BAB III METODE PENELITIAN
H. Teknik Pengumpulan Data
I. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui Analisis Pelabelan Halal Produk Makanan sebagai Perlindungan Konsumen Muslim, maka digunakan analisis statistika:
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Ujivaliditas adalah kebenaran instrument penelitian yang digunakan untuk menguji apakah pertanyaan pada questioner tersebut benar atau tidak.
37
Perhitungan ini dilakukan dengan bantuan computer program SPSS (Statistical Package For Social Science). Untuk menetukan nomor-nomor item yang valid dan tidak valid, dikonsultasikan dengan table product moment.Kriteria penilaian uji validitas adalah:
a. Apabilar hitung>rtabel pada taraf signifikansi α = 0,05 maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid.
b. Apabilar hitung<rtabel pada taraf signifikansi α = 0,05, maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid
Selanjutnya uji realibilitas adalah menguji data yang diperoleh sebagai dari jawaban angket yang telah dibagikan. Jika angket tesebut itu handalatau realible.
Dikatakan handalatau realible jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Untuk mengukur reliabilitas menggunakan uji statistic cronbach alpha. Suatu variable dikatakan realible jikar hitung>rtabel maka pada taraf signifikansi α = 0,6.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas adalah sebuahuji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak.
b. Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidak samaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Uji ini merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang harus dilakukan pada regresi linear. Apabila asumsi heteroskedastisitas tidak
terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid sebagai alat peramalan.
3. Uji frekuensi
Merupakan suatu uraian atau ringkasan yang dapat dibuat dalam bentuk tabel suatu kelompok data yang menunjukkan sebaran data observasi dalam beberapa kelas.Sehingga ada dapat membentuk suatu tabel frekuensi yang berisikan kategori-kategori tersebut.
39 BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokai Penelitian
Makassar adalah ibu kota Provinsi Sulawesi selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi ynag dahulu disebut Ujung pandang, terletak antara 119°24‟17‟38‟‟ Bujur Timur dan 5°8‟6‟19‟‟ Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kebupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selatan Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0- 2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi. Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C.
Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai
“Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberpa sungai (Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya bermuara ke dalam kot. Kota makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berbeda pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan lauk.
Kota yang sempat dikenal dengan nama Ujung Pandang ini memang menjadi salah satu destinasi wisata favorit para pelancong, khususnya dari luar pulau Sulawesi. Menawarkan banyak hal untuk dieksplorasi, mulai dari wisata, sejarah, budaya, sampai wisata kuliner Makassar sendiri yang terkenal dengan kelezatannya.
Seiring dengan perkembangan waktu, kuliner di kota Makassar kian beragam tidak hanya tradisional tapi juga kuliner kekinian seperti halnya di Ayam geprek. Ayam geprek sendiri merupakan salah satu inovasi yang berasal dari ayam goreng tepung yang dicampur dengan cabai dan rempah lainnya dengan cara digeprek. Rumah makan ayam geprek mulai menjadi favorit warga Makassar khususnya pelajar dan mahasiswa karena kebanyakan memiliki harga yang terjangkau. Ketatnya persaingan antar rumah makan ayam geprek membuat pihak ayam geprek harus pandai menawarkan keunggulan produknya masing-masing.Bidang bisnis kuliner tergolong banyak diminati apalagi jika ada produk baru sehingga banyak masyarakat yang memulai usaha dengan melirik tren kuliner yang sedang diminati oleh masyarakat pada saat itu karena dianggap sebagai peluang usaha.
Sejak keberadaan kuliner ayam geprek kian meningkat di indonesia terutama di Makassar, sejak itu pula banyak rumah makan ayam geprek mulai beroprasi di setiap sudut kota Makassar salah satunya di daerah Alauddin dan Talasalapang.
41
B. DeskripsiResponden
Responden yang di teliti dalam penelitian ini adalah konsumen warung makanan ayam geprek juara dan responden sebanyak 65 orang.
a. Responden berdasarkan jenis kelamin
Keadaan responden berdasarkan jenis kelamin dapat didefinisikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Responden berdasarkan Jenis Kelami
Frequency Percent
Valid L 25 38.5
P 40 61.5
Total 65 100.0
Sumber : Data diolah 2020
Berdasarkan table 4.1 jumlah responden laki-laki sebanyak 25 orang dan responden perempuan sebanyak 40 orang ini menunjukkan bahwa responden warung makan ayam geprek lebih banyak perempuan.
b. Responden berdasarkan umur
.Keadaan responden berdasarkan umur dapat di definisikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Responden Beradasarkan Umur
No Umur Frekuensi Presentase (%)
1 15-20 16 24,6 %
2 21-30 48 73,9 %
3 30-40 1 100,0 %
TOTAL 65 100,0 100 %
Sumber : Data diolahpadatanggal 20 juni 2020
Berdasarkan table di atas, diketahui bahwa jumlah responden yang berusia dari 15-20 tahun sebanyak 16 orang atau (24,6%), dan responden yang berusia 21- 30 sebanya 48 orang atau (73,9%), dan responden yang berusia 30-40 tahun
sebanyak 1 orang atau (100,0%). Jadi responden terbanyak besrada pada usia 21-30 tahun.
C. Hasil dan Analisis
Variabel penelitian terdiri dari 2 (dua) yang terdiri dari variable independen yaitu Pelabelan halal produk makanan (X), dan perlindungan konsumen muslim(Y) .
a. Deskripsi Variabel Pelabelan Halal (X)
Adapun deskripsi data tanggapan Responden mengenai Pelabelan Halal dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :
43
No Pertanyaan Tingkat Jawaban Responden
Menerima (S + SS)
Tidak Menerima (KS + TS + STS)
F % F %
1 Apakah anda memperhatikan pelabelan halal sebelum memilih makan di rumah makan?
61 67,5 4 6,1
2 Apakah ada pelabelan halal pada warung makan dapat meningkatkan usaha ?
55 84,6 10 15,4
3 Dengan adanya pelabelan halal di setiap warung makan penjual harus lebih menjaga kebersihan makanan dan minuman ?
65 100 0 0
4 Dengan adanya pelabelan halal di setiap warung makan penjual harus teliti memilih bahan baku
?
62 95,4 3 4,6
5 Menurut anda pelabelan halal menjadi pertimbangan
konsumen dalam membeli produk makanan ?
56 86,2 9 13,8
6 Adanya pelabelan halal pada warung makan semakin tinggi minat belanja ?
57 87,7 8 12,3
7 Kelengkapan pelabelan halal pada warung berpengaruh pada pengembilan keputusan
pembelian produk oleh pelanggan ?
60 92,3 5 7,7
Sumber : Data diolah 2020
Tabel 4.3 Tanggapan Responden terhadap Variabel Pelabelan Halal (X) Berdasarkan tabel 4.3 diketahui dari tujuh pertanyaan yang diajukan pada responden maka mayoritas menyatakan setuju bahwa pelabelan halal pada warung makan dapat menigkatkan usaha dan menjadi perhatian responden ketika
memilih makan di rumah makan sehingga pelabelan halal di setiap warung makan membuat penjual harus lebih menjaga kebersihan makanan dan minuman dan juga harus teliti memilih bahan baku. Dapat diketahui pula bahwa pelabelan halal menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk makanan dan meningkatkan minat belanja pada warung makan karena akan berpengaruh pada pengembalian keputusan pembelian produk oleh pelanggan.
b. Deskripsi Variabel Perlindungan Konsumen (Y)
Adapun deskripsi data tanggapan Responden mengenai Perlindungan Konsumen dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4 Tanggapan Responden terhadap Variabel Perlindungan Konsumen (Y)
No Pernyataan Tingkat Jawaban Responden Menerima
(S + SS)
Tidak Menerima (KS + TS + STS)
F % F %
1 Anda merasa jika adanya pelabelan halal di warung makan maka konsumen akan merasa lebih aman dalam memilih kehalalan produk
58 89.2 7 10,8
2 Anda merasa pelanggan tertarik makan di warung anda karena sudah terjamin kehalalannya
65 100 0 0
3 Anda mengetahui proses pembuatan makanan sesuai syariat islam
59 90,7 6 9,2
4 Dengan adanya label halal pada warung makan
60 92,3 5 3,7
45
memberikan informasi tentang jaminan & mutu produk
5 Kualitas, mutu & jaminan halal adalah hal yang selalu anda perhatikan dalam membeli produk makanan
64 98,5 1 1,5
Sumber : Data diolah 2020
Dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa adanya pelabelan halal di warung makan membuat konsumen akan merasa lebih aman dalam memilih kehalalan produk dan membuat pelanggan tertarik makan di warung karena sudah terjamin bahwa proses pembuatan makanan sesuai syariat Islam. Juga dengan adanya label halal pada warung makan memberi kaninformasi tentang jaminan dan mutu produk, karena kualitas, mutu dan jaminan halal adalah hal yang selalu anda perhatikan dalam membeli produk makanan
D. Uji Statistika
1. Uji Validitas Tabel 4.5 Uji Validitas
Variabel Item R Hitung R Tabel Keterangan Pelabelan
Halal (X)
P1 0,626 0,2404 Valid
P2 0,738 0,2404 Valid
P3 0,704 0,2404 Valid
P4 0,528 0,2404 Valid
P5 0,729 0,2404 Valid
P6 0,731 0,2404 Valid
P7 0,586 0,2404 Valid
Perlindungan Konsumen (Y)
P8 0,628 0,2404 Valid
P9 0,624 0,2404 Valid
P10 0,731 0,2404 Valid P11 0,761 0,2404 Valid P12 0,659 0,2404 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Data diolah2020
Pada tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa variabel palabelan halal dinyatakan valid. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai koefisien korelasi (rhitung) >
0,4973 sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan item variable penelitian adalah valid untuk digunakan sebagai instrument dalam penelitian. Nilai r table yaitu 0,4973 diperoleh dari nilai r hitung dengan N= 12 + 2 = 10.
2. Uji Realibilitas
Hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Uji Realibilitas
No. Variabel Cronbach‟s Alpha Keterangan
1. Pelabelan Halal (X) 0,784 Reliabel
2. Perlindungan Konsumen (Y) 0,706 Reliabel Sumber : Data diolah 2020
47
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa semua nilai cronbach‟s alpha variabel pelabelan halal (X)0,784 dinyatakan reliabel, sementara untuk nilai variable perlindungan (Y) 0,706. Sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :
a) Nilai alpha Cronbach 0.00 s.d 0.20, berarti kurang reliable.
b) Nilai alpha Cronbach 0.21 s.d 0.40, berarti agak reliable.
c) Nilai alpha Cronbach 0.42 s.d 0.60, berarti cukup reliable.
d) Nilai alpha Cronbach 0.61 s.d 0.80, berarti reliable.
e) Nilai alpha Cronbach 0.81 s.d 1.00, berarti sangat reliable.
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwah asil pengujian menunjukkan normalitas dimana grafik histogram memberikan pola distribusi yang melenceng kekanan yang artinyaadalah data berdistibusi normal.
b.Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendekati ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut, tidak dapat heteroskedastisitas jika:
1. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola
2. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 3. Titik-titik data mengumpulkan hanya di atas atau di bawah saja
Sumber : Data diolahpadatanggal 20 juni 2020
Padagambar 4.2 Di atas dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik scatterplot tidak mempunyai pola penyebaran yang jelas dan titik-titik tersebut menyebar di atas dan di bawahangka 0 pada sumbu y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat gangguan heteroskedastisitas pada model regresi.
49
4. Uji Hipotesis a. Uji Regresi
Untuk lebih jelasnya akan disajikan hasil olahan data mengenai persamaan regresi dibawah ini :
Persamaan regresi sederhana secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
𝒀 = α + 𝒃𝑿 + 𝝐s
Dimana :
Y = Variabel Dependent (perlindungan konsumen) α = Konstanta persamaan regresi
b= Koefisien regresi
X = Variabel Independent (pelabelan halal)
∈ =Error term (variabel pengganggu)
Tabel 4.7 Hasil Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.626 1.866 3.551 .001
Produk
Makanan .505 .060 .730 8.482 .000
a. Dependent Variable: Perlindungan Konsumen Sumber : Data diolah 2020
Diketahui dari tabel hasil Uji Heterokedastisitas diperoleh persamaanregresi sederhana sebagai berikut:
𝑌 =6.626+0,505X
Konstanta sebesar 6.626 artinya apabila nilai X (pelabelan halal )sama dengan 0,450 maka nilai Y (perlindungan konsumen) sebesar6,626.Koefisien regresi X (pelabelan halal) sebesar 0,505 artinya apabilasetiap kenaikan X sebesar 0,050 (pengetahuan terhadap produk) maka nilai Y(minat terhadap produk) akan meningkat sebesar 0,505.
b. Uji Parsial(Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.626 1.866 3.551 .001
Produk
Makanan .505 .060 .730 8.482 .000
a. Dependent Variable: Perlindungan Konsumen Sumber : Data diolah 2020
Berdasarkan analisis data pada penelitian ini yang tergambar pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pelabelan halal mempunyai pengaruh yang signifikan penerapan.dimana thitung> ttabel hal ini ditunjukkan dari hasil uji parsial bahwa koefisien beta unstandardizer variabel pengetahuan terhadap perlindungan konsumen 0,6.626(sig.) t sebesar 0,000, dan pelabelan halal 0,505 (sig.) t 0,000 serta8.482>
1,6684 secara pengetahuan terhadap produk gadai dan minat terhadap produk
51
karena memperoleh hasil signifikan lebih kecil dari 0,05 sehingga Ha yaitu pelabelan halal
b. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan variasi variabel bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel bebas (Persepsi masyarakat lokal) dan (Kesiapan masyarakat lokal) dalam menerangkan variabel terikatnya (Penerapan wisata syariah). Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah :
Model Summaryb Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .730a .533 .526 1.39711
a. Predictors: (Constant), Produk Makanan b. Dependent Variable: Perlindungan Konsumen Sumber : Data diolah 2020 s
Berdasarkan hasil uji koefisien deteminasi pada tabel 4.9 diatas, nilai R2 (R Square) dari model regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat. Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai R2 sebesar0,533 . Hal ini berarti bahwa 53,3% yang menunjukkan bahwa perlindungan konsumen jadi Sisanya sebesar 46,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum atau tidak diteliti dalam penelitian ini.
E.Pembahasan Hasil Penelitian
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa umumnya pelanggan warung makan menyatakan bahwa pelabelan halal pada warung makan dapat menjadi alasan masyarakat dalam memilih makan di rumah makan.karena pelabelan halal di setiap warung makan dapat menjamin kebersihan bahan baku makanan dan minuman dan cara masak dan peralatan hasil penelitian ini pula menunjukka bahwa pelabelan halal menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk makanan.Karena adanya pelabelan halal di warung makan membuat konsumen merasa lebih aman dalam memilih produk yang terjamin kehalalanya.
53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
1. Pencantuman label halal di warung makan belum banyak dilakukan oleh pemilik warung makan.Meski demikian, dari hasil olah data angket dapat diketahui bahwa pelanggan mempercayai bahwa warungmakan di Makassar telah menyediakan bahan baku makanan halal dan pengolahan yang sesuai syariat islam..
2. Meski masih banyak orang makan di makassar yang belum mencantumkan label halal, namun pelanggan tetap meyaki bahwa pelabelan halal pada warung makan dapat menjamin perlindungan kepada konsumen dalam bentuk jaminan halal pada bahan baku makanan, jaminan halal pada proses pengolahan bahan baku makanan, sebagai jaminan halal pada warung makan di makassar.
B. SARAN
1. Bagi konsumen sebaiknya lebih memperhatikan ketersedian label halal pada setiap warung makan agardapat menjamin tingkat kehalalan melindungi meraka dari produk yang tidak syariat islam.
2. Bagi pengusaha produk makanan agar sebaiknya memperhatikan pelabelan halal untuk menarik dan menyakinkan konsumen dalam membeli produk atau jajanan kuliner yang ditawarkan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim Barkatullah, Hak-Hak Konsumen, (Bandung: Nusa Media, 2010), h. 9.
AZ Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen: Suatu Pengantar, (Cet. II; Jakarta:
Diadit Media, 2006), h. 37
Apriyanto, Apriyantono dan Nurbowo, 2003, Panduan Belanja dan Konsumsi Halal, Jakarta: Khairun Bayan.
Agus, Agus. 2002, Manajemen Produksi; Pengendalian Produksi, edisi empat, Buku dua, BPFE, Yogyakarta.
Ar Rasyid, Abdurrahman, Halal Haram menurut Al-Qur’an dan Hadist, Jakarta:
Prestasi Pusat, Cet. I, 2006.
Anggraini, Jum. 2012, Hukum Administrasi Negara, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Alie, Imam masker. 2003, ketua penyunting Dalil dan pertimbangan penetapan Produk Halal bagian Proyek sarana dan Prasarana Produk Halal dirjen Bimas Islam dan penyelenggaraan Haji Depertemen Agama, jakarta
Alie ,2003, Tanya Jawab Produk Halal, Bagian Proyek dan Prasarana Produk Halal dirjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji, Pepartemen Agama Jakarta.
Anonim. 2016, LPPOM MUI, Persyaratan Sertifikasi Halal MUI tentang Bristle.
Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Makassar, daftar jumlah UMKM di Kabupaten Makassar tahun 2016.
Direktor, 1982. Proyek Perguruan Tinggi Agama /IAIN di Pusat Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Ilmu Fiqih, Jakarta.
Erika, Muhammad. 2004, perlindungan konsumen dan ekonomi islam, Yogyakarta:
bpfe.
F.M Nashshar. 2013, Antara Halal Dan Haram, Bandung: Angkasa.
Farida, Yusuf,. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.
Fatwa. 2003, Majelis Ulama Indonesia, Jakarta: Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Departemen Agama RI.
Girindra, Aisjah. 2005, Pengukir Sejarah Sertifikasi Halal, Jakarta: LP POM MUI.
55
Hasan, Ali. 2009, Manajemen Bisnis Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hasan, Iqbal. 2002, Pokok-Pokok Materi Statistik 1, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Imam Al-Ghazali. 2002, Benang Tipis Antara Halal dan Haram, Surabaya : putra pelajar.
Lois Ma‟luf, Al-Munjid. 1986, Beirut-Lebanon: Dar El-Machreq Sari Publisher Mualim, wahyuning widayati dkk, pedoman HAM tentang perlindungan konsumen
yang berkaitan dengan pemenuhan hak atas kesehatan, Qardhawi, Yusuf. 2000. Halal Dalam Islm. Solo: Era Intermedia
Syukur , Abdullah. 1987. Kumpulan makalah “Study Implementasi Latar Belakang Konsep Pendekatan dan Relevansinya Dalam Pembangunan”. Ujung Pandang.
Syeikh Izzuddin Ibnu Abdi Salam, 2011, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Dalam Kemaslahatan Manusia, Bandung Nusa Media.
Syeikh Izzudin Ibnu Abdis Salam, Kaidah-Kaidah Hukum
Suriansyah, Murhaini. 2014, Manajemen Pegawasan Pemerintah Daerah, Pusat Pelajar, Yogyakarta.
Subagyo. 2010, buku sederhana memahami prinsip-prinsip perlindungan konsumen Surabaya
Sugiyono. 2014, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Tim Penyusun, 1975, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak, Jakarta:
Erlangga
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Undang-undang no.08 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pasal 1 Undang-undang no.08 tahun 1999 tentang pelindungan konsumen pasal3 Zulham. 2013, hukum perlindungan konsumen, Jakarta: kencan
RIWAYAT HIDUP
Nurmala sari, lahir di Bantimala, 08april 1998. Putri pertama dari pasangan Alm. Muh. Nadir dan Nursiah. Peneliti mengawali pendidikan pada tahun 2004 di SD Neg. 21 Maleleng, tamat pada tahun 2010. Lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri2 Minasate‟ne pada tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Bungoro pada tahun 2013 dan tamat pada tahun 2016. Dan atas ridha Allah SWT juga restu kedua orang tua, pada tahun 2016 melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan program studi Hukum Ekonomi Syariah (HES), Fakultas Agama Islam (FAI) dan menyelesaikan pendidikan S1 padatahun 2020.
KUESIONER
ANALISIS PELABELAN HALAL PRODUK MAKANAN SEBAGAI PERLINDUNGAN KONSUMEN MUSLIM DI MAKASSAR
Identitas
Nama Lengkap :
Umur :
Jenis Kelamin : Laki – Laki / Perempuan Petunjuk Pengisian Kuesioner
Berikan respond anda sebenar-benarnya untuk setiap indikator yang ada pada kolom sebelah kiri dengan memberikan tanda centang (√) pada salah satu angka yang tersedia pada kolom alternatif jawaban.
Keterangan pilihan jawaban : 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N) 4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
Variabel label halal produk makanan X
No. Peryataan SS S N TS STS
1. Apakah anda memperhatikan pelabelan halal sebelum makan di rumah makan
2. Apakah anda pelabelan halal pada warung makan dapat meningkatkan usaha
3. Dengan adanya pelabelan halal disetiap warung makan penjual harus lebih menjaga kebersihan makanan dan minuman
4. Dengan adanya pelabelan halal di setiap warung makan penjual harus teliti memilih bahan baku
5. Menurut anda pelabelan halal menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk makanan
6. Adanya pelabelan halal pada warung makan semakin tinggi minat belanja
7. Kelengkapan pelabelan halal pada warung berpengaruh pada pengembilan keputusan pembelian produk oleh pelanggan
Variabel perlindungan konsumen Y
No. Peryataan SS S N TS STS
1. Anda merasa jika adanya pelabelan halal di warung makan maka konsumen akan merasa lebih aman dalam memilih kehalalan produk
2. Anada merasa pelanggan tertarik makan di warung anda karena sudah terjamin kehalalannya
3. Anda mengetahui proses pembuatan makanan sesuai syariat islam
4. Dengan adanya label halal pada warung makan memberikan informasi tentang jaminan & mutu produk
5. Kualitas, mutu & jaminan halal adalah hal yang selalu anda perhatikan dalam membeli produk makanan