• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Modul RDE-01 Etika Profesi

N/A
N/A
drainase pju

Academic year: 2023

Membagikan "1. Modul RDE-01 Etika Profesi"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

Modul ini berisi pembahasan mengenai etika profesi, etika kerja, UUJK (UU Jasa Konstruksi) dan UU Jalan Raya. Mengenai ruang lingkup UUJK, membahas tentang usaha jasa konstruksi, peran masyarakat, pengikatan pekerjaan konstruksi, organisasi jasa konstruksi, kelembagaan penyedia jasa konstruksi, penyelesaian sengketa dan sanksi pelanggaran, serta pembahasan mengenai etika profesi termasuk kode etik yang ada pada asosiasi terkait langsung dengan penyediaan jasa konstruksi. Undang-undang baru ini dibuat sehubungan dengan perkembangan otonomi daerah, tantangan persaingan global, dan tuntutan peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan jalan.

Setelah mempelajari modul ini peserta mampu menerapkan ketentuan mengenai jasa konstruksi sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan, menerapkan etika profesi sebagai tenaga profesional, mampu menjelaskan ketentuan jalan mengenai Undang-Undang Jalan secara umum dan ketentuan terkait perencanaan jalan dalam melaksanakan pelaksanaan pekerjaan. perencanaan jalan. JUDUL MODUL : Etika Profesi, Etos Kerja, UUJK dan Hukum Jalan Raya DESKRIPSI : Materi ini memuat tentang etika dan etos profesi. Ajukan pertanyaan jika kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta di lapangan dan/atau pengalaman.

ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA

  • UMUM
  • KODE ETIK ASOSIASI
    • KODE ETIK GABUNGAN PELAKSANA KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA (GAPENSI)
    • KODE ETIK ASOSIASI KONTRAKTOR INDONESIA (AKI) Kode Etik AKI
    • KODE ETIK PERSATUAN INSINYUR INDONESIA (PII) Kode Etik PII (Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia)
    • KODE ETIK HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA (HPJI) Sebagai standar moral bagi setiap anggota yang tergabung dalam organisasi profesi HPJI,
  • ETOS KERJA
  • Etos 1 Kerja Adalah Rahmat
  • Etos 2 Kerja Adalah Amanah
  • Etos 3 Kerja Adalah Panggilan
  • Etos 4 Kerja Adalah Aktualisasi
  • Etos 5 Kerja Adalah Ibadah
  • Etos 6 Kerja Adalah Seni
  • Etos 7 Kerja Adalah Kehormatan
  • Etos 8 Kerja Adalah Pelayanan

Prinsip-prinsip dasar tersebut selanjutnya dijelaskan lebih lanjut dalam KODE ETIK yang akan mendorong setiap langkah yang diambil oleh anggota HPJI dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Pedoman umum ini memuat aturan hubungan pelaksanaan tugas anggota HPJI dengan masyarakat, sesama profesi dan profesi lain yang terkait serta hubungan dengan pemberi tugas. Anggota HPJI wajib memberikan perhatian serius dan tidak merugikan kepentingan masyarakat, khususnya yang menyangkut lingkungan hidup.

Anggota HPJI harus memenuhi standar kinerja dan tanggung jawab profesional dengan integritas tinggi dan tidak akan menerima pekerjaan di luar bidang keahlian teknisnya. Anggota HPJI wajib menjunjung tinggi harkat dan martabat profesinya, bertindak terhormat, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab secara profesional berdasarkan kaidah ilmiah, kebenaran, dan kejujuran intelektual. Dengan ilmu dan keahlian yang dimilikinya, anggota HPJI wajib memberikan pendapat dan pernyataan secara jujur, berdasarkan bukti dan tanpa diskriminasi.

UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI

  • UMUM
  • PENGERTIAN
  • RUANG LINGKUP PENGATURAN
  • ASAS-ASAS PENGATURAN JASA KONSTRUKSI
  • TUJUAN
  • HUBUNGAN KOMPELEMENTARIS ANTARA UNDANG- UNDANG JASA KONSTRUKSI DENGAN PERATURAN
  • KONDISI JASA KONSTRUKSI NASIONAL
  • IKLIM USAHA YANG KONDUSIF DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN USAHA JASA KONSTRUKSI
  • CAKUPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
  • BENTUK USAHA JASA KONSTRUKSI
  • PERSYARATAN USAHA JASA KONSTRUKSI
    • BADAN USAHA
    • ORANG PERSEORANGAN
    • TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL
  • HAK MASYARAKAT UMUM

Pengguna jasa adalah perorangan atau badan seperti kontraktor atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan jasa konstruksi. Memberikan arahan bagi tumbuh dan berkembangnya jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan menghasilkan pekerjaan konstruksi yang bermutu; HUBUNGAN PELENGKAP ANTARA UNDANG-UNDANG JASA BANGUNAN DAN UNDANG-UNDANG JASA BANGUNAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA.

Pada akhir dekade terakhir, bisnis jasa konstruksi mengalami peningkatan kuantitatif di berbagai tingkatan. Dengan tingkat kualifikasi dan kinerja tersebut, pangsa pasar pekerjaan konstruksi berteknologi tinggi secara umum belum sepenuhnya dikuasai oleh perusahaan jasa konstruksi nasional. Penyelenggaraan pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Asosiasi Jasa Konstruksi terhadap para pihak dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sehingga mampu memenuhi berbagai ketentuan yang diperlukan atau kewajiban yang disepakati;

Sesuai ketentuan Pasal 5 UU Nomor 18 Tahun 1999, bentuk badan usaha konstruksi dapat berupa badan usaha atau perseorangan. Badan usaha baik perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, maupun pengawas konstruksi wajib memiliki izin usaha di bidang konstruksi serta memiliki sertifikat klasifikasi dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi. Klasifikasi keterampilan kerja dan standar kualifikasi mengakui tingkat keterampilan kerja setiap badan usaha, baik dalam maupun luar negeri, yang bekerja di industri konstruksi.

Dengan demikian, hanya badan usaha yang memiliki sertifikat tersebut yang diperbolehkan bekerja di bidang jasa konstruksi. Mengenai persyaratan bagi orang perseorangan yang bekerja di bidang jasa konstruksi diatur dalam Pasal 9 UU No. Standar klasifikasi dan kualifikasi keterampilan kerja dan keahlian kerja merupakan pengakuan terhadap tingkat keterampilan kerja dan keahlian kerja di bidang jasa konstruksi atau yang bekerja secara perseorangan.

Oleh karena itu, hanya orang perseorangan yang memiliki sertifikat tersebut yang diperbolehkan bekerja pada bidang usaha jasa konstruksi.

KEWAJIBAN MASYARAKAT UMUM

  • MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI
  • FORUM JASA KONSTRUKSI
  • LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI
  • PENGIKATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
  • Para Pihak
  • Ketentuan Pengikatan
  • Kewajiban Dan Hak Para Pihak
  • Kontrak Kerja Konstruksi
  • Tidak melakukan apa yang diperjanjikan; dan/atau
  • Melaksanakan apa yang diperjanjikan, tetapi tidak sesuai dengan yang diperjanjikan; dan/atau
  • Melakukan apa yang diperjanjikan, tetapi terlambat; dan/atau
  • Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya
  • Keadaan memaksa yang bersifat mutlak (absolut) yakni para pihak tidak mungkin melaksanakan hak dan kewajibannya;
  • Keadaan memaksa yang tidak bersifat mutlak (relatif), yakni para pihak masih dimungkinkan untuk melaksanakan hak dan kewajibannya
    • PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
  • Kegiatan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
  • Ketentuan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
  • Kewajiban Para Pihak Dalam Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
  • Subpenyedia Jasa
  • Kegagalan Pekerjaan Konstruksi
  • Kegagalan Bangunan
  • Gugatan Masyarakat
  • Larangan Persekongkolan
    • PENYELESAIAN SENGKETA
  • Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan

Keterlibatan merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pengguna jasa dan penyedia jasa secara setara untuk mencapai kesepakatan dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi. Berbicara mengenai pekerjaan bangunan dan konstruksi, pasti anda tahu bahwa ada pihak yang mengadakan perjanjian kerja berdasarkan undang-undang, yaitu pengguna jasa dan penyedia jasa. Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, penyedia jasa dapat bertindak sebagai subkontraktor bagi penyedia jasa lain yang bertindak sebagai pemasok utama.

Dokumen pemilihan penyedia jasa yang disiapkan oleh pengguna jasa dan dokumen tender yang disiapkan oleh penyedia jasa berdasarkan prinsip keahlian bersifat mengikat kedua belah pihak dan tidak boleh diubah secara sepihak sebelum kontrak konstruksi ditandatangani. Menurut ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999, Kontrak Konstruksi (K3) adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa pada saat melaksanakan pekerjaan konstruksi. Masa Pertanggungan dan/atau Masa Pemeliharaan, yang mencakup Masa Pertanggungan dan/atau Masa Pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia Layanan;

Kegagalan Bangunan, yang memuat ketentuan mengenai kewajiban penyedia jasa dan pengguna jasa apabila terjadi kegagalan bangunan; Kontrak konstruksi untuk pekerjaan konstruksi dapat memuat ketentuan mengenai sub penyedia jasa dan pemasok bahan dan/atau komponen bangunan dan/atau peralatan yang harus memenuhi standar yang berlaku. Surat pernyataan dari pengguna jasa yang menunjukkan penerimaan atau persetujuan terhadap usulan atau penawaran penyedia jasa; Dan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, penyedia jasa dapat menggunakan subpenyedia jasa yang mempunyai keahlian khusus sesuai dengan setiap tahapan pekerjaan konstruksi dengan ketentuan sebagai berikut. Sub-pemasok jasa wajib memenuhi kewajibannya sebagaimana diatur dalam kontrak pekerjaan konstruksi antara penyedia jasa dan sub-pemasok jasa. Kegagalan pekerjaan konstruksi, yaitu kegagalan yang terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adalah suatu keadaan dimana hasil pekerjaan konstruksi tidak memenuhi spesifikasi pekerjaan yang telah diperjanjikan dalam kontrak kerja konstruksi, baik sebagian maupun seluruhnya, sebagai akibat dari kegagalan pekerjaan konstruksi. kesalahan yang dilakukan oleh pengguna layanan atau penyedia layanan.

Penyedia jasa wajib mengganti atau memperbaiki pekerjaan konstruksi yang disebabkan oleh kesalahan penyedia jasa atas biaya sendiri. Sub penyedia jasa yang berupa perseorangan dan/atau badan usaha yang terlibat dalam terjadinya kegagalan konstruksi bertanggung jawab kepada penyedia jasa utama. Atas pelanggaran terhadap ketentuan di atas, pengguna jasa dan/atau penyedia jasa dan/atau pemasok akan dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

UNDANG-UNDANG JALAN

  • LATAR BELAKANG
  • PENYELENGGARAAN JALAN
  • ASAS PENYELENGGARAAN JALAN
  • BAGIAN-BAGIAN JALAN
  • PENGELOMPOKAN JALAN
  • Pengelompokan Jalan Umum Menurut Sistem
  • Pengelompokan Jalan Umum Menurut Fungsi
  • Pengelompokan Jalan Umum Menurut Status
  • Pengelompokan Jalan Umum Menurut Kelas
    • KEWENANGAN PENYELENGGARAAN JALAN
    • KEWAJIBAN MEMPRIORITASKAN PEMELIHARAAN JALAN
    • STANDAR PELAYANAN MINIMAL
    • LAIK FUNGSI
    • PEMBERIAN IZIN, REKOMENDASI, DISPENSASI DAN PERTIMBANGAN PEMANFAATAN RUANG-RUANG JALAN
    • PENYELENGGARAAN JALAN TOL
    • POKOK-POKOK PENGATURAN JALAN TOL
  • Penyelenggaraan Jalan Tol
  • Syarat-Syarat Jalan Tol dan Status Jalan Tol
  • Pengusahaan Jalan Tol
  • Tarif Tol
  • Badan Pengatur Jalan Tol
    • PENGATURAN PENGADAAN TANAH
    • PERAN MASYARAKAT
  • Hak Masyarakat Masyarakat berhak
  • Kewajiban Masyarakat
    • LARANGAN-LARANGAN

13/1980, kegiatan pengelolaan jaringan jalan disebut pembangunan jalan, yang menurut Pasal 1 meliputi penetapan tujuan dan pencapaian tujuan. Sesuai dengan syarat pelaksanaan tugas pengelolaan jaringan jalan, maka terminologi pembangunan jalan dalam pengertian kegiatan pengelolaan jaringan jalan dalam Undang-undang No. Mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah dalam menyediakan dana untuk pembangunan jalan raya, padahal terdapat masyarakat yang mampu membiayai pembangunan jalan raya untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur transportasi, hal tersebut dilakukan melalui pengenalan tol. jalan raya.

Pengenalan jalan tol merupakan upaya penyediaan jalan raya bagi daerah-daerah yang mengalami perkembangan tinggi dengan peran serta masyarakat atau dunia usaha, tanpa membebani sumber daya negara yang sangat diperlukan untuk pembangunan prasarana jalan lainnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan reformasi pengelolaan jalan tol melalui perubahan peraturan pengelolaan jalan tol sebagaimana tertuang dalam UU No. Tol merupakan bagian dari sistem jaringan jalan umum dan merupakan jalan alternatif dengan spesifikasi lebih tinggi dibandingkan jalan umum yang ada.

Dalam keadaan tertentu, misalnya untuk mengembangkan suatu kawasan diperlukan jalan tol sedangkan di kawasan tersebut tidak ada jalan umum, maka jalan tol tidak bisa menjadi jalur alternatif. Penyelenggaraan jalan tol dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan/atau Badan Usaha Swasta (BUMS) yang pemilihannya dilakukan melalui lelang yang terbuka dan transparan. Pemberlakuan tarif tol yang besarnya ditetapkan dalam perjanjian pengusahaan jalan tol ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum bersamaan dengan penetapan pengoperasian jalan tol yang telah selesai.

Pengaturan tarif tol harus memberikan keamanan yang lebih baik dalam pengoperasian jalan tol yang merupakan salah satu komponen utama pengoperasian jalan tol. Sebagian kewenangan penyelenggaraan jalan tol pemerintah yaitu sebagian kewenangan pengaturan, penyelenggaraan dan pengawasan jalan tol dilaksanakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang dibentuk oleh, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Pekerjaan Pekerjaan Umum. Dalam peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan, jalan umum, termasuk jalan tol, merupakan fasilitas untuk kepentingan umum.

Setiap orang dilarang menggunakan suatu ruas jalan sebagai jalan tol sebelum Menteri Pekerjaan Umum menetapkannya; Dan.

RANGKUMAN

Keberadaan UU Jasa Konstruksi bertujuan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif guna meningkatkan kemampuan pelaku usaha jasa konstruksi nasional, seperti: pembentukan lembaga usaha; dukungan pengembangan usaha; pengembangan partisipasi masyarakat; pelaksanaan pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan oleh pemerintah dan/atau masyarakat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi; dan adanya Masyarakat Jasa Konstruksi yang terdiri dari unsur asosiasi perusahaan dan asosiasi profesi. Terciptanya terselenggaranya pekerjaan konstruksi secara berkala yang menjamin kesetaraan kedudukan antar pengguna jasa dalam hal hak dan kewajiban, serta meningkatkan ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Pekerjaan konstruksi adalah seluruh atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan serta pengawasan yang menyangkut pekerjaan tersebut.

Pengikatan hubungan kerja jasa konstruksi dilakukan berdasarkan asas persaingan yang sehat melalui pemilihan penyedia jasa melalui lelang umum atau lelang terbatas. Dengan memilih berdasarkan prinsip yang sehat, pengguna jasa mendapatkan penyedia jasa yang dapat diandalkan dan mampu menghasilkan rencana konstruksi atau bangunan yang berkualitas sesuai dengan jangka waktu dan biaya yang ditentukan. Di sisi lain, merupakan upaya untuk menciptakan iklim usaha yang mendukung tumbuh dan berkembangnya penyedia jasa yang semakin berkualitas dan mampu bersaing.

38/2004 dirancang untuk memenuhi perubahan paradigma yang terjadi di masyarakat, seperti desentralisasi kewenangan, terwujudnya otonomi daerah, non-monopolistik, peningkatan peran masyarakat dan tata kelola dan penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka, transparan dan akuntabel. pembangunan dengan memasukkan sejumlah perubahan penting yang diatur dalam undang-undang. 38/2004 memuat pengertian pengelolaan jalan, kewenangan pengelolaan jalan, pengelolaan jalan tol, pengoperasian jalan tol, pengadaan tanah dan peran masyarakat. 38/2004 diperluas dan diubah menjadi pengelolaan jalan, yang mencakup seluruh aspek pengelolaan jaringan jalan, yaitu pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan.

Kewenangan pemerintah meliputi penyelenggaraan jalan nasional dan penyelenggaraan jalan umum, yaitu penyelenggaraan jalan makro untuk semua status jalan (nasional, provinsi, kabupaten, kota, dan desa); 38/2004 menyatakan bahwa penyelenggara jalan wajib mengutamakan pemeliharaan, pemeliharaan, dan pemeriksaan jalan secara berkala guna menjaga tingkat pelayanan jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan. 38/2004 terutama mengenai tarif tol, pemisahan antara peran regulator (regulator) dan peran operator (operator), yang memberikan peluang lebih luas bagi seluruh unit usaha untuk ikut serta dalam pengoperasian jalan tol, pemilihan unit usaha yang terbuka dan transparan serta pembebasan lahan yang dapat menciptakan keamanan bisnis.

Sesuai dengan tuntutan masyarakat dan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan hasil pekerjaan jalan, maka aturan pengelolaan jalan dalam Undang-undang No.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

(6) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung Kriteria risiko kecil dan teknologi sederhana,

Panitia Pengadaan Barang dan Jasa pada BPK RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan mengundang penyedia jasa untuk mengikuti pelelangan umum dengan pascakualifikasi untuk

Berdasarkan Penetapan Pemenang No. Gedung Flat) mengumumkan pemenang pelelangan umum penyedia jasa konstruksi untuk pekerjaan Pembangunan Gedung Flat (Rumah Dinas)

Berdasarkan Penetapan Pemenang No. Parit, Paving dan Timbunan) mengumumkan pemenang pelelangan umum penyedia jasa konstruksi untuk pekerjaan Pembangunan/ Pembuatan

(4) Dalam hal metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan

(4) Dalam hal metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda

Dalam hal metode pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metode

(4) Dalam hal metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan