BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh Dana Pihak Ketiga,Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil pada Bank Syariah di Indonesia periode 2010-2013.
Metode analisis yang digunakan untuk mengolah data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda sebagai alat bantu dalam pengambilan kesimpulan.
4.1 Analisis Perkembangan Dana Pihak Ketiga, Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank Syariah di Indonesia Periode Tahun 2010-2013
4.1.1 Analisis Perkembangan Dana Pihak Ketiga pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013
Dibawah ini hasil pengolahan data Dana Pihak Ketiga pada 10 Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013, sebagai berikut:
Table 4.1
Ringkasan Dana Pihak Ketiga (X1) pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013 (dalam milyar)
No Nama Bank 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
1
Bank Syari'ah Muamalat
Indonesia 17393 26767 34904 41791 30213.75
2 Bank Syari'ah Mandiri 28998 42618 47409 55752 43694.25 3
Bank Syari'ah Mega
Indonesia 4041 4934 7109 7736 5955
4 Bank Syari'ah BRI 5097 9906 11949 13795 10186.75
5 Bank Syari'ah Bukopin 1622 2292 2851 3272 2509.25
6 Bank Panin Syari'ah 310 421 1223 2807 1190.25
7 Bank Victoria Syari'ah 167 465 646 1016 573.5
8 Bank BCA Syari'ah 557 864 1262 1703 1096.5
9 Bank Jabar dan Banten 31953 39403 50608 49997 42990.25
10 Bank Syari'ah BNI 5163 6756 8980 11488 8096.75
Sumber: Annual Report (data diolah)
Berdasarkan pada tabel 4.1 diatas bahwa dari 10 perbankan yang masuk dalam kategori Bank Syariah, yang mengeluarkan nilai perkembangan Dana Pihak Ketiga tertinggi selama kurun waktu 4 tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 secara rata rata adalah Bank Syariah Mandiri yang mengeluarkan Dana Pihak Ketiga terbesar dari rata-rata tahun 2010 samBank Victoria Syariah sebesar Rp. 573.5pai dengan tahun 2013 adalah sebesar Rp 43694.25. Hal ini berarti bahwa Bank Syariah Mandiri memiliki kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat yang cukup baik, pada tahun 2010-2013 menjadi bank yang memiliki nilai Dana Pihak Ketiga terbesar dari yang lainya sebesar Rp.55752 pada tahun 2013.
Sedangkan perkembangan Dana Pihak Ketiga yang paling rendah selama kurun waktu 4 tahun yakni dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 secara rata- rata adalah . Hal ini berarti bahwa Bank Victoria Syariah memiliki kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat yang kurang baik dan rendah
dibandingkan dengan bank-bank lainnya, dengan biaya Dana Pihak Ketiga pada tahun 2010 sebesar Rp 167, pada tahun 2011 sebesar Rp 465, pada tahun 2012 sebesar Rp 646 dan pada tahun 2013 sebesar Rp 1016.
4.1.2 Analisis PerkembanganReturn on Asset(ROA) pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013
Dibawah ini hasil pengolahan dataReturn on Asset(ROA) pada 10 Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013, sebagai berikut:
Table 4.2
RingkasanReturn on Asset(X2) pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013 (dalam persen)
No Nama Bank 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
1 Bank Syari'ah Muamalat Indonesia 1.36 1.52 1.54 1.37 1.4475
2 Bank Syari'ah Mandiri 2.21 1.95 2.25 1.53 1.985
3 Bank Syari'ah Mega Indonesia 1.90 1.58 3.81 2.33 2.405
4 Bank Syari'ah BRI 0.35 0.20 1.19 1.15 0.7225
5 Bank Syari'ah Bukopin 0.74 0.52 0.55 0.69 0.625
6 Bank Panin Syari'ah -2.53 1.75 3.48 1.03 0.9325
7 Bank Victoria Syari'ah 1.09 6.93 1.43 1.14 2.6475
8 Bank BCA Syari'ah 0.01 0.90 0.80 1.00 0.6775
9 Bank Jabar dan Banten 3.15 2.65 2.46 2.61 2.7175
10 Bank Syari'ah BNI 0.61 1.29 1.48 1.37 1.1875
Sumber: Annual Report (data diolah)
Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas bahwa dari 10 perbankan yang masuk dalam kategori Bank Syariah, yang mengeluarkan nilai perkembanganReturn on Asset(ROA) tertinggi selama kurun waktu 4 tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 secara rata rata adalah Bank Jabar dan Banten yang mengeluarkan Return on Asset(ROA) terbesar dari rata-rata tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 adalah sebesar 2.7175 atau 2.72%. Hal ini berarti bahwa Bank Jabar dan
Banten memiliki kemampuan semakin tinggi nilaiReturn on Asset(ROA) maka semakin tinggi profitabilitas suatu bank dan semakin efektif perusahaaan dalam memanfaatkan asset yang menghasilkan laba bersih setelah pajak, pada tahun 2010-2013 menjadi bank yang memiliki nilaiReturn on Asset (ROA) terbesar dari yang lainya sebesar 3.15%pada tahun 2010.
Sedangkan perkembangan Return on Asset (ROA) yang paling rendah selama kurun waktu 4 tahun yakni dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 secara rata-rata adalah Bank Syari'ah Bukopin sebesar 0.625%. Hal ini berarti bahwa Bank Syari'ah Bukopin tidak memiliki kemampuan profitabilitas bank yang kurang baik dan rendah dibandingkan dengan bank-bank lainnya, dengan biayaReturn on Asset(ROA) pada tahun 2010 sebesar 0,74%, pada tahun 2011 sebesar 0,52%, pada tahun 2012 sebesar 0,55% dan pada tahun 2013 sebesar 0,69%.
4.1.3 Analisis Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013
Dibawah ini hasil pengolahan dataCapital Adequacy Ratio(CAR)pada 10 Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013, sebagai berikut:
Table 4.3
RingkasanCapital Adequacy Ratio(X3) pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013 (dalam persen)
No Nama Bank 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
1
Bank Syari'ah Muamalat
Indonesia 13.26 12.01 11.57 17.27 13.5275
2 Bank Syari'ah Mandiri 10.60 14.57 13.82 14.12 13.2775 3 Bank Syari'ah Mega Indonesia 13.14 12.03 13.51 12.99 12.9175
4 Bank Syari'ah BRI 20.62 0.15 0.11 0.14 5.255
5 Bank Syari'ah Bukopin 11.51 15.29 12.78 11.10 12.67 6 Bank Panin Syari'ah 54.81 61.98 32.20 20.83 42.455 7 Bank Victoria Syari'ah 195.14 45.20 28.08 0.20 67.155 8 Bank BCA Syari'ah 76.40 45.90 31.50 22.35 44.0375 9 Bank Jabar dan Banten 22.85 18.36 18.11 16.51 18.9575
10 Bank Syari'ah BNI 0.28 0.21 0.14 16.54 4.2925
Sumber: Annual Report (data diolah)
Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas bahwa dari 10 perbankan yang masuk dalam kategori Bank Syariah, yang mengeluarkan nilai perkembangan Capital Adequacy Ratio(CAR) tertinggi selama kurun waktu 4 tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 secara rata rata adalah Bank Victoria Syari'ah yang mengeluarkanCapital Adequacy Ratio(CAR) terbesar dari rata-rata tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 adalah sebesar 67.155 atau 67.1%. Hal ini berarti bahwa Bank Victoria Syari'ah memiliki kemampuan semakin tinggi nilaiCapital Adequacy Ratio (CAR) berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank dengan cukup baik, pada tahun 2010-2013 menjadi bank yang memiliki nilai Capital Adequacy Ratio(CAR) terbesar dari yang lainya sebesar 195.14%pada tahun 2010.
Sedangkan perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang paling rendah selama kurun waktu 4 tahun yakni dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 secara rata-rata adalahBank Syari'ah BNI sebesar4.2925% atau 4.29%. Hal
ini berarti bahwa Bank Syari'ah BNI tidak memiliki kemampuan membiayai operasi bank yang kurang baik dan rendah dibandingkan dengan bank-bank lainnya, dengan biayaCapital Adequacy Ratio(CAR) pada tahun 2010 sebesar 0.28%, pada tahun 2011 sebesar 0.21%, pada tahun 2012 sebesar 0.14% dan pada tahun 2013 sebesar 16.54%.
4.1.4 Analisis Perkembangan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010- 2013
Dibawah ini hasil pengolahan data Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) pada 10 Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013, sebagai berikut:
Table 4.4
Ringkasan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (X4) pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013 (dalam persen)
No Nama Bank 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
1
Bank Syari'ah Muamalat
Indonesia 87.38 85.25 84.47 85.12 85.555
2 Bank Syari'ah Mandiri 74.97 76.44 73.00 85.12 77.3825 3 Bank Syari'ah Mega Indonesia 88.86 90.80 77.28 86.09 85.7575 4 Bank Syari'ah BRI 98.77 99.25 86.63 90.42 93.7675 5 Bank Syari'ah Bukopin 93.57 93.86 91.59 92.29 92.8275 6 Bank Panin Syari'ah 182.31 74.30 47.60 81.31 96.38 7 Bank Victoria Syari'ah 83.75 86.40 87.90 91.01 87.265 8 Bank BCA Syari'ah 25.40 11.90 78.40 86.91 50.6525 9 Bank Jabar dan Banten 76.60 80.02 79.31 79.41 78.835 10 Bank Syari'ah BNI 88.05 87.86 85.39 83.94 86.31 Sumber: Annual Report (data diolah)
Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas bahwa dari 10 perbankan yang masuk dalam kategori Bank Syariah, yang mengeluarkan nilai perkembangan Biaya
Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) tertinggi selama kurun waktu 4 tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 secara rata rata adalah Bank Panin Syari'ah yang mengeluarkan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terbesar dari rata-rata tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 adalah sebesar 96.38%. Hal ini berarti bahwa Bank Panin Syari'ah memiliki kemampuan semakin tinggi Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berarti semakin tidak efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, pada tahun 2010-2013 menjadi bank yang memiliki nilai Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terbesar dari yang lainya sebesar 182.31%pada tahun 2010.
Sedangkan perkembangan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) yang paling rendah selama kurun waktu 4 tahun yakni dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 secara rata-rata adalah Bank BCA Syari'ah sebesar 50.6525 atau 50.65%. Hal ini berarti bahwa Bank BCA Syari'ah memiliki kemampuan semakin rendah Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank yang semakin besar, dengan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) pada tahun 2010 sebesar 25.40%, pada tahun 2011 sebesar 11.90%, pada tahun 2012 sebesar 78.40% dan pada tahun 2013 sebesar 86.91%.
4.2 Analisis Perkembangan Pembiayaan Bagi Hasil pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013
Dibawah ini hasil pengolahan data Pembiayaan Bagi Hasil pada 10 Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013, sebagai berikut:
Table 4.5
Ringkasan Pembiayaan Bagi Hasil (Y) pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013 (dalam milyar)
No Nama Bank 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
1
Bank Syari'ah Muamalat
Indonesia 15918 22469 32861 41787 28258.75
2 Bank Syari'ah Mandiri 8395 9703 10211 10752 9765.25 3
Bank Syari'ah Mega
Indonesia 3154 4095 6214 7185 5162
4 Bank Syari'ah BRI 5527 9170 11403 14167 10066.75
5 Bank Syari'ah Bukopin 1612 1917 2622 3282 2358.25
6 Bank Panin Syari'ah 175 706 1514 2595 1247.5
7 Bank Victoria Syari'ah 166 184 796 2777 980.75
8 Bank BCA Syari'ah 417 681 1008 1422 882
9 Bank Jabar dan Banten 1578 1733 2880 3532 2430.75
10 Bank Syari'ah BNI 3558 5310 7632 11242 6935.5
Sumber: Annual Report (data diolah)
Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas bahwa dari 10 perbankan yang masuk dalam kategori Bank Syariah, yang mengeluarkan nilai perkembangan Pembiayaan Bagi Hasil tertinggi selama kurun waktu 4 tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 secara rata rata adalah Bank Syari'ah Muamalat Indonesia yang mengeluarkan Pembiayaan Bagi Hasil terbesar dari rata-rata tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 adalah sebesar Rp 28258.75. Hal ini berarti bahwa Bank Syari'ah Muamalat Indonesia memiliki kemampuan meningkatkan pembiayaan bank yang cukup baik, pada tahun 2010-2013 menjadi bank yang
memiliki nilai Pembiayaan Bagi Hasil terbesar dari yang lainya sebesar Rp.41787 pada tahun 2013.
Sedangkan perkembangan Pembiayaan Bagi Hasil yang paling rendah selama kurun waktu 4 tahun yakni dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 secara rata-rata adalah Bank BCA Syari'ah sebesar 882. Hal ini berarti bahwa Bank BCA Syari'ah memiliki kemampuan meningkatkan pembiayaan bank yang kurang baik dan rendah dibandingkan dengan bank-bank lainnya, dengan biaya Pembiayaan Bagi Hasil pada tahun 2010 sebesar Rp 417, pada tahun 2011 sebesar Rp 681, pada tahun 2012 sebesar Rp 1008 dan pada tahun 2013 sebesar Rp 1422.
4.3 Pengaruh Dana Pihak Ketiga,Return on Asset(ROA),Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil Secara Parsial dan Simultan pada Bank Syariah di Indonesia periode Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2013
Untuk mengetahui pengaruh terhadap Pembiayaan Bagi Hasil pada Bank Syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, peneliti menggunakan analisis perhitungan statistic secara SPSS versi 16.0. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
4.3.1 Pengujian Asumsi Analisis Regresi Berganda
Sebelum dilakukan pembentukan model regresi, sebelumnya dilakukan pengujian asumsi terlebih dahulu agar model yang terbentuk memberikan estimasi yangBLUE(Best,Linear,Unbiased,Estimator). (Gujarati, 2012).
a. Best. Terbaik, dalam arti garis regresi merupakan estimasi atau ramalan yang baik dari suatu sebaran data. Garis regresi merupakan cara memahami pola hubungan antara dua seri data atau lebih. Garis regresi adalahbestjika garis itu menghasilkan error yang terkecil. Error itu sendiri adalah perbedaan antara nilai observasi dan nilai yang diramalkan oleh garis regresi. Jika best disertai sifat unbiased maka estimator regresi disebut efisien.
b. Linear. Estimator disebutlinearjikaestimatoritu merupakan fungsi linier dari sampel.
Rata-rata x x xn
X n
X n1 1 ...
2 1
adalahestimator yanglinear, karena merupakan fungsi linier dari nilai-nilai X. Nilai-nilai OLS (Ordinary Least Square) juga merupakanestimatoryang linear.
c. Unbiased. Suatu estimator dikatakan unbiased jika nilai harapan dari estimator sama dengan nilai yang benar dari rata-rata =
Pengujian asumsi ini terdiri atas empat pengujian, yakni Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi, dan Uji Multikolinieritas.
4.3.2 Uji Asumsi Klasik 4.3.2.1 Uji Normalitas Data
Uji Normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Mendeteksi suatu data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui melalui dua cara, yaitu melalui analisis grafik dan analisis statistik. Gambar berikut akan menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan analisis grafik.
Gambar 4.1 P-P PlotUji Normalitas Data
Hasil uji normalitas menggunakan analisis grafik di atas menunjukkan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis diagonal, hal tersebut menunjukkan bahwa data telah berdistribusi normal.
Untuk dapat lebih memastikan, selanjutnya digunakan uji statistik non- parametrikKolmogorov-SmirnovZ
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 berarti data berdistribusi normal.
Table 4.6
Hasil Uji Normalitas Data MetodeKolmogorov-Smirnovz
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-SmirnovZ di atas menunjukkan nilai signifikansi uji normalitas data terhadap dataUnstandardized Residuallebih besar dari taraf sigifikansi yang telah ditetapkan (0,178 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data telah berdistribusi normal.
4.3.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian ini dapat dilakukan dengan berbagai uji yang dilakukan. Dibawah ini merupakan hasil dari pengujian heteroskedastisitas dengan melihat grafikplotantara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang
telah di studentized. Gambar berikut akan menunjukkan hasil dari uji heteroskedastisitas melalui analisis grafik.
Gambar 4.2
ScatterplotUji Heteroskedastisitas
Berdasarkan grafik hasil penelitian di atas terlihat bahwa distribusi data tidak membentuk pola-pola tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 dan sekitar angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak tedapat gejala heteroskedastisitas. Atau dengan kata lain, model regresi sudah memenuhi asumsi homoskedastisitas.
4.3.2.3 Uji Asumsi Autokorelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya.
Akibatnya dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil.
Table 4.7
Nilai Durbin-Watson Untuk Uji Asumsi Autokorelasi
Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh nilai statistic Durbin-watson (D- W) = 2.226, sedangkan dari tabel d pada tingkat kekeliruan sebesar 5% untuk jumlah variabel bebas = 4 dan jumlah pengamatan n = 40 diperoleh batas bawah nilai tabel (dL) = 1.285 dan batas atasnya (dU) = 1,721 . karena nilai Durbin- Watson (2.226) lebih besar dari batas atas dUyakni 1.721 dan kurang dari 2.279 (4- dU), maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada nilai model regresi.
4.3.2.4 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkolerasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortagonal. Variabel ortagonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerancedan lawannya, yaituvariance inflation factor(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya.Tolerancemengukur variabilitas variabel bebas yang dipilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF= 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut-off yang umum dipakai adalah nilai tolerance0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10 (Ghozali, 2011).
Dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS versi 16.0, didapat outputnilai VIF untuk masing-masing variabel bebas sebagai berikut:
Table 4.8
Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas
Berdasarkan hasil yang disajikan melalui tabel diatas menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing variabel bebas bernilai jauh di bawah 10, yakni X1= 1.127, X2 = 1.226, X3 = 1.085 dan X4 = 1.179. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi, atau dengan kata lain variabel bebas tersebut telah saling independen.
4.3.3 Uji Hipotesis
Dari hasil pengolahan data pengaruh Dana Pihak Ketiga,Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil pada Bank Syariah di Indonesia, diperoleh hasil regresi sebagai berikut:
4.3.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefesien determinasi menunjukkan nilai pengaruh simultan (secara bersama-sama) ke empat variabel independen yaitu: Dana Pihak Ketiga,Return on Asset(ROA),Capital Adequacy Ratio(CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil pada Bank Syariah di Indonesia pada periode 2010-2013.
Tabel 4.9 Koefisien Determinasi
Koefisien korelasi berganda atau simultan antara Dana Pihak Ketiga,Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil sebesar R = 0.522.
Setelah diketahui nilai R sebesar 0.522, selanjutnya koefisien determinasi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = R2x 100%
= (0.522)2x 100%
=27.2484%
Nilai koefisien determinasi sebesar 27.2484% menunjukkan bahwa secara simultan, Dana Pihak Ketiga (X1),Return on Asset(X2),Capital Adequacy Ratio (X3), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (X4) memberikan pengaruh sebesar 27.2484% terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Y). Sedangkan sisanya sebesar 72.7516% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
Berdasarkan nilaiR-Squareseperti yang tercantum pada model summary di tabel 4.8 maka terlihat dari tabel itu bahwa besarnya koefisien determinasi model regresi Dana Pihak Ketiga, Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio(CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil adalah 0.272 atau 27.2%. Berarti variabel Pembiayaan Bagi Hasil dapat dijelaskan oleh Dana Pihak Ketiga, Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio(CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 27.2%, sedangkan sisanya 72.8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
4.3.3.2 Uji F (Simultan)
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang layak (fit) atau tidak. Pada tabel 4.9 dapat dilihat hasil uji F yang dilakukan.
Tabel 4.10 Uji F
Berdasarkan output diatas, diperoleh nilai F hitung sebesar 3.277. Nilai ini
5%, df1 = 4, df2 = 35 diperoleh nilai F tabel sebesar 2.64, maka Ho ditolak sehingga variabel independen berpengaruh terhadap dependen, atau artinya variabel Dana Pihak Ketiga, Return on Asset(ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap variabel Pembiayaan Bagi Hasil secara simultan atau bersama- sama.
4.3.3.3 Uji t (Parsial)
Hipotesis yang akan di uji adalah:
Ho1 : 1= 0, secara parsial tidak terdapat pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Bagi Hasil.
Ha1: 1 terdapat pengaruh Dana Pihak Ketiga
terhadap Pembiayaan Bagi Hasil.
Ho2 : 2 = 0, secara parsial tidak terdapat pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil.
Ha2: 2 terdapat pengaruhReturn on Asset
(ROA) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil.
Ho3 : 3= 0, secara parsial tidak terdapat pengaruhCapital Adequacy Ratio(CAR) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil.
Ha3: 3 terdapatCapital Adequacy Ratio(CAR)
terhadap Pembiayaan Bagi Hasil.
Ho4 : 4 = 0, secara parsial tidak terdapat pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil.
Ha4: 4 terdapat pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil.
Dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS versi 16.0, diperoleh nilai statistik uji t sebagai berikut:
Tabel 4.11
Koefisien Regressi dan Nilai t hitung
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis regressi seperti tabel 4.10 maka dapat dibentuk persamaan regressi pengaruh Dana Pihak Ketiga, Return on Asset(ROA),Capital Adequacy Ratio(CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil, sebagai berikut:
Y = 5499.039 + 0.234 X1 856.985 X2 45.161 X3+ 3.055 X4
Keterangan:
X1: Dana Pihak Ketiga X2:Return On Asset(ROA) X3 :Capital Adequacy Ratio(CAR)
X4: Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
Y : Pembiayaan Bagi Hasil
Persamaan di atas dapat di artikan sebagai berikut:
b0= 5499.039 artinya jika variabel Dana Pihak Ketiga (X1),Return on Asset (X2), Capital Adequacy Ratio (X3), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (X4) bernilai nol (0), maka variabel Pembiayaan Bagi Hasil (Y) akan bernilai 5499.039 satuan.
Atau dengan pengertian lain, garis-garis regresi memotong sumbu Y dititik 5499.039.
b1= 0.234 artinya jika Dana Pihak Ketiga (X1) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel Pembiayaan Bagi Hasil (Y) akan meningkat sebesar 0.234 satuan.
b2= 856.985 artinya jikaReturn on Asset(X2) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel Pembiayaan Bagi Hasil (Y) akan meningkat sebesar 856.985 satuan.
b3= 45.161 artinya jikaCapital Adequacy Ratio(X3) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel Pembiayaan Bagi Hasil (Y) akan meningkat sebesar 45.161 satuan.
b4= 3.055 artinya jika Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (X4) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel Pembiayaan Bagi Hasil (Y) akan meningkat sebesar 3.055 satuan.
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, maka dapat diinterpretasikan koefisien regresi dari masing-masing variabel independen, sebagai berikut:
Dari hasil uji t yang telah dilakukan dapat dilihat nilai thitungvariabel Dana Pihak Ketiga adalah sebesar 3.069 dan ttabeladalah sebesar 2.0301. Dengan nilai p value sebesar 0.004. Karena nilai thitunglebih besar dari pada ttabelatau 3.069 >
2.0301. dan nilai p value lebih kecil dari pada 0,05 atau 0,004 < 0,05. Jadi variabel Dana Pihak Ketiga berpengaruh dan signifikan terhadap variabel (Y) Pembiayaan Bagi Hasil secara parsial.
Dari hasil uji t yang telah dilakukan dapat dilihat nilai thitungvariabelReturn on Asset(ROA) adalah sebesar -0.849 dan t tabeladalah sebesar 2.0301. Dengan nilai p value sebesar 0.402. Karena nilai thitunglebih kecil dari pada ttabelatau - 0.849 < 2.0301. dan nilai p value lebih besar dari pada 0,05 atau 0,402 > 0,05.
Jadi variabel Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel (Y) Pembiayaan Bagi Hasil secara parsial.
Dari hasil uji t yang telah dilakukan dapat dilihat nilai t hitung variabel Capital Adequacy Ratio(CAR) adalah sebesar -1.125 dan ttabeladalah sebesar 2.0301. Dengan nilai p value sebesar 0.268. Karena nilai thitunglebih kecil dari pada ttabelatau 1.125 < 2.0301. dan nilai p value lebih besar dari pada 0,05 atau 0,268 > 0,05. Jadi variabelCapital Adequacy Ratio(CAR) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel (Y) Pembiayaan Bagi Hasil secara parsial.
Dari hasil uji t yang telah dilakukan dapat dilihat nilai thitungvariabel Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) adalah sebesar 0.052 dan ttabel
adalah sebesar 2.0301. Dengan nilai p value sebesar 0.959. Karena nilai thitung
lebih kecil dari pada ttabelatau 0.052 < 2.0301. dan nilai p value lebih besar dari pada 0,05 atau 0.959 > 0,05. Jadi variabel Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel (Y) Pembiayaan Bagi Hasil secara parsial.
Dari hasil penelitian dengan mengenai Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Return On Asset(ROA),Capital Adequacy Ratio(CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus pada seluruh Bank Syariah di Indonesia periode tahun 2010-2013) dapat diperoleh bahwa jika berdasarkan hasil pengolahan Durbin-watson diperoleh nilai statistic Durbin-watson (D-W) = 2.226, sedangkan dari tabel d pada tingkat kekeliruan sebesar 5% untuk jumlah variabel bebas = 4 dan jumlah pengamatan n = 40 diperoleh batas bawah nilai tabel (dL) = 1.285 dan batas atasnya (dU) = 1,721 . karena nilai Durbin-Watson (2.226) lebih besar dari batas atas dUyakni 1.721 dan kurang dari 2.279 (4- dU), maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada nilai model regresi.
Jika dilihat dari koefisien korelasi berganda atau simultan antara Dana Pihak Ketiga, Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pembiayaan Bagi Hasil sebesar R = 0,522. Nilai koefisien determinasi sebesar 27.2484%
menunjukkan bahwa secara simultan, Dana Pihak Ketiga (X1),Return on Asset (X2), Capital Adequacy Ratio (X3), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (X4) memberikan pengaruh sebesar 27,2484% terhadap Pembiayaan
Bagi Hasil (Y). Sedangkan sisanya sebesar 72,7516% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
Secara simultan (uji F) diperoleh nilai F tabel sebesar 2.64, maka Ho ditolak sehingga variabel independen berpengaruh terhadap dependen, atau artinya variabel Dana Pihak Ketiga, Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio(CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap variabel Pembiayaan Bagi Hasil secara simultan atau bersama-sama.
Secara parsial, dari hasil uji t yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa nilai thitungvariabel Dana Pihak Ketiga adalah sebesar 3,069 dan ttabeladalah sebesar 2,0301. Karena nilai thitunglebih besar dari pada ttabelatau 3,069 > 2,0301. Jadi variabel Dana Pihak Ketiga berpengaruh dan signifikan terhadap variabel (Y) Pembiayaan Bagi Hasil. Pada Return On Asset (ROA) hasil uji t yang telah dilakukan dapat dilihat nilai thitungvariabelReturn on Asset(ROA) adalah sebesar -0,849 dan ttabeladalah sebesar 2,0301. Karena nilai thitunglebih kecil dari pada t
tabelatau 0,849 < 2,0301. Jadi variabelReturn on Asset(ROA) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel (Y) Pembiayaan Bagi Hasil. PadaCapital Adequacy Ratio(CAR) hasil uji t yang telah dilakukan dapat dilihat nilai thitung variabelCapital Adequacy Ratio(CAR) adalah sebesar -1,125 dan ttabeladalah sebesar 2,0301. Karena nilai t hitunglebih kecil dari pada t tabel atau 1,125 <
2,0301. Jadi variabelCapital Adequacy Ratio(CAR) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel (Y) Pembiayaan Bagi Hasil. Pada Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) hasil uji t yang telah dilakukan dapat dilihat
nilai t hitung variabel Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) adalah sebesar 0.052 dan ttabel adalah sebesar 2.0301. Karena nilai thitunglebih kecil dari pada ttabelatau 0.052 < 2.0301. Jadi variabel Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel (Y) Pembiayaan Bagi Hasil secara parsial.
Oleh karena itu, secara parsial dapat disimpulkan bahwa hanya variabel Dana Pihak Ketiga saja yang dapat berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Bagi Hasil, sedangkan variabelReturn On Asset(ROA),Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Pembiayaan Bagi Hasil.