekatnya mesjid dengan sekolah siswa tidak lagi berpikir untuk mengamalkan ibadah di tempat yang lain, sebagaimana terungkap dalam wawancara dengan Sitti Nurhaedah, S. Pd.I guru fiqh sebagai berikut
Posisi mesjid sebagai tempat ibadah yang dekat dengan sekolah cukup efisien dan kondusif bagi pengamalan ibadah siswa. Dengan kedekatan ini siswa tidak lagi mencari mesjid yang lain untuk beribadah. (Wawancara, 24 Juni 2013)
Dari petikan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pendorong bagi amaliyah ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar adalah adanya mesjid yang dekat dengan sekolah. artinya dari segi efisiensi waktu siswa tidak perlu lagi mencari mesjid lain yang lebih jauh. Tidak hanya itu kedekatan mesjid dengan sekolah dapat dimanfaatkan juga oleh siswa untuk melakukan ibadah shalat secara individual bahkan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.
b. Adanya kesadaran siswa ingin memperoleh prestasi
Selain faktor dekatnya mesjid dengan sekolah, faktor pendorong bagi siswa mengamalkan ibadah dalam konteks urgensi Pengajaran fiqh adalah adanya kesadaran siswa untuk memperoleh prestasi dan nilai yang lebih tinggi sebagaimana terungkap dalam wawancara dengan Sitti Nurhaedah, S. Pd.I guru fiqh sebagai berikut:
keinginan siswa memperoleh prestasi dalam belajar telah mendorong mereka mengamalkan ibadah, baik itu ibadah formal seperti shalat berjamaah maupun ibadah-ibadah sosial lainnya.
(Wawancara, 25 Juni 2013)
Uraian di atas menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mendorong siswa untuk mengamalkan ibadah sebagaimana diuraikan di atas adalah adanya kesadaran dalam diri mereka yang mendalam untuk memperoleh nilai yang tinggi atau prestasi belajar. Atau dengan kata lain, kesadarn siswa akan peningnya perolehan nilai tinggi dan prestasi belajar yang baik menjadi pendorong tersendiri bagi siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
c. Adanya keteladan dari guru
Keteladan adalah metode mendidik yang paling baik dan efektif, apalagi berkaitan dengan pengamalan ibadah sebagaimana siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar. Hal ini disebabkan karena siswa cenderung melihat dan meniru apa yang dilakukan oleh guru dan bukan apa yang dikatannya sebagaimana yang diungkapkan oleh Sitti Nurhaedah, S. Pd.I guru fiqh sebagai berikut:
Salah satu metode mendidik siswa yang dilakukan guru di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar adalah keteladan yakni guru memberikan contoh langsung bagaimana mengamalkanibadah sehingga tanpa disuruh siswa merasa terdorong untuk mengamalkan ibadah bersama-sama guru mereka di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar. (Wawancara, 25 Juni 2013)
Dari petikan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong yang memotivasi siswa mengamalkan ibadah disini adalah keteladan yang diberikan oleh guru. Hal ini telah sesuai dengan kecenderungan siswa pada umumnya yang lebih suka meniru terhadap apa yang dilakukan secara langsung oleh guru mereka ketimbang mendengarkan apa yang dikatakan. Dengan kata lain dorongan dari perbuatan guru lebih membekas dalam diri siswa untuk kemudian diamalkan dari pada hanya sekedar menyuruh tanpa disertai dengan keteladan.
d. Adanya motivasi dari guru
Selain keteladan guru juga sering memberikan motivasi sebagai dorongan bagi siswa untuk terus mengamalkan ibadah dengan berbagai penjelasan dan pemahaman akan makna dan fungsi ibadah dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dengan mengetahui dan memahami makna dan fungsi ibadah tersebut siswa-siswa merasa terdorong untuk mengamalkan apa yang mereka ketahui dan pahami dari makna dan fungsi ibadah tersebut. Sebagaimana terungkap dalam wawancara dengan Sitti Nurhaedah, S. Pd.I guru fiqh sebagai berikut:
Faktor yang juga menjadi salah satu pendorong siswa mengamalkan ibadah adalah adanya motivasi dari guru. Dalam kaitan ini guru biasanya menyelesaikan tujuan dan fungsi ibadah dalam kehidupan siswa sehari-hari, sehingga dengan pengetahuan dan pemahaman tentang fungsi ibadah tersebut para siswa mau mengamalkannya. (Wawancara, 24 Juni 2013)
Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa pengetahuan dan pemahaman siswa tentang makna dan fungsi serta tujuan ibadah
yang dijelaskan oleh guru, telah mendorong siswa untuk mengamalkan apa yang mereka ketahui dan pahami tentang ibadah tersebut. Dengan kata lain, pendorong bagi siswa mengalkan ibadah disini adalah adanya kesadaran penuh akan makna, fungsi dan tujuan itu sendiri dalam kehidupan siswa sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa yang menjadi faktor pendukung pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu adanya mesjid yang dekat dengan sekolah, adanya kesadaran siswa ingin memperoleh prestasi,adanya keteladan dari guru, sertaadanya motivasi dari guru.
2. Faktor penghambat
Selain adanya faktor pendorong, terdapat pula faktor penghambat pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu:
a. Kurangnya dukungan dari orangtua siswa
Orangtua dalam pendidikan Islam adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka, itulah sebabnya orangtua harus berperan aktif membimbing dan mengarahkan anak-anak mereka dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Tidak adanya sikap proaktif dari orangtua dalam mendidik akan menjadi penghambat bagi pengamalan ibadah siswa sebagaimana terungkap dalam wawancara dengan Sitti Nurhaedah, S. Pd.I guru Fiqh sebagai berikut;
Peran orangtua sangat penting dalam pendidikan anak, terutama dalam pelaksanaan fungsi kontrol terhadap pengamalan ibadah mereka. Apabila orangtua tidak melaksanakan fungsi kontrolnya maka tidak akan cenderung bebas dan lalai dari pengamalan ibadahnya. (Wawancara, 27 Juni 2013).
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kelalaian siswa dalam mengamalkan ibadah mereka merupakan akibat dari orangtua mereka. Itulah sebabnya orangtua diharapkan untuk selalu proaktif dalam memberikan bimbingan, arahan terutama dalam kaitannya dengan peroalan pengamalan ibadah siswa.
b. Adanya lingkungan siswa yang tidak kondusif
Selain faktor orangtua, lingkungan juga sangat menentukan motivasi siswa dalam mengamalkan ibadah mereka. Artinya ketika siswa berada dalam sebuah lingkungan yang kondusif dimana di dalamnya terdiri dari komunikasi orang-orang yang beribadah maka siswa dengan sendirinya akan terurgensi untuk mengamalkan ibadah tersebut, dan sebaliknya ketika siswa berada dalam lingkungan orang-orang yang tidak mengamalkan ibadah maka dengan sendirinya mereka pun tidak akan termotivasi untuk mengamalkan ibadah, sebaimana terungkap dalam wawancara dengan Sitti Nurhaedah, S. Pd.I guru fiqh sebagai berikut:
Lingkungan siswa belum sepenuhnya kondusif. Lingkungan pergaulan mereka misalnya banyak diantara termannya belum memiliki kesadaran beribadah sehingga ibadah-ibadah yang seharusnya mereka lakukan justru dilakukannya. Kondisi inilah yang saling urgen utamanya dalam kaitannya dengan pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
(Wawancara, 25 Juni 2013)
Dari uraian wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu penghambat pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar adalah adanya lingkungan yang tidak kondusif untuk mendukung kegiatan pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
Itulah sebabnya lingkungan harus menjadi perhatian orangtua dan guru untuk selalu diperbaiki agar dengan lingkungan yang baik itu siswa merasa terdorong mengamalkan ibadah mereka sehari-hari di Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
c. Kurangnya buku-buku bacaan khususnya tentang ibadah
Pengamalan ibadah siswa adalah aplikasi dari pemahaman mereka tentang ibadah sedangkan pemahaman adalah hasil dari apa yang mereka baca dari buku-buku bacaan tentang ibadah. Maka dari itu kurangnya buku-buku bacaan akan menimbulkan problem terhadap pemahaman mereka tentang ibadah sekaligus menjadi penghambat bagi pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar sebagaimana terungkap dalam wawancara dengan Sitti Nurhaedah, S. Pd.I guru fiqh sebagai berikut:
Wawasan dan pemahaman siswa diperoleh dari hasil bacaan mereka terhadap buku-buku khususnya buku-buku tentang ibadah.
Kurangnya buku-buku bacaan tentang disini menyebabkan pemahaman dan wawasan mereka juga kurang, sehingga urgen terhadap pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah
Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar inilah yang menjadi salah satu penghambat pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare- Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
(Wawancara, 26 Juni 2013)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kurangnya buku-buku bacaan siswa khususnya tentang ibadah menjadi salah satu penghambat pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar. Hal tersbut disebabkan oleh karena buku-buku yang dimiliki akan menentukan pemahaman dan wawasan siswa. Selanjutnya wawasan dan pemahaman siswa akan dapat meningkatkan kesadaran mereka terhadap pengamalan ibadah sehari-hari. Oleh karena itu kurangnya buku-buku khususnya tentang ibadah akan menjadi penghambat tersendiri bagi pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
d. Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya pengamalan ibadah Ibadah dalam kehidupan seorang siswa memiliki makna yang sangat penting. Bagi seorang siswa ibadah adalah fondasi kehidupan yang akan mengantarkan siswa kepada keselamatan di dunia dan di akhirat. Itulah sebabnya ibadah tidak hanya pengetahuan tentang ibadah tetapi yang terpenting adalah pengamalan ibadah dalam kehidupan sehari-hari siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar, kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya ibadah menjadi faktor penghambat terhadap
pengamalannya, sebagaimana teurungkap dalam wawancara Sitti Nurhaedah, S. Pd.I guru fiqh sebagai berikut:
Kesadaran siswa akan pentingnya pengamalan ibadah masih kurang. Kurangnya kesadaran tersebut dipicu antara lain oleh kurangnya pengetahuan, pemahaman dan wawasan siswa tentang ibadah sehingga hal ini menjadi penghambat tersendiri bagi pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare- Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
(Wawancara, 27 Juni 2013)
Dari hasil wawancara tersebut di atas dapat dipahami bahwa kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya pengamalan ibadah menjadi penghambat tersendiri bagi siswa. Penyebab kurangnya kesadaran tersebut antara lain karena kurangnya pengetahuan, pemahaman dan wawasan mereka tentang ibadah. Itulah sebabnya sekalipun pengamalan ibadah itu penting namun tanpa pengetahuan, pemahaman dan wawasan yang luas tentang ibadah akan menjadi penghambat bagi pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat pengamalan ibadah siswa Madrasah Tsanawiyah Amaliyah Mare-Mare Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu kurangnya dukungan dari orangtua siswa, adanya lingkungan siswa yang tidak kondusif, kurangnya buku-buku bacaan khususnya tentang ibadah, serta kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya pengamalan ibadah.
D. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Penerapan Amaliyah Ibadah