Outline
2
Rancangan-rancangan bergalat tunggal:
1. Rancangan Acak Lengkap (RAL)
2. Rancangan Acak Kelompok (RAKL)
3. Rancangan Acak Kuadrat Latin (RAKL)
Rancangan Bergalat Tunggal (RBT)
Rancangan-rancangan ini digunakan pada percobaan yang ditunjukan untuk melihat pengaruh-pengaruh utama dan interaksi dengan derajat ketelitian dan kepentingan yang setara. Model matematika (RBT):
𝑌 = 𝜇 + 𝜏 + 𝜀 Dimana:
𝜇 = nilai rerata (
mean
) harapan𝜏 = pengaruh factor perlakuan untuk penelitian nonfaktorial kombinasi perlakuan untuk penelitian faktorial (= 𝛼 + 𝛽 + 𝛼𝛽, jika yang diteliti dua faktorial)
𝜀 = pengaruh galat (
experimental error
)Model matematika ini juga berlaku bagi Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dan faktorial
4
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan Rancangan Acak Kuadrat Latin (RAKL) model matematikanya:
𝑌 = 𝜇 + 𝐾 + 𝜏 + 𝜀 ……….. (RAK)
Dimana:
𝜇 = nilai rerata (
mean
) harapan𝜏 = pengaruh factor perlakuan untuk penelitian nonfaktorial kombinasi perlakuan untuk penelitian faktorial (= 𝛼 + 𝛽 + 𝛼𝛽, jika yang diteliti dua faktorial)
𝜀 = pengaruh galat (
experimental error
) K = pengaruh kelompok𝛽 = pengaruh pembarisan 𝜆 = pengaruh pelajuran
𝑌 = 𝜇 + 𝛽 + 𝜆 + 𝜏 + 𝜀 ……….. (RAKL)
Rancangan Bergalat Tunggal (RBT)
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
RAL adalah rancangan yang paling sederhana jika dibandingkan dengan rancangan- rancangan lainnya.
Syarat penggunaan RAL:
1. Tidak terdapat control (sumber keragaman perlakuan dan galat)
2. Digunakan pada kondisi lingkungan, alat, bahan, media yang homogen (pada ruang terkontrol laboratorium dan rumah kaca/
green house)
3. Pada kondisi tertentu RAL bisa digunakan misalnya penelitian erosi dengan menonjolkan pengaruh-pengaruh perlakuan dapat diterapkan.
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
6
Prosedur/langkah penelitian menggunakan RAL
1. Perambangan (Randomisasi) dan bagan percobaan 2. Penataan/analisis data
3. Analsisi sidik ragam (Ansira) 4. Koefisien keragaman
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
1. Perambangan (
randomisasi
) dan bagan percobaan• Unit percobaan dalam RAL berupa pot-pot atau cawan-cawan antar unit percobaan ini dibatasi oleh ruang-ruang pengamatan sehingga tidak akan terjadi interaksi antara sesama unit
• Setiap unit secara keseluruhan adalah satuan perambangan (yang setiap perlakuan mempunyai kesempatan yang sama untuk menempati semua pot-pot atau cawan- cawan percobaan. Sehingga perambangan dilakukan secara lengkap (RAL)
A01 A13 A12 A31
A11 A02 A03 A32
A33 A22 A21 A23
Hasil perambangan
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
8
1. Perambangan (
randomisasi
) dan bagan percobaanPenelitian tentang pengaruh hormon terhadap produksi tanaman X, dimana perlakuan terdari dari 0, 5, 10 dan 20 ppm larutan hormon (t = 4) dengan simbol A0, A1, A2, A3 yang semuanya diulang sebayak 3 kali (i = 1, 2, 3), maka unit-unit percobaan dengan simbol berikut:
A01 = perlakuan A0 ulangan ke-1 A02 = perlakuan A0 ulangan ke-2 .
. .
A32 = perlakuan A3 ulangan ke-2 A33 = perlakuan A3 ualang ke-3
A01 A13 A12 A31
A11 A02 A03 A32
A33 A22 A21 A23
BAGAN HASIL PERAMBANGAN
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
1. Perambangan (
randomisasi
) dan bagan percobaanA01 A13 A12 A31
A11 A02 A03 A32
A33 A22 A21 A23
Pada RAL, perlakuan-perlakuan yang sama dapat terulang pada suatu baris atau suatu lajur
Baris
Lajur
Jumlah unit percobaan = t x r = 4 x 3 = 12 Dimana i = ulangan ke-i (i = 1, 2, 3, … r)
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
2. Penataan/Analisis Data
Hormon (H) Ulangan
Jumlah Rerata
1 2 I … r
A0 Y10 Y20 Yi0 .. Yr0 TAO 𝑦Aത 0 A1 Y11 Y21 Yi1 .. Yr1 TA1 𝑦Aത 1 A2 Y12 Y22 Yi2 .. Yr2 TA2 𝑦Aത 2
. . . . .. . . .
. . . . .. . . .
. . . . .. . . .
Aj Y1k Y2j Yij .. Yrj TAj 𝑦Aത j At Y1t Y2t Yit .. Yrt TAt 𝑦Aത t Jumlah (TU) Ti1 Ti2 Ti.. Tir Tij 𝑦തij Tabel X. Analisis data pengaruh hormon terhadap produksi
Dari tabel ini dapat dihitung nilai-nilai Tij jumlah kuadrat (JK). Rumus JK sbb:
1. Faktor koreksi (FK) = nilai untuk
mengoreksi nilai rerata (𝜇) dari ragam data (𝜏) sehingga dalam ansira nilai 𝜇 = 0
𝐹𝐾 = 𝑇𝑖𝑗2 𝑟 𝑥 𝑡 2. JKTotal = T(𝑌𝑖𝑗2) − 𝐹𝐾
=(Y102 + Y112 +…+Yij2 +…+Yrt2)− FK
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
2. Penataan/Analisis Data
Hormon (H) Ulangan
Jumlah Rerata
1 2 I … r
A0 Y10 Y20 Yi0 .. Yr0 TAO 𝑦Aത 0 A1 Y11 Y21 Yi1 .. Yr1 TA1 𝑦Aത 1 A2 Y12 Y22 Yi2 .. Yr2 TA2 𝑦Aത 2
. . . . .. . . .
. . . . .. . . .
. . . . .. . . .
Aj Y1k Y2j Yij .. Yrj TAj 𝑦Aത j Tabel X. Analisis data pengaruh hormon terhadap produksi
3. JKHormon = TA2
r − FK
= (𝑇𝐴02+𝑇𝐴12+𝑇𝐴𝑗2+𝑇𝐴𝑡2)
𝑟 − 𝐹𝐾
4. JK Galat = JKTotal − JKHormon
Nilai JK akan mencerminkan pengaruh rerata kuadrat dari masing-masing parameter 𝜇, 𝑌, 𝜏,
𝜀 dalam model matematika RAL di atas
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
3. Analisis sidik ragam
• Analisis sidik ragam merupakan suatu uji yang dilakukan memuat distribusi F, atau uji F.
• Ansira menguji hipotesis tentang pengaruh faktor perlakuan terhadap keragaman data hasil percobaan, model uji F sbb:
𝐻0 ∶ 𝜏 = 𝜀 𝑣𝑠 𝐻1: 𝜏 ≠ 𝜀 Dengan kaidah keputusan jika:
𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑆𝜏
𝑆𝜀 = 𝐾𝑇 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
≤ 𝐹𝛼 𝑣1, 𝑣2 , terima H0 atau H1 salah
≥ 𝐹𝛼 𝑣1, 𝑣2 , tolak H0 atau H1 benar
Dimana: 𝑆𝜏 = ragam data akibat perlakuan atau kuadrat tengah perlakuan (KTp);
𝑆𝜀 = ragam data akibat pengaruh non perlakuan atau kuadrat tengah galat (KTG)
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
3. Analisis sidik ragam
Dengan kaidah keputusan jika:
𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑆𝜏
𝑆𝜀 = 𝐾𝑇 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
≤ 𝐹𝛼 𝑣1, 𝑣2 , terima H0 atau H1 salah
≥ 𝐹𝛼 𝑣1, 𝑣2 , tolak H0 atau H1 benar
𝐹𝛼(𝑣1, 𝑣2) = nilai F (dari F tabel) pada derajat bebas v1 (perlakuan) dan v2 (galat) dengan taraf uji sebesar 𝛼 (biasanya 5 dan 1%)
𝐾𝑇𝑝 = 𝐽𝐾 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝑣1
𝑣1 = 𝑡 − 1
𝑣2 = 𝑟𝑡 − 1 − (𝑡 − 1)
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
3. Analisis sidik ragam
Sumber keragaman
Derajat bebas Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F Hitung F Tabel
Hormon t-1 = V1 JKH KTH/V1 KTH/KTG* F(𝑣1, 𝑣2)
Galat (rt-1)-(t-1)=V2 JKG KTG/V2
Total rt-1 JKT
Daftar ansira pengaruh perlakuan hormon menurut RAL
Keterangan: * = nyata (F hitung > F 5%)
** = berbeda nyata (F hitung > F 1%)
Hasil uji F ini menujukan derajat pengaruh perlakuan (dalam hal ini adalah hormon) terhadap data hasil percobaan sbb:
• Perlakuan berpengaruh
nyata
jika H1 (biasanya = hipotesis penelitian) diterima pada taraf uji 5%• Perlakuan berpengaruh sangat nyata jika H1 diterima pada taraf uji 1% dan
• Perlakuan berpengaruh tidak nyata jika H0 diterima pada taraf uji 5%
Uji F dapat diandalakan jika derajat bebas ≤ 6
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
4. Koefesien Keragaman (KK)
Koefesien keragaman adalah koefesien yang menunjukan derajat kejituan (
precision
atauaccuracy
) dan keandalan kesimpulan/hasil yang diperoleh dari suat percobaan, yang merupakan deviasi baku perunit percobaan. Koefisien keragaman ini dinyatakan sebagai persen rerata dari rerata umum percobaan sbb:ത
𝑦 = 𝑇𝑖𝑗
𝑟𝑡 = σ 𝑌𝑖𝑗 𝐾𝐾 = 𝐾𝑇 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑡
ത
𝑦 𝑥 100%
Dimana; 𝑦ത = rerata seluruh data percobaan (
grand mean
)Jika nilai KK kecil, maka derajat kejituan dan keandalan makin tinggi, tinggi pula validitas kesimpulan yang diperoleh dari percobaan tsb. Nilai KK dipengaruhi oleh:
• Heterogenitas
• Lokal kontrol
• Selang perlakuan/taraf perlakuan
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
4. Koefesien Keragaman (KK)
Tidak ada standar baku penentuan nilai KK yang baik, berdasarkan penelitian yang telah ada rekomendasi nilai KK (Gomez dan Gomez 1984) sbb:
• Percobaan pengaruh varietas adalah 6-8%
• Percobaan pengaruh pemupukan adalah 10-20%
• Percobaan insektisida dan herbisida adalah 13-15%
• Produksi pada sekitar 10%
• Jumlah anakan sekitar 20%
• Tinggi tanaman sekitar 3%
Pada umumnya KK rekomendasi percobaan di laboratorium atau ruangan terkontrol 5-10%
dan percobaan lapangan 10-20%.
KK yang terlalu kecil menyebabkan banyak perlakuan yang menonjol, sedangkan KK yang terlalu besar menyebabkan banyak perlakuan tidak mononjol. Rekomendasi perlakuan optimum sangat sulit, oleh sebab itu nilai KK yang bagus adalah nilai KK yang dapat menonjolkan suatu perlakuan optimum yang logis
Rancangan Acak Lengkap ( Completely Randomized Design )
4. Koefesien Keragaman (KK)
Atas dasar KK ini pula kita dapat menentukan uji lanjutan sbb:
1. Jika KK besar, (minimal 10% pada kondisi homogen atau minimal 20% pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang sebaiknya dipakai adalah uji Duncan, karena uji ini dapat dikatakan yang paling teliti
2. Jika KK sedang, (antara 5-10% pada kondisi homogen atau antara 10-20% pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang sebaiknya dipakai adalah uji BNT (Beda Nyat Terkecil) karena uji ini dapat dikatakan juga ketelitian sedang
3. Jika KK kecil, (antara maksimal 5% pada kondisi homogen atau maksimal 10% pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang sebaiknya dipakai adalah uji BNJ (Beda Nyata Jujur) karena uji ini tergolong kurang teliti.
Studi Kasus RAL
Dari percobaan pengaruh hormon terhadap produksi kedelai di tanah PMK, untuk menguji hipotesis bahwa pemberian hormon akan meningkatkan produksi kedelai secara nyata (H1)
Konsentrasi hormon (ppm)
Ulangan
Jumlah Rerata
1 2 3 4
0 (H0) 8 8,1 7,5 7,7 31,3 7,825
0,25 (H1) 8,3 8,2 8,3 7,9 32,7 8,175
0,50 (H2) 8,9 8,1 8,3 8 33,3 8,325
0,75 (H3) 9,3 9 8,2 8,7 35,2 8,800
1,00 (H4) 9,7 9 8,8 9 36,5 9,125
1,25 (H5) 9,5 8,9 8,5 8,9 35,8 8,950
Jumlah 53,7 51,3 49,6 50,2 204,8 8,533
FK = 204,8
2
4𝑥6 = 1747,627
1. JK Total = 82 + 8,32 +… + 8,92 – 1747,627 = 7,533 2. JK Hormon = 31,32 + … + 35,82
4 − 1747,627= 5,073
3. JK Galat = JK Total – JK Hormon = 7,533 - 5,073 = 2,460
Studi Kasus RAL
4. Analisis Sidik Ragam (Ansira)
SK DB JK KT F Hitung F Tabel
5% 1%
Hormon Galat 5 5,073 1,0147 7,42** 2,77 4,25
Galat 18 2,460 0,1367
Total 23 7,533
Keterangan: ** = sangat nyata
5. Koefesien keragaman
𝐾𝐾 = 0,1367
8,533 𝑥 100% = 4,33%
Jika KK kecil, (antara maksimal 5% pada kondisi homogen atau maksimal 10% pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang sebaiknya dipakai adalah uji BNJ (Beda Nyata Jujur) karena uji
Teladan RAL
Kerjakan teladan berikut ini, dikumpulkan hari ini di loker saya paling lambat jam 16.00 WIB
Konsentrasi hormon (ppm)
Ulangan
1 2 3 4 5
0 (H0) 8,0 8,1 7,5 7,7 7,5
0,25 (H1) 8,3 8,2 8,3 7,9 8,2
0,50 (H2) 8,9 8,1 8,3 8,0 8,0
0,75 (H3) 9,3 9,0 8,2 8,7 9,0
1,00 (H4) 9,7 9,0 8,8 9,0 9,0
1,25 (H5) 9,5 8,9 8,5 8,9 8,0