• Tidak ada hasil yang ditemukan

فِ لكيا ل اًسْفن ا عْس َاِإ - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "فِ لكيا ل اًسْفن ا عْس َاِإ - etheses UIN Mataram"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

فِ لكيا اًسْفن ل

ا عْس َاِإ

Artinya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupanya.”

(Al-Baqarah :286)

(7)

PERSEMBAHAN

“Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta, kakak, adik adikku, dan semua keluarga yang selalu memberi dukungan dan do’a teman-teman seperjuangan, guru-guruku, serta orang terkasih”

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan kepada seluruh umat manusia pentingnya arti pendidikan.

Dengan segala keterbatasan penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini walapun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakannya. Untuk itu penulis mengharapkan masukan dari para pembaca supaya proposal skripsi ini lebih sempurna.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu:

1. Dr. Hj. Lubna, M. Pd sebagai pembimbing I dan Rahmat Akbar Kurniawan M. Sc. Sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi terus-menerus di tengah-tengah kesibukannya.

2. H. Ibnu Hizam, M. Pd. Sebagai ketua jurusan.

3. Dr. Hj. Lubna, M. Pd. Selaku dekan fakultas tarbiyah dan keguruan.

4. Dr. H. Mutawali, M. Ag. Selaku rektor UIN mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu.

5. keluarga yang telah mendukung penuh tanpa penulis berupa do’a dan ekonomi yang mudahan nanti akan bisa dikembalikan oleh penulis.

6. Serta sahabat-sahabat seperjuangan yang telah saling mendukung dan berbagi suka duka kepada penulis.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Amin.

(9)

Mataram, 19-12-2019 Penulis,

Surun Ibrahim

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

NOTA DINAS PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Sasaran Tindakan ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat dan Hasil Penelitian ... 6

BAB II KAJAN PUSTAKA dan HIPOTESIS TINDAKAN ... 8

A. Telaan Pustaka ... 8

B. Deskripsi Teori ... 10

1. Strategi Pembelajaran ... 10

a. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 10

b. Komponen Strategi pembelajaran ... 11

2. Strategi Card Sort ... 13

a. Pengertian Strategi Card Sort ... 13

b. Langkah-langkah Strategi Card Sort ... 13

(11)

c. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Card Sort ... 16

3. Efektivitas Belajar ... 17

a. Pengertian Efektivitas Belajar ... 17

b. Ciri-ciri Efektivitas Belajar ... 18

c. Kriteria Efektivitas belajar ... 19

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 20

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 20

b. Ruang Lingkup Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .. 21

c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 23

d. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu ... 25

5. Kerangka Berpikir... 26

6. Hipotesis Tindakan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Setting Penelitian ... 28

B. Sasaran Penelitian ... 28

C. Rencana Tindakan ... 28

D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Pelaksanaan Tindakan ... 35

G. Cara Pengamatan (Monitoring) ... 36

H. Analisis Data dan Refleksi ... 36

I. Indikator Keberhasilan ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Deskripsi Setting Penelitian ... 40

B. Hasil Penelitian ... 43

C. Pembahasan ... 55

BAB V PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 63

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Langkah-langkah pembelajaran Card Sort ... 15

Tabel 2 : pedoman konversi aktivitas belajar siswa ... 38

Tabel 3 : Pedoman konversi aktivitas guru ... 38

Tabel 4 : Data keadaan sarana dan prasarana... 41

Tabel 5 : Data jumlah siswa ... 42

Tabel 6 : Data hasil observasi aktivitas guru siklus I ... 45

Tabel 7 : Data hasil observasi aktivitas siswa siklus I ... 46

Tabel 8 : Data evaluasi hasil belajar siklus I ... 47

Tabel 9 : Data hasil observasi aktivitas guru siklus II ... 52

Tabel 10 : Data hasil observasi aktivitas siswa siklus II ... 52

Tabel 11 : Data evaluasi hasil belajar siklus II ... 53

Tabel 12 : Data hasil observasi dan evaluasi siklus I dan siklus II ... 55

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Siklus penelitian Tindakan kelasa ... 30

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 profil MTs NW Ubung

Lampiran 2 daftar nama guru MTs NW Ubung

Lampiran 3 daftar nama siswa kelas VIII MTs NW Ubung Lampiran 4 rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I Lampiran 5 hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I Lampiran 6 hasil observasi aktivitas guru siklus I

Lampiran 7 hasil soal evaluasi siklus I

Lampiran 8 kunci jawaban soal evaluasi siklus I Lampiran 9 hasil evaluasi belajar siswa siklus I

Lampiran 10 rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II Lampiran 11 hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II Lampiran 12 hasil observasi aktivitas guru siklus II

Lampiran 13 hasil soal evaluasi siklus II

Lampiran 14 kunci jawaban soal evaluasi siklus II Lampiran 15 hasil evaluasi belajar siswa siklus II Lampiran 16 poto-poto penelitian

Lampiran 17 Surat izin penelitian

Lampiran 18 surat izin telah melakukan penelitian Lampiran 19 kartu bimbingan proposal/ skripsi

(15)

Penerapan Strategi Pemelajaran Card Sort dalam Meningkatkan Efektivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTs NW

Ubung Tahun Pelajaran 2019/2020

Oleh:

Surun Ibrahim 151.146.133

ABSTRAK

Belajar merupakan suatu permasalahan yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah strategi pembelajaran yang diterapakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah strategi pembelajaran Card Sort. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran Card Sort dalam meningkatkan efektivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs NW Ubung tahun pelajaran 2019/2020. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs yang terdiri dari 13 siswa. Data mengenai hasil belajar siswa didapat dari hasil evaluasi belajar siswa menggunakan tes sedangkan data dari efektivitas siswa pada setiap siklus didapat dari observasi menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukan pada siklus I presentase hasil belajar siswa adalah 41,66%

dan presentase aktivitas siswa adalah 14 (cukup aktif), sedangkan pada siklus II presentase hasil belajar siswa adalah 100% dan presentase aktivitas siswa 17 (aktif). Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs NW Ubung tahun pelajaran 2019/2020.

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjalani keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan juga merupakan sebuah proses penting dalam kehidupan manusia, karena melalui proses ini manusia dibentuk dan dilahirkan sebagai seorang manusia yang utuh dan sebenarnya.

pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang- orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi siswa agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Karena itu kita dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut, sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan dididik.

Dalam UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1 pengertian pendidikan yaitu, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1

Amanah undang-undang tersebut pada akhirnya melahirkan keniscayaan bahwa pelaksanaan pendidikan di sekolah terutama bagi guru IPS, harus memerhatikan peserta didik dalam belajar, baik dalam konteks kemampuan berfikir, berkreativitas, keterampilan,serta dalam menerima

1 Wina Sanjaya, Setrategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 2.

1

(17)

materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Menyadari adanya keragaman tersebut maka dalam proses belajar mengajar, harus diadakan inovasi pembelajaran, dimana guru bisa memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi yang di sampaikan agar siswa bisa belajar dengan aktif mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan amanah undang- undang tersebut.

Strategi merupakan suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, setrategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertent.

Menurut Kemp menjelaskan bahwa setrategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.2 Menurut Silberman, “ strategi pembelajaran Cart Sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi”. Gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas yang letih.3 setategi pembelajaran card sort ini berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti karu yang berisi informasi atau materi yang dipelajari.

Efektifitas belajar berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok,tercapainya tujuan, ketetapan waktu dan adanya partisipasi dari peserta

2Ibid, hlm126

3 I Ketut Sanjaya, dkk,”Penerapan Strategi pembelajaran Card Sort untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA” e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016, hlm. 3.

(18)

didik. Efektifitas adalah suatu kegiatan dari faktor pencapain tujuan yang memandang bahwa efektifitas berhubungan dengan pencapaian bersama bukan pencapaian tujuan pribadi. Suatu belajar dikatakan efektif jika tujuan dapat dicapai dan sebaliknya belumbisa dikatakan efektif jika tujuan belum dicapai. Efektifitas belajar merupakan proses pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru dalam mengunakan strategi tertentu untuk mencapai tujuan intruksional tertntu.4

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang diberikan mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat fakta, peristiwa konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran disekolah yang didesain atas dasar fenomena, masalah dan realitas sosial dengan pendekatan interdispliner yang melibatkan berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora seperti kewarganegaraan, sejarah,geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, pendidikan. Pada jenjang SMP/ MTs, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memuat materi geografi, sejarah dan ekonomi melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), peserta didik diarahkan menjadi warga negara yang baik, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan penuh kearifan untuk dapat memahami, menyikapi dan bertanggung jawab, ikut memecahkan masalah sosial serta membangun komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan

4 Henilia Yulita, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas dan Motivasi Mahasiswa dalam Menggunakan Metode Pembelajaran E-learning”, Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol 10, No:1, Maret 2014. Hlm. 4.

(19)

dan menghargai serta ikut mengembangkan nilai-nilai luhur dan budaya indonesia.5

Card sort merupakan kegiatan klaboratif yang dapat digunakan untuk

mengajarkan konsep, karekteristik, klarifikasi, fakta tentang obyek atau merifiyu informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh dan bosan. Dengan metode ini materi yang biasanya banyak dapat mudah dimengerti dan juga siswa yang malas akn menjadi aktif dan tidak bosan.

Berdasarkan hasil observasi tanggal 20-25 april 2018 model pembelajaran untuk mata pelajaran IPS Terpadu masih kurang bervariasi dan masih mengacu pada paradigma lama seperti mengajar dengan metode ceramah, tanyajawab, penugasan, selain itu metode- metode yang disajikan kepada siswa masih didominasi oleh berbagai kegiatan yang hanya berpatokan pada kegiatan guru dalam mengajar dan parasiswa hanya menerima materi pelajaran tanpa membuat alternatif-alternatif lain dalam belajar. Adanya hal-hal tersebut membuat siswa merasa tidak tertarik, bosan dan jenuh dalam setiap kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran IPS Terpadu, diperoleh keterangan bahwa media pembelajaran yang ada disekolah masih kurang memadai, sehingga media pembelajaran yang digunakan guru seadanya dan guru juga belum kreatif dalam memanfaatkan media pembelajaran yang bisa membuat siswa aktif dalam proses belajar

5Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, (jakarta, kencana prenada media group, 2011), hlm. 287-290.

(20)

mengajar. Hal ini membuat siswa merasa bosan dan kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan guru.

Dengan demikian salah satu penggunaan strategi pembelajaran yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi dan dapat pula membantu siswa untuk lebih cepat dalam menerima dan memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, yaitu dengan menggunakan strategi Card Sort.

Dengan strategi Card Sort siswa juga terlibat dan berperan aktif dalam belajar, sehingga guru sebagai fasilitator dan motivator.

Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Card Sort dengan judul “ Penerapan Strategi Pembelajaran Card Sort dalam Efektifitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTs NW Ubung”

B. Sasaran Tindakan

Sasaran tindakan atau subyek pelaku tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs NW Ubung tahun pelajaran 2019/ 2020

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakag diatas maka peniliti dapat menarik kesimpulan bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam penilitian ini adalah Apakah setrategi pembelajaan card sort dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa kelas VIII MTs NW Ubung tahun pelajaran 2019/ 2020

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan strategi

(21)

pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa kelas VIII MTs NW Ubung tahun pelajaran 2019/ 2020.

E. Manfaat dan Hasil Penelitian 1. Mamfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai tambahan informasi bagi guru IPS terpadu untuk mengetahui strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam memperbaiki dan meningkatkan efektifitas belajar siswa pada pembelajaran IPS Terpadu di MTs NW Ubung, serta hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, dan hasil yang diperoleh kiranya dapat memberikan konstribusi pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mata pelajaran IPS terpadu dan dijadikan sebagai bahan atau rujukan penelitian selanjutnya.

2. Mamfaat Praktis

Mamfaat yang diharapkan secara praktis dari hasil penelitian ini adalah:

a. Bagi siswa

1) Menumbukan semangat belajar dalam pembelajaran yang aktif dan menyenangkan

2) Memberikan pengalaman dalam belajar dengan terlibat langsung dalam peroses pembelajaran

3) Mengefektifkan peroses belajar dalm pembelajaran IPS terpadu

(22)

b. Bagi guru

1) Membantu menciptakan suatu kegiatan belajar IPS terpadu yang menarik dan menyenangkan bagi siswa

2) Menambah pengalaman guru dalam menerapkan strategi pembelajaran Card Sort

3) Sebagai bahan masukan dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS terpadu

c. Bagi Sekolah

Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan proses pembelajaran dan dapat meningkatkan kualitas output atau lulusan di MTs NW Ubung

d. Bagi Peneliti

Untuk membrikan bekal ilmu pengetahuan, wawasan serta pengalaman baru mengenai pengkajian berbgai masalah yang dihadapi siswa dalam rangka pencapaian keberhasilan belajarnya melalui penelitian yang dilakukan secara langsung, dan dapat memberikan motivasi peneliti untuk terus melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran IPS terpadu terutama dalam efektifitas belajar siswa

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka

1. Penelitian terdahulu atau penelitian yang telah dilakukan oleh Mujnawati dengan judul “ Penerapan Metode Card Sort ( menyortir kartu) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Melajaran PAI pada Materi Zikir dan Doa siswa kelas IV SDN Mertak Kesambik Desa Beber Kecamatan Batukeliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016-2017”.

Jenis penelitian PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) tujuan penelitian ini untuk mengetahuai apakah melalui penerapan metode Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI siwa kelas IV SDN mertak Kesambik Desa Beber kecamatan Batukeliang Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016-2017. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata sekolah hasil belajar siswa yaitu pada siklus I 68,5 dengan presentase ketuntasan 80%, pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 84 dengan presentase ketuntasan 95%.

Persamaan penelitian ini dengan Mujnawati adalah sama-sama menggunakan Card sort. Sedangkan Perbedaanya adalah lokasi penelitiannya dan mata pelajaran yang diteliti pada skripsi mujnawati yaitu meneliti tentang pembelajaran PAI, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti meneliti tentang pembelajaran IPS Terpadu.

(24)

2. Penelitian dilakukan oleh Purniati dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Outdoor Learning Terhadap Efektifitas Belajar Matematika siswa kelas VIII MTs Darul Aman Tegal Selagalas Kecamatan Sandubaya Mataram Tahun Plajaran 2015-2016. Jenis peneitian digunakan dalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran outdoor learning.

Berdasarkan hasil penelitian Penerapan Model Pembelajaran Outdoor Learning Terhadap efektifitas belajar matematika siswa kelas VIII MTs Darul Aman Tegal Selagalas Kecamatan sandubaya mataram tahun plajaran 2015-2016 yaitu thitung 13,91 sedangkan ttabel 2,093. Berarti penerapan model pembelajaran outdoor learning dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa.

Persamaan penelitia ini dengan purniati adalah sama-sama meneliti tentang efektivitas belajar. Perbedaan dalam penelitian ini yang menjadi variabel X dengan purniati adalah melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran outdoor learning sedangkan peneliti melakukan penelitian tentang penerapan strategi pembelajaran Card Sort yang menjadi variabel X.

3. Penelitian dilakukan oleh Durotul Yatimah dengan judul “penerapan strategi Card Sort untuk meningkatkan kemampuan membaca pada pembelajaran bahasa indinesia kelas II MI Ma’rif kebun sari brobudur maglang tahun plajaran 2013-2014”. Jenis penelitian PTK ( Penelitian Tindakan Kelas). Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan

(25)

startegi Card Sort untuk meningkatkan kemampuan membaca pada pembelajaran bahasa indinesia kelas II MI Ma’rif kebun sari brobudur maglang tahun plajaran 2013-2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan strategi card sorts dapat meningkatkan kemampuan membaca hal ini terbukti pada kondisi awal pra siklus siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah dari 12 atau 58% dan yang belum tuntas pembelajaran 5 dari 12 siswa atau 42%. Pada siklus I siswa yang tuntas dalam pembelajaran adalah 9 dai 12 siswa atau 75% dan siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran adalah 3 dari 12 siswa atau 25%. Pada siklus II siswa yang tuntas dalam pembelajran adalh 12 siswa atau 100%. Dengan demikian tingkat ketuntasan siswa sudah lebih dari 80% sehingga tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan.

Persamaan penelitian ini dengan durotul yatimah adalah sam-sama meneliti tentang penerapan strategi Card Sort. Perbedaan dalam penelitian ini di variabel Y dengan durotul yatimah adalah peneliti melakuknag penelitian tentang efektivitas belajar sedangkan durotul yatimah melakukan penelitian dalam meningkatkan kemampuan membaca yang menjadi varibel Y.

B. Deskripsi Teoritis

1. Strategi Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain

(26)

untuk mencapai tujuan pendidkian tertentu.6 Strategi pembelajaran pada dasarnya merupakan salah satu hal penting yang harus dipahami oleh setiap guru, mengingat proses pembelajaran merupakan proses komunikasi multiarah antarsiswa, guru, dan lingkungan belajar. Setrategi pembelajaran sebagai mana dikemukakan oleh para ahli pembelajaran sebagai berikut:

Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat diatas, Dick dan Carey menjelaskan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.7 Beberapa pandangan menurut ahli pembelajaran diatas tentang strategi pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa setrategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

a. Komponen Strategi pembelajaran

Dick dan Carey menyebutkan bahwa komponen strategi pembelajaran, yaitu:

1) Kegiatan pembelajaran pendahuluan merupakan bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat

6 Wina Sanjaya, Setrategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 126.

7 Ibid, hlm. 126.

(27)

peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan, dalam kegiatan pendahuluan yang disampaikan oleh guru harus memarik, sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat menarik perhatian peserta didik supaya termotivasi dalam kegiatan belajar.

2) Penyampaian informasi, guru harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang dihadapinya dalam menyampaikan urutan penyampaian materi, ruang lingkup materi yang disampaikan, materi yang disampaikan. Sehingga dengan demikian informasi yang disampaikan oleh guru dapat diserap oleh peserta didik dengan baik.

3) Partisipasi peserta didik, merupakan pusat dari kegiatan belajar.

Yang dikenal dengan istilah CBSA (cara belajar siswa aktif), dalam peroses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.

4) Tes, pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir pembelajaran setelah peserta didik melalui proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran.8 Tes umunnya dilakukan oleh guru untuk mengetahui tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum, jika belum tercapai maka guru akan melakukan kegiatan lanjutan atau tindak lanjut.

8 Hamzah B. Uno, model pembelajaran, (jakarta: bumi aksara, 2014), hlm. 3-7

(28)

2. Strategi Card Cort

Strategi Card Sort (memilih kartu) merupakan aktifitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karaktristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberikan energi kepada kelas yang letih.9 Selanjutnta strategi Card Sort adalah suatu strategi pembelajaran yang berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau materi pemelajaran.10

Pembelajaran aktif dengan strategi Card Sort merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana didalam pembelajaran ini siswa diberikan kartu indeks yang berisi tentang informasi materi yang akan dibahas, kemudian siswa membentuk kelompok sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya, setelah itu siswa mendiskusikan dan memperesentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya.disini guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang dianggap perlu dijelaskan atau materi yang belum di menngerti oleh siswa.

a. Langkah-langkah Strategi Card Sort

Adapun prosedur atau langkah- langkah dalam penerapan strategi pembelajarn Card Sort yaitu:

9 Melvin L.silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, (bandung:

nuansa,2016 edisi revisi),hlm.169.

10 I Ketut Sanjaya, dkk, “Penerapan Strategi Pembelajaran Card Sort untuk Meningkatkan dan Hasil Belajar IPA”, e-JournalPGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 6 No: 3 Tahun: 2016, hlm. 3.

(29)

1) Beri tiap siswa kartu indeks yang berisikan informasi, atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa kategori.

2) Perintahkan siswa untuk berkeliling ruang dan mencari siswa lain yang kartunya cocok dengan kategorinya yang sama. ( anda dapat mengemukakan kategorinya sebelumnya atau biarkan siswa menemukannya sendiri.)

3) Perintahkan siswa yang kartunya memiliki kategori yang sama untuk menawarkan diri kepada siswa lain.

4) Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poin pengajaran yang menurut anda penting.11

Pendapat lain tentang langkah-langkah strategi pembelajaran Card Sort yaitu:

1) Bagikan kertas yang berisi informasi atau contoh atau langkah- langkah yang telah disusun secara sistematis dalam satu kategori tertentu atau lebih secara acak.

2) Biarkan siswa berbaur mencari kawan yang memiliki kertasdengan kategori yang sama.

3) Setelah siswa menemukan kawan-kawan dalam satu kategori, mintalah mereka berdiri sejajar sesuai kategori dan menjelaskan kategori tersebut kseluruh kelas.

11 Melvin L.silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, (bandung:

nuansa,2016 edisi revisi),hlm.169.

(30)

4) Setelah semua kategori dijelaskan, berilah penjelasan tentang hal- hal yang dianggap perlu agar semua siswa memperoleh pemahaman yang utuh.12

Dari menurut beberapa ahli diatas dapat peneliti simpulkan bahwa langkah-langkah strategi pembelajaran Card Sort sebagai berikut:

a) Guru membagikan kartu/ kertas yang berisikan informasi, atau terkait materi pembelajaran

b) Guru meminta peserta didik mencari pasangan yang memiliki kartu yang sama.

c) Guru meminta peserta didik membentuk kelompok berdasarkan kartu yang sama.

d) Guru meminta salah satu dari tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

Tabel 1 Langkah-langkah Card Sort

Langkah-langkah Kegiatan guru Kegiatan siswa

1. Beri tiap siswa kartu indeks yang berisikan materi pembelajaran

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

Siswa menerima kartu indeks yang berisi materi pembelajarn 2. Perintahkan siswa untuk

berkeliling ruang untuk mencari siswa lain yang kartunya cocok dengan kategori yang sama. ( guru dapat mengemukakan kategori sebelumnya)

Guru terlebih dahulu menjelaskan kepada siswa cara atau model pembelajaran Card Sort

Siswa mencari teman dengan kartu yang kategorinya sama

3. Perintahkan siswa yang kartunya memiliki kategori yang sama untuk

Guru menginstruksikan pada siswa untuk mengambil kartu indeks

Siswa membentuk kelompok sesuai dengan kartu

12 Supriyadi, Strategi Belajar &Mengajar,(Yogyakarta, Jaya Ilmu,2011), hlm. 181.

(31)

menawarkan diri kepada siswa lain

dan membentuk

kelompok sesuai kartu

indeks yang

kategorinya sama

indeks dengan kategori yang sama

4. Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin pengajaran yang menurut anda penting

Guru membimbing siswa saat proses pembelajaran

berlangsung, kemudian mempresentasikan materi yang didapatkan

Siswa

mendiskusikan materi sesuai dengan kartu indeks yang didapatkan

b. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Card Sort

Strategi pembelajaran Card Sort memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan strategi pembelajaran Card Sort sebagai berikut:

1) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar 2) Menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan

3) materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa

4) meningkatkan hubungan yang positif

5) siswa bertanggung jawab dengan belajaranya.

Adapun kekurang strategi pembelajaran Card Sort sebagai berikut:

1) membutuhkan waktu yang lama dalam menyelsaikan tugasnya.

2) Suasana kelas menjadi ganduh sehinga menggaggu kelas lain.

3) Banyak menyita waktu/ sering kekurangan waktu karna penyesuaian dengan siswa.

(32)

3. Efektivitas Belajar

a. Pengertian Efektivitas Belajar

Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.13

Miarso mengatakan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan salah satu setandar mutu pendidikan dan seringkali diukur dengan tercapainya tujuan, atau juga dapat diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situsi.14

Menurut Popham, Efektivitas pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru dalam mengajar kelompok siswa tertentu dengan menggunakan metode atau strategi tertentu untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.15 Menurut beberapa para ahli diatas berpendapat dapat disimpukan bahwa, efektivitas merupakan tingkat keberhasilan atau tercapainya suatu sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan, efektivitas

13 Henilia Yulita, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas dan Motivasi Mahasiswa dalam Menggunakan Metode E-learning”, Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol 10, No.1, Maret 2014, hlm. 4.

14 Afifatu Rohmawati, “Efektivitas Pembelajaran”, Jurnal Pendidikan Usia Dini Volume 9 Edisi 1, April 2015, hlm. 2.

15 Henilia Yulita, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas dan Motivasi Mahasiswa dalam Menggunakan Metode E-learning”, Business & Management Journal Bunda Mulia, Vol 10, No.1, Maret 2014, hlm. 4.

(33)

pembelajaran merupakan suatu ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Ciri-ciri Efektivitas pembelajaran

Menurut Harry Firman, menyatakan bahwa keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditentukan.

2) Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional.

3) Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.

Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti yangdigambarkan diatas, keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.

c. Kriteria efektifitas pembelajaran

Efektivitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu peroses pembelajaran, kriteria keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada:

1) Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang- kurangnya 85% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai =70 dalam peningkatan hasil belajar.

2) Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar menunjukkan perbedaan

(34)

yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran dilakukan.

3) Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi utuk belajar lebihgiat dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik, serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan.16

Jadi ketuntasan belajar diartikan sebagai pendekatan dalampembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik dalam menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi, kompetensidasar dan indikator yang telah ditetapkan, Ketuntasan belajar dapat dilihat secara perorangan maupun kelompok

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu soaial, seperti sosiologi, sejarah geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.17 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang didesain atas dasar fenomena, masalah dan realitas sosial dengan pendekatan iterdisipliner yang melibatkan berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora seperti

16 Fransiska Saadi, “Peningkatan Efektivitas Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Menggunakan Media Tepat Guna DI Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Toho, (Skripsi, PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak 2013), hlm. 7-8.

17 Tritanto, Model Pembelajaran Terpadu,( Jakarta, PT Bumi Aksara, 2014), hlm.

171

(35)

kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi sosiologi, antropologi, pendidikan.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang tanggung jawab utamanya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan, ketrampilan berpikir kritis, sikap niali yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat baik ditingkat lokal, nasional maupun global.18 Jadi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pembelajarn integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial, melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara indonesi yang demokratis, betanggung jawab terhadap persoalan-persoalan sosial yang dihadapinya baik di lingkungan keluarga, masyarakat luas, serta menjadi warga negara yang cinta damai.

b. Ruang lingkup kajian ilmu pengetahuan sosial (IPS)

Pembelajaran IPS secara mendasar, berkaitan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS erat kaitannya dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya dan kejiwaannya, memanfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun

18 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 288.

(36)

kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai.

Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik. Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi, bobot dan keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan. Pendekatan interdisipliner atau multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi menjadi sarana melatih dayapikir dan dayanalar mahasisiwa secara berkesinambungan.

(37)

Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya. Ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.

Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya.

c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental yang positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat luas.19 Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirincikan oleh Mutakin sebagai berikut:

19 Tritanto, Model Pembelajaran Terpadu,( Jakarta, PT Bumi Aksara, 2014), hlm.176.

(38)

1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkunganya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmi-ilmu sosial yang kemudin dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3) Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta membuat keputusan untuk menyelsaikan isu dan masalah yang berkembang dimasyarakat.

4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah sosial, seta mampu membuat analisis yang keritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

Secara khusus tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat dikelompokan menjadi 4 komponen, yang dikemukakan oleh Capin &

Messick yaitu:

1) Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.

(39)

2) Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolah untuk memproses informasi.

3) Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/ sikap demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.

4) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk berperan serta dalam kehidupan.20

Dari berbagai rumusan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mengantarkan siswa menjadi warga negara yang baik, mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk dapat memahami, menyikapi, dan ikut memecahkan masalah sosial, serta membangun komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan saling menghargai serta ikut mengembangkan nilai-nilai luhur dan budaya indonesia. Siswa juga dapat membangun dan mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, beradaptasi, bersinergi, bekerja sama, bahkan berkopetensi sesuai dengan adab dan norma-norma yang ada di lingkungan.

d. Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu

Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk di aplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs). Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan

20 Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta, Kencana Prenda Media Group, 2013), hlm. 145-147.

(40)

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta perinsip secara holistik dan otentik. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyiapkan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang di plajarinya.

Adapun ruang lingkup penyusunan model pembelajaran IPS Terpadu antara lain mencakup hal-hal berikut: pemetaan kopetensi yang dapat dipadukan dari masing-masing kopetensi dasar yang sudah ditetapkan dalam kurikulum berbasis kopetensi untuk IPS tingkat SMP/MTs, pengembangan strategi model pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs, pengembangan penilaian model pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs, pengembangan contoh model rencana pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs untuk kelas VII,VIII, dan IX.

Konsep pembelajaran terpadu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu:

1) Model integrasi berdasarkan topik

2) Model integrasi berdasarkan potensi utama 3) Model integrasi berdasarkan permasalahan

(41)

C. Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran keterlibatan siswa benar-benar aktif dalam belajar, siswa yang aktif dalam belajar akan cepat mengerti dan mengingat pembelajaran dalam waktu yang lebih lama. Namun, dalam proses pembelajaran siswa cenderung merasa kurang tertarik mengikutinta. Hal ini disebabkan dalam proses pembelajaranya, guru masih mengacu pada paradigma lama seperti, metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan.

Pembelajaran dengan model ini membuat guru menjadi pusat pembelajaran yang sangat mendominasi kelas, sedangkan siswa lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, sihingga siswa cenderung merasa tidak tertarik pada saat proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan efektivitas pembelajaran IPS menjadi kurang maksimal.

Berdasarkan kondisi permasalahan yang terjadi dan juga dilihat dari kajian-kajian teori tentang pembelajaran, solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini yaitu dengan menggunakan srategi pembelajaran Card Sort . dengan menggunakan strategi pembelajaran ini diharapkan siswa mampu meningkatkan efektivitas belajar melalui strategi Card Sort ini siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

(42)

terhipun.21 Pendapat lain mengatakan bahwa: “hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.22 Maka dalam hal ini peneliti memandang perlu untuk dapat memberikan gambaran tentang dugaan serta jawaban sementara dari permasalahan yang ada pada penelitian ini.

Dugaan sementara (hipotesis) pada penelitian ini adalah “dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort maka dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS Terpadu di MTs NW Ubung tahun pelajran 2019/2020.

21 Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal.68

22 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal.68

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Seting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs NW Ubung, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Pada siswa Kelas VIII yang berjumlah 13 pada mata pelajaran IPS Terpadu materi kegiatan ekonomi B. Sasaran Penelitian

Yang menjadi sasaran atau subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di MTs NW Ubung yang berjumlah 13 siswa. Adapun sasaran dari penelitian ini diharapkan melalui strategi Card Sort ini dapat meningkatkan efektivitas belajar IPS Terpadu, dan pembelajaran menggunakan strategi Card Sort sebagai metode pembelajaran diharapkan dapat menjadikan siswa

lebih bergairah, termotivasi, aktif dan kreatif, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa.

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom ation research). Pembelajaran ini dilakukan oleh peneliti sedangkan guru sebagai

observer (pengamat) peneliti dan guru bekerjasama dalam pembelajaran sehingga diperoleh kesepakatan dan pemahaman yang sama dalam pelaksanaan pembelajaran terhadap masalah yang dihadapi. Penelitian ini dilakukan dalam upaya peningkatan efektifitas belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs NW Ubung.

28

(44)

Menurut Kemmis dan Taggart yang dikutip Arikunto penelitian tindakan kelas dilakukan secara bersiklus yang umumnya terdiri dari empat tahapan yaitu: planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing (melihat, mendengar dan mengamati), dan reflecting (refleksi).23 Keempat tahapan ini secara keseluruhan merupakan suatu siklus kegiatan untuk memecahkan masalah pembelajaran didalam kelas. Yang dimaksud dengan siklus adalah satu kegiatan putaran kegiatan beruntun, yang kembali kelangkah semula.24

Apabila dalam satu siklus belum menunjukkan perubahan kearah perbaikan (peningkatan efektifitas belajar) dalam hal ini adalah efektifitas belajar IPS Terpadu, maka kegiatan peneliti dilanjutkan pada siklus kedua dan seterusnya sampai tercapai tujuan dan benar-benar terlihat hasil perubahan menuju peningkatan atau kualitas yang ditargetkan.

23 Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal.137

24 Arikunto DKK, Penelitian Tindakan,,,hal.20

(45)

Gambar 1

Metode Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK).25

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang akan di lakukan antara lain :

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan

2) Membuat lembar observasi siswa dan proses pembelajaran sesuai dengan media yang akan digunakan.

3) Menyiapkan lembar kerja siswa (kartu materi pembelajaran)

25 Ibid, hlm. 16.

pengamatan perencanaan

pelaksanaan

refleksi Siklus I

pengamatan perencanaan

pelaksanaan

Refleksi Siklus II

Siklus berikutnya

(46)

4) Membuat evaluasi yang berupa tes tertulis untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting)

Kegiatan yang akan di lakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana pelaksanaan Pembelajaran yang telah di susun.

c. Tahap pengamatan (observing)

Pada tahap ini peneliti dan guru memberikan tes evaluasi berupa tes tulis kepada siswa pada setiap akhir siklus. Tes ini dikerjakan secara individual untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah belajar materi pada mata pelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort.

d. Refleksi (reflecting)

Refleksi dilakukan setelah observasi dan evaluasi dilaksanakan dan dijadikan sebagai acuan. Pada tahap ini guru dan peneliti mengkaji hasil yang diperoleh dan pemberian tindakan pada siklus awal. Hasil refleksi ini dijadikan sebagai dasar untuk menyempurnakan serta memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada tahap berikutnya.

2. Siklus II

Langkah-langkah dan prosedur yang digunakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan prosedur dan langkah-langkah pada siklus I.

Hanya saja pada siklus II dilakukan revisi atau perbaikan terhadap

(47)

kekurangan pada siklus I berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diingikan.

D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakaan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar observasi

Jenis instrumen lain yang dipakai dalam pengumpulan data ini yakni menggunakan lembar observasi. Lembar observasi berisikan deskriptor- deskriptor dalam indikator prilaku/ aktivitas siswa dan guru/ peneliti yang sudah dimodifikasi dan diamati selama proses pembelajaran berlangsung.

Adapun indikator prilaku/ aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

a. Kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran b. Keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran c. Interaksi siswa dengan guru

d. Interaksi siswa dengan siswa

e. Aktivitas siswa dalam melakukan pembelajaran f. Partisipasi siswa dalam melakukan pembelajaran Adpun indikator prilaku/ aktivitas guru tersebut adalah:

a. Kemampuan guru dalam menyampaikan tujuan dan pemberian motivasi kepada sisw

b. Kemampuan guru dalam memberikan appersepsi kepada siswa

(48)

c. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi

d. Kemampuan guru dalam mengunakan media pembelajaran/ yang sejenisnya

e. Guru memberikan bimbingan secara induvidual kepada siswa Guru dan siswa bersama membuat kesimpulan

2. Soal Tes

Soal tes yang digunakan peneliti untuk memperoleh atau untuk mengetahui hasil pembelajaran menggunakan Card Sort sebagai media pembelajaran, dan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. yang mana tes dibuat oleh peneliti sendiri yang jumlah soalnya 10 soal persiklus dengan jenis soal pilihan ganda.

Kisi kisi soal pilihan ganda

Sekolah : MTs NW Ubung

Mata Pelajaran : IPS Terpadu Kelas /Semeter :VIII

No Kompetensi dasar

Materi pokok Indikator soal Bentuk soal

No soal 1 •Memahami

keunggulan dan keterbatasan ruang dalam penawaran dan permintaan dalam kegiatan ekonomi

• Peran pelaku ekonomi dalam perekonomi an

1. Mengidentifikasi pelaku ekonomi

Pilihan ganda

1 2. Mengidentifikasi

peran pelaku ekonomi

Pilihan ganda

2 3. Mengidentifikasi

peran rumah tangga produsen

Pilihan ganda

3,7,9,9 11,12,1 3,14,15 ,19,20 4. Mengidentifikasi

peran rumah tangga

pemerintah

Pilihan ganda

4

(49)

5. Mengidentifikasi peran rumah tangga konsumen

Pilihan ganda

5,8,10, 16,17,1 8 6. Mengidentifikasi

peran rumah tangga luar negri

Pilihan ganda

6

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karak teristik suatu objek. Tes merupakan serangkaian pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang.26 Tes digunakan peneliti untuk memperoleh atau mengetahui hasil pembelajaran dengan menggunakan Card Sort sebagai media dalam pembelajaran, atau mengetahui sejauhmana siswa memahami materi yang disampaikan.

Adapu tes yang digunakan peneliti yaitu tes pilihan ganda.

2. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.27

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung tentang proses pembelajaran Ips Terpadu dengan menggunakan Card Sort

26 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (yogyakarta: pustaka pelajar, 2009), hlm. 45.

27 Amirul Hadi. dkk, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV pustaka setia, 2005), hlm. 129.

(50)

sebagai media pembelajaran. Melalui observasi tersebut diketahui aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.

Cara pengambilan data menggunakan obsevasi dapat dilakukan oleh pengamat yakni guru Ips Terpadu sendiri, yang dipilih oleh peneliti untuk mengamati peneliti yang sedang mengajar menggunakan Card Sort sebagai media pembelajaran, dan untuk mengamati kegiatan siswa pada proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Adapun data yang dikumpulkan melalui observasi ini adalah data siswa dan peneliti tentang proses pembelajaran Ips Terpadu dengan diterapkanya Card Sort sebagai media pembelajaran. Lembar observasi tersebut berbentuk daftar cek (chect list) yang berisikan deskriptor- deskriptor dalam indikator prilaku/ aktivitas siswa dan guru yang sudah dimodifikasi dan akan diamati selama proses pembelajaran berlangsung.

F. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, guru/ peneliti dan observer/ pengamat melaksanakan tindakan, berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran, prilaku, sikap, dan peningkatan ketuntasan hasil belajar. Pelaksanan tindakan ini dilakukan ketika siswa sedang melakukan proses pembelajaran, tepatnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Adapun pelaksanaan tindakan ini dilakukan sebagaimana yang telah disebutkan dalam rencana tindakan bahwa penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu

(51)

perencanaan (plaining), plaksanaan tindakan (action), observasi (observation), evaluasi dan refleksi (reflektion).

G. Cara Pengamatan (monitoring)

Penelitian ini dilakukan di MTs NW Ubung, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Peneliti melakukan pengamatan langsung kelokasi penelitian dan mengadakan wawancara langsung dengan guru Mata Pelajaran IPS Terpadu yang bersangkutan untuk mendapatkan data-data yang akurat dan bagaiman proses belajar mengajar berlangsung.

H. Analisis Data dan Refleksi 1. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptip kuantitatip untuk memperoleh data dari hasil penelitian yang dilakukan maka data yang diperoleh dianalisis dengan mencari:

a. Ketuntasan individu

Setiap siswa dalam peroses belajar mengajar dikatakan tuntas apabila siswa memeperoleh nilai ≥ 70.

b. Ketuntasan klasikal

Ketuntasan belajar klasikal dikatakan telah tercapai apabila target pencapaian ≥ 85% dari jumlah siswa dalam kelas

(52)

bersangkutan yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar individu. Hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:28 KBK= �ℎ � � �

�ℎ 100%

Keterangan: KBK= ketuntasan belajar klasikal

Untuk mengetahui nilai rata-rata kelas dipergunakan persamaan M= Ʃ

Dimana M= Nilai rata-rata kelas

Ʃx= jumlah nilai yang diperoleh siswa N= banyak siswa yang ikut tes.29

c. Untuk mengetahui aktifitas siswa dan guru di dalam kelas

dilakukan analisis lembar observasi dengan cara sebagai berikut : 1. Menentukan skor yang diperoleh tergantung banyaknya

deskriptor yang dilakukan oleh siswa dan guru dari hasil pengamatan.

2. Menentukan presentase dan kriteria aktifitas siswa dan guru Rumus untuk menghitung skor aktifitas siswa dan guru sebagai berikut :

Skor = � �ℎ� � � � �

� � � x100%.

28 Ernawati, dkk, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Belajar Kelompok (Learning group) pada Pembelajaran PKn Kelas V SDN 1 Palasa”, jurnal Kreatif Online Tadulako Vol:1 No:1 ISSN 2345-614X, Hlm. 6.

29 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm.49.

(53)

Pedoman konversi atau kriteria peneilaian aktifitas siswa Tabel 2

Pedoman Konversi Aktifitas Belajar Siswa Presentase Keaktifan Skor Kualifikasi

90%- 100% 13 - 15 Sangat Aktif

80%- 90% 11 -12,8 Aktif

65%- 79% 8 - 10,8 Cukup Aktif 54%- 64% 6 - 7,8 Kurang Aktif

0%- 54% 0 - 5 Sangat Kurang Aktif Pedoman konversi atau penilaian aktifitas siswa

Tabel 3

Pedoman konversi aktifitas guru Presentase Keaktifan Skor Kualifikasi

90%- 100% 13 - 15 Sangat Baik

80%- 90% 11 -12,8 Baik

65%- 79% 8 - 10,8 Cukup Baik

54%- 64% 6 - 7,8 Kurang Baik

0%- 54% 0 - 5 Sangat Kurang Baik30

2. Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan untuk dianalisis dalam tahap ini, kemudian peneliti menganalisis ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus pertama. Jika terdapat masalah pada siklus pertama seperti banyak siswa yang tidak tuntas, dan peneliti sebagai pengajar masih terdapat padanya kekurangan- kekurangan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, maka dari hasil proses refleksi ini digunakan sebagai bahan untuk melakukan

30 Lalu Juniardiansah Amarulullah, dkk, “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Bantuan Media Konkrit untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru Vol:1 No:1, april 2018, hlm 5-6

(54)

refisi dan perbaikan pada perencanaan dan proses pada siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sampai permasalahan dapat teratasi.

I. Indikator Keberhasilan

Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa proses belajar mengajar efektif ditandai dengan proses yang didapat dari aktivitas guru menunjukan kategori baik dengan skor 17 atau dengan presentase 80%, hasil belajar yang merupakan daya serap siswa dapat dikatakan berhasil yaitu, daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun secara klasikal dengan mencapai ketuntasan diatas KKM ≥70% dan 85% ketuntasan secara klasikal telah tercapai maka siklus dihentikan.

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian

1. Deskripsi Umum MTs NW Ubung

Madrasah Tsanawiyah NW Ubung berada di jalan TGH Lalu Muhammad Hukum, Dusun Batrate, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang didirikan pertamakali pada tahun 1992. Penerbit SK ditandatangani oleh Kakanwil Departemen Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Nomor Statistik 121252020087 dan telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Negara dengan Nilai B.

Madrasah ini berada pada tengah-tengah pemukiman penduduk yang memiliki letak geografis sebagai berikut:

Sebelah Barat : Rumah penduduk Sebelah Timur : PA Habiburahman Sebelah Utara : MA NW Ubung Sebelah Selatan : Rumah penduduk 2. Visi , Misi dan Tujuan MTs NW Ubung

a. Visi

Mencetak generasi yang berilmu, beriman dan berakhlak mulia b. Misi

1) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang islami, berkarakter dan terarah.

40

(56)

2) Meningkatkan pelayanan dan bimbingan konseling yang berkelanjutan dan tepat sasaran.

3) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang mendukung setiap peroses pembelajaran dengan perinsip skala prioritas.

c. Tujuan

1) Terwujutnya generasi islami yang berilmu, beriman dan berakhlak mulia.

2) Terwujudnya generasi islami yang memiliki kepribadian yang tangguh, mandiri dan mampu menjadi solusi pada berbagai keadaan.

3) Terwujudnya pembelajaran islami yang optimal, berkarakter dan terarah31.

3. Sarana dan Prasarana MTs. NW Ubung Tabel 4

Data Keadaan sarana dan prasarana MTs NW Ubung.

No Sarana dan Prasarana Kondisi

B RR RB jumlah

1 Ruang Kelas 3 0 0 3

2 Ruang Kepala Madrasah 1 0 0 1

3 Ruang Guru 1 0 0 1

4 Ruang Tata Usaha 0 1 0 1

5 Ruang UKS 0 1 0 1

7 Mushola 1 0 0 1

8 Wc Siswa 1 0 0 1

9 Wc Guru 1 0 0 1

10 Meja Siswa 20 33 0 53

11 Meja Guru 4 6 0 10

12 Bangku/ Kursi Siswa 20 33 0 53

13 Bangku/ Kursi Guru 4 6 0 10

14 Lemari 1 2 0 3

15 Komputer 1 0 0 1

16 Sumur 1 0 0 1

18 Gudang 0 1 0 1

31 Buku profil madrasah MTs NW ubung ,2019

(57)

20 Ruang Kesenian 0 0 0 0

21 Sumber penerangan (PLN) 1 0 0 1

22 Ruang Perpustakaan 1 0 0 1

a. Keadaan Guru MTs NW Ubung

Guru adalah tenaga pengajar yang berfungsi mentransfer pengetahuan, membimbing, membina perilaku siswa disekolah, proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan tanpa adanya guru atau tenaga pengajar. Jumlah guru atau tenaga pengajar MTs NW Ubung Tahun Ajaran 2019/2020 adalah sebanyak 15 dengan perincian 11 guru laki-laki dan 4 guru perempuan.

b. Keadaan Siswa MTs NW Ubung

Siswa adalah komponen pendidikan yang menempati sentral dalam proses belajar mengajar, Siswa mempunyai pengaruh besar terhadap lancarnya proses belajar mengajar, sehingga kemauan dan kemampuan siswa dalam proses belajar di kelas yang sangat membantu guru dalam mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

Siswa MTs NW Ubung Tahun Pelajaran 2019/2020 berjumlah 63 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5

Data Jumlah Siswa MTs NW Ubung

No Kelas Jumlah

L P Jumlah

1 VII 11 10 21

2 VIII 10 3 13

3 IX 14 15 29

Jumlah 35 27 63

Gambar

Gambar 1 : Siklus penelitian Tindakan kelasa ...................................................
Tabel 1 Langkah-langkah Card Sort

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 1) Guru