• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 EFFECT OF ENVIRONMENTAL KNOWLEDGE AND SOCIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "1 EFFECT OF ENVIRONMENTAL KNOWLEDGE AND SOCIO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

EFFECT OF ENVIRONMENTAL KNOWLEDGE AND SOCIO- ECONOMIC CONDITIONS ON COMMUNITY BEHAVIOR IN MANAGING LAND RESOURCES IN JORONG VILLAGE IN THE

MIDDLE DISTRICT OF KEMBAR LAKE SOLOK DISTRICT

Venny Wira Ayu Lestari, Nefilinda, Nila Afryansih Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

[email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine and analyze the influence of environmental knowledge and socio-economic conditions on community behavior in managing land resources. The type of this research is Descriptive correlation, data source taken is Primary data sourced from the existing community in Jorong Kampung Dalam Tengah. Secondary data is sourced from wali nagari office. The subject of this research is taken by proportional random sampling technique. Techniques of collecting data are done through observation, questionnaires and documentation.

Data analysis technique is descriptive statistical analysis, analysis requirements test. The results of this study found that: 1) Community knowledge in Jorong Kampung In Tangah District of Lake Kembar Solok Regency is moderate with the percentage of 44.5%. 2) The socio-economic condition of the community in Jorong Kampung Dalam Tangah Sub-district of Lake Kembar of Solok Regency is not good enough with the percentage of 58,4%. 3) There is a significant positive influence between environmental knowledge, socio-economic conditions on the behavior of the community managing land resources that is with the correlation coefficient (r) of 0.485 with a significance of 0.000. And the contribution given by both variables is 48,5%.

Keywords: Environmental, Knowledge, Socio-economic.

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki sumber daya lahan yang sangat luas untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian. Luas daratan Indonesia mencapai 188,20 juta ha yang terdiri atas 148 juta ha lahan kering dan 40,20 juta ha lahan basah, dengan jenis tanah, iklim, fisiografi, bahan induk (volkan yang subur), dan

elevasi yang beragam. Kondisi ini memungkinkan untuk pengusahaan berbagai jenis tanaman, termasuk komoditas penghasil bioenergi.

Lahan memiliki potensi besar dalam menunjang aktivitas hidup manusia. Lahan tersebut bisa dijadikan sebagai areal pertanian maupun pemukiman penduduk, sering kali dalam perkembangannya

(2)

terjadi perubahan fungsi-fungsi lahan dimaksud.

Arsyad dalam Diana (2010) mengelompokkan penggunaan lahan ke dalam dua bentuk yaitu (1) penggunaan lahan pertanian yang dibedakan berdasarkan atas penyediaan air dan komoditas yang diusahakan, dimanfaatkan atau yang terdapat di atas lahan tersebut; dan (2) penggunaan lahan nonpertanian seperti penggunaan lahan pemukiman kota atau desa, industri, rekreasi, dan sebagainya. Sebagai wujud kegiatan manusia, maka di lapangan sering dijumpai penggunaan lahan baik bersifat tunggal (satu penggunaan) maupun kombinasi dari dua atau lebih penggunaan lahan.

Dalam pelaksanaan

pembangunan dari waktu ke waktu, peranan atau fungsi lahan sebagai

“ruang” tempat pelaksanaan kegiatan pembangunan semakin penting.

Tuntutan kebutuhan hidup penduduk untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi semakin banyak, sehingga volume dan jenis kegiatan semakin banyak yang memerlukan ruang.

Menurut Iskandar (2003) terdapat keterkaitan yang sangat erat antara pandangan manusia terhadap kelestarian lingkungannya.

Selanjutnya dikatakan pula bahwa pandangan manusia tersebut tergantung dari pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya, serta norma-norma yang terdapat di sekitar lingkungan tempatnya berada.

Banyak faktor yang menjadi penyebab menurunnya kualitas lingkungan. Diantaranya, yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang lingkungan hidup, sehingga mereka kurang respon untuk dapat menerima informasi yang bermanfaat bagi dirinya. Di samping itu, kebiasaan hidup masyarakat yang sulit untuk diubah dan ketidak pedulian terhadap lingkungan yang mengakibatkan lingkungan menjadi kotor dan tercemar (Hermawan: 2007).

Selain pengetahuan lingkungan seperti yang dijelaskan di atas, kondisi sosial ekonomi juga sangat penting dalam pengelolaan sumber daya lahan Bagi para petani kehidupan ekonomi merupakan hal yang sangat penting untuk

(3)

ditingkatkan. Kebutuhan ekonomi yang dimaksud adalah suatu upaya yang dilakukan manusia atau individu ataupun kelompok dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup akan sandang, pangan dan papan. Beberapa faktor geografis yang perlu diperhatikan dalam pertanian yaitu topografi, jenis tanah, kondisi air dan lokasi. Dari beberapa faktor tersebut, sangat penting bagi masyarakat petani untuk kesuburan pertanian mereka. Dimana dapat membantu kebutuhan ekonomi, karena ekonomi merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia melihat kebutuhan seseorang berbeda dengan jumlah kebutuhan orang lain. Di mana inti dari masalah yang dihadapi adalah dalam bidang ekonomi seperti: pengairan saluran irigasi dan pemasaran beras yang kurang lancar, sehingga sangat berdampak terhadap ekonomi.

Proses pembangunan nasional dan regional hingga saat ini, khususnya sektor pertanian, telah membuktikan bahwa berbagai kendala masih dihadapi, terutama diwilayah pertanian lahan kering

yang kondisinya sangat beragam.

Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah keadaan bio-fisik lahan kering yang sangat beragam dan sebagian sudah rusak atau mempunyai potensi sangat besar untuk menjadi rusak sehingga sumber daya lahannya akan ikut rusak juga.

Kunci untuk menyelesaikan konflik pengelolaan sumber daya lahan dan problematik degradasi sumberdaya lahan terletak pada pengetahuan lingkungan masyarakat dan kondisi sosial ekonominya.

Penduduk di Jorong Kampung Dalam Tengah sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dengan mengolah lahan dilereng perbukitan. Cara pemanfaatan lahan unuk kegiatan pertanian masih belum menerapkan kaidah konservasi tanah dan air.

Berdasarkan observasi awal penelitian Timbulnya masalah seperti perilaku masyarakat dalam mengelola sumber daya lahan di Jorong Kampung Dalam Tengah Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok diduga tidak lepas dari berbagai faktor antara lain

(4)

kurangnya pengetahuan tentang lingkungan dan rendahnya faktor sosial masyarakat.

Selanjutnya jika dilihat dari sudut komposisi penggunaan lahan wilayah Kampung Dalam Tengah secara keseluruhan, maka dominasi penggunaan lahan pertanian juga terlihat dominan bila dibandingkan dengan penggunaan lahan yang lain.

Pola penggunaan lahan dijorong

Kampung Dalam Tengah

menunujukan penggunaan lahan yang tercampur untuk pemukiman, perdagangan dan jasa, pemerintahan serta lahan pertanian (Luwu,2010).

Jorong Kampung Dalam Tengah Kenagarian Kampung Batu Dalam merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok yang memiliki topografi pegunungan yang sejuk.

Kondisi tanah yang subur dan iklim yang baik, menjadikan wilayah ini sesuai untuk budidaya perkebunan sayuran, seperti : menanam tomat, cabe, kentang, bawang merah, bawang putih dan lain sebagainya.

Kemudian perilaku masyarakat di Jorong kampung dalam Tengah Kecamatan Danau Kembar

Kabupaten Solok sering mecampurkan obat tanaman yang satu dengan yang lainnya. Padahal pemakaian pestisida yang berlebihan dapat merusak tanaman, karena semakin banyak jenis obatnya (pestisida) semakin manjur memberantas hamanya. Disamping itu adanya anggapan lebih hemat waktu dan biaya bila sekali semprot berbagai obat sudah diberikan.

Pemakaian pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan selain itu penggunaan pestisida yang kurang tepat, jensi pestisida maupun tidak tepat dosis/konsentrasi akan berdampak pada pencemaran lingkungan hal ini dibuktikan dari hasil penelitian bahwa pnggunaan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air dan tanah hingga ditemukan adanya kenaikan kandungan dalam tanah setelah ditanami bawang merah.

Di Jorong Kampung Dalam Tengah Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok dalam mengelola sumber daya lahan masyarakat masih tidak mengindahkan aturan-aturan yang telah ditetapkan sehingga

(5)

timbulnya pengelolaan yang tidak baik.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan tergolong jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian Deskriptif Korelasional. Penelitian korelasi merupakan salah satu bentuk dari penelitian yang mencari hubungan atau kontribusi antar variabel. Melalui teknik ini peneliti akan dapat mengetahui kontribusi hubungan antara sebuah variabel terhadap vriabel lain.

Arikunto dalam Rismawati (2014:29) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan dan berarti atau tidak hubungan itu. Penelitian korelasi juga dapat digunakan untuk menggeneralisasikan hipotesis,larena itu koefisien korelasi atau pengaruh yang dihasilkan menunjukan tingkat signifikan terbukti tidaknya sebuah hipotesis.

Dalam analisis data, dilakukan sesuai dengan data penelitian yang didapatkan. Data Jumlah Kepala keluarga, yang kemudian diolah

dengan mengguna-kan SPSS versi 22.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, hasil pengujian hipotesis menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara pengetahuan Lingkungan terhadap perilaku masyarakat dalam Mengelola Sumber Daya Lahan di Jorong Kampung Dalam Tengah kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok karena t >

t (5,112 > 1,659), hubungan Pengetahuan Lingkungan dengan Perilaku Masyarakat di Jorong kampung Dalam Tengah Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok termasuk sedang (r = 0,445) dan besarnya kontribusi pengaruh pengetahuan lingkungan terhadap perilaku masyarakat dalam mengelola sumber daya lahan di Jorong Kampung Dalam Tengah Kecamatan Danau Kembar Kabupaten solok yang diberikan sedang dengan persentase 44,5 %.

Hasil penelitian diatas diperkuat oleh pernyataan saraswati dan widaningsih dalam Hardianto (2014:7) lingkungan adalah suatu kesatuan ruang dengan semua benda

(6)

, daya keadaan makluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Nefilinda (2010:30) bahwa pengetahuan lingkungan adalah informasi mengenai lingkungan yang diterima masyarakat baik melalui pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah, seperti : pengalaman, penyuluhan dan lain-lain.

Kedua, hasil pengujian hipotesis membuktikan terdapat pengaruh kondisi sosial terhadap perilaku masyarakat dalam mengelola sumber daya lahan di Jorong Kampung Dalam Tengah Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok karena t > t (7,415>1,659), kekuatan hubungan antara kondisi sosial ekonomi terhadap perilaku masyarakat di Jorong Kampung Dalam Tengah Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok termasuk kategori sedang (r = 0,584) dan besarnya kontribusi kondisi sosial ekonomi terhadap perilaku masyarakat dalam mengelola sumber

daya lahan di Jorong Kampung Dalam Tengah Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok kurang baik dengan persentase 58,4 %.

Mengenai kondisi sosial ekonomi, Zaenal Arifin yang dikutip Siti Juawiyah (2010), menjelaskan kondisi sosial ekonomi sebagai kaitan antara status sosial dan kebiasaan hidup sehatri-hari yang telah membuda bagi individu atau kelompok dimana kebiasaan hidup yang membudaya ini biaanya disebut dengan culture activity.

Sementara W.S Winkel dalam Salim (2001:100) menyatakan bahwa pengertian kondisi sosial ekonomi mempunyai makna suatu keadaan yang menunjukan pada kemampuan finansial keluarga dan perlengkaan material yang dimiliki, dimana keadaan ini bertaraf baik, cukup, dan kurang.

Ketiga, penelitian ini juga membuktikan terdapat pengaruh yang signifikan positif antara pengetahuan lingkungan dan kondisi sosial ekonomi secara bersama-sama terhadap perilaku masyarakat dalam mengelola sumber daya lahan di Jorong Kampung dalam Tengah

(7)

Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok sebesar f >

f (16,160 > 3,94), besarnya pengaruh kedua variabel terhadap perilaku masyarakat dalam mengelola sumber daya lahan di Jorong kampung Dalam Tengah Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok termasuk kategori sedang (r = 0,485) dengan signifikansi 0,000. Dan besarnya kontribusi antara kedua variabelnya secara bersama-sama adalah 48,5%.

Sesuai dengan fakta di lapangan banyak ditemui masyarakat yang pengetahuan yang di milikinya masih sangat minim sehingga cara mereka mengelola hasil sumber daya lahannya juga berbeda. Begitu juga dengan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya jika pengetahuanya cukup baik maka kondisi sosial ekonominya akan membaik pula.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nefilinda (2010:92) bahwa pengaruh pengetahuan lingkungan yang baik serta kondisi sosial ekonomi yang memadai akan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap perilaku masyarakat.

KESIMPULAN

1. Pengetahuan lingkungan masyarakat di Jorong Kampung Dalam Tangah Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok tergolong sedang yaitu 44,5 % 2. Kondisi sosial ekonomi

masyarakat di Jorong Kampung Dalam Tangah Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok tergolong kurang baik yaitu 58,4

%

3. Terdapatnya pengaruh positif yang signifikan antara Pengetahuan lingkungan, kondisi sosial ekonomi terhadap perilaku masyarakat mengelola sumber daya lahan yaitu dengan koofisien korelasi (r) sebesar 0,485 dengan signifikansi 0,000.

Dan kontribusi yang diberikan oleh kedua variabel yaitu 48,5%.

DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Hermawan. 2016. “Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup Tingkat Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Terhadap Sikap Peduli Lingkungan (Pada Ibu Rumah Tangga di Desa jati Agung, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Pringsewu Lampung Tahun 2015 dan

sebagai Substansi

Pembelajaran di Kelas XI IPS

(8)

Geografi SMA)”. Jurnal GeoEco, Vol. 2. No. 2.

Ferawati, Rahmah. 2015. “Pengaruh Disiplin Belajar dan Tempat Tingga Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di MTsN Lubuk Buaya Padang”.

Skripsi Pendidikan Geografi.

STKIP PGRI Sumatera Barat:

Padang.

Fithriah, Diana. 2011. ”Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Daya Dukung Lahan Untuk Mendukung Perencanaan penataan Ruang (Studi Kasus di Kota Bima di Provinsi Nusa Tenggara Barat)”. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Gandasasmita, Komarsa. 2009.

Hubungan Karakteristik lahan Dengan Produktivitas TBS (Studi Kasus Pada PT Perkebunan Nusantara VIII Cimulang, Bogor). Jurnal Tanah dan Lingkungan, Vol.

11. No. I.

Nefilinda. (2010). “Pengaruh Pengetahuan Lingkungan dan Motivasi Hidup Sehat Terhadap Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Jamban Keluarga di Kelurahan Balai Gadang, Padang” Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang : Padang.

Rusdi dan Abubakar Karim. 2013.

Evaluasi Degradasi Lahan Diakibatkan Erosi Pada Areal

Pertanian di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar”. Jurnal Konservasi sumber Daya Lahan. Vol. I, No. I.

Sigi. 2015. “Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani sawah di Desa Tanah Harapan Kabupaten palolo” Skripsi Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Tadulako : Tadulako.

Wijaksono, dkk. 2012.

Pengendalian Perubahan Pemanfaatan Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan (Untuk Mendukung program Lumbung Pangan Nasional)”. Jurnal Teknik ITS, Vol. 1. No. 1 September 2012.

Yatap, Haryanto. 2008. “Pengaruh Peubah Sosial Ekonomi Terhadap Perubahan Penggunaan dan Penutupan Lahan Di Taman Naional Gunung Halimun salak”.

Sekolah PascaSarjana. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Yono, Andri. 2016. “Persepsi Masyarakat Tentang Erosi Di Batang Sumpur Kenagarian Unggan Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung”.

Skripsi Pendidikan Geografi.

STKIP PGRI Sumatera Barat:

Padang.

(9)

Yuantari, MG Catur dkk. 2013.

tingkat pegetahuan petani dalam menggunakan pestisida (studi kasus di desa Curut Kecamatan penawangan Kabupaten Grobogan). Jurnal

Prosiding Nasional

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.

Zulkifli, Luwu. 2010. ”Strategi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Lahan di Wilayah Walnrang Lamasi”. Fakultas

Perencanaan dan

Pengembangan Wilayah.

Universitas Hassanudin Makassar: Makassar.

Referensi

Dokumen terkait

a Production and Economics Weather scenarios Bottom Q1 Base Q3 Top Relative change % 20 40 60 80 120 140 160 0 100 Pasture production Dry matter intake Animal production Gross