• Tidak ada hasil yang ditemukan

01. Tanggapan & Saran Terhadap KAK

N/A
N/A
niki “Niki RizkiA” Rizki

Academic year: 2023

Membagikan "01. Tanggapan & Saran Terhadap KAK"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

B a g i a n A T a n g g a p a n D a n S a r a n T e r h a d a p K e r a n g k a A c u a n K e r j a

Bagian A

Tanggapan Dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Setelah Konsultan mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto dengan seksama, ditambah pula dengan penjelasan yang diberikan saat aanwijzing di kantor maupun lapangan maka informasi yang kami pelajari telah memadai dan telah dengan jelas disampaikan tujuan pekerjaan ini secara detail.

Informasi permasalahan dan tujuan pekerjaan ini cukup jelas, sehingga kemungkinan terjadi kesalahtafsiran terhadap maksud dan tujuan pekerjaan dapat dihindari.

A.1 Tanggapan dan Saran Terhadap Judul Pekerjaan

 Judul pekerjaan adalah SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto, yang mengindikasikan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sungai Serayu Opak sedang berusaha untuk membuat desain jaringan air baku dan mengoptimalkan lahan pertanian dengan mengembangkannya menjadi daerah irigasi baru untuk mendukung ketahan pangan serta mengetahui debit optimum sumur bor dan perencanaan jaringan irigasi dengan sistim lining atau sistim perpipaan di wilayah sungai Serayu Opak. Untuk menjamin pelaksaaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana kerja, biaya dan waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak jasa konsultasi, maka diperlukan adanya suatu tim yang yang berperan membantu Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak di dalam merumuskan strategi dan kebijakan pada lokasi kegiatan yang sedang berlangsung.

A.2 Tanggapan dan Saran Terhadap Latar Belakang Pekerjaan

Kebutuhan akan air bersih pada saat ini menjadi prioritas utama didalam penyediaan infrastruktur ke-PU-an. Bermacam macam upaya dilakukan agar ketersediaan air lebih terjamin untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat disekitar. Indonesia yang terletak di daerah tropis terbagi menjadi dua musim yang hampir sama periodenya yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Perbedaan ini seringkali menimbulkan masalah ketika

(2)

dan intensitasnya terlalu kecil. Salah satu dampak yang muncul yaitu berkurangnya kapasitas sumber air baik itu pada mata air maupun sumber air lainnya. Air yang harus disediakan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan dalam perspektif jumlah, mutu, ruang dan waktu seiring dengan pertambahan penduduk dan tuntutan kualitas hidup masyarakat yang makin lama semakin meningkat. Pada tahun 2013 sudah ada Master Plan Air Baku WS Serayu Bogowonto dimana dalam studi tersebut sudah memuat potensi sumber air yang bisa dikembangkan untuk pemenuhan air baku. Untuk itu diperlukan penajaman dan/ atau penambahan potensi sumber air baku diluar dari potensi yang sudah ada pada studi sebelumnya. Dalam rangka mencapai strategi pemenuhan air maka prioritas penanganan adalah mamanfaatkan potensi sumber air yang ada dengan biaya pengelolaan yang terjangkau oleh pengguna.. Untuk itu Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak melakukan kegiatan SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto.

 Secara umum latar belakang pekerjaan sudah dapat dipahami oleh konsultan. Pada latar belakang sangat jelas bahwa Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengharapkan dengan adanya pekerjaan ini dapat menghasilkan suatu hasil perencanaan yang memuaskan dan nantinya SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto dapat mejadi acuan dalam rencana desain jaringan air baku ini. Kami selaku konsultan akan melaksanakan kegiatan ini dengan penuh tanggung jawab berdasarkan keilmuan serta profesi keahlian di bidang layanan jasa dan perencanaan konsultasi sehingga dapat memperoleh hasil yang diinginkan.

A.3 Tanggapan dan Saran Terhadap Maksud Dan Tujuan Serta Sasaran Pekerjaan

Maksud kegiatan ini adalah :

1. Membuat desain jaringan air baku

2. Mengoptimalkan lahan pertanian dengan mengembangkan menjadi daerah irigasi baru untuk mendukung ketahanan pangan;

3. Mengetahui debit optimum sumur bor dan perencanaan jaringan irigasi dengan sistim lining atau sistim perpipaan.

Tujuan kegiatan ini adalah :

1. Tersedianya dokumen perencanaan jaringan Irigasi air tanah sesuai dengan lingkup kegiatan.

2. Sebagai dasar pelaksaaan kegiatan konstruksi pembangunan

(3)

 Dari isi Kerangka Acuan Kerja, khususnya mengenai tujuan pelaksanaan pekerjaan SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto, maka kami sebagai calon Penyedia Jasa memahami betul tujuan dari pelaksanaan pekerjaan ini dan akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan dan penyusunan laporan.

Sasarannya adalah:

Sasaran yang ingin dicapai yaitu terlaksananya kegiatan SID Jaringan Air Baku Pedesaan di WS Serayu Bogowonto yang menghasilkan dokumen perencanaan teknis sehingga dapat dilakukan untuk pekerjaan konstruksi.

 Dari isi Kerangka Acuan Kerja, khususnya mengenai sasaran pelaksanaan pekerjaan SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto, maka kami sebagai calon Penyedia Jasa memahami betul tujuan dari pelaksanaan pekerjaan ini dan akan digunakan sebagai acuan dan akan membuat laporan yang sesuai dengan kondisi aktual sungai.

A.4 Tanggapan dan Saran Terhadap Lokasi Pekerjaan

Lokasi Pekerjaan berada di WS Serayu Bogowonto

 Secara umum lokasi pekerjaan sudah sangat jelas dan dapat dipahami oleh penyedia jasa dan akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.

A.5 Tanggapan dan Saran Terhadap Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu penyelesaian kegiatan ini diperkirakan 8 (delapan) bulan atau 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender.

 Secara umum jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini dapat dicapai sesuai waktu yang telah direncanakan dengan mempertimbangkan lingkupan kegiatan yang ada. Walaupun nantinya keterbatasan jangka waktu dirasa dapat menjadi kendala. Karenanya perlu disikapi dengan penyiapan rencana kerja yang lebih matang, dimana beberapa kegiatan langsung dapat dilakukan secara paralel dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Diharapkan waktu pelaksanaan ini merupakan waktu yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan ini selesai tepat pada waktunya, selama tidak ada hal-hal eksternal yang dapat menunda pekerjaan seperti bencana alam, huru-hara dan sebagainya.

A.6 Tanggapan dan Saran Terhadap Pendekatan dan Metodologi Pekerjaan

 Standar teknis pada setiap tahapan dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan yang diminta oleh pemilik pekerjaan sudah dapat

(4)

dimengerti dan dipahami untuk selanjutnya akan diuraikan lebih detail di dalam bagian mengenai Pendekatan dan Metodologi.

A.7 Tanggapan dan Saran Perlibatan Personil Pekerjaan

Mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja (KAK), tenaga ahli yang diperlukan dalam pekerjaan ini adalah:

Tugas dan Tanggung jawab personil : 1. Ketua Tim (Team Leader)

Memiliki tugas dan tanggung jawab atas seluruh manajemen pekerjaan termasuk penyusunan laporan kemajuan pekerjaan secara teratur sebagai Ketua Tim Konsultan, mencakup tapi tidak terbatas untuk :

a) Mewakili Tim Konsultan dan bertanggung jawab penuh terhadap jasa layanan perencanaan konstruksi berdasarkan Kontrak Pelaksanaan Jasa Konsultan.

b) Melaksanakan koordinasi dengan PPK dan aparat pemerintah setempat dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan.

c) Mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dan staf Tim Konsultan.

d) Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan.

e) Memonitor progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli.

f) Mengkaji ulang serta pengecekan keseluruhan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.

g) Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait.

h) Mengarahkan seluruh anggota team dalam menyiapkan laporan yang disyaratkan dalam kontrak.

i) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan.

(5)

j) Memastikan pelaksanaan K3 untuk menjamin keselamatan dan keamanan pekerja, personil PPK, masyarakat umum dan pekerjaan.

k) Menyiapkan dan menyampaikan semua laporan yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja ini seperti: laporan pendahuluan, laporan bulanan, laporan triwulan, laporan antara, laporan akhir, dan laporan khusus teknis (bila diperlukan).

l) Menyimpan dan menyusun data yang diperlukan untuk penyusunan laporan pekerjaan selesai.

m) Hadir dalam rapat rutin dan rapat khusus (ad-hoc) serta mengkoordinasikan penyiapan bahan diskusi untuk rapat rutin/rapat khusus (ad-hoc)

n) Menyusun sistem pengelolaan air dan system planing yang sesuai dengan lokasi studi dan menyiapkan alternatifnya.

o) Memfinalisasikan detail desain dan gambarnya, spesifikasi teknis, perkiraan biaya, dan referensi yang terkait.

p) Menyusun laporan desain, gambar desain, spesifikasi teknis, bill of quantity, dan rencana perkiraan biaya.

q) Berdasarkan indeks pertanaman saat ini dan perkiraan yang akan datang, menetapkan kebutuhan air untuk tanaman dan kebutuhan air untuk irigasi.

2. Tenaga Ahli Geodesi

a) Bertanggungjawab langsung kepada ketua tim atas pekerjaan pengukuran dan pemetaan topografi bangunan utama, bangunan penunjang dan trase saluran.

b) Mengumpulkan informasi dan data awal berupa pengumpulan peta rupa bumi digital dan peta skala 1:25.000.

(6)

c) Mendistribusikan dan memberikan pengarahan kepada tim pengukuran dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran.

d) Melaksanakan peninjauan di lapangan untuk penentuan awal batasbatas pengukuran, tata letak bangunan utama serta

bangunan fasilitasnya, interpretasi dan

perhitunganperhitungan dalam pelaksanaan pengukuran pemetaan di lapangan.

e) Membuat kerangka dasar pemetaan topografi.

f) Memimpin pelaksanaan pengukuran di lapangan untuk bangunan fasilitas (memanjang dan melintang), pemasangan patok BM dan titik kontrol dilokasi pengukuran.

g) Membuat peta situasi rencana irigasi lengkap dengan potongan memanjang dan melintangnya.

h) Menghitung data hasil pengukuran Membuat laporan penunjang pengukuran.

i) Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua tim untuk kepentingan penyelesaian studi.

3. Tenaga Ahli Hidrologi

a) Melakukan survey lapangan bersama-sama Team Leader.

b) Mengumpulkan dan memperbaharui data terkait data hidrologi dan meteorologi

c) Melakukan Analisis neraca air.

d) Menyusun dan merekomendasikan Analisis desain terkait kebutuhan air irigasi

e) Menyiapkan laporan hasil Analisis hidrologi yang meliputi Analisis neraca air, perhitungan debit, perhitungan kebutuhan air irigasi, dan sebagainya

(7)

f) Melakukan updating parameter hidrologi yang digunakan pada studi sebelumnya (jika ada)

g) Melakukan estimasi kebutuhan air menggunakan curah hujan 10 harian yang dihitung dari curah hujan harian dengan jadwal tanam yang bervariasi untuk menetapkan kebutuhan air terendah termasuk skenario perubahan iklim terbaru

h) Membuat Analisis hidrologi untuk beberapa skema yang berbeda/lokasi alternatif

i) Menghitung daerah layanan irigasi yang diusulkan berdasarkan ketersediaan air andalan

j) Melakukan perhitungan hidraulika.

k) Menyediakan data primer dan sekunder terhadap data hidraulika dan memberikan hasil analisa, perhitungan serta gambar hidraulika

l) Menyususn Buku Nota Perencanaan bersama ahli estimasi biaya.

m) Menyusun Buku Laporan Spesifikasi Teknis bersama-sama dengan Team Leader dan Tenaga Ahli Estimasi Biaya.

n) Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua tim untuk kepentingan penyelesaian studi

4. Tenaga Ahli Hidrolika/Bangunan Air

a) Melakukan survey lapangan bersama-sama Team Leader b) Mengumpulkan data-data untuk perencanaan

c) Melakukan perhitungan hidrolika

d) Menyediakan data primer dan sekunder terhadap data hidrolika dan memberikan hasil analisa, perhitungan serta gambar hidrolika

(8)

e) Melakukan perhitungan bangunan peresapan air

f) Melakukan perhitungan koefisien limpasan yang terdapat pada catchment area dan proyeksi sesuai kala ulang drainase rencana.

g) Menyiapkan Buku Nota Desain.

h) Menyiapkan Buku Laporan Spesifikasi Teknis bersama-sama dengan Team Leader.

i) Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua tim untuk kepentingan penyelesaian studi

5. Tenaga Ahli Estimasi Biaya

a) Dapat mengkaji kelayakan proyek b) Membuat Perhitungan volume.

c) Membuat Perhitungan analisa harga satuan.

d) Menyusun spesifikasi teknis pelaksanaan fisik konstruksi.

e) Membuat prioritas pelaksanaan dalam bentuk paket-paket pekerjaan (schedule pelaksanaan).

f) Menyusun metode kerja setiap konstruksi yang direncanakan yang akan dikerjakan.

g) Menyusun engineering estimate dan laporan ekonomi teknik.

h) Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua tim untuk kepentingan penyelesaian studi

6. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi a) Melakukan survey sosial dan ekonomi

b) Mengumpulkan dan mengolah data sekunder dan primer di daerah studi untuk inventarisasi dan identifikasi yaitu data

(9)

kelembagaan untuk peningkatan kinerja pengelolaan irigasipertanian partisipatif dan pemberdayaan kelembagaan petani daerah irigasi melalui P3A/GP3A/IP3A dan Poktan/Gapoktan.

c) Menyusun Laporan Sosial dan Ekonomi d) Memfasilitasi kegiatan PKM

e) Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua tim untuk kepentingan penyelesaian studi

7. Ahli Lingkungan

Memiliki tugas dan tanggung jawab tapi tidak terbatas untuk : a) Melakukan kajian parameter lingkungan.

b) Menyiapkan laporan lingkungan yang mencakup semua komponen lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c) Menganalisis Komponen lingkungan.

d) Melakukan tugas lain yang didelegasikan oleh team leader dalam rangka penyelesaian studi

8. Tenaga Ahli Operasi dan Pemeliharaan

➢ Pembuatan Prosedur Operasi 1) Prosedur perencanaan tanam.

2) Rencana tata tanam dan persetujuan.

3) Rencana pembagian air.

4) Operasi musim hujan.

5) Operasi musim kemarau.

6) Prosedur operasi bangunan utama.

(10)

7) Prosedur operasi pengatur.

➢ Pembuatan Prosedur Pemeliharaan 1) Pengawasan pemeliharaan.

2) Pemeliharaan rutin

3) Prosedur perbaikan darurat

4) Sarana operasi dan pemeliharaan 5) Tindakan darurat

6) Organisasi personalia 7) Catatan dan laporan 8) Panitia Irigasi

9) Perkumpulan petani pemakai air

10) Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua tim untuk kepentingan penyelesaian studi

 Personil pelaksana kegiatan yang terdiri dari personil profesional/tenaga ahli maupun tenaga pendukung / tenaga non profesional sudah dapat dimengerti dan dipahami oleh Konsultan baik mengenai kualifikasi keahlian maupun pengalaman yang sesuai untuk posisi yang diperlukan. Maka dari itu Konsultan akan menyediakan tenaga ahli yang dimilikinya untuk ditempatkan dalam posisi tersebut sehingga dapat memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan pengalaman dan layanan konsultasi di bidang yang ditekuninya. Adapun kualifikasi minimum sebagai tenaga ahli sebagai berikut:

(11)

Posisi

Kualifikasi Tingkat

Pendidik

an Jurusan Keahlian Pengalaman Status Tenaga Ahli Tenaga Ahli

1. Ketua Tim /Ahli SDA

Sarjana Strata-2 (S2)

Teknik Sipil /Pengair an

Bidang SDA dan mempun yai minimal SKA Ahli Madya bidang Sumber Daya Air.

Perencanaan bidang Sumber Daya Air,

Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim selama 2 (dua) tahun di bidang SDA, dengan referensi kerja dari

Pengguna Jasa.ketua tim, tugas utamanya adalah

memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam

pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

Tetap/Tid ak Tetap

2. Ahli Geodesi/

GIS

Sarjana Strata-1 (S1)

Teknik Geodesi /Geogra fi

Bidang Geodesi / pengukur an /pemetaa n /GIS dan mempun yai minimal SKA Ahli Muda bidang Geodesi /

Survey dan Analisis Pengukuran /Pemetaan /GIS, diutamakan 2 (dua tahun). di bidang SDA, dengan referensi kerja dari

Pengguna Jasa.

Tetap/Tid ak Tetap

(12)

Posisi

Kualifikasi Tingkat

Pendidik

an Jurusan Keahlian Pengalaman Status Tenaga Ahli pengukur

an /pemetaa n /GIS 3. Ahli

Hidrologi Sarjana Strata-1 (S1)

Teknik Sipil /Pengair an

Bidang Hidrologi /Hidrome tr i dan mempun yai minimal SKA Ahli Muda bidang Sumber Daya Air.

Survey dan Analisis Hidrologi, Hidrometri, sedimentasi, pengalaman diutamakan 3 (tiga) tahun di bidang drainase dengan referensi kerja dari

Pengguna Jasa.

Tetap/Tid ak Tetap

4. Ahli Hidrolika/

Banguna n Air

Sarjana Strata-1 (S1)

Teknik

Geologi Bidang Hidrolika/

Banguna n Air dan mempun yai minimal SKA Ahli Muda bidang Sumber Daya Air.

Berpengalaman dalam pekerjaan perhitungan hidraulika untuk perencanaan embung dan telaga /sumber daya air,

pengalaman diutamakan 2 (dua) tahun di bidang SDA dilengkapi

dengan referensi kerja dari

Pengguna Jasa.

Tetap/Tid ak Tetap

5. Ahli Estimasi Biaya

Sarjana Strata-1 (S1)

Teknik Sipil /Pengair an

Bidang Estimasi Biaya, ekonomi teknik dan mempun yai minimal SKA Ahli Muda bidang SDA.

Perhitungan Volume

Pekerjaan (BOQ), RAB pelaksanaan Konstruksi,

Metode

pelaksanaan dan Spesifikasi

Teknis, Pengalaman diutamakan 3 (tiga) tahun di bidang SDA

Tetap/Tid ak Tetap

(13)

Posisi

Kualifikasi Tingkat

Pendidik

an Jurusan Keahlian Pengalaman Status Tenaga Ahli dengan referensi

kerja dari Pengguna Jasa.

6. Ahli Sosial Ekonomi

Sarjana Strata-1 (S1)

Sosiolog i /Sosial Ekonomi /Ekonom i

Pemban gun an

Bidang Sosial ekonomi dan tidak wajib mempun yai SK

Survey dan Analisis /Kajian Sosial Ekonomi sosialisasi rencana

pekerjaaan pada masyarakat yang terkena dampak pembangunan.

Diutamakan 3 (tiga) tahun.

Tetap/Tid ak Tetap

7. Ahli Lingkung an

Sarjana Strata-1 (S1)

Teknik Lingkun gan /Kimia/

Bidang Lingkung a n dan tidak wajib mempun yai SKA.

Survei dan Analisis /Kajian Lingkungan, pengalaman diutamakan 3 (tiga) tahun di bidang

Tetap/Tid ak Tetap

8. Ahli Operasi dan Pemelihar aan

Sarjana Strata-1 (S1)

Teknik Sipil /Pengair an

Bidang OP SDA dan mempun ya i minimal SKA Ahli Muda bidang Sumber Daya Air.

Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan, pengalaman diutamakan 3 (tiga) tahun di bidang

Irigasi/SDA

dengan referensi kerja dari

Pengguna Jasa.

Tetap/Tid ak Tetap

Tenaga Pendukung Administr

asi

/keuanga n

D3/S1 Administr

asi

/Keuanga n

Tetap/Tid ak Tetap

Surveyor D3/S1 Pengukur

an/ / Survey

Tetap/Tid ak Tetap Operator

Komputer D3/S1 Kompute

r Tetap/Tid

ak Tetap Juru

Gambar D3/S1 AutoCad Tetap/Tid

ak Tetap

(14)

Posisi

Kualifikasi Tingkat

Pendidik

an Jurusan Keahlian Pengalaman Status Tenaga Ahli Drafter

Tenaga

Lokal SLTP/SLT

A Tetap/Tid

ak Tetap Driver SLTP/SLT

A Tetap/Tid

ak Tetap

(15)

A.8 Tanggapan dan Saran Terhadap Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup dan tahapan kegiatan:

A. Kegiatan Persiapan meliputi : 1) Persiapan administrasi dan teknis

2) Mobilisasi personil, penyediaan kantor lapangan, peralatan kantor, peralatan survei, kendaraan operasional, dan lainlain.

B. Inventarisasi Perencanaan Pendahuluan 1) Melakukan survey pendhuluan;

2) Pengumpulan data sekunder, laporan, gambar desain terdahulu, Peta DI dan Skema Jaringan Irigasi (jika ada)

3) Inventarisasi data titik referensi (BM/CP) bangunan dan jaringan irigasi(jika ada);

4) Pengumpulan data sekunder meliputi peta topografi, peta geologi, peta CAT dan peta hidrogeologi;

5) Pengumpulan data hidrologi, klimatologi, hidrodeologi dan neraca air;

C. Inventarisasi dan identifikasi kondisi dan fungsi Jaringan Irigasi

1) Identifikasi lokasi jaringan irigasi, luas daerah rencana irigasi;

2) Inventarisasi bangunan yang ada dilokasi rencana;

3) Identifikasi dan deskripsi tentang pekerjaan prasarana infrastruktur, baik yang sedang direncanakan maupun sudah ada dan usulan;

4) Program pelaksanaan dan skala prioritas pengembangannya terpenuhi sesuai tujuan studi;

D. Inventarisasi dan Identifikasi Kondisi dan Fungsi Sosial Ekonomi

Kelembagaan dan Pertanian Melakukan inventarisasi dan identifikasi keberadaan sosial, ekonomi, kelembagaan, dan pertanian

E. Melakukan pengukuran dan analisa debit optimum sumur bor.

(16)

1) Melakukan pemompaan(pumping test) untuk mengetahui kapasitas dan debit sumur bor;

2) Data pemompaan dievaluasi dengan metode uji sumur muka air bertahap (Step drawdown test) untuk mendapatkan garis Sw=

BQ + CQ²;

3) Gambar persamaan garis tesebut pada kertas grafik, dengan memasukkan nilai Q sebagai absis (x) dan nilai Sw sebagai ordinat (y);

4) Hitung kapasitas maksimum sumur atau debit maksimum (Qmaks) dengan persamaan Huisman;

5) Menganalisa data-data yang diperoleh dari pumping test sehingga dapat di ketahui kapasitas aquifer dan debit air sumur bor.

F. Pengukuran Situasi Topografi Bagi DI yang belum ada data Lidar menggunakan metode Terestris dengan mengacu Keriteria Perencanaan Irigasi dan Persyaratan teknis bagaian Pengukuran-Topografi

1. Pengukuran jaringan utama daerah irigasi mulai dari sumur bor, bangunan (termasuk bangunan pelengkap dan suplesi jika ada), saluran pembawa dan pembuang serta memperbaru situasi Daerah Irigasi sesuai dengan lingkup studi saat ini.

2. Keseluruhan pekerjaan pengukuran mengikuti ketentuan pada Persyaratan Teknis Bagian Topografi (PT-02) Standar Perencanaan Irigasi meliputi :

a. Referensi Koordinat

Titik referensi koordinat diikatkan pada Bench Mark (BM) Orde-0 atau Orde-1 yang tersebar di seluruh Indonesia, merupakan titik ikat yang berlaku secara Nasional,

merupakan Jaringan Kontrol Horizontal Nasional (JKHN) yang dapat diperoleh dari Badan Informasi Geopasial (BIG)

b. Referensi Ketinggian

Titik referensi ketinggian diikatkan minimal pada 1 (satu) patok Bench Mark (BM) Titik Tinggi Geodesi (TTG) dari Badan

(17)

Informasi Geopasial (BIG) c. Pemasangan Patok

1) Patok BM (Bench Mark) dibuat dari beton berukuran 20x20x100cm, dicat warna biru dipasang pada struktur tanah yang stabil/keras, dipasang setiap jarak 2,5 km atau di sepanjang jalur koordinat dan diberi nomor kode pengenal yang terbuat dari plat marmer. Bentuk dan ukuran Bench Mark (BM) dapat dilihat dibawah ini:

2) Patok Control Point (CP) dibuat dari beton berukuran 10x10x80cm, dicat warna biru dipasang pada struktur tanah yang stabil/keras, dipasang dengan jarak 100-150m dari BM, dan harus kelihatan satu sama lainnya (BM dengan CP). CP diberi nomor kode pengenal yang terbuat dari plat marmer dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut:

3) Patok kayu ukuran 5x7x60 cm dipasang setiap ± 50 m yang berfungsi sebagai titik kontrol ketinggian untukjalur yang lurus, sedangkan jalur yang berkelok maksimal 25 m.

(18)

4) Pemasangan patok tidak tersembunyi/mudah dicari kembali, ditempatkan pada lokasi yang aman dan tidak mudah hilang.

d. Pengikatan Jaring Kontrol titik Bench Mark (BM)

Pengikatan koordinat (x,y) untuk penentuan koordinat BM diukur dengan metode jaring triangulasi. Metode pengikatan jaring kontrol tersebut dilakukan dengan metode GNSS

(Global Navigation Satelite System) dengan alat ukur GPS.

Titik ikat orde 0 atau orde 1 minimal berjumlah 2 buah, apabila tidak mengikatkan ke 2 titik BM Orde 0 atau Orde 1 dapat diikatkan dengan CORS terdekat (Continuously

Operating Reference Stations) dengan cara double difference menggunakan metode Relatif Statis, metode jaringan. Untuk alat receiver GPS dual frekuensi, jarak maksimum antar receiver GPS (panjang baseline) 5 km dengan lama

pengamatan 15 menit, jarak 10 km lama pengamatan 30 menit, jarak 30 km lama pengamatan 60 menit.

e. Pengukuran Poligon Utama

1) Pengukuran poligon utama sebagai kerangka dasar horisontal pemetaan harus diikatkan terhadap minimal 2 (dua) Bench Mark (BM) yang telah diikatkan pada Jaringan Kontrol Horizontal Nasional, dengan metode poligon tertutup atau poligon terikat sempurna.

2) Pengukuran sudut poligon dilakukan secara 1 seri (B,LB) selisih sudut hasil pengamatan tidak melebihi 5” dengan menggunakan alat ukur teodolit dengan tingkat ketelitian bacaan sudut 1”, toleransi kesalahan penutup sudut tidak boleh lebih dari 10”√N (N=jumlah titik poligon);

3) Pengukuran jarak poligon dilakukan pergi pulang dengan selisih hasil pengukuran jarak pergi – pulang tidak boleh lebih dari 5 mm;

4) Kesalahan linier poligon utama harus ≤ 1 : 10.000.

f. Pengukuran Poligon Cabang

(19)

1) Pengukuran poligon cabang melalui semua patok, dimulai dari BM yang satu kemudian berakhir di BM yang lain.

2) Bentuk poligon cabang adalah terbuka terikat sempurna, dengan kesalahan penutup sudut ≤ 20”√N dan kesalahan linier ≤ 1 : 5.000.

g. Pengukuran Situasi

1) Pengukuran situasi dimulai dan diakhiri dengan patok poligon yang telah dikoreksi (poligon tertutup), digambar dengan interval kontur minor pada setiap 0,5 meter untuk kemiringan 0-2%, 1 meter untuk kemiringan 2-5% atau lebih dan 5 meter untuk interval kontur mayor;

2) Pengukuran detail harus mencakup semua tampakan, yang alamiah maupun buatan manusia sehingga dapat digambar sesuai keadaan lapangan dan dilengkapi notasi yang jelas.

h. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal Pemetaan

1) Pengukuran sipat datar/waterpass pada titik-titik poligon dan crossection dilakukan pergi – pulang, atau dengan cara double stand/diikatkan pada minimal 2 (dua) titik tetap yang telah diketahui elevasinya dan merupakan jalur tertutup atau terikat sempurna;

2) Pembacaan rambu harus dilakukan dengan pembacaan tiga benang (benang atas, benang tengah dan benang bawah) sebagai kontrol 2 bt = ba + bb;

3) Dalam pemindahan rambu pada setiap slag rambu dijadikan rambu belakang dengan memutar arah rambu, rambu berdiri di atas landasan yang terbuat dari besi plat.

Jarak rambu ukur ke alat ukur sipat datar maksimum 50 m;

4) Jarak antara rambu muka dan rambu belakang diusahakan sama;

5) Hasil pengukuran pergi – pulang atau double stand setiap seksi dan kesalahan penutup tinggi tidak boleh lebih dari

(20)

8 mm √ D, dimana D = jumlah jarak 1 (satu) seksi dalam satuan km;

6) Selisih pembacaan antara rambu muka dan rambu belakang ≤ 2 mm.

i. Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang

1) Pengukuran penampang memanjang mengikuti hasil ukur pengukuran di setiap penampang melintang;

2) Jarak antara penampang melintang setiap 50 m pada saluran yang lurus, dan 25 km untuk saluran yang berbelok;

3) Pengukuran tampang melintang tegak lurus as saluran, j. Hasil Pekerjaan Pengukuran dan Perhitungan (Hasil Ukur)

1) Hitungan sementara harus diselesaikan di lapangan sehingga kalau ada kesalahan dapat segera diulang;

2) Pekerjaan hitungan dibukukan dan digandakan secukupnya dan disertakan sketsa situasi yang jelas;

3) Keseluruhan patok yang terpasang harus diberi nomor dan kode yang jelas;

4) Hasil pengukuran harus dapat digambarkan di Kertas Gambar A1 ukuran (594x841) dan sesuai dengan notasi yang ada di gambar situasi.

k. Hasil pengukuran dibuat Gambar Ukur, dilengkapi legenda dan kop gambar, jika ada potongan/lanjutan gambar, maka setiap lembar dilengkapi (key plan) yang terdiri :

1) Peta Ikhtisar

2) Peta Situasi dengan skala 1 : 1.000 atau 1: 2.000;

3) Gambar tampang melintang dengan skala horisontal 1:200 dan vertikal 1:200

4) Gambar tampang panjang dengan skala horisontal 1 : 1000 dan vertikal 1 : 100;

5) Buku laporan diskripsi pengukuran mencantumkan X,Y,Z lengkap dengan notasi BM dan foto letak BM.

(21)

6) Hasil pengukuran harus menggambarkan keadaan topografi yang akan diperlukan untuk perencanaan.

l. Pembuatan Peta

a) Pembuatan Peta Ikhtisar yang mencakup layout kondisi lapangan, memuat bangunan utama, jaringan dan trase saluran irigasi, jaringan dan trase saluran pembuang, petak primer, sekunder, tersier, lokasi bangunan, batas- batas daerah irigasi, jaringan dan trase jalan, daerah yang tidak diairi;

b) Pembuatan peta situasi berikut dengan petak daerah irigasi skala 1:1.000 atau 1:2.000

c) Pembuatan skema bangunan irigasi dan jaringan irigasi,primer, sekunder, tersier dan skema drainase yang direncanakan termasukfasilitas pendukungnya (missal : jalan akses);

d) Pembuatan sistem jaringan Irigasi utama beserta drainasenya;

e) Pembuatan peta lahan irigasi termasuk penentuan luaslahan yang dibutuhkan guna pembangunan jaringan irigasisesuai hasil desain ini;

f) Peta lokasi bangunan utama, struktur sepanjang jaringan,tata letak bangunan, potongan melintang dan memanjang saluran irigasi beserta drainasenya.

3. Bentuk titik dan garis yang menunjukkan informasi saluran irigasi dan bangunan serta informasi dimensi.

4. Luas layanan irigasi.

G. Melakukan analisis hidrologi dan evaluasi neraca air dan system planning.

1) Analisis neraca air (water balance);

2) Analisis Rencana Ketersediaan Air (planning for water availability) Q.80;

3) Analisis produktivitas air (water accounting);

H. Melaksanakan Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM)

(22)

PKM dilakukan untuk mengetahui tanggapan dan menjaring saran/masukan dari masyarakat sekitar dan Pemerintah Daerah setempat.

I. Melakukan Analisis Sosial, ekonomi, lingkungan, pertanian.

Analisis data survey sosial, ekonomi, lingkungan, pertanian serta kelembagaan, sehingga data tersebut dapat memberikan

gambaran yang jelas mengenai jumlah penduduk, tingkat pendidikan, luas lahan, tenaga kerja, pendapatan, usaha dan prediksi kedepan bila JIAT sudah dibangun.

J. Penggambaran

Membuat gambar detail desain rencana pembangunan termasuk skema saluran, bangunan dan detail saluran dan bangunan serta fasilitas pendukung mengacu kepada Kriteria Perencanaan Irigasi Ditjen SDA bagian Standar Penggambaran dan Bagian Bangunan Irigasi.

K. Perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan Engineer Estimate (EE) diperlukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan tersebut.

1) Konsultan harus menyusun paket pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan dan dikonsultasikan dengan Pengawas Pekerjaan.

2) Perhitungan volume pekerjaan harus dirinci sesuai dengan paket konstruksi yang mengacu pada hasil System Planning.

Kemudian dibuat daftar rekapitulasi kuantitas pada masingmasing rincian tersebut antara lain volume galian (m3), timbunan (m3), pasangan batu (m3), plesteran (m2), siar (m2) dan sebagainya.

3) Perhitungan volume harus sistematis agar mempermudah perhitungan dan pengontrolan volume yang dilengkapi dengan gambar sketsa yang jelas untuk mutual check berikutnya antara Direksi dan Kontraktor.

(23)

4) Perhitungan BOQ perlu dijelaskan kepada Pihak Pengawas agar estimasi volume pelaksanaan pembangunan tidak terjadi kesalahan.

Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan (RAB)

1) RAB dihitung berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan.

2) Harga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan hasil dari perhitungan suatu analisa biaya.

3) Untuk menentukan harga satuan upah dan bahan, konsultan harus melakukan suatu survei harga di lapangan atau mengacu pada standar harga satuan yang di keluarkan oleh Pemprov/Pemda/Pemkot. Khusus untuk harga bahan harus diperhitungan harga beli di tempat penjualan atau dihantar ke lokasi proyek.

4) Konsultan juga harus menghitung biaya-biaya tambahan di luar biaya dari perhitungan volume, seperti biaya persiapan, mobilisasi dan demobilisasi personil dan alat, dokumentasi, dll.

5) AHSP disusun berdasarkan Permen PUPR No. 28/PRT/M/2016.

L. Pembuatan pedoman O&P harus meliputi hal-hal sbb : 1) Prosedur operasi meliputi:

 Prosedur perencanaan tanam (luas, jenis, intensitas tanaman, kebutuhan air tanaman, ketersediaan debit andalan, dll)

 Rencana tata tanam dan persetujuannya (melibatkan P3A dan dinas PU dari pengairan sampai dengan cabang dinas)

 Rencana pembagian air

 Operasi musim hujan (prosedur, tindakan selama hujan lebat dll)

 Operasi musim kemarau

 Prosedur operasi utama (operasi sumur, pompa pengambilan, jaringan lining/pipa dll)

 Prosedur operasi pengatur besar (operasi pompa pengukur debit, dll)

(24)

2) Prosedur pemeliharaan meliputi:

 Inspeksi pemeliharaan

 Pemeliharaan rutin (uraian pekerjaan dan penugasan, perencanaan pemeliharaan rutin, dll)

 Pemeliharaan berkala (prosedur dan penugasan, rencana jangka panjang, pembuangan lumpur, perawatan periodic pintu dan bangunan ukur dll)

 Prosedur perbaikan darurat

 Sarana operasi dan pemeliharaan yang dipelihara

3) Tindakan darurat (kriteria keadaan darurat banjir), pemberitahuan darurat dan penugasan pegawai, sistem komunikasi, logistik, prosedur penutupan saluran dll)

4) Organisasi dan personalia (organisasi O & P, daftar personalia, batas wilayah, alokasi tugas, jadwal inspeksi, dll)

5) Catatan dan laporan ( catatan yang harus ditata dan laporan yang harus disusun meliputi operasi dan pemeliharaan, formulir- formulir lainnya, alur data & pengolahan data, dll)

Perkumpulan petani pemakai air (struktur organisasi, data yang harus disusun untuk rapat, tugas kaitan dengan P3A, pembagian tugas dll).

M. Kajian Ekonomi Teknik

1) Analisis ekonomi yang dilakukan menyangkut indikatorindikator antara lain: Benefit/ Cost Ratio, Net Benefit (Present Value) dan Economic Internal Rate of Return (EIRR), berdasarkan beberapa alternative umur ekonomis bangunan utama, jaringan irigasi dan interest rate (bunga) yang berlaku. Economic Sensitivity (sensitivitas ekonomi juga dilakukan dengan pertimbangan/

asumsi adanya beberapa alternative peningkatan biaya (cost) dana atau penurunan keuntungan (benefit) yang mungkin akan terjadi, atau diperkirakan akan terjadi.

2) Dalam perhitungan biaya (cost) pembangunan daerah irigasi harus meliputi biaya-biaya: perencanaan, konstruksi, O&P pembebasan tanah, produksi dan lain-lainnya yang dikeluarkan

(25)

selama umur ekonomis. Sedangkan keuntungan (benefit) yang diperhitungkan berdasarkan produksi sesuai

N. Penyusunan Spesifikasi Teknis, Metode Pelaksanaan, Gambar Dan Engineer’s Cost Estimate (EE) sebagai acuan dasar penyusunan Dokumen Pengadaan Konstruksi.

O. Membuat videografis hasil desain yang informative

Pada lingkup kegiatan yang dijabarkan pada KAK sedikit membingungkan konsultan, karena banyak membahas tentang lingkup pekerjaan irigasi, seperti sub lingkup berikut :

Inventarisasi dan identifikasi kondisi dan fungsi Jaringan Irigasi

Pengukuran Situasi Topografi Bagi DI yang belum ada data Lidar menggunakan metode Terestris dengan mengacu Keriteria Perencanaan Irigasi dan Persyaratan teknis bagaian Pengukuran-Topografi

Melakukan Analisis Sosial, ekonomi, lingkungan, pertanian.

(26)

B a g i a n B T a n g g a p a n D a n S a r a n T e r h a d a p P e r s o n i l / F a s i l i t a s D a r i P P K

Bagian B

Tanggapan Dan Saran Terhadap Personil / Fasilitas Dari PPK

Dalam rangka untuk mendukung keberhasilan pekerjaan ini maka diperlukan beberapa hal dari pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk mendukung konsultan agar dapat bekerja secara optimal.

Berdasarkan pengalaman dari konsultan, maka berikut ini tanggapan dan saran terhadap personil/fasilitas pendukung dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), sebagai berikut:

1. Menanggapi fasilitas penunjang pada pekerjaan SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto, Konsultan beranggapan bahwa fasilitas yang sekiranya dimiliki oleh pemilik pekerjaan hendaknya dapat diperbantukan pada Konsultan. Fasilitas penting yang diperlukan oleh Konsultan adalah proses pendampingan serta surat menyurat antar instansi pemerintah. Hal ini diperlukan untuk memperkuat Konsultan dalam melakukan inventarisasi data maupun di dalam kegiatan koordinasi dengan instansi-instansi yang dinilai memiliki keterkaitan di dalam penyusunan pekerjaan ini.

2. Mengikutsertakan tim pendamping dalam setiap kegiatan pengumpulan data. Peranan tim pendamping ini akan menjadi sangat penting mengingat instansi yang akan dihadapi oleh Konsultan berasal dari kementerian dan dinas di daerah.

Berdasarkan pengalaman Konsultan, untuk memenuhi syarat administrasi dan birokrasi tidak cukup hanya berbekal surat perintah kerja saja namun perlu adanya kontribusi langsung tim pendamping dalam melakukan inventarisasi dan eksploitasi data yang ada di pihak pemilik pekerjaan. Oleh karena itu untuk mensiasatinya perlu adanya usaha penjelasan mengenai maksud dan tujuan jangka panjang pekerjaan ini oleh tim pendamping maupun Konsultan.

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 26

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(27)

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 27

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(28)

BAGIAN C

Apresiasi Dan Inovasi

B a g i a n C A p r e s i a s i d a n I n o v a s i

C.1 Kajian Literatur

Untuk dapat mencapai hasil maksimal dan pemahaman dari materi pekerjaan sesuai dengan tujuan yang diharapkan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka diperlukan pemahaman kajian literatur yang digunakan sebagai dasar dalam menelaah kebijakan pemerintah yang berkaitan bidang sumber daya air. Adapun kajian literatur tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

C.1.1Definisi Terkait Bidang Sumber Daya Air

 Air adalah semua air yang terdapat pada diatas maupun dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini adalah air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang dimanfaatkan di darat;

 Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 (dua ribu) km2;

 Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan;

 Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air;

 Pengelola sumber daya air adalah institusi yang diberi wewenang untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya air;

 Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas dilaut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan;

Daerah Studi adalah Daerah Proyek ditambah dengan seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) dan tempat-tempat pengambilan air ditambah dengan daerah- daerah lain yang ada hubungannya dengan daerah studi

Daerah Proyek adalah daerah dimana pelaksanaan pekerjaan dipertimbangkan dan/atau diusulkan dan daerah tersebut akan

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 28

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(29)

mengambil manfaat langsung dari proyek tersebut.

Daerah Irigasi Total/Brutto adalah, daerah proyek dikurangi dengan perkampungan dan tanah-tanah yang dipakai untuk mendirikan bangunan daerah yang tidak diairi, jalan utama, rawa-rawa dan daerah-daerah yang tidak akan dikembangkan untuk irigasi dibawah proyek yang bersangkutan.

Daerah Irigasi Netto/Bersih adalah tanah yang ditanami (padi) dan ini adalah daerah total yang bisa diairi dikurangi dengan saluran- saluran irigasi dan pembuang primer, sekunder, tersier dan kuarter, jalan inspeksi, jalan setapak dan tanggul sawah. Daerah ini dijadikan dasar perhitungan kebutuhan air, panenan dan manfaat/keuntungan yang dapat diperoleh dari proyek yang bersangkutan. Sebagai angka standar luas netto daerah yang dapat diairi diambil 0,9 kali luas total daerah-daerah yang dapat diairi.

Daerah Potensial adalah daerah yang mempunyai kemungkinan baik untuk dikembangkan. Luas daerah ini sama dengan Daerah lrigasi Netto tetapi biasanya belum sepenuhnya dikembangkan akibat terdapatnya hambatan-hambatan nonteknis.

Daerah Fungsional adalah bagian dari Daerah Potensial yang telah memiliki jaringan irigasi yang telah dikembangkan. Daerah fungsional luasnya sama atau lebih kecil dari Daerah Potensial.

C.1.2Pedoman/Kriteria Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih

A. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih 1. Kondisi/Syarat Umum

a. Kegiatan ini adalah bersifat partisipatif, yang mendorong sebesar besarnya

keikutsertaan masyarakat desa setempat dalam proses perencanaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat sendiri sebagai bagian dari upaya membangun rasa memiliki terhadap prasarana air bersih yang akan dibangun.

b. Masyarakat di lokasi sasaran, yang diwakili oleh perwakilan masyarakat setempat, dengan didampingi oleh fasilitator dan pendamping teknis mengadakan musyawarah untuk memutuskan usulan prasarana air bersih yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi setempat, dan ketersediaan dana yang tersedia (alokasi dana untuk desa setempat).

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 29

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(30)

c. Standar, kriteria atau besaran yang ada dalam pedoman ini bersifat minimum sedangkan yang lebih menentukan adalah kebutuhan dan kondisi setempat serta ketersediaan dana yang dialokasikan untuk desa tersebut.

d. Rancang bangun sistem penyediaan air bersih disini adalah sistem komunal bukan individu dan menggunakan teknologi tepat guna. Titik berat kajian disamping kehandalan kinerjanya, adalah kemudahan serta berbiaya rendah dalam operasi dan pemeliharaan sistem penyediaan air bersih untuk masyarakat desa, sehingga diharapkan pemanfaatannya akan bisa berkesinambungan (sustainable).

2. Survai awal

Survai yang dilakukan meliputi kegiatan pendataan didaerah desa tujuan

pelayanan. Dalam kegiatan yang menyertakan masyarakat ini, dilakukan hal hal berikut:

• identifikasi daerah yang mendesak untuk dilayani karena suatu sebab seperti kelangkaan sumber air bersih dan atau daerah rawan air bersih, yaitu desa yang air tanah dangkalnya tidak laik minum karena payau/asin atau langka dan selalu mengalami kekeringan pada musim kemarau,

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 30

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(31)

pencemaran air tanah yang tinggi dilingkungan tersebut sementara upaya pencegahannya sangat sulit dilaksanakan, serta sebab lain lainnya.

• Kumpulkan data-data dasar seperti peta desa, jumlah penduduk desa dan

sumber air bersih penduduk saat ini.

• Identifikasi sumber air baku (Mata Air, Sumur Dangkal, Sumur Dalam, Air Permukaan/ Sungai, Telaga, Waduk, Air Hujan) yang potensial.

3. Penentuan Daerah Pelayanan, Penduduk yang Terlayani dan Kebutuhan Air a. Tentukan daerah yang akan dilayani melalui konsultasi dengan warga untuk mendapatkan daerah yang sangat membutuhkan pelayanan air bersih komunal.

Daerah yang akan dilayani bisa meliputi kurang dari 1 dusun, 2 dusun, atau bahkan mungkin bisa lebih dari 1 desa. Dalam kasus daerah pelayanan sistem meliputi 2 desa maka yang harus dipertimbangkan adalah:

• Pada situasi tersebut pelayanan 2 desa adalah lebih efisien daripada

hanya 1desa ditinjau dari sisi kajian sistem penyediaan air bersih.

• Komplikasi yang terjadi dalam kepengurusan pengelolaan sistem yang akan berjalan.

• Komplikasi pengambilan keputusan yang harus dilaksanakan dalam musyawarah antar desa.

b. Tentukan jumlah penduduk yang akan dilayani. Penduduk terlayani adalah penduduk yang ada di daerah pelayanan sebagaimana tersebut pada langkah ke 2 dan tingkat pelayanannya 100% (semua penduduk didaerah tersebut terlayani).

c. Hitung jumlah kebutuhan air bersih daerah terlayani.dengan asumsi kebutuhan air = 30 - 60 l/orang/hari, untuk penampungan air hujan standarnya lebih kecil 15 l/orang/hari)

4. Penentuan Komponen Sistem Penyediaan Air Bersih

Seleksi komponen sistem air bersih yang diperlukan untuk melayani kebutuhan

air bersih penduduk didaerah pelayanan, dilakukan proses sebagaimana diagram di halaman berikut

Khusus untuk penentuan sumber air baku dilakukan dengan pertimbangan dan urutan prioritas sebagai berikut:

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 31

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(32)

o Kecukupan kuantitas/debit airnya terutama dimusim kering.

o Kualitasnya tidak memerlukan pengolahan untuk menjadi air bersih atau

hanya memerlukan pengolahan minimal.

o Pengaliran dengan sistem gravitasi lebih diprioritaskan daripada perpompaan (karena elevasi sumber lebih tinggi daripada daerah pelayanan).

o Tidak ada kompetisi dengan penggunaan yang lain (misal untuk irigasi sawah) kecuali tidak ada sumber lain dan harus ada kesepakatan dengan pihak terkait.

o Jarak sumber terhadap daerah pelayanan diambil dari yang paling dekat

(lebih dekat lebih ekonomis).

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 32

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(33)

5. Pemilihan Alternatif Sistem Penyediaan Air Bersih

Melakukan pemilihan sistem penyediaan air minum didasarkan pada:

• Sumber air baku yang berupa mata air, air tanah, air permukaan dan air hujan.

• Pengolahan air, yaitu pengolahan lengkap (Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Filtrasi dan Chlorinasi) atau tidak lengkap (Bak Pengendap atau Filtrasi Lambat), yang berdasarkan dari hasil pemeriksaan kualitas air baku.

• Sistem pendistribusian, yaitu gravitasi atau pemompaan

• Sistem pelayanan yang berupa sambungan hidran umum/kran umum Alternatif sistem penyediaan air minum secara garis besar

ditunjukkan pada gambar berikut:

6. Rancangan masing-masing Komponen Sistem

Menentukan jenis konstruksi, besarannya dan hal-hal detail lainnya dari

komponen sistem yang telah terseleksi sebagai berikut:

a. Bangunan Pengambilan Air Baku

Bangunan ini dimaksudkan untuk penyadapan air baku dengan kapasitas yang

diperlukan dan melakukan pengamanan dari potensi pencemaran.

• Pengambilan Air Baku dari Mata Air/ Penangkap Mata Air (PMA) Perlu kehati-hatian dalam merencanakan bangunan penangkap mata air

agar tidak menimbulkan tekanan yang berlebihan sehingga mata air hilang atau bergeser dan muncul di lain tempat karena mendapatkan celah atau retakan tanah yang lebih mudah diterobos. Mempertahankan ketinggian muka air

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 33

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(34)

mata air yang ada, adalah cara paling aman dalam membangun bangunan penangkap mata air.

Konstruksi bangunan PMA tergantung jenis mata air yang akan dimanfaatkan sebagai berikut:

o Aliran artesis terpusat, gunakan tipe 1A

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 34

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(35)

o Aliran artesis tersebar, gunakan tipe 1D o Aliran artesis vertikal, gunakan tipe 1C

o Aliran artesis kontak gravitasi, gunakan tipe 1B

Untuk penjelasan berbagai jenis/tipe bangunan PMA tersebut lihat

gambar-gambar tipikal dihalaman lampiran dokumen ini.

Untuk sistem yang menggunakan perpompaan diperlukan bak pengumpul/

penampung setelah bangunan penangkap mata air.

• Pengambilan Air Baku dari Air Permukaan (Sungai, Danau, Embung atau

Rawa-Rawa)

o Sistem infiltrasi

o Pengambilan langsung dari sungai

o Pengambilan langsung dengan intake terapung (untuk danau,

embung atau rawa)

• Pengambilan Air Baku dari Air Tanah o Sumur dangkal

� Survai kedalaman dan kualitas air pada sumur yang telah

ada disekitar lokasi,

� Gunakan cincin sumur beton standard yang berdiameter

0,90 m dengan tinggi sekitar 0,50 m,

� Perhitungkan kebutuhan cincin sumur dengan mempertimbangkan ketinggian cincin diatas permukaan tanah sekurang-kurangnya 0,80 m,

� Berikan lapisan batu sungai yang berdiameter 5-10 cm pada dasar sumur setebal 20-40 cm (jika air sumur keruh),

� Buat lantai pada sekeliling area sumur dengan semen cor yang diplester dan sumur dilengkapi dengan dinding,

� Buatkan saluran air dari sumur ke saluran air terdekat.

o Sumur dalam

Perencanaan sumur dalam meliputi pemilihan material dan dimensi

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 35

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(36)

yang benar agar diperoleh kombinasi optimum dari kinerja dan usia sumur serta biaya pembuatannya. Pemilihan material pipa selubung maupun saringan harus mempertimbangkan kandungan mineral dan biologis dari air tanah yang akan dipompa serta besarnya gaya beban yang ditanggung pada saat berada dalam tanah.

Untuk merencanakan suatu sumur dalam terdapat beberapa faktor yang perlu menjadi bahan pertimbangan. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 36

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(37)

Jenis-jenis akifer daerah pemboran apakah memiliki permeabilitas rendah atau tinggi, kenaikan air dan tinggi muka air tanah.

Jenis pompa, perlu diperhatikan untuk menentukan diameter pipa jambang/casing.

Debit air yang dibutuhkan.

Konstruksi sumur dalam terdiri dari 4 (empat) bagian utama:

Pipa jambangan/casing.

Pipa naik.

Pipa saringan.

Pipa perangkap pasir

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan suatu sumur bor.

Diameter Sumur

- Besaran diameter casing pipa yang digunakan sesuai dengan keperluan.

Pemilihan diameter pipa selubung dan saringan adalah sangat penting karena keduanya berpengaruh besar pada biaya dan efisiensi sumur. Pemilihan diameter selubung untuk sumur dalam dengan diameter lebih besar dari 4 inchi (100 mm) adalah untuk mengakomodasi ukuran pompa yang digunakan. Jika yang digunakan adalah pompa benam (submersible) maka diameter pipa selubung yang digunakan minimum 1,5 kali ukuran pompa (misalnya ukuran pompa 4 inchi maka ukuran pipa selubung adalah 6 inchi), hal ini dimaksudkan untuk kemudahan pemasangan dan pengoperasian maupun pemeliharaan. Jika jarak pompa dan saringan relatif cukup jauh, maka pipa selubung setelah pompa bisa menggunakan ukuran lebih besar dari diameter pompa.

Jika permukaan air sumur tidak terlalu dalam, dimana pompa yang digunakan adalah bukan pompa benam dan posisi pompa berada diatas pipa casing, maka diameter pipa selubung ditentukan berdasarkan diameter pipa sedot dari pompa.

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 37

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(38)

- Jenis casing yang digunakan biasanya PVC atau Low Carbon Steel, atau Galvanized Iron Pipe (GIP) yang disesuaikan dengan kualitas air tanah dan kedalamannya (PVC skedul 80 biasanya digunakan .untuk kedalaman sumur kurang dari 60 m).

Kedalaman Sumur

- Tergantung pada kedalaman lapisan akifer yang akan digunakan dan jenis akifernya.

Secara umum kedalaman sumur harus mencapai dasar akifer, dengan alasan semakin

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 38

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(39)

dalam sumur maka semakin besar kapasitas pengambilan yang bisa dilakukan. Akan tetapi jika dasar akifer terkandung air dengan kualitas yang kurang baik maka sumur bor harus berhenti dikedalaman dimana terdapat air dengan kualitas yang baik.

- Penentuan Jenis Akifer (Tertekan atau tidak) berdasarkan data log bor.

Saringan

Merupakan tempat masuknya air pada lubang bor dan dianggap berfungsi baik jika mampu menyaring pasir dengan kehilangan tekanan yang minimum.

Gravel Pack (kerikil)

- Material kasar buatan yang ditempatkan disekitar saringan yang berguna untuk mempermudah pemompaan air karena material-material pada akifer akan tertahan pada gravel pack tidak menutupi lubang-lubang saringan.

- Mencegah agar lubang bor stabil atau tidak mudah runtuh.

- Berfungsi sebagai filter.

- Diisikan dalam ruang antara dinding lubang bor dan screen, mulai screen paling atas hingga paling bawah

Pompa

Alat untuk menghisap air dari lubang bor ke atas permukaan tanah. Pada pemboran air tanah dalam pompa yang lazim digunakan adalah pompa benam (submersible pump).

Piezometer

Adalah sebuah alat pengukur muka airtanah yang ditempatkan di dalam sumur pantau.

Sumur pantau ditempatkan disekitar sumur pemompaan (tergantung dana yang tersedia).

Grouting

Suatu lapisan buatan (berupa lapisan semen) yang berfungsi untuk menahan konstruksi lubang bor (minimum

20 m atau melihat kedalaman sumur dangkal di sekitarnya).

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 39

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(40)

Perencanaan dan konstruksi sumur dalam termasuk kategori pekerjaan dengan resiko kegagalan yang tinggi serta memerlukan pengetahuan dan peralatan khusus, oleh karena itu tidak boleh dilaksanakan oleh masyarakat sendiri dan harus dalam pengawasan oleh Konsultan. Kontraktor sumur dalam harus mempunyai kualifikasi keahlian di bidang pengeboran sumur dalam.

� Pemilihan lokasi sumur dalam (maupun dangkal)

Pemilihan lokasi sumur harus mempertimbangkan jarak

dari sumber pencemar potensial yang bisa menimbulkan

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 40

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(41)

pencemaran pada sumur yang akan dibangun sebagaimana tabel dibawah ini

Table Jarak minimum sumur dari sumber pencemar potensial

Jarak (m) Sumber Pencemar Potensial

100 Tempat pembuangan sampah, bengkel, pompa bensin, kegiatan industri yang

menghasilkan zat pencemar, penyimpanan bahan B3 dll.

59 Sumur peresapan air limbah

30 WC cubluk, kandang ternak, sawah atau tegal yang diberi pupuk buatan maupun

kompos dll.

15 Tangki septik, badan air (sungai, rawa, danau atau embung) 7 saluran drainase, selokan atau rumah.

Sumber: Drilling and Well Construction Manual, Life Water

� Jika lokasi sumur berada pada daerah tidak datar (miring) maka sumur tidak boleh terletak bagian bawah dari sumber pencemar.

• Pengambilan Air Baku dari Air Hujan

o Desain bak penampung air hujan (PAH) harus memenuhi volume minimal 15 l/org/hari untuk kebutuhan maksimal jumlah bulan

musim kering dalam satu tahun. Bak penampung dibuat sederhana terbuat dari bahan kedap air berupa pasangan bata, beton atau fiberglass.

o Menggunakan atap gabungan rumah-rumah penduduk, masjid, kantor desa atau bangunan umum lainnya sebagai penangkap air hujan.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar gambar tipikal bangunan pengambilan air baku di lampiran.

b. Penentuan dimensi bak pengumpul dan kebutuhan perpompaan (untuk sistem yang menggunakan pompa)

• Tentukan bentuk dan hitung dimensi bak pengumpul disesuaikan dengan

debit mata air, kebutuhan pemompaan dan pola distribusi air (jam

pemompaan).

• Rancangan perpompaan terkait dengan elevasi pompa dan elevasi dimana air akan dipompakan (HU/KU), perpipaan, ketersediaan air (debit) sumber air, kebutuhan air, jenis sumber energi listrik yang digunakan, berbiaya rendah dan

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 41

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(42)

mudah dalam pengoperasian & pemeliharaan serta ketersediaan suku cadang,

• Hitung besarnya kebutuhan enerji listrik dan tentukan jenis sumber energi listrik yang akan digunakan dengan mempertimbangkan : ketersediaannya,

kemudahan pengoperasian dan pemeliharaan, biaya operasi

dan pemeliharaannya, serta biaya pengadaannya, jenis sumber energi listrik

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 42

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(43)

yang perlu dikaji selain sumber PLN adalah penggunaan Genset dan sel surya.

c. Penentuan Kebutuhan Pengolahan Air Baku.

• Pada situasi tertentu, pengolahan air baku diperlukan untuk mengolah air

baku menjadi memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai air bersih.

Secara umum rancang bangun pengolahan air baku menjadi air bersih harus menggunakan teknologi tepat guna untuk masyarakat pedesaan, dengan mempertimbangkan keberlangsungannya dalam jangka panjang.

• Melaksanakan pengambilan contoh dan analisa air.baku, selanjutnya tentukan komponen pengolahan yang diperlukan berdasarkan hasil analisa air baku yang telah dilaksanakan. Sebagai pedoman pemilihan komponen pengolahan air baku menjadi air bersih lihat tabel dibawah ini:

Kontamin an

Proses

Sediment asi

0

Koagula si 0

Flokulasi, Sedimentasi

dan filtrasi ++

+

Saringan pasir lambat

Desinfek si

Virus 0 0 ++

+ ++++ ++++

K

e k e r u h an 0 + +++

+ ++++ 0

Padatan

tersuspensi 0 ++

+ +++

+ ++++ 0

Bau dan rasa +

+ 0 ++

+ ++

+ +

Besi dan

Mangan +

+ + ++

+ ++

+ +

Fluor 0 0 + 0 +0

Arsen 0 0 +

+ + 0

Logam berat +

+ 0 +

+ +

+ +

Warna dan zat

organi 0 0 +

+ +

+ +

0 : Tidak berpengaruh + : Bisa menurunkan

o Sumber Air Baku dari Mata Air

Dari sisi pengolahan, sumber air jenis ini biasanya hanya

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 43

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(44)

memerlukan pengolahan sederhana, dengan melakukan penyaringan sederhana (saringan pasir lambat).

o Sumber Air Baku dari Air Permukaan (Air Sungai, Danau, dan

Embung)

Dari sisi pengolahan, sumber air jenis ini umumnya memerlukan pengolahan sederhana, dengan menggunakan Instalasi Pengolahan

Sederhana (saringan pasir lambat).

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 44

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(45)

� Melakukan pengambilan contoh air untuk diuji kualitas air di laboratorium yang disetujui (parameter pengujian lihat lampiran),

� Melakukan pengukuran untuk kecukupan debit dengan menggunakan alat ukur V-Notch atau Cipoletti, untuk debit besar menggunakan Current meter.

� Menentukan IPAS (Instalasi Pengolahan Air Sederhana) yang dapat berupa saringan pasir lambat atau saringan pasir cepat atau kombinasi diantaranya..

o Sumber Air Baku dari Sumur Dangkal

Dari sisi pengolahan, sumber air jenis ini tidak memerlukan

pengolahan lebih lanjut. Penentuan lokasi sumur ini bisa dilakukan dengan mengamati sumur yang sudah ada disekitar daerah pelayanan.

o Sumber Air Baku dari Sumur Dalam

Dari sisi pengolahan, sumber air jenis ini tidak memerlukan

pengolahan lebih lanjut. Jika ada indikasi dari sumur yang sudah beroperasi yang lokasinya relatif dekat mengandung Fe dan atau Mn maka diperlukan pengolahan aerasi dan filtrasi.

o Sumber Air Baku dari Air Hujan

Dari sisi pengolahan, sumber air jenis ini tidak memerlukan

pengolahan lebih lanjut, hanya diperlukan perbaikan pH air dengan pembubuhan kapur dengan dosis rendah (pH normal air minum adalah 6 – 7).

d. Penentuan jenis, dimensi pipa dan penempatan pipa

• Tentukan jenis pipa dengan memperhatikan jenis tanah dimana pipa

dipasang, pertimbangan kemudahan pemasangan dan pemeliharaan,

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 45

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(46)

tekanan kerja, ketersediaan di pasaran lokal, serta harga. Contoh untuk tanah berbatu dan curam digunakan pipa GIP yang dipasang diatas permukaan tanah. Pipa PVC digunakan untuk jalur pipa yang ditanam bukan yang diekspos (diatas permukaan tanah).

• Melakukan perhitungan hidrolis untuk menentukan dimensi perpipaan dan kehilangan tekanan sehingga didapat tekanan yang diperlukan. Perhitungan hidrolis perpipaan dilakukan dengan menggunakan metode “hardy cross” untuk jaringan perpipaan yang membentuk “loop”

dan dengan monogram “Hazen – William” untuk sistem pipa lurus dan cabang. Tentukan jalur pipa pada lokasi milik umum (misal: dibahu jalan atau di tanah milik umum lainnya dimana tidak akan didirikan bangunan diatasnya), diamankan dari kerusakan akibat aktifitas manusia (kebakaran, pecah karena terlindas kendaraan, terkena cangkul dan lain lain).

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 46

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

(47)

Catatan : perhitungan hidrolis jaringan pipa bisa menggunakan software

Program Epanet..

e. Penentuan jumlah kebutuhan dan dimensi HU

Hitung jumlah kebutuhan dan dimensi HU dengan asumsi sebagai berikut:

• Gunakan HU dengan volume 3000 liter – 5000 liter tergantung kepadatan penduduk, jangkauan pengambilan dan kebutuhan air.

• 1 HU melayani penduduk dalam radius 200 m

• 1 (Satu) kran melayani 25 penduduk

• HU ditempatkan pada tanah milik umum atau milik desa atau milik

pribadi yang dihibahkan. Proses pemilihan lokasi dengan melibatkan

musyawarah warga.

7. Pembuatan gambar-gambar teknis sebagai pedoman pelaksanaan.

Membuat gambar detail secukupnya

untuk petunjuk terinci pelaksanaan pekerjaan. yang meliputi:

• Gambar situasi, atau lay-out perpipaan distribusi maupun transmisi, bangunan intake, penangkap mata air, pengolah air, reservoir, HU/KU, bak pengumpul, rumah pompa dll.

• Gambar denah komponen yang disebut dalam gambar lay-out/situasi diatas

• Gambar potongan melintang maupun memanjang bangunan yang tergambar denahnya.

• Gambar detail yang dianggap perlu dan secukupnya sebagai petunjuk yang jelas dan terinci bagi pelaksana pekerjaan.

8. Penentuan kebutuhan biaya pembangunan sistim air bersih Melakukan perhitungan kuantitas pekerjaan dan biaya dengan komponen

pembiayaan sebagai berikut:

• Pengadaan barang seperti pipa dan asesorisnya, tangki HU yang selain dari beton atau pasangan batu bata yaitu terbuat dari fiber atau plastic,

pompa termasuk instalasi listriknya (jika ada).

• Pekerjaan pemasangan pipa dan asesorisnya

Tanggapan & Saran Terhadap KAK Page » 47

SID Jaringan Air Baku Pedesaan WS Serayu Bogowonto

Gambar

Gambar  D3/S1 AutoCad Tetap/Tid

Referensi

Dokumen terkait

Di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air bagian kehumasan terdapat dibawah Bidang Program dan Kerjasama (PROKER). Bidang Program dan Kerjasama belum

Berikut disampaikan Penyedia Pengadaan Langsung bidang Sumber Daya Air Dinas Bina Marga dan sumber Daya Air Kota Depok berdasarkan evaluasi administrasi, teknis dan harga yang

Berikut diumumkan penyedia pengadaan langsung Bidang Sumber Daya Air Dinas Bina marga dan Sumber Daya Air Kot a Depok sesuai administ rasi, t eknis dan harga yang

(6) Format surat permohonan izin penggunaan sumber daya air untuk air permukaan dan/atau air laut yang berada di darat serta lampiran yang terkait dengan

 Untuk mempertahankan fungsi daerah sempadan sumber air, Menteri atau Menteri yang terkait dengan bidang Sumber Daya Air atau Pemda sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya

Pengendalian daya rusak air, dalam hal ini pengendalian banjir merupakan salah satu bidang manajemen yang terkait dengan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air untuk

Bajari, 2015:91 Pemilihan Bidang Kajian Manajemen Komunikasi didasarkan pada hasil pra-riset yang telah dilakukan melalui penyebaran angket kepada 3 tiga bidang kajian yang ada dibawah

Ahli Sumber Daya Air/Hidrologi Persyaratan minimal pendidikan S1 Bidang Teknik Sipil/Pengairan lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah