• Tidak ada hasil yang ditemukan

09 Saifulloh El Faruq Penugasan MPI 3 Pengorganisasian PPM

N/A
N/A
saifp2pm dinkesgk

Academic year: 2024

Membagikan "09 Saifulloh El Faruq Penugasan MPI 3 Pengorganisasian PPM"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK 4 (BTA)

Ns. Anak Agung Ayu Sudilestari, S.Kep., M.Kes

Saifulloh El Faruq, SKM Nur Solichah, SKM

Anggi Reny Sudibyo, SKM Supriatun, SKM

Ns. Lisa Devita, S.Kep

(2)

A. Pelibatan Fasyankes

Proporsi kontribusi faskes lapor kasus TBC diantara total fasyankes yang ada di Kota XYZ terjadi penurunan pada tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2021, hanya sebesar 45% RS Swasta dan 1% DPM/Klinik yang melaporkan kasus TBC ke dalam sistem informasi TBC.

Permasalahan pelaporan TBC tersebut yang telah diidentifikasi diantaranya adalah:

Belum seluruh faskes khususnya sektor swasta di Kota XYZ berjejaring/terlibat dengan Dinas Kesehatan,

Sebagian besar dari faskes yang sudah berjejaring belum rutin melaporkan kasus TBC ke dalam sistem informasi TBC (SITB), dan

Sebagian besar dari faskes yang sudah berjejaring belum melaporkan seluruh kasus TBC yang ditemukan dan diobatinya.

(3)

a. Mengacu pada identifikasi permasalahan tersebut, apakah yang perlu saudara/i lakukan untuk meningkatkan keterlibatan seluruh faskes (khususnya sektor swasta) dalam program TBC?

b. Apakah yang perlu saudara/i lakukan untuk memastikan seluruh terduga dan pasien TBC dari fasyankes agar seluruhnya terlaporkan dalam sistem informasi tuberkulosis?

(4)

Bagaimana meningkatkan keterlibatan seluruh faskes (khususnya sektor swasta) dalam program TBC?

a. Membuat kesepakatan kerjasama antara dinas kesehatan dengan fasyankes

b. Memberikan peningkatan kapasitas terkait tatalaksana dan pelaporan TBC, berupa pelatihan, on the job training (OJT) dan / atau bimbingan teknis, dan e-learning

c. Memfasilitasi akses untuk sistem pencatatan dan pelaporan tuberkulosis (SITB)

d. Menyediakan akses obat anti tuberkulosis (OAT) dan bahan habis pakai (BHP) dalam rangka penyelenggaraan layanan tuberkulosis

e. Bersama dinas kesehatan dan puskesmas menyediakan dukungan pengobatan pasien TBC, seperti investigasi kontak, pendampingan pasien, pelacakan pasien mangkir, dan koordinasi pindah pengobatan

f. Pemberian penghargaan dari organisasi profesi untuk tenaga kesehatan yang memberikan layanan sesuai standar

(5)

Apakah yang perlu dilakukan untuk memastikan seluruh terduga dan pasien TBC dari fasyankes agar seluruhnya terlaporkan dalam sistem informasi tuberkulosis?

a. Melakukan monitoring evaluasi dan validasi data setiap bulan

b. Memastikan keterlibatan KOPI TB, BPJS, kader TBC, dan stakeholder lainnya

c. Melakukan penyisiran data ke layanan tersebut dan membandingkan dengan SITB apakah sudah sesuai

(6)

B. Jejaring Internal di Rumah Sakit

RS Sukamaju merupakan rumah sakit yang berada di wilayah Kota W, Provinsi Y. RS tersebut memiliki beberapa poli/unit yang terdiri dari : poli umum, poli anak, poli obgyn, poli penyakit dalam, poli paru, poli gizi, poli gigi dan mulut, unit gawat darurat, unit rawat jalan, unit rawat inap, laboratorium, serta farmasi.

RS tersebut telah memiliki fasilitas pemeriksaan mikrobiologis TBC dan memiliki TCM untuk penegakan diagnosis pasien TBC, namun selama tiga bulan berturut-turut, terdapat penurunan pelaporan terduga dan kasus TBC di SITB RS tersebut.

Sebagai Penanggung Jawab Program TBC Kota W, Bapak/Ibu melakukan kunjungan supervisi untuk memahami masalah yang terjadi. Setelah ditelusuri, ditemukan beberapa hal sebagai berikut:

Belum adanya mekanisme koordinasi dan alur penemuan terduga/kasus TBC di RS

Seluruh kasus TBC yang dicatat dan dilaporkan hanya berasal dari poli paru

Terdapat pergantian petugas di masing-masing poli dengan petugas baru

Tidak seluruh terduga TBC dilakukan pemeriksaan TCM

Tidak seluruh terduga TBC terkonfirmasi bakteriologis memulai pengobatan

(7)

Apa yang saudara/i dapat lakukan untuk menanggulangi masalah tersebut?

a. Melakukan supervisi monitoring alur penemuan terduga/kasus TBC di RS

b. Melakukan cek dokumen SK tim DOTS, SOP jejaring internal pasien TBC, jika belum tersedia RS membuat dan dokumentasikan SOP yang jelas untuk penanganan kasus dan sistem pelaporan TBC

c. Menjelaskan alur jejaring Internal penanganan pasien TBC di rumah sakit, meliputi:

d. RS membuat mekanisme koordinasi yang jelas antara seluruh poli/unit yang ada di RS. Pastikan ada prosedur standar untuk melaporkan dan merujuk pasien terduga TBC dari poli lain ke poli paru atau unit yang berwenang e. Pasien dapat datang ke poli umum, UGD, unit rawat jalan, unit rawat inap, poli anak, poli obgyn, poli penyakit

dalam, poli paru, poli gizi, poli gigi dan mulut ataupun langsung ke poli DOTS melalui loket pendaftaran.

f. Jika ditemukan terduga TBC dari poli maupun rawat inap, terduga TBC dikirim ke laboratorium/radiologi untuk dilakukan pemeriksaan diagnostik TBC.

g. Hasil pemeriksaan penunjang dikirim ke dokter yang bersangkutan. Diagnosis dan klasifikasi dilakukan oleh dokter poliklinik/rawat inap atau unit DOTS pengirim

h. RS menunjuk seorang koordinator TBC yang bertanggung jawab untuk memastikan alur penemuan dan pelaporan kasus TBC berjalan dengan baik

i. Membuat jadwal rapat internal dengan tim DOTS RS, manajemen dalam rnagka penguatan jejaring internasl RS j. Bila terdapat pergantian petugas, dinas kesehatan melakukan OJT tuberkulosis pada petugas baru

(8)

Apa saja yang perlu dilakukan untuk memastikan kendala tersebut tidak terulang kembali di masa yang akan datang?

a. Melakukan pembinaan, pemantauan, evaluasi dan pemberian umpan balik ke RS secara rutin dan berkelanjutan kepada tim DOTS, poli lain dan manajemen meliputi :

b. Memastikan semua staf mengikuti prosedur ini

c. Melakukan audit internal secara berkala untuk menilai kepatuhan terhadap prosedur dan kualitas pelaporan kasus TBC

d. Meninjau dan evaluasi sistem pelaporan dan alur penemuan kasus secara rutin untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan.

e. Melaksanakan rapat koordinasi internal antara semua poli dan unit untuk membahas kasus TBC dan memastikan alur pelaporan yang efisien.

f. Memberikan umpan balik tentang pelaporan kasus TBC dan perbaiki proses berdasarkan umpan balik yang diterima

g. Memastikan alat TCM dan alat lainnya selalu tersedia dan berfungsi dengan baik.

h. Memastikan ketersediaan staf yang terlatih

i. Memberikan apresiasi/penghargaan untuk dalam pencapaian program TBC

(9)

C.

Jejaring Diagnostik DPM/Klinik dan Puskesmas terkait TCM

Klinik Maju Jaya merupakan klinik utama yang berada di wilayah Kota M, Provinsi ABC. Klinik Maju Jaya saat ini belum memiliki alat TCM untuk penegakan diagnosis pasien TBC, sehingga apabila ada terduga pasien TBC, klinik tersebut melakukan rujuk sputum ke Puskesmas yang memiliki TCM di wilayah tersebut. Klinik ini sudah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota M terkait program TBC, namun dalam triwulan terakhir terjadi penurunan terduga diperiksa TCM dari klinik tersebut. Saudara/i sebagai Penanggung Jawab Program TBC Kota M melakukan supervisi kepada klinik tersebut dan menemukan beberapa permasalahan:

Klinik tertunda melakukan rujuk sputum, dikarenakan kurir pengantar spesimen dahak (PT XX) sering kali datang terlambat untuk mengambil dahak

Petugas di klinik mengatakan membutuhkan 5-7 hari untuk mendapatkan hasil pemeriksaan TCM

Dikarenakan lamanya hasil pemeriksaan TCM, dokter dan klinisi lainnya memilih untuk melakukan penegakan diagnosis secara klinis tanpa melakukan pemeriksaan bakteriologis

(10)

Apa yang saudara/i dapat lakukan untuk mengatasi hal tersebut?

1. Berkoordinasi dengan Puskesmas

2. Mengkoordinasikan dengan Puskesmas untuk memastikan bahwa proses rujukan dan pemeriksaan TCM berjalan lancar.

3. Berkoordinasi dengan pihak pengantar kurir

4. Menyampaikan permasalahan ke pimpinan kurir dengan menanyakan alasan keterlambatan pengantaran spesimen. Jika permasalahan ada pada kurir maka bisa diganti dengan kurir yang lain, jika permasalahan ada pada ketidak sesuaian rute, maka rute bisa disesuaikan dengan aturan. Mengingatkan kembali komitmen ttg perjanjian kerjasama di awal.

5. Menawarkan untuk pengiriman dengan kurir internal klinik

(11)

Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mendorong dokter atau klinisi lainnya melakukan pemeriksaan TCM kepada seluruh terduga TBC?

1) Pelatihan Rutin: mengadakan pelatihan berkala tentang pentingnya pemeriksaan TCM, manfaatnya dalam diagnosis dini TBC, serta prosedur yang benar dalam pengambilan dan pengiriman spesimen.

2) Workshop dan Seminar: menyelenggarakan workshop atau seminar dengan narasumber ahli dalam bidang TBC dan mikrobiologi untuk meningkatkan pemahaman tentang TCM dan penegakan diagnosis yang tepat

3) Kebijakan Klinis: mengintegrasikan pemeriksaan TCM sebagai bagian dari standar operasional prosedur (SOP) untuk diagnosis TBC di klinik. Pastikan bahwa pemeriksaan ini adalah langkah yang tidak terpisahkan dari penanganan terduga TBC.

4) Protokol Rujukan: Kembangkan dan terapkan protokol rujukan yang jelas dan sistematis untuk memastikan semua kasus terduga TBC dirujuk untuk pemeriksaan TCM.

(12)

D. Keterlibatan Peran Lintas Program dan Lintas Sektor

Kabupaten Maju Bahagia pada tahun 2022 memiliki hasil capaian Treatment Coverage (TC) dan Treatment Sussces Rate (TSR) yang rendah. Sebagai Pengelola Program TBC di Kabupaten Maju Bahagia, anda melakukan identifikasi terkait permasalahan tersebut, dan salah satu permasalahan yang teridentifikasi adalah belum seluruh intansi, lintas program dan lintas sector terlibat aktif dalam mendukung program TBC. Terutama dalam hal mengoptimalisasi promosi kesehatan, penemuan kasus (termasuk investigasi kontak), pelibatan semua faskes, dan pembiayaan/anggaran tuberkulosis belum optimal yang mana masih bergantung pada dana hibah. Peraturan Presiden No. 67 tahun 2021 sebagai payung hukum telah mengamanahkan pelibatan lintas program dan lintas sektor dalam penanggulangan tuberculosis. Meskipun demikian, hal ini belum terjadi di Kabupaten Maju Jaya.

Pertanyaan :

a. Langkah apa yang saudara/i lakukan untuk melibatkan dan mengoptimalkan peran dari lintas program dan lintas sektor sehingga dapat meningkatkan capaian TC dan TSR di Kabupaten Maju Bahagia?

(13)

Lintas Program

1. Melakukan Koordinasi awal tentang sosialisi program TBC dengan Lintas Program (PTM, Promkes, KIA, HIV, Yankes, Instalasi Farmasi) dengan

melakukan kolaborasi layanan TBC skrining pemeriksaan dua arah (contoh: TB-HIV, TB-DM, TB-Anak dll).

Bekerjasama dengan Promkes dalam upaya mempromosikan media KIE TBCBekerjasama dengan yanSDK terkait keterlibatan DPPM dalam

pelaksanaan program TBC serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam penangulangan program TBC

2. Kolaborasi dengan kesehatan lainya seperti program medical chekup, program UBM (Upaya Berhenti Merokok) dan skrining pada warga binaan (Lapas/Rutan)

3. Pembuatan komitmen bersama

(14)

Lintas Sektor

1. Melakukan koordinasi awal dan sosialisasi program TBC dengan lintas sektor 2. Melakukan kerjasama dan pembuatan komitmen bersama dalam

penaggulangan TBC

3. Pembentukan DPPM, Pembentukan KOPI TB, Tim Percepatan Penanggulangan TBC (TP2TBC)

4. Meningkatkan peran serta komunitas dan kader dalam penemuan kasus dan kegiatan investigasi kontak dan PMO

5. Meningkatkan keterlibatan dan menguatkan mekanisme jejaring seluruh fasyankes pemerintah dan swasta dalam penemuan kasus

6. Advokasi dukungan dana dari pemerintah daerah dan dana desa 7. Pembuatan RAD Penaggulangan TBC

(15)

E. Keterlibatan Peran OP/KOPI/Asosiasi Fasyankes

Di Kabupaten CDE, Provinsi XY saat ini sudah terbentuk KOPI TB, namun di Kabupaten tersebut masih ada kesenjangan dimana belum semua RS Swasta dan DPM/Klinik terlibat untuk mendukung program TBC. Salah satu permasalahan yang ditemukan adalah belum seluruh dokter/klinisi pada RS Swasta dan DPM/Klinik melakukan tatalaksana sesuai standar yaitu belum seluruh terduga dilakukan pemeriksaan dengan TCM untuk penegakan diagnosis TBC.

Pertanyaan:

a. Apa saja peran dari Organisasi Profesi/KOPI TB/Asosiasi Fasyankes yang dapat anda libatkan untuk mengatasi permasalahan tersebut

b. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peran Organisasi Profesi/KOPI TB terhadap program TBC di Kabupaten CDE?

(16)

Apa saja peran dari Organisasi Profesi/KOPI TB/Asosiasi Fasyankes yang dapat anda libatkan untuk mengatasi permasalahan tersebut?

1. Dinas Kesehatan dapat memetakan TPDM atau klinik yang belum melakukan tatalaksana sesuai standar.

2. Tim Kerja TBC Dinkes Kabupaten dan KOPI TBC untuk meningkatkan kapasitas klinik dan TPDM melalui pelatihan atau On the Job Training (OJT).

3. KOPI TBC dapat berperan sebagai narasumber.

4. KOPI TBC dapat berperan sebagai fasilitator dan advokat saat

supervisi ke klinik dan DPM yang belum sesuai standar.

(17)

Upaya Apa Saja yg dapat dilakukan untuk meningkatkan peran KOPI TBC ?

1. Mengadakan pertemuan rutin KOPI TBC di tingkat kabupaten

2. Melibatkan KOPI TBC dalam peningkatan kapasitas petugas klinik/TPDM 3. Melibatkan KOPI TBC dalam monitoring dan evaluasi keberjalanan

program P2TBC di klinik/TPDM

4. Melibatkan KOPI TBC untuk advokasi internal terhadap anggota masing- masing organisasi profesi

(18)

F. Akses Layanan TBC pada Peserta JKN

Ny. Aminah, 43 tahun, tinggal di Kabupaten MM, memiliki keluhan batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari 1 bulan. Ny. Aminah sudah minum beberapa obat batuk yang dibeli di apotek namun tidak kunjung membaik. Oleh karena itu, Ny. Aminah memutuskan untuk berobat ke klinik. Setelah dilakukan pemeriksaan, Ny. Aminah disarankan untuk melakukan pemeriksaan dahak oleh dokter klinik. Hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa Ny. Aminah terkonfirmasi TBC dan harus segera memulai pengobatan TBC.

Dokter mengatakan kepada Ny. Aminah untuk berobat berkala ke puskesmas, karena di klinik tersebut tidak menyediakan OAT gratis dari pemerintah. Atas saran dari dokter klinik, Ny.

Aminah datang ke puskesmas setempat untuk mendapatkan OAT gratis. Namun, petugas TBC di puskesmas menyarankan agar Ny. Aminah memindahkan status kepesertaan BPJS di Puskesmas tersebut untuk mendapatkan OAT tersebut.

Namun, untuk pengobatan bulan selanjutnya Ny. Aminah lebih memilih untuk berobat di klinik karena lebih dekat dengan rumah dan nyaman dengan pelayanan di klinik tersebut.

(19)

Apa yang dapat saudara/i lakukan untuk membantu akses pengobatan gratis OAT sesuai faskes pilihan Ny. Aminah ?

1. Melakukan supervisi dan Komunikasi serta menjelaskan ke Klinik mengenai pasien yang memilih melanjutkan pengobatan di Klinik tersebut 2. Menjelaskan ke pasien mengenai jadwal kontrol ulang dan menjelaskan

kembali tentang prinsip menelan OAT yaitu Tepat cara, tepat waktu, tepat pasien, tepat dosis

3. Memberikan Rujukan Manual dan menitipkan OAT TB Ny. Aminah Ke Klinik tersebut

(20)

Apa yang dapat saudara/i lakukan agar seluruh klinik yang sudah bekerjasama dengan BPJS di Kabupaten MM, mendapatkan akses OAT gratis dan berkualitas untuk pasien TBC ?

a. Menjadwalkan pertemuan dengan seluruh klinik di Kabupaten MM, untuk membahas keterlibatan DPPM/Klinik dalam Program TBC

b. Mengusulkan nama-nama klinik ke Bagian IT tim kerja program TBC Provinsi untuk mendapatkan Akun SITB

c. Memfasilitasi Logistik TB OAT dan Non OAT di klinik agar dapat meningkatkan Capaian Program TB di Kabupaten MM

(21)

G. Keterlibatan BPJS Kesehatan (dengan peserta JKN luar wilayah)

Kasus 7 – Peserta JKN luar wilayah

Bapak Joko, 37 tahun, tinggal di Kabupaten Sentosa, memiliki keluhan berkeringat pada malam hari dan batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari 3 minggu. Kemudian Bapak Joko memutuskan untuk berobat ke Klinik. Saat sampai ke Klinik, Bapak Joko berobat menggunakan kartu BPJS, namun petugas pendaftaran klinik mengatakan bahwa kartu BPJS tidak bisa digunakan di klinik tersebut karena bukan merupakan faskes pengobatan Bapak Joko.

Kartu BPJS Bpk. Joko saat ini terdaftar di Puskesmas Kota Bahagia, karena Bpk. Joko datang ke Kabupaten Sentosa untuk pindah tugas bekerja selama 5 tahun. Setelah dilakukan pemeriksaan, Bpk.

Joko terkonfirmasi penyakit TBC dan harus segera memulai pengobatan TBC. Dokter mengatakan pengobatan TBC lama hingga 6 bulan dan Bpk. Joko diminta datang untuk berobat berkala ke klinik tersebut.

Karena tidak bisa menggunakan kartu BPJS nya, maka Bpk. Joko harus menggunakan uang pribadi untuk membayar biaya pemeriksaan dokter tersebut. Namun, Bpk. Joko berkeberatan untuk datang secara rutin ke klinik untuk pengobatan TBC nya karena harus membayar biaya berobat setiap kali datang.

(22)

Apa yang dapat saudara/i lakukan untuk membantu

pengobatan dan status kepesertaan BPJS kesehatan Bpk.

Joko yang berada di luar wilayah?

a. Koordinasi dengan klinik untuk tetap melakukan pengobatan TBC kepada Bpk. Joko, terkait OAT dan bahan habis pakai akan didukung program TBC Dinkes melalui kesepakatan kerja sama Jejaring PPM yang sudah terbentuk b. Membantu mengurus proses perpindahan kepesertaan BPJS ke klinik tersebut

(23)

Upaya apa saja yang dapat dilakukan dengan BPJS

Kesehatan regional untuk mengatasi permasalahan serupa yang dialami oleh Bpk. Joko di masa yang akan datang :

a. Advokasi ke BPJS untuk menerbitkan regulasi khusus pasien TBC bahwa pasien TBC bisa di lakukan pelayanan kesehatan dimanapun pada saat mengkakses

b. Mempermudah sistem alur pelayanan pasien TBC

c. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan P2TBC di fasyankes penyedia layanan

d. Mendorong fasyankes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan memberikan tata laksana TBC secara komprehensif sampai sembuh

Referensi

Dokumen terkait