MAKALAH INTERNAL AUDIT
“PENGENDALIAN INTERNAL COSO”
DOSEN PENGAMPU : Dr.Intihanah,SE.,M.Si OLEH KELOMPOK 3 :
Annisa Muftihatul Izzah Yanur B1C122008 Heri Hardiansyah B1C122019
Nalya Agustin B1C122031
Rendi Salay B1C122038
Miftahul Jannah.M B1C122099
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
2024
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih dan maha penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, serta hidayah-nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.Intihanah,SE.,M.Si selaku dosen pengampuh Mata Kuliah Internal Audit . Kami juga mengucapkan terimakasih kepada anggota kelompok kami yang sudah membantu untuk mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Makalah kami ini menjelaskan tentang : “PENGENDALIAN INTERNAL COSO”
Dalam penulisan makalah ini, kami mengakui masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun isi materi. Maka dari itu, kami mohon segala bentuk saran dan kritik dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Kendari, September 2024
Kelompok 3
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Sub Pokok Pembahasan ... 1
C. Tujuan ... 1
BAB II ... 2
PEMBAHASAN ... 2
A. Pengendalian internal dan Komponen-komponennya ... 2
B. Kerangka Kerja Pengendalian Internal ... 5
C. Struktur Pengendalian-COSO Framework ... 7
BAB III ... 9
REVIEW JURNAL ... 9
BAB IV ... 17
PENUTUP ... 17
DAFTAR PUSTAKA ... 18
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengendalian internal merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen organisasi, terutama dalam rangka menjaga keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap regulasi, dan efisiensi operasional. Dalam perkembangan praktik tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), pengendalian internal menjadi fokus utama untuk meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi akibat kelemahan dalam sistem pengendalian.
Salah satu kerangka kerja yang banyak digunakan dalam penerapan pengendalian internal adalah COSO (Committee of Sponsoring Organizations).
Kerangka COSO menyediakan panduan menyeluruh bagi organisasi untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko yang berpotensi mengganggu pencapaian tujuan organisasi. COSO memformulasikan lima komponen utama pengendalian internal, yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
Pengendalian internal berbasis COSO tidak hanya diterapkan oleh perusahaan besar, tetapi juga mulai diterapkan oleh entitas kecil hingga menengah, baik di sektor publik maupun swasta. Implementasi yang baik dari pengendalian internal dapat membantu organisasi mendeteksi dan mengurangi penyimpangan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, serta memastikan bahwa kebijakan dan prosedur organisasi dipatuhi dengan baik.
B. Sub Pokok Pembahasan
1. Pengendalian internal dan Komponen-komponennya 2. Kerangka Kerja Pengendalian Internal
3. Struktur Pengendalian-COSO Framework C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengendalian internal dan Komponen-komponennya 2. Untuk mengetahui Kerangka Kerja Pengendalian Internal
3. Untuk mengetahui Struktur Pengendalian-COSO Framework
2 BAB II PEMBAHASAN
A. Pengendalian internal dan Komponen-komponennya
Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah suatu sistem dan prosedur dari sebuah perusahaan untuk melindungi aset-aset di dalam perusahaan. Hal ini juga digunakan untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan peraturan yang berlaku. Yang dimaksud dari pengendalian internal adalah seluruh data dari suatu bagian akan otomatis diperiksa oleh bagian lain di suatu perusahaan.
Dalam teori akuntansi, pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan teknologi informasi yang dirancang untuk membantu sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuannya masing-masing. Pengendalian internal ini sebuah cara untuk mengawasi, mengarahkan, dan mengukur sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Diana dan Setiawati (2011:83) menyebutkan bahwa sistem pengendalian internal terdiri dari berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya, yaitu:
1. Menjaga aktivitas perusahaan.
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.
3. Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan.
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.
Komponen-Komponen Pengendalian Internal COSO
Pengendalian internal COSO merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen sub-sistem yang saling berhubungan dan saling ketergantungan bahkan mungkin saja dapat mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Setiap komponen mengandung banyak pengendalian, dirancang dan
3
diimplementasikan oleh manajemen untuk memberikan kepastian yang layak bahwa tujuan pengendaliannya akan tercapai. COSO dalam Guy dan Alderman (2002:229-235) memberikan lima (5) komponen pengendalian internal, yaitu sebagai berikut:
1. Lingkungan (control environment)
Lingkungan pengendalian (control environment) menentukan kualitas entitas dengan mempengaruhi kesadaran akan pengendalian disekitarnya.
Lingkungan pengendalian mengacu pada budaya kepatuhan secara keseluruhan . Dengan kata lain, lingkungan pengendalian adalah cara para eksekutif dan karyawan mematuhi pengendalian internal. Semakin serius organisasi memandang pengendalian internal, semakin kuat pula sistemnya.
Jika tim eksekutif dan manajemen mengabaikan kontrol yang ada, karyawan kemungkinan akan mengikutinya. Berikut prinsip-prinsip dari komponen
‘Lingkungan Pengendalian’:
1) Menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika 2) Melakukan pengawasan yang bertanggung jawab
3) Menetapkan struktur, wewenang, dan tanggung jawab 4) Menunjukkan komitmen terhadap kompetensi
5) Menegakkan akuntabilitas 2. Penilaian Risiko (risk assessment)
Penilaian Risiko (risk assessment) adalah identifikasi, analisis dan manajemen risiko entitas dengan memperhatikan keadaan serta kejadian internal dan eksternal yang dapat sangat mempengaruhi pengendalian internal. 4 prinsip dasar terkait dengan komponen Penilaian Risiko, yaitu:
1) Menentukan tujuan yang sesuai 2) Identifikasi dan analisis risiko 3) Penilaian risiko atas fraud
4) Identifikasi dan analisis perubahan yang signifikan 3. Aktivitas Pengendalian (control activities)
Aktivitas Pengendalian (control activities) adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh manajemen untuk mengantisipasi risiko yang dapat menghalangi entitas mencapai tujuannya. Ini dapat mencakup pengujian pengendalian rutin atau audit inventaris, yang semuanya harus
4
mengikuti strategi audit internal. 3 prinsip dasar terkait dengan kegiatan pengendalian, yaitu:
1) Pemilihan dan pengembangan kegiatan pengendalian
2) Pemilihan dan pengembangan pengendalian terhadap teknologi 3) Implementasi melalui kebijakan dan prosedur
4. Informasi dan Komunikasi (information and communication)
Komponen ini terdiri dari sistem informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan dan bagaimana mengkomunikasikan informasi tersebut. Sedangkan komunikasi melibatkan penyediaan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pelaporan keuangan kepada pihak-pihak terkait dari suatu entitas secara tepat waktu. 3 prinsip dari komponen Informasi dan Komunikasi, yaitu:
1) Memperoleh dan menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas 2) Perusahaan secara internal mengomunikasikan informasi, termasuk tujuan
dan tanggung jawab untuk penngendalian internal
3) Perusahaan berkomunikasi dengan pihak eksternal mengenai hal-hal yang mempengaruhi fungsi pengendalian internal
5. Pengawasan (Monitoring)
Pemantauan atau pengawasan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
Tim audit harus memantau pengendalian internal secara berkelanjutan.
Dengan demikian, mereka dapat mengidentifikasi kapan pengendalian internal berfungsi dengan baik dan kapan terdapat potensi penyimpangan dalam sistem pengendalian internal. Berikut beberapa prinsip dari Pengawasan:
1) Melakukan evaluasi berkelanjutan dan/atau terpisah
2) Mengomunikasikan setiap kekurangan yang diidentifikasi kepada pihak- pihak yang tepat yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan dalam memmulihkan kekurangan tersebut
5 B. Kerangka Kerja Pengendalian Internal
Kerangka kerja pengendalian internal adalah sistem yang dirancang untuk memastikan bahwa organisasi dapat mencapai tujuannya dengan efektif, efisien, dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Kerangka kerja ini mengintegrasikan berbagai komponen dan prinsip untuk membantu organisasi mengelola risiko dan memastikan kinerja yang optimal. Salah satu kerangka kerja yang paling diakui secara global adalah kerangka kerja COSO (Committee of Sponsoring Organizations).
Kerangka kerja COSO dalam pengendalian internal adalah sebuah model komprehensif yang dirancang untuk membantu organisasi membangun dan memelihara sistem pengendalian internal yang efektif. Kerangka kerja ini dikembangkan oleh Committee of Sponsoring Organizations (COSO) dan dikenal luas dalam praktik pengendalian internal.
Penerapan Kerangka Kerja COSO
Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan organisasi untuk menerapkan kerangka kerja COSO dan meningkatkan manajemen serta pemeliharaan pengendalian internal:
1. Perencanaan
Implementasi kerangka kerja COSO ditangani oleh tim implementasi yang ditentukan oleh dewan direksi, yang dapat mencakup manajer dan spesialis.
Biasanya, komite audit dan kepatuhan, atau badan serupa, bertanggung jawab atas implementasi, dan pengawasan manajemen dilakukan oleh badan manajemen risiko perusahaan (ERM) atau badan kontrol internal.
Tim mengembangkan rencana implementasi yang menentukan cakupan dan jangka waktu, alokasi sumber daya, dan tanggung jawab staf. Anggota tim harus memiliki pemahaman yang jelas tentang peran mereka.
Tim implementasi harus berkonsultasi dengan auditor eksternal yang bertugas mengawasi kepatuhan organisasi. Kelima komponen COSO dievaluasi untuk menginformasikan desain dan fungsi sistem pengendalian internal organisasi.
Rencana implementasi kemudian dikomunikasikan kepada dewan dan manajemen.
2. Evaluasi dan Dokumentasi
Selanjutnya, tim implementasi mengevaluasi struktur pengendalian organisasi. Hal ini harus mempertimbangkan apakah sistem tersentralisasi atau
6
tidak, apakah ada proses ERM formal dengan dokumentasi manajemen risiko, dan struktur pengendalian tingkat entitas. Semakin banyak dokumentasi dan koordinasi yang ada, semakin mudah untuk menganalisis kepatuhan terhadap pedoman COSO.
Tahap ini juga melibatkan evaluasi risiko yang terkait dengan penipuan, mendokumentasikan kontrol dan proses yang sudah ada, dan menilai kesenjangan antara praktik organisasi dan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam kerangka COSO. Manajer juga dapat mewawancarai staf untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang operasi organisasi, yang memungkinkan mereka mengidentifikasi kesenjangan.
3. Remediasi
Tahap selanjutnya adalah memperbaiki kesenjangan yang teridentifikasi dalam penilaian. Hal ini melibatkan pembuatan dan penerapan rencana perbaikan yang memprioritaskan kerentanan sesuai dengan risiko yang ditimbulkannya terhadap organisasi. Rencana tersebut harus mencakup target dan kerangka waktu untuk penerapan
4. Pengujian dan Pelaporan
Tahap ini melibatkan perancangan prosedur pengujian untuk pengendalian yang dianggap penting, guna memastikan bahwa pengendalian tersebut efektif. Pengujian harus mempertimbangkan deskripsi pengendalian dan jenis risiko yang akan dikurangi. Metode pengujian berkisar dari menanyakan tentang cara kerja pengendalian, memantau pengendalian, dan melakukan analisis data, untuk memperoleh pemahaman tentang desain dan fungsi pengendalian. Hasil pengujian harus dilaporkan kepada manajemen.
5. Optimasi Kontrol Internal
Kontrol dapat dikembangkan atau diubah untuk lebih memenuhi kebutuhan organisasi, dengan mempertimbangkan fungsi kontrol yang diperlukan—rekonsiliasi, pengawasan, verifikasi, dll. Kontrol dapat bersifat preventif, detektif, atau korektif, tergantung pada kapan kontrol tersebut terjadi dalam kaitannya dengan suatu proses. Kontrol dapat bersifat otomatis, manual, atau hibrida, dan terkadang dapat memiliki fungsi fisik.
Kerangka kerja pengendalian internal COSO membantu organisasi menyesuaikan pengendalian mereka dengan risiko dan tujuan yang telah diidentifikasi. Pemantauan pengendalian secara terus-menerus sangat penting
7
untuk memastikan efektivitasnya yang berkelanjutan—ketika kegagalan pengendalian diidentifikasi, hal tersebut harus dipelajari dengan saksama untuk memastikan perbaikan yang tepat.
C. Struktur Pengendalian-COSO Framework
Struktur Kerangka kerja COSO tahun 1992 adalah yang pertama menerapkan penggunaan “Piramida COSO” yang menjabarkan 5 prinsip komponen pengendalian COSO, yaitu:
1) Lingkungan pengendalian;
2) Penilaian risiko;
3) Aktivitas pengendalian, 4) Informasi dan komunikasi, 5) Aktivitas pemantauan.
Dimulai dari bawah ke atas, di mana penyelesaian satu tingkat secara alami mengarah ke penyelesaian tingkat berikutnya. Komponen-komponen ini bekerja sama untuk mendukung misi manajemen risiko, strategi, dan seluruh tujuan bisnis terkait perusahaan.
Pada tahun 2013, COSO melembagakan pedoman baru, yang sekarang disebut sebagai COSO Framework 2013, yang mengeluarkan tools baru untuk membantu perusahaan dalam merancang dan menerapkan kerangka manajemen risiko. Pada tahap ini, piramida COSO sebelumnya diperbaharui menjadi “Kubus COSO”.
8
Salah satu perubahan utama dari struktur Kerangka Kerja Pengendalian Internal COSO 2013 dilakukan dengan menjabarkan lebih jauh lima (5) komponen pengendalian internal, di mana ditetapkan secara eksplisit/jelas sebanyak tujuh belas (17) prinsip dan delapan puluh tujuh (87) titik fokus. Setiap titik fokus dipetakan secara langsung pada salah satu dari 17 prinsip dan masing-masing prinsip dipetakan secara langsung pada masing-masing dari 5 komponen. Sebelumnya, kerangka COSO 1992 hanya menjabarkan secara implisit/tersirat prinsip utama dari pengendalian internal.
9 BAB III REVIEW JURNAL
Judul Sistem Pengendalian Internal Berdasarkan
COSO Framework Pada Perusahaan Konstruksi
Jurnal Jurnal Riset Akuntansi Politala
Volume & Halaman Vol. 6 No. 1
Tahun 2023
Penulis Muhamad Agung Saputra, Novita
Reviewer Kelompok 3
Tanggal 18 September 2024
Abstrak Abstrak dari artikel ini menjelaskan bahwa
perusahaan yang tumbuh pesat harus mampu meningkatkan daya saing dengan terus memperbaiki kegiatan operasionalnya agar dapat bertahan. Salah satu perbaikan yang perlu dilakukan adalah pada sistem pengendalian internal perusahaan. COSO framework diusulkan sebagai dasar dalam sistem pengendalian internal.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Sampel penelitian terdiri dari 83 karyawan di PT Brantas Abipraya Persero, yang berkantor pusat di Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem pengendalian internal di PT Brantas Abipraya Persero dengan menggunakan lima dimensi COSO framework sudah berjalan dengan cukup baik, namun masih perlu dilakukan beberapa perbaikan agar sistem pengendalian dapat terlaksana sesuai dengan harapan perusahaan.
10
Pengantar Bagian ini menjelaskan pentingnya pengendalian
internal dalam operasional perusahaan konstruksi.
Ditekankan bahwa perusahaan di bidang konstruksi tidak hanya dituntut untuk menghasilkan produk berkualitas dan sesuai standar keamanan, tetapi juga harus berhubungan dengan berbagai pihak terkait, seperti dalam hal pembiayaan, pengadaan bahan baku, dan proses pengerjaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengendalian internal berdasarkan COSO framework pada PT Brantas Abipraya Persero. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan dalam meningkatkan keunggulan kompetitif dan mencapai tujuan perusahaan dengan menerapkan pengendalian internal secara efektif.
Selain itu, pendahuluan juga menyoroti bahwa sistem pengendalian internal yang baik dapat membantu perusahaan dalam menjalankan proses operasional dengan lancar, mengurangi kesalahan dan kelalaian yang dapat merugikan perusahaan.
Pembahasan Pembahasan dalam jurnal ini mencakup beberapa
aspek penting terkait penerapan sistem pengendalian internal di PT Brantas Abipraya Persero berdasarkan COSO framework. Berikut adalah beberapa poin utama yang dibahas:
1. Penerapan COSO Framework: Jurnal ini menjelaskan bahwa penerapan lima dimensi dari COSO framework (lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan) di PT
11
Brantas Abipraya Persero sudah berjalan dengan cukup baik. Namun, masih ada beberapa area yang perlu diperbaiki untuk memastikan sistem pengendalian internal dapat berfungsi secara optimal.
2. Evaluasi Efektivitas: Penelitian ini mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal yang ada dan membandingkannya dengan penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Idrawati (2018) di PT Pelni. Hasil menunjukkan bahwa meskipun sistem di PT Brantas Abipraya sudah baik, ada kebutuhan untuk peningkatan lebih lanjut agar dapat mengurangi risiko kegagalan dalam mencapai tujuan perusahaan.
3. Rekomendasi Perbaikan: Jurnal ini memberikan rekomendasi untuk perbaikan sistem pengendalian internal, termasuk peningkatan pelatihan bagi karyawan, penguatan komunikasi antar departemen, dan penyesuaian prosedur yang ada agar lebih sesuai dengan praktik terbaik dalam pengendalian internal.
4. Kontribusi terhadap Daya Saing:
Penelitian ini menekankan bahwa dengan menerapkan sistem pengendalian internal yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan daya saingnya di pasar, terutama dalam industri konstruksi yang sangat kompetitif. Hal ini penting untuk memastikan keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Pembahasan ini memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana sistem
12
pengendalian internal dapat dioptimalkan untuk mendukung tujuan strategis perusahaan dan meningkatkan kinerja operasional secara keseluruhan.
Kesimpulan Kesimpulan dari jurnal ini menegaskan bahwa
penerapan sistem pengendalian internal berdasarkan COSO framework di PT Brantas Abipraya Persero telah dilakukan dengan cukup baik, namun masih memerlukan beberapa perbaikan untuk mencapai efektivitas yang diharapkan. Beberapa poin penting dalam kesimpulan adalah:
1. Efektivitas Penerapan: Meskipun sistem pengendalian internal yang ada sudah sesuai dengan lima dimensi COSO framework, hasil evaluasi menunjukkan bahwa ada aspek-aspek tertentu yang perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Pentingnya Pengendalian Internal:
Pengendalian internal yang baik sangat penting bagi perusahaan konstruksi untuk memastikan bahwa semua proses operasional berjalan dengan lancar dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Hal ini juga berkontribusi pada pencapaian tujuan strategis perusahaan.
3. Rekomendasi untuk Perbaikan: Jurnal ini merekomendasikan agar perusahaan melakukan pelatihan lebih lanjut bagi karyawan, memperkuat komunikasi antar departemen, dan menyesuaikan prosedur yang ada agar lebih efektif dalam mendukung pengendalian internal.
13
4. Kontribusi terhadap Daya Saing: Dengan menerapkan sistem pengendalian internal yang lebih baik, PT Brantas Abipraya Persero diharapkan dapat meningkatkan daya saingnya di industri konstruksi, yang sangat kompetitif, serta memastikan keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Kesimpulan ini memberikan gambaran jelas tentang pentingnya pengendalian internal dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan efektivitasnya dalam mendukung tujuan perusahaan.
Kekuatan penelitian Kekuatan penelitian dalam jurnal ini dapat diidentifikasi melalui beberapa aspek berikut:
1. Penggunaan COSO Framework:
Penelitian ini menggunakan COSO framework sebagai dasar untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal. COSO framework adalah salah satu standar yang diakui secara internasional, sehingga memberikan validitas dan relevansi yang kuat terhadap hasil penelitian.
2. Metodologi yang Jelas: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh populasi karyawan di PT Brantas Abipraya Persero. Pendekatan ini memungkinkan pengumpulan data yang komprehensif dan representatif, memberikan gambaran yang lebih akurat
14
tentang penerapan pengendalian internal di perusahaan.
3. Fokus pada Perusahaan Konstruksi:
Dengan memilih PT Brantas Abipraya Persero sebagai objek penelitian, jurnal ini memberikan wawasan yang spesifik dan relevan untuk industri konstruksi, yang memiliki tantangan unik dalam hal pengendalian internal. Hal ini menambah nilai praktis dari penelitian ini bagi perusahaan-perusahaan di sektor yang sama.
4. Hasil yang Relevan dan Praktis: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa bahwa sistem pengendalian internal sudah diterapkan dengan baik. Ini memberikan bukti empiris yang dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mempertahankan atau meningkatkan sistem yang ada.
5. Rekomendasi untuk Perbaikan:
Penelitian ini tidak hanya mengidentifikasi kekuatan dalam sistem pengendalian internal, tetapi juga memberikan rekomendasi konkret untuk perbaikan. Ini menunjukkan bahwa penelitian ini tidak hanya bersifat analitis, tetapi juga berorientasi pada solusi, yang dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya.
Kekuatan-kekuatan ini menunjukkan bahwa penelitian ini memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman dan praktik pengendalian internal di perusahaan konstruksi, serta
15
memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan lebih lanjut dalam bidang ini.
Kelemahan penelitian Kelemahan penelitian dalam jurnal ini dapat diidentifikasi melalui beberapa aspek berikut:
1. Sampel yang Terbatas: Penelitian ini hanya melibatkan 83 karyawan dari PT Brantas Abipraya Persero. Ukuran sampel yang relatif kecil dan terbatas pada satu perusahaan dapat mengurangi generalisasi hasil penelitian ke perusahaan lain dalam industri konstruksi atau sektor yang berbeda.
2. Metode Pengumpulan Data: Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data dapat menyebabkan bias, terutama jika responden memberikan jawaban yang diinginkan atau tidak sepenuhnya jujur. Hal ini dapat mempengaruhi keakuratan data yang dikumpulkan.
3. Desain Penelitian Deskriptif: Meskipun metode deskriptif kualitatif memberikan gambaran yang baik tentang situasi saat ini, pendekatan ini tidak memungkinkan untuk analisis sebab-akibat yang lebih mendalam. Penelitian ini tidak dapat menjelaskan mengapa beberapa aspek pengendalian internal mungkin kurang efektif.
4. Fokus pada Persepsi Karyawan:
Penelitian ini lebih menekankan pada persepsi karyawan mengenai sistem pengendalian internal. Namun, tidak ada analisis mendalam tentang bagaimana sistem tersebut diimplementasikan secara
16
praktis atau dampaknya terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.
5. Kurangnya Data Sekunder: Meskipun penelitian ini mencakup data primer dari kuesioner, kurangnya data sekunder yang mendukung analisis dapat membatasi pemahaman yang lebih komprehensif tentang konteks dan efektivitas sistem pengendalian internal yang ada.
6. Tidak Mengkaji Faktor Eksternal:
Penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal, seperti regulasi pemerintah, kondisi pasar, atau persaingan industri.
Hal ini dapat mengurangi pemahaman tentang tantangan yang dihadapi perusahaan dalam menerapkan pengendalian internal.
Kelemahan-kelemahan ini menunjukkan bahwa meskipun penelitian ini memberikan wawasan yang berharga, ada beberapa batasan yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas hasil penelitian di masa depan.
17 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Melalui kerangka kerja COSO organisasi dapat memperkuat kepatuhan terhadap peraturan dan standar industri, serta meningkatkan transparansi dalam proses pelaporan. Hal ini pada gilirannya berkontribusi pada kredibilitas dan kepercayaan yang lebih besar dari pemangku kepentingan internal dan eksternal. Dengan lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, yakni Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta Pemantauan yang berfungsi untuk mendukung pencapaian tujuan operasional, pelaporan, dan kepatuhan organisasi. Sehingga mampu memberikan implementasi yang terstruktur dan memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko secara proaktif, serta memastikan bahwa kontrol yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang telah ditetapkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, M, A., Novita. (2023). Sistem Pengendalian Internal Berdasarkan COSO Framework Pada Perusahaan Konstruksi. Jurnal Riset Akuntansi Politala, 6(1), 197-210
BPKP (2018), Modul diklat Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Internal, COSO (2013), Internal Control – Integrated Framework COSO 2013, North Carolina.
Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Andi: Yogyakarta Diligent. 2023. Kerangka pengendalian internal COSO: Apa itu & bagaimana
menggunakannya. Diakses pada 16 September 2024 dari https://www.diligent.com/resources/blog/coso-internal-controls-framework
Guy, M, C. Wayne Alderman dan Alan J. Winters. 2002. Auditing Edisi kelima Jilid 1.
Erlangga:Jakarta
Pathlock. 2023. Kerangka Pengendalian Internal: Panduan Praktis Kerangka COSO. Diakses pada 16 September 2024 dari https://pathlock.com/learn/internal-control-framework-a- practical-guide-to-the-coso-framework/