BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
E. Produk dan Layanan Unit Usaha Syariah
PT. Bank Sulsel Unit Usaha Syariah dalam aktivitas operasionalnya menjalankan usaha-usaha dalam bidang perbankan dengan menyediakan produk dan layanan sebagai berikut :
1. Produk penghimpunan dana (funding), dalam bentuk : a. Tabungan Syariah
b. Tabungan Syariah Hatam c. Deposito Syariah Mudharabah d. Giro Syariah Wadiah
2. Produk Penyaluran dana (financing) a. Pembiayaan Oto Berkah
b. Pembiayaan Graha Berkah
c. Pembiayaan Modal Kerja d. Pembiayaan Investasi
3. Jasa-jasa yang dijalankan berupa : a. Kiriman uang (wakalah) b. Jaminan bank (kafalah)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Rasio CAMEL 1. Faktor Permodalan
Pada aspek permodalan ini, yang dimulai adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. penilaian tersebut didasarkan kepada rasio Capital Aduquatio Ratio (CAR). Rasio ini merupakan salah satu cara untuk menghitung apakah modal yang ada pada suatu bank telah mencukupi atau belum.
Rasio CAR diperoleh dengan cara membagi selisih antara jumlah ekuitas dengan asset tetap dengan jumlah antara pinjaman yang diberikan dengan sekuritas yang dimiliki. Berikut ini data asset tetap PT. BPD Sulsel Syariah :
Tabel 1.1
PT. BPD Sulsel Syariah Nilai Aset Tetap Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Aset Tetap Syariah Total Aset Tetap Syariah
2011 966 966
2012 1.134 1.134
2013 1.898 1.898
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah
Setelah memperoleh nilai asset tetap, maka dapat ditentukan selisih antara jumlah ekuitas dengan asset tetap yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.2
PT. BPD Sulsel Syariah
Selisih antara Total Ekuitas dengan Aset Tetap Periode 2011-2013
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Rekening
E – AT Ekuitas (E) Asset Tetap (AT)
2011 705.235 966 701.269
2012 759.400 1.134 758.266
2013 760.033 1.898 758.13
Sumber : PT. BPD Sulselbar Syariah. Tabel 1.1.
Pinjaman yang diberikan oleh PT. BPD Sulselbar Syariah terdiri dari pinjaman yang diberikan dalam bentuk syariah (piutang murabahah). Total pinjaman yang diberikan selama periode 2011 sampai dengan 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.3
PT. BPD Sulsel Syariah Pinjaman yang Diberikan
Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pinjaman Yang
diberikan
Total Pinjaman Yangdiberikan
2011 14.539 14.539
2012 86.615 86.615
2013 106.217 106.217
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah
Sedangkan jumlah antara kredit yang diberikan dengan sekuritas yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.4 PT. BPD Sulsel
Jumlah Pinjaman yang Diberikan dan Sekuritas Periode 2011-2013
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Rekening
L + S Pinjaman yang
Diberikan (L) Sekuritas (S)
2011 14.539 - 14.539
2012 86.615 - 86.615
2013 106.217 - 106.217
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah. Tabel 1.3
Dari tabel di atas dapat dilihat selisih antara ekuitas dengan asset tetap dan jumlah antara pinjaman yang diberikan dengan sekuritas yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian, dapat kita hitung rasio CAR yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah, yaitu dengan cara membagi selisih antara ekuitas dengan asset tetap (data dapat dilihat pada tabel 1.1) dengan jumlah antara pinjaman yang diberikan dengan sekuritas yang dimiliki perusahaan (data dapat dilihat pada tabel 1.4).
Berikut adalah perhitungan rasio CAR yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011 sampai dengan 2013 :
Tabel 1.5
PT. BPD Sulsel Syariah Rasio CAR Periode 2011-20013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Rekening Rasio CAR
E - AT L+S (E – AT) / (L+S) x 100%
2011 701.269 14.539 48.23
2012 758.266 86.615 8.75
2013 758.13 106.217 71.37
Sumber : Tabel 1.2, Tabel 1.4
Selama periode 2011 sampai dengan tahun 2013, bila diukur berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, PT. BPD Sulsel Syariah dinyatakan sebagai bank yang sehat karena memiliki CAR di atas 8%.
Untuk dapat menentukan nilai CAMEL yang diperoleh PT.BPD Sulsel Syariah, terlebih dahulu harus diketahui nilai pinjaman yang dihasilkan dari tiap rasio. Dari bobot nilai ini dapat dilihat kondisi suatu bank secara umum bila telah digabungkan dengan komponen yang lainnya dalam rasio CAMEL. Bobot nilai kredit untuk rasio CAR diperoleh dari nilai rasio CAR yang dikalikan dengan bobot CAMEL untuk rasio CAR berdasarkan ketentuan dari Bank Indonesia, yaitu sebesar 8%. Nilai kredit dari rasio CAR untuk Bank dalam kategori sehat adalah 100. Berikut ini adalah nilai kredit yang diperoleh dari perhitungan rasio CAR PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 yang disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel 1.6
PT. BPD Sulsel Syariah Nilai Kredit dari Rasio CAR
Periode 2011-2013
Tahun
RasioCAR Nilai Kredit (%)
*
2011 48.23 84,06
2012 8.75 81.54
2013 71.37 85,49
Sumber : Tabel 1.5.
Keterangan : * Rumus tersebut digunakan apabila rasio CAR bernilai 8% atau lebih
Dari tabel 1.6 diketahui bahwa selama kurun waktu 2011 hingga 2013, PT. BPD Sulsel Syariah masih dapat mempertahankan nilai kredit rasio CAR-nya pada nilai maksimal, untuk tetap dikategorikan bank yang sehat.
Ini berarti pada waktu tersebut, PT. BPD Sulselbar Syariah memiliki kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko.
2. Faktor Kualitas Aktiva
Pada aspek kualitas aktiva ini merupakan penilaian jenis-jenis aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kualitas aktiva produktif dapat dihitung dengan menggunakan rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP).
Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Aktiva produktif yang diklasifikasikan sering juga disebut aktiva bermasalah. Ini disebabkan dari terhambatnya pembayaran kredit dari nasabah bank atas pinjaman yang
diperoleh. Berikut ini adalah aktiva produktif yang diklasifikasikan yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah selam tahun 2011 sampai dengan 2013 :
Tabel 1.7
PT. BPD Sulsel Syariah
Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan Periode 2011-2013
(dalam Jutaan Rupiah)
Uraian Tahun
2013 2012 2011
Aktiva Produktif yang
Diklasifikasikan
128.202 129.443 116.028
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah
Aktiva produktif yang dihasilkan dari unit usaha syariah PT.BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.8
PT. BPD Sulsel Syariah Aktiva Produktif Syariah
Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Penempatan pada Bank
Lain
Surat Berharga kpd
Pihak Ketiga dan BI
Pembiayaan Mudharabah
&
Musyarakah
Piutang Murabah
ah
Aktiva Lain-
Lain
Aktiva Produktif
Syariah (APS)
2011 8.443 259 - 14.539 706.144 93.885
2012 6.567 1.260 1.508 86.615 761.603 857.553
2013 26.058 5.176 7.795 106.217 760.085 905.331
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah
Setelah diketahui total aktiva produktif unit usaha syariah PT. BPD Sulsel Syariah, maka dapat diperoleh total dari seluruh aktiva produktif yang diklasifikasikan selama periode 2011-2013 :
Tabel 1.9
PT. BPD Sulsel Syariah Total Aktiva Produktif
Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah) Tahun AktivaProduktif
Syariah
Total Aktiva Produktif
2011 93.885 93.885
2012 857.553 857.553
2013 905.331 905.331
Sumber : Tabel 1.8
Berdasarkan tabel diatas, dapat dihitung rasio KAP yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah yaitu dengan cara membagi aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif yang dimiliki perusahaan. Berikut adalah perhitungan rasio KAP yang dimiliki oleh PT.BPD Sulsel syariah selama periode 2011 sampai dengan 2013 :
Tabel 1.10
PT. BPD Sulsel Syariah Rasio KAP Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Rekening Rasio KAP
APYD AP APYD / AP x 100%
2011 116.028 93.885 1,23
2012 129.443 857.553 1,50
2013 128.202 905.331 1,42
Sumber : Tabel 1.7, Tabel 1.9
Dari tabel 1.10 dapat diketahui bahwa PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011 sampai 2013 memiliki nilai rasio KAP yang baik dimana batasan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia adalah 15,5% untuk kategori sehat. Hal ini berarti bahwa selama periode tersebut, PT. BPD Sulsel syariah telah mampu menutupi aktiva produktifnya dari aktiva produktif yang dimilikinya.
Untuk dapat menentukan nilai CAMEL yang diperoleh PT. BPD Sulsel Syariah untuk rasio KAP, terlebih dahulu harus diketahui nilai kredit yang dihasilkan dari rasio KAP. Dari nilai kredit yang diperoleh dapat dilihat kondisi suatu bank secara umum bila telah digabungkan dengan komponen yang lainnya dalam rasio CAMEL. Bobot nilai kredit untuk rasio KAP berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yaitu sebesar 15,5%. Berikut ini nilai kredit yang diperoleh dari perhitungan rasio KAP PT. BPD Sulsel Syariah selama periode 2011-2013 :
Tabel 1.11
PT. BPD Sulsel Syariah Nilai Kredit dari Rasio KAP
Periode 2011-2013
Tahun
RasioKAP Nilai Kredit (%)
2011 1,23 96,13
2012 1,50 94,33
2013 1,42 94,86
Sumber : Tabel 1.10
Dari tabel 1.11 diketahui bahwa selama periode 2011 sampai 2013, PT. BPD Sulsel Syariah masih dapat mempertahankan nilai kredit rasio
KAP-nya pada kategori sehat, dimana nilai maksimal yang dapat diperoleh suatu bank untuk tetap dikategorikan bank yang sehat adalah100. Ini berarti bahwa dalam waktu tersebut, PT. BPD Sulsel Syariah memiliki aktiva yang cukup untuk dapat meminimalkan risiko bila terjadi masalah pada aktiva produktif yang diklasifikasikan yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Faktor Manajemen
Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja. Untuk menilai kesehatan bank dalam aspek manajemen. Biasanya dilakukan melalui kuisioner yang ditujukan bagi pihak manajemen bank, akan tetapi pengukuran tersebut sulit dilakukan karena akan terkait dengan unsur kerahasiaan bank, oleh sebab itu, dalam penelitian ini aspek maajemen dilakukan dengan perhitungan rasio Net Profit Margin (NPM).
Rasio NPM diperoleh dengan cara membagi laba bersih yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah dari aktivitas unit usaha Syariah selama tahun 2011-2013:
Tabel 1.12
PT. BPD Sulsel Syariah Laba Bersih Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Laba Bersih Total Laba Bersih
2011 235 235
2012 1.389 1.389
2013 2.234 2.234
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah
Sedangkan laba operasional yang dimiliki PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.13
PT. BPD Sulsel Syariah Laba Operasional Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Laba Operasional Total Laba Operasional
2011 244 244
2012 1.415 1.415
2013 2.205 2.205
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dihitung rasio NPM yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah yaitu dengan cara membagi laba bersih dengan laba operasional yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Berikut perhitungan rasio NPM PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013
Tabel 1.14
PT. BPD Sulsel Syariah Rasio NPM Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Rekening Rasio NPM
LB LO LB / LO x 100%
2011 235 244 96,31
2012 1.389 1.415 98,16
2013 2.234 2.205 101,31
Sumber : Tabel 1.12, Tabel 1.13
Tabel 1.14 menunjukkan nilai rasio NPM 2012 mengalami peningkatan dari 96, 31 % menjadi 98, 16%, dan pada tahun 2013 yaitu dari 98,16% menjadi 101,31%.
Untuk dapat menentukan nilai CAMEL yang diperoleh PT. BPD Sulsel Syariah untuk rasio NPM, terlebih dahulu harus diketahui nilai kredit yang dihasilkan dari rasio NPM tersebut. Dari nilai kredit yang diperoleh dapat dilihat kondisi suatu bank secara umum. Berikut ini nilai kredit yang diperoleh dari perhitungan rasio NPM PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.15
PT. BPD Sulsel Syariah Laba Operasional Periode 2011-2013
Tahun Rasio NPM Nilai Kredit
(%) Nilai Kredit = Rasio NPM
2011 96,31 96,31
2012 98,16 98,16
2013 101,31 101,31
Sumber : Tabel 1.14
Dari tabel 1.15 diatas dapat diketahui bahwa selama tahun 2011 nilai kredit rasio NPM sebesar 96,31%, pada tahun 2012 nilai kredit rasio NPM sebesar 98,16%, dan pada tahun 2013 rasio NPM sebesar 101,31%. Nilai rasio NPM Tersebut mencerminkan tingkat efektifitas yang dapat dicapai oleh usaha operasional bank yang terkait dengan hasil akhir dari berbagai kebijaksanaan dan keputusan yang telah dilakukan oleh bank dalam periode berjalan.
4. Faktor Rentabilitas
Faktor rentabilitas menggambarkan kemampuan bank dalam memperoleh laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang tersedia, rentabilitas juga mengukur tingkat efisiensi uasaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank. Untuk menentukan kriteria penilaian terhadap komponen rentabilitas pada bank, maka digunakan perhitungan rasio Return On Asset (ROA) Dan Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi (BOPO).
Rasio ROA menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan apabila diukur dari nilai aktivanya. Rasio ROA diperoleh dengan cara membagi laba sebelum pajak dengan total asset yang dimiliki.
Berikut adalah laba sebelum pajak yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.16
PT. BPD Sulsel Syariah Laba Sebelum Pajak
Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Laba Sebelum Pajak (EBT)
Total Laba Sebelum Pajak
(EBT)
2011 9 9
2012 26 26
2013 29 29
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah
Sedangkan total asset yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 :
Tabel 1.17
PT. BPD Sulsel Syariah Total Aset
Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Asset Total Asset
2011 738.416 738.416
2012 888.250 888.250
2013 946.499 946.499
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah
Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka dapat dihitung rasio ROA yang dimiliki PT. BPD Sulsel Syariah, yaitu dengan cara membagi laba sebelum pajak dengan total asset yang dimiliki perusahaan. Berikut perhitungan rasio ROA yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.18
PT. BPD Sulsel Syariah Rasio ROA Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Rekening Rasio ROA
EBT TA EBT / TA x 100%
2011 9 738.416 1,22
2012 26 888.250 2,93
2013 29 946.499 3,06
Sumber : Tabel 1.16, Tabel 1.17
Dari tabel 1.18 dapat diketahu bahwa rasio ROA PT. BPD Sulsel Syariah mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga 2013. Rasio ROA mengalami peningkatan di tahun 2011 sebesar 1,22% di tahun 2012 menjadi 2,93% dan di tahun 2013 sebesar 3,06%.
Untuk dapat menentukan nilai CAMEL yang diperoleh dari rasio ROA, terlebih dahulu harus diketahui nilai kredit yang dihasilkan dari rasio ROA tersebut. Bobot nilai kredit untuk rasio ROA diperoleh yang dibagi dengan bobot CAMEL untuk rasio ROA berdasarkan ketentuan dari Bank Indonesia, yaitu sebesar 0,015%. Nilai kredit dari rasio ROA untuk bank dalam kategori sehat adalah 100. Berikut ini nilai kredit yang diperoleh dari perhitungan rasio ROA PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.19
PT. BPD Sulsel Syariah Nilai Kredit dari Rasio ROA
Periode 2011-2013
Tahun
Rasio ROA Nilai Kredit
(%)
2011 1,22 813,34=100*
2012 2,93 195,34=100*
2013 3,06 202,00=100*
Sumber : Tabel 1.18
Keterangan : * Jika nilai kredit lebih dari 100, maka akan dibulatkan ke angka maksimal, yaitu 100.
Dari tabel 1.19 diketahui bahwa pada tahun 2011 sampai 2013, PT.
BPD Sulsel Syariah dapat mempertahankan nilai kredit rasio ROA-nya pada nilai maksimal, yaitu 100, untuk tetap dikategorikan bank sehat. Ini berarti bahwa pada waktu tersebut, manajemen PT. BPD Sulsel Syariah memiliki kemampuan yang baik dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari total asset bank yang bersangkutan.
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan operasinya. Rasio BOPO diperoleh dengan cara membagi biaya operasional dengan pendapatan operasional.
Berikut adalah biaya operasional yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.20
PT. BPD Sulsel Syariah Biaya Operasional Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Biaya Operasional
Jumlah Bagi Hasi
Jumlah Biaya Operasional Syariah
(BOS)
2011 699 71 770
2012 3.566 932 4.498
2013 6.495 2.131 8.626
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah
Sedangkan pendapatan operasional yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.21
PT. BPD Sulsel Syariah Pendapatan Operasional
Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Pendapan Operasional
Jumlah Pendapatan Operasional Syariah
(POS)
2011 1.014 1.014
2012 5.913 5.913
2013 10.831 10.831
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dihitung rasio BOPO yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah, yaitu dengan cara membagi biaya operasional dengan pendapatan operasional. Berikut adalah perhitungan rasio BOPO yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.22
PT. BPD Sulsel Syariah Rasio BOPO Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Jumlah Beban Operasional
(BO)
Jumlah Pendapatan Operasional
(PO)
Rasio BOPO BO / PO x 100%
2011 770 1.014 75,94
2012 4.498 5.913 76,07
2013 8.626 10.831 79,64
Sumber : Tabel 1.20, Tabel 1.21
Tabel 1.22 menunjukkan bahwa selama periode 2011 hingga 2013, rasio BOPO PT. BPD Sulsel Syariah mengalami peningkatan di tahun 2011 sebesar 75,94% di tahun 2012 menjadi 76,07% dan di tahun 2013 sebesar 79,64%.
Untuk dapat menetukan nilai CAMEL yang diperoleh PT. BPD Sulsel Syariah untuk rasio BOPO, terlebih dahulu harus diketahui nilai kredit yang dihasilkan dari rasio BOPO tersebut. Dari nilai kredit yang diperoleh dapat dilihat kondisi suatu bank secara umum. Bobot nilai kredit untuk rasio BOPO diperoleh dari pengurangaan nilai kredit maksimal dari rasio BOPO berdasakan ketentuan Bank Indonesia debgan nilai rasio BOPO
yang telah diperoleh. Bobot nilai kredit rasio BOPO untuk dapat dikategorikan sebagai bank yang sehat adalah 100.
Berikut adalah nilai kredit yang diperoleh dari perhitungan rasio BOPO PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.23
PT. BPD Sulsel Syariah Nilai Kredit dari Rasio BOPO
Periode 2011-2013
Tahun
Rasio BOPO Nilai Kredit (%)
2011 75,94 124,05=100*
2012 76,07 124,04=100*
2013 79,64 124,00=100*
Sumber : Tabel 1.22
Keterangan : * Jika nilai kredit lebih dari 100, maka akan dibulatkan ke angka maksimal, yaitu 100.
Dari tabel 1.23 dapat diketahui bahwa selama perode 2011 hingga 2013, PT. BPD Sulsel Syariah dapat mempertahankan nilai kredit rasio BOPO-nya pada nilai maksimal, yaitu 100, untuk tetap dikategorikan sebagai bank yang sehat. Hal ini berarti bahwa pada waktu tersebut, manajemen PT. BPD Sulsel Syariah memiliki kemampuan yang baik dalam mengendalikan biaya operasional yang harus dikeluarkan terhadap pendapatan operasionalnya yang diperoleh.
5. Faktor Likuiditas
Analisis terhadap komponen likuiditas merupakan analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban- kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.
Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan Bank Indonesia, komponen likuiditas bank diatur berdasarkan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Rasio LDR diperoleh dengan cara membagi tagihan dan kredit yang diberikan dengan dana dari pihak ketiga. Berikut adalah tagihan dan kredit oleh PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.24
PT. BPD Sulsel Syariah
Tagihan dan Kredit yang Diberikan Periode 2011-2013
(dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pembiayaan Mudharabah
dan Musyarakah
Tagihan & Kredit yang Diberikan (TK)
2011 - -
2012 1.508 1.508
2013 7.795 7.795
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah
Dana dari pihak ketiga yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.25
PT. BPD Sulsel Syariah Dana Pihak Ketiga
Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Giro Wadiah
Tabungan Mudharabah
Deposito Mudharab
ah
Kewajiban Segera Lainnya
Surat Berharga
yang Diterbitka
an
Kewajib an Lain- Lain
DPK Segmen Syariah
2011 926 3.118 3.750 726 - 16.000 24.520
2012 1.780 6.557 10.563 28.098 - 51.000 97.998
2013 1.914 11.641 27.856 - - 73.554 114.965
Sumber : PT. BPD Sulsel Syariah
Berdasarkan tabel di atas, dapat dihitung rasio LDR yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah, yaitu dengan cara membagi tagihan dan pinjaman yang diberikan dengan dana dari pihak ketiga. Berikut adalah perhitungan rasio LDR yang dimiliki oleh PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.26
PT. BPD Sulsel Syariah Rasio LDR Periode 2011-2013 (dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Tagihan & Kredit yang Diberikan
(TK)
Dana dari Pihak Ketiga (DPK)
Rasio LDR TK / DPK x 100%
2011 - 24.520 -
2012 1.508 97.998 15,38
2013 7.795 114.965 67,80
Sumber : Tabel 1.24, Tabel 1.25.
Dari tabel 1.26 dapat diketahui bahwa rasio LDR PT. BPD Sulsel Syariah pada tahun 2011 sebesar 0%, di tahun 2012 sebesar 15,38%, dan pada tahun 2013 rasio LDR menjadi 67,80%. Namun secara umum, selama periode 2011 sampai dengan 2013, apabila diukur dengan ketentuan Bank Indonesia, PT. BPD Sulsel Syariah dinyatakan sebagai bank yang sehat karena memiliki LDR di bawah 115%.
Untuk dapat menentukan nilai CAMEL yang diperoleh untuk rasio LDR, terlebih dahulu harus diketahui nilai kredit yang dihasilkan dari rasio LDR tersebut. Dari nilai kredit yang diperoleh dapat dilihat kondisi suatu bank secara umum. Bobot nilai kredit untuk rasio LDR diperoleh dari pengurangan nilai kredit maksimal dari rasio LDR berdasarkan ketentuan Bank Indonesia dengan nilai rasio LDR yang telah diperoleh.
Bobot nilai kredit rasio LDR untuk dapat dikategorikan sebagai bank yang sehat berdasarkan ketentuan Bank Indonesia adalah 100. Berikut adalah nilai kredit yang diperoleh dari perhitungan rasio LDR PT. BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011-2013 :
Tabel 1.27
PT. BPD Sulsel Syariah Nilai Kredit dari Rasio LDR
Periode 2011-2013
Tahun
Rasio LDR Nilai Kredit
(%)
2011 - 720,0=100*
2012 15,38 559,2=100*
2013 67,80 557,2=100*
Sumber : Tabel 1.26
Keterangan : * Jika nilai kredit lebih dari 100, maka akan dibulatkan ke angka maksimal, yaitu 100.
Dari tabel 1.27 diketahui bahwa selama tahun 2011 sampai 2013, PT.
BPD Sulsel Syariah dapat mempertahankan nilai kredit rasio LDR-nya pada nilai maksimal, yaitu 100, untuk tetap dikategorikan bank yang sehat.
Hal ini berarti bahwa pada waktu tersebut, PT. BPD Sulsel Syariah mampu untuk memberikan jaminan atas setiap simpanan yang diberikan nasabahnya dan memiliki kemampuan dalam membayar semua utang- utangnya terutama dalam bentuk simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih serta dapat memenuhi semua permohonan kredit yang layak untuk disetujui.
B. Hasil Evaluasi Kinerja PT. BPD Sulsel Syariah dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Penentuan Tingkat Kesehatannya
Setelah menghitung dan mengetahui rasio dari laporan keuangan bank dan nilai kredit dari masing-masing rasio, maka tingkat kesehatan PT. BPD Sulsel Syariah sudah dapat diketahui, yaitu dengan menggunakan metode CAMEL.
Tabel 1.28
PT. BPD Sulsel Syariah
Hasil Evaluasi Kinerja Perbankan dengan Menggunakan Metode CAMEL
Periode 2011-2013
Tahun Faktor CAMEL dan Rasionya
Nilai Rasio
(%)
Nilai Kredit
Bobot (%)
Nilai CAMEL (%) 2011 1. Capital Adequacy : CAR
2. Asset Quality : KAP 3. Management Quality : NPM 4. Earning : ROA :BOPO 5. Liquidity : LDR
48.23 1,23 96,31
1,22 75,94
-
84,06 96,13 96,31 100 100 100
25 30 25 5 5 10
21,02 28,83 24,08 5,00 5,00 10,00
Jumlah Nilai CAMEL 93,93
2012 1. Capital Adequacy : CAR 2. Asset Quality : KAP 3. Management Quality : NPM 4. Earning : ROA :BOPO 5. Liquidity : LDR
8.75 1,50 98,16
2,93 76,07 15,38
81.54 94,33 98,16 100 100 100
25 30 25 5 5 10
20,39 28,29 24,54 5,00 5,00 10,00
Jumlah Nilai CAMEL 93,22
2013 1. Capital Adequacy : CAR 2. Asset Quality : KAP 3. Management Quality : NPM 4. Earning : ROA :BOPO 5. Liquidity : LDR
71.37 1,42 101,31
3,06 79,64 67,80
85,49 94,86 101,31
100 100 100
25 30 25 5 5 10
21,37 28,46 25,32 5,00 5,00 10,00
Jumlah Nilai CAMEL 95,15
Sumber : Tabel 1.6, Tabel 1.11, Tabel 1.15 , Tabel 1.19, Tabel 1.23, Tabel 1.27
Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat ditentukan tingkat kesehatan PT.
BPD Sulsel Syariah selama tahun 2011 sampai dengan 2013 :
Tabel 1.29
PT. BPD Sulsel Syariah Tingkat Kesehatan Bank
Periode 2011-2013 Tahun Nilai
CAMEL
Standar Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank
2011 93,93 81-100 Sehat
2012 93,22 81-100 Sehat
2013 95,15 81-100 Sehat
Sumber : Tabel 1.28
C. Analisis Deskriptif Kinerja PT. BPD Sulsel Syariah Berdasarkan Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian tingkat kesehatan bank dan tata cara penilaian tingkat kesehatan bank ditentukan sebagai berikut :
Pada tahun 2011, tingkat kesehatan PT. BPD Sulsel Syariah berada pada predikat sehat, yaitu sebesar 93,36. Pada tahun 2012, tingkat kesehatan PT. BPD Sulsel Syariah berada pada predikat sehat sebesar 93,22. Dan ditahun 2013, tingkat kesehatan PT. BPD Sulsel Syariah berada pada predikat sehat yaitu sebesar 95,15.
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis CAMEL, PT. BPD Sulsel syariah Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan Capital Adequacy Ratio (CAR), selama tahun 2011 hingga 2013, memiliki modal yang cukup untuk menutup segala resiko yang mungkin dapat terjadi. Hal ini dibuktikan dengan nilai rasio CAR selama tahun 2011 sampai dengan 2013 yang dicapai melebihi dari 8%, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Berdasarkan rasio aktiva produktif (KAP), selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, memiliki kualitas asset yang cukup baik sebagai upaya untuk memperkecil kredit bermasalah. Untuk pemberian kredit diupayakan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Hal ini dibuktikan dengan nilai rasio KAP selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang dicapai tidak melebihi 15,5%, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Berdasarkan rasio Net Prifit Margin (NPM), selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, PT. BPD Sulsel syariah memiliki tingkat efektivitas yang cukup baik terkait dengan hasil akhir dari berbagai kebijaksanaan dan keputusan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.