• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PERTEMUAN 1 KAS KECIL&REKONSILIASI BANK

N/A
N/A
Wahyons 123

Academic year: 2024

Membagikan "1. PERTEMUAN 1 KAS KECIL&REKONSILIASI BANK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KAS KECIL DAN REKONSILIASI BANK 1. Kas ( Cash )

1. Pengertian Kas

 Kas merupakan alat pertukaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan dalam transaksi perusahaan.

 Menurut Akuntansi

 Kas adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang, yang dapat diterima sebagai setoran ke bank sejumlah nilai nominalnya.

 Zaki Baridwan (1992:85)

Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi”.

Semua transaksi yang terjadi dalam akuntansi selalu diukur dengan kas yang merupakan satuan nilai mata uang yang berlaku di negara tempat domisili perusahaan. Kas yang merupakan salah satu pos aktiva lancar adalah aktiva yang paling likuid dalam arti paling sering berubah, karena seluruh transaksi keuangan yang terjadi selalu berkaitan dengan kas atau berakhir dalam rekening kas (Bambang Subroto, 1991 : 45).

2. Komposisi Kas

Yang mencakup ke dalam kas, yaitu : Uang kertas, uang logam, cek kontan yang belum disetorkan, simpanan dalam bentuk giro atau bilyet, traveller’s checks, dan bank draft.

Giro mundur yang diterima dari pihak lain dan menjadi milik perusahaan tidak dapat dimasukkan ke dalam kelompok kas, karena tidak dapat digunakan pada saat ini dan harus menunggu hingga tanggal jatuh tempo untuk mencairkannya.

Komposisi kas menurut para ahli :

a. Komposisi Kas Komposisi kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK no. 2, 2002 : 2.2), “Kas terdiri dari saldo kas (Cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan”.

b. Komposisi kas menurut Bambang Subroto (1991:45) adalah uang kertas, logam, cek yang diterima dari pihak luar dan belum disetor ke bank, simpanan uang di bank yang dapat diambil sewaktu waktu pada nilai.

c. Komposisi kas menurut Zaki Baridwan (1992: 86) terdiri dari uang kertas, uang logam, cek yang belum disetorkan, simpanan dalam bentuk giro atau bilyet, cek perjalanan, cek kasir, draft bank dan wesel.

(2)

d. Sedangkan Setara kas (setara kas) menurut Kieso et al (2001: 340) "Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang keduanya (a) mudah dikonversi ke jumlah kas yang diketahui, dan (b) begitu dekat dengan kedewasaannya mereka menyajikan risiko perubahan suku bunga yang tidak signifikan. Umumnya hanya investasi dengan jangka waktu jatuh tempo 3 bulan atau kurang memenuhi syarat berdasarkan perbedaan ini ".

Jadi kesimpulannya yang termasuk komposisi kas adalah semua elemen yang dapat diterima bank sebagai setoran sebesar nilai nominalnya setiap saat. Adapun yang tidak termasuk kas adalah.

a. Deposito berjangka, karena tidak dapat diuangkan setiap saat, tetapi baru bisa diuangkan apabila sudah tiba saat jatuh temponya.

b. Cek kosong, karena cek yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak dapat diuangkan ke bank, berhubung dananya di bank sudah habis.

c. Cek mundur, cek ini tidak bisa diuangkan setiap saat, sebab waktu jatuh temponya masih beberapa waktu yang akan datang.

d. Prangko, tidak dapat diterima sebagai setoran oleh bank.

e. Overdraft bank terjadi apabila suatu cek ditulis dalam jumlah yang melebihi saldo rekening giro perusahaan, di bank tetapi bank tetap membayarnya, sehingga hal ini dilaporkan dalam kelompok utang lancar.

3. Sumber Penerimaan Kas

Adapun sumber penerimaan kas antara lain berasal dari:

a) Penjualan tunai atas barang dagangan.

b) Pelunasan piutang dari debitur.

c) Pengambilan utang pada pihak kreditur.

d) Penambahan modal dari pemilik.

e) Penjualan saham baru kepada pemegang saham.

4. Pengendalian Kas

Kas merupakan suatu elemen yang sangat mudah diselewengkan karena sifatnya yang sangat mudah untuk dipindahtangankan, sehingga perlu diadakan pengendalian yang ketat terhadap kas. Pengendalian kas bisa dilakukan terhadap penerimaan kas dan pengeluaran kas.

a. Adapun prosedur pengendalian terhadap penerimaan kas menurut Dyckman et al (1995 : 321) sebagai berikut ”

1. Pisahkan tanggung jawab untuk menangani uang tunai, untuk mencatat transaksi tunai, dan untuk mendamaikan saldo kas. Perpisahan ini mengurangi kemungkinan pencurian dan penyembunyian melalui rekaman yang salah.

2. Tetapkan Tanggung jawab tunai dan pencatatan kas kepada orang yang berbeda untuk memastikan arus kas yang tidak terputus dari penerimaan ke deposito. Kontrol ini memerlukan penghitungan segera, pencatatan segera, dan deposit tepat waktu. Dari semua uang yang diterima. 3.

(3)

Menjaga pengawasan ketat semua penanganan kas dan pencatatan kas rekaman. Kontrol ini mencakup jumlah uang tunai rutin dan kejutan, audit interval, dan laporan penerimaan, pembayaran, dan saldo tunai setiap hari ".

b. Sementara itu menurut Dyckman et al (1995: 321) sebagai berikut.

1. Pisahkan tanggung jawab untuk dokumentasi pencairan uang tunai, cek tulis, tanda cek, cek surat, dan pencatatan. Kecuali dana tunai internal (cash), buat semua pencairan uang dengan cek.

2. Jika dana tunai kecil digunakan, kembangkan kontrol ketat dan prosedur otorisasi untuk penggunaannya.

3. Siapkan dan tanda cek onlu bila didukung oleh dokumentasi dan verifikasi yang memadai.

4. Mengawasi semua pencairan uang dan pencatatan fungsi .

Syarat utama dalam pengendalian kas adalah perusahaan membuka rekening giro pada bank dan dibentuknya dana kas kecil (Petty Cash Fund).

2. KAS KECIL ( PETTY CASH ) Dari Buku IFRS A. Pengertian Kas Kecil

Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan perusahaan untuk membayar pengeluaran - pengeluaran yang jumlahnya relative kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek atau giro.

1. Sistem Pencatatan Dana Kas Kecil

Terdapat 2 metode pencatatan kas kecil, yaitu:

a. Metode Imprest

Suatu metode pengisian dan pengendalian kas kecil di mana jumlah kas kecil selalu tetap dari waktu ke waktu, karena pengisian kembali kas kecil akan selalu sama dengan jumlah yang telah dikeluarkan.

Penggunaan kas kecil yang dicatat dengan metode imprest tidak memerlukan pencatatan (jurnal) atas setiap transaki yang terjadi. Bukti- bukti transaksi dikumpulkan, dan pada saat pengisian kembali,kas kecil diisi kembali berdasarkan jumlah dari keseluruhan bukti transaksi tersebut.

b. Metode Fluktuasi

Suatu metode pencatatan dan pengendalian kas kecil, di mana jumlah kas kecil akan selalu berubah karena pengisian kembali kas kecil selalu sama dari waktu ke waktu. Setiap pengeluaran yang menggunakan kas kecil harus selalu dicatat (dijurnal) berdasarkan bukti transaksi yang ada satu per satu.

(4)

B. Dana Kas Kecil

Pengertian Dana Kas Kecil menurut Zaki Baridwan (1992 : 88), “Dana Kas Kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaranpengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek”.

Besarnya dana kas kecil berbeda untuk masing-masing perusahaan tergantung dari kebutuhan rutin perusahaan tersebut. Saldo dari akun (perkiraan/rekening) kas kecil merupakan bagian dari saldo akun kas yang disajikan di neraca.

Sistem Pencatatan Dana kas kecil terdapat dua jenis sistem pencatatan dana kas kecil yaitu sistem imprest dan sistem fluktuasi.

 Perbedaan pencatatan sistem Imprest dan sistem Fluktuasi sebagai berikut : a) Sistem imprest

1. Saldo dalam akun Kas Kecil selalu tetap.

2. Setiap terjadi pengeluaran kas kecil tidak langsung dicatat, tetapi bukti- bukti pengeluarannya saja yang dikumpulkan. Pencatatan hanya terjadi pada waktu pengisian kembali jumlah fisik kas kecil yang didukung oleh bukti-bukti pengeluaran yang jumlahnya relatif sudah cukup besar.

3. Saldo akun Kas Kecil baru berubah apabila 4. Terdapat adanya penambahan dana kas kecil.

5. Terdapat adanya pengurangan dana kas kecil.

6. Apabila pada akhir periode belum ada pengisian kembali atas jumlah fisik kas kecil (karena jumlah pengeluarannya relatif masih kecil), maka perlu dilakukan adjustment terhadap jumlah pengeluaran kas kecil yang belum diganti tersebut. Kemudian jurnal adjustment tersebut perlu di jurnal balik pada awal periode berikutnya untuk mengembalikan saldo akun kas kecil pada jumlahnya yang tetap seperti semula.

b) Sistem fluktuasi

1. Saldo dalam akun kas kecil tidak tetap.

2. Setiap terjadi pengeluaran kas kecil langsung dicatat mengurangi akun kas kecil.

3. Pengisian kembali Dana Kas Kecil tidak perlu didasarkan atas bukti- bukti pengeluaran, tetapi didasarkan atas pertimbangan dari bendahara.

4. Tidak perlu dibuat jurnal adjustment pada akhir periode, karena setiap pengeluaran sudah langsung dicatat pada saat terjadinya.

 Kebaikan maupun kelemahan kedua sistem pencatatan kas kecil, yaitu sebagai berikut :

1. Sistem Imprest

(5)

a. Kebaikan : Sebagai alat pengendalian yang baik, karena bisa dicocokkan antara jumlah bukti pengeluaran kas kecil dan sisa fisik kas kecil dengan saldo akun kas kecil yang jumlahnya selalu tetap. Apabila tidak cocok, maka berarti ada kecurangan dalam pengelolaan dana kas kecil.

b. Kelemahan : Saldo akun kas kecil tidak bisa diketahui perubahan jumlahnya sewaktuwaktu, karena saldo akun kas kecil tersebut jumlahnya selalu tetap.

2. Sistem Fluktuasi

a. Kebaikan : Saldo akun kas kecil bisa diketahui perubahan sewaktu-waktu, karena setiap perubahan dana kas kecil selalu diikuti dengan dibuatnya jurnal dan posting ke buku besar.

b. Kelemahan : Bisa terjadi pemakaian dana kas kecil tanpa batasan, sebab pengisian kembali dana kas kecil tidak perlu didukung oleh bukti-bukti pengeluaran kas kecil.

Keterangan Sistem imperest Sistem fluktuasi

1. Pada saat kas kecil Sistem imperest pada saat Sedangkan pada sistem dibelanjakan. dibelanjakan tidak perlu dijurnal fluktuasi harus dicatat (No, Entry) artinya cukup semua jenis pengeluaran membuat catatan kecil yang yang berasal dari kas kecil.

tujuannya untuk menghitung jumlah kas kecil yang masih tersedia. Akan tetapi membuat

bukti pembayaran dan

menyimpannya sebagai bukti.

Sehingga apabila pada suatu saat dana kas kecil diperiksa (petty cash opname) pemegang dana kas kecil harus dapat mempertanggungjawabkan mengenai sisa yang ada ditambah jumlah bukti pembayaran yang telah dilakukan jumlahnya harus sama dengan dana tetap kas kecil.

2. Pada saat kas kecil Sistem imperest mengklasifi- Sedangkan sistem fluktuasi, akan diisi kembali kasikan rekening yang sejenis tidak perlu mencapai batas sesuai dengan rekening buku minimum dan jumlahnya besar. Dan pengisian kas kecil tidak perlu tetap.

(6)

Cara Penjurnalan :

Keterangan Imprest fund system Fluctuation fund system 1. Saat pengisian atau

pembentukan

Petty Cash Cash

Petty Cash Cash

2. Pemakaian kas kecil No, entry Expense

Kas kecil 3. Pengurangan kas kecil Cash

Petty Cash

Cash

Petty Cash 4. Penambahan kas kecil Petty Cash

Cash

Petty Cash Cash 5. Pengisian kembali kas

kecil

Expense*) Cash

Petty Cash Cash

CONTOH :

PT. AKU mulai 1 April 2002 membentuk kas kecil dengan menggunakan metode dana tetap (imprest method) dan metode fluktuasi (fluktuation method). Pengisian kembali kas kecil setiap seminggu sekali pada awal bulan. Pada tanggal 1 April di bentuk kas kecil Rp 350.000. uang tersebut di serahkan kepada kasir kas kecil .

Selama seminggu pertam selam bulan april kas kecil telah mengeluarkan uang dengan rincian sebagai berikut :

Pembayaran perlengkapan Rp 70.000 Pembayaran telepon Rp 60.000 Pembayaran rekening listrik Rp 80.000 Pembelian perlengkapan Rp 50.000 Pembayaran beban lain-lain Rp 40.000 +

Jumlah Rp.300.000

Dik : Saldo KAS Rp 2.500.000 Diminta:

a. Metode Dana Tetap (Imprest Method)

(7)

b. Metode Fluktuation (Fluktuation Method )

Penyelesaian !

a. Metode Dana Tetap (Imprest Method)

Pada tanggal 1 April di bentuk kas kecil Rp 350.000, di buat dalam bentuk jurnal.

Jurnal Pembentukan Kas Kecil

Tanggal Nama. Perkiraan Debet Kredit

April Kas kecil 350.000 -

1 Kas - 350.000

Selam seminggu pertama dalam bulan April kasir kas kecil telah mengeluarkan uang dengan perincian sebagai berikut :

3 April membeli perlengkapan Rp 70.000 4 April membayar rekening telepon Rp 60.000 5 April membayar rekening listrik Rp 80.000 6 April membeli perlengkapan Rp 50.000 7 April membayar bensin Rp 40.000 +

Jumlah Rp.300.000

Transaksi di atas oleh kasir kas kecil akan di catat dalam buku kas kecil sbb:

Buku Kas Kecil

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

April 1 Pembentukan kas kecil 350.000 - 350.000

April 3 Perlengkapan 70.000 280.000

April 4 Rekening telepon 60.000 220.000

April5 Rekening listrik 80.000 140.000

April 6 Perlengkapan 50.000 90.000

April 7 Bensin 40.000 50.000

April 10 Pengisian Kembali 300.000 350.000

Pada tanggal 10 April 2002 kas kecil di isi kembali , rinciannya sbb:

Jurnal Pengisian Kembali Kas

Tanggal Nama Perkiraan Debet Kredit April 10 Perlengkapan 120.000

Beban telepon 60.000

Bebab listrik 80.000

(8)

Beban bensin 40.000

Kas 300.000

Dari jurnal di atas, kas kecil tidak mengalami perubahan, saldo kas kecil tetap Rp. 350.000 dan di posting kedalam buku besar kas kecil.

Buku Besar Kas Kecil

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

April 1 Pembentukan kas kecil 350.000 350.000

Kas

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

April 1 Saldo 2.500.000

April 1 Kas kecil 350.000 2.150.000

April 10 Perlengkapan 120.000 2.030.000

Beban telepon 60.000 1.970.000

Beban listrik 80.000 1.890.000

Beban bensin 40.000 1.850.000

Jadi saldo kas pada tanggal 31 April adalah sebesar Rp 1.850.000 b. Metode Fluktuation (Fluktuation Method)

Jurnal untuk mencatat pembentukan kas kecil sebagai berikut:

Jurnal Pembentukan Kas Kecil

Tanggal Nama. Perkiraan Debet Kredit

April Kas kecil 350.000 -

1 Kas - 350.000

Selama seminggu pertama dalam bulan April kasir kas kecil telah mengeluarkan uang dengan perincian sebagai berikut :

3 April membeli perlengkapan Rp 70.000 4 April membayar rekening telepon Rp 60.000 5 April membayar rekening listrik Rp 80.000 6 April membeli perlengkapan Rp 50.000 7 April membayar bensin Rp 40.000 +

Jumlah Rp.300.000

(9)

Setiap terjari pengeluaran kas harus di buatkan jurnal sbb : Jurnal

Tanggal Nama Perkiraan Debet Kredit

April 3 Perlengkapan 70.000 -

Kas kecil - 70.000

April 4 Beban telepon 60.000 -

Kas kecil - 60.000

April5 Beban listrik 80.000 -

Kas kecil - 80.000

April 6 Perlengkapan 50.000 -

Kas kecil - 50.000

April 7 Beban bensin 40.000 -

Kas kecil - 40.000

Untuk mencatat pengisian kembali kas kecil, pada tanggal 10 April 2002 kas kecil di isi kembali sebesar Rp 200.000 maka jurnalnya :

Jurnal Pengisian Kembali Kas

Tanggal Nama Perkiraan Debet Kredit

April 10 Kas kecil 200.000 -

Kas - 200.000

Setelah pengisian kembali, saldo kas kecil sebesar Rp 250.000 (tidak seperti semula) yaitu Rp.

300.000, jadi berfluktuasi lebih kecil.

Buku Kas Kecil

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

April 1 Pembentukan kas kecil 350.000 350.000

April 3 Perlengkapan 70.000 280.000

April 4 Beban telepon 60.000 220.000

April 5 Beban listrik 80.000 140.000

April 6 Perlengkapan 50.000 90.000

April 7 Beban bensin 40.000 50.000

April 8 Pengisian Kembali 200.000 250.000

(10)

REKONSILIASI BANK

Rekonsiliasi Bank adalah daftar yang berisi penyebab perbedaan selisih saldo kas menurut catatan perusahaan dan menurut catatan bank.

Secara umum, terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab perbedaan antara saldo kas menurut perusahaan dan saldo kas menurut bank, yaitu :

1. Setoran dalam Perjalanan ( Deposit in Transit)

Uang yang telah diterima perusahaan tetapi karena berbagai hal belum dapat dikirimkan dan belum diakui sebagai setoran oleh bank. Jadi, oleh perusahaan sudah terlanjur dicatat sebagai penerimaan kas, tetapi oleh bank belum dicatat/diakui.

2. Cek yang Beredar ( Outstanding Checks)

Cek yang telah dikeluarkan perusahaan untuk membayar sesuatu tetapi sampai pada tanggal laporan posisi keuangan belum dicairkan oleh pemegangnya. Itu berarti oleh perusahaan telah terlanjur diakui sebagai pengeluaran kas, tetapi oleh bank belum dicatat dan diakui sebagai pengeluaran kas.

3. Cek Kosong ( Blank Check)

Cek telah diterima perusahaan dan terlanjur diakui sebagai penerimaan perusahan tetapi pada saat dicairkan ternyata dananya tidak ada atau kurang. Pada saat cek itu diterima, oleh perusahaan terlanjur diakui sebagai penerimaan kas, tetapi setelah memperoleh kepastian bahwa cek tersebut tidak ada dananya harus dikurangkan dari kas perusahaan.

4. Penagihan oleh Bank yang belum diketahui oleh Perusahaan

Bank biasanya menyediakan jasa penagihan untuk nasabahnya. Jika suatu bank melakukan penagihan untuk nasabahnya dan berhasil, biasanya nasabah baru mengetahuinya setelah menerima akun/ rekening koran.

5. Jasa Giro

Bunga yang diberikan kepada nasabah bank atas simpanan uangnya di suatu bank.

Perusahaan baru mengetahuinya setelah menerima akun/rekening koran.

6. Beban Bunga dan Administrasi

Beban bunga dan administrasi yang dikenakan karena menggunakan fasilitas perbankan tertentu. Perusahaan baru mengetahuinya setelah menerima akun/rekening koran.

7. Kesalahan-kesalahan

(11)

Berbagai kesalahan yang dibuat oleh kedua belah pihak yang mungkin terjadi. Baik kesalahan yang dibuat oleh karyawan perusahaan maupun kesalahan yang dibuat oleh karyawan bank.

 Analisis Transaksi

No Transaksi Perusahaan Rekening Koran (Bank)

1. Deposit in Transit +

2. Jasa Giro +

3. Hasil Inkaso +

4. Out Standing Check -

5. Biaya Adm Bank -

6. Overdraf -

7. Kesalahan-kesahalan a. Perusahaan mencatat

penerimaan <

+ b. Perusahaan mencatat

Penerimaan >

-

c. Perusahaan mencatat

pengeluaran >

+

d. Perusahaan mencatat

pengeluaran <

- e. Bank mencatat penerimaan

<

+ f. Bank mencatat penerimaan

>

- g. Bank mencatat pengeluaran

>

+

Saldo catatan perusahaan xx Saldo catatan bank xx

Jasa giro dari bank (+)

Inkaso/Penerimaan (+)

 Deposit in transit

 Outstanding check

(+) (- )

(+/-) xx

(12)

Penerimaan piutang (+)

Not Suffecience fund (- )

Biaya administrasi (- )

Transfer/Pengeluaran (- )

Koreksi (+/-)

xx xxx

 Koreksi xxx

CONTOH :

Ilustrasi berikut mungkin dapat memperjelas pemahaman mengenai metode penyusunan rekonsiliasi bank di atas :

PT. DANI menyimpan dananya di Bank Dana Asia ( BDA) cabang Jak-Sel. Pada Awal bulan Februari 2012, saat menerima akun/rekening koran dari Bank Dana Asia,akuntan PT. DANI melihat perbedaan antara saldo kas di bank menurut catatannya dengan saldo kas menurut akun koran.

Menurut catatannya,saldo kas pada akhir Januari 2012 adalah Rp 45.500.000,- sedangkan menurut akun koran Bank Dana Asia adalah Rp.54.400.000,

Setelah ditelusuri,akuntan perusahaan menemukan beberapa informasi tambahan yang terkait dengan perbedaan saldo tersebut,yaitu:

 Setoran kas ke bank pada tanggal 31 Januari 2012 sebesar Rp. 15.200.000 belum dicatat oleh bank.

 Tagihan PT. DANI kepada PT.KLM di Surabaya sebesar Rp. 9.600.000 yang dilakukan Bank Dana Asia telah berhasil dan PT. DANI belum mengetahuinya.

 Pendapatan bunga bank sebesar Rp. 1.200.000 belum dicatat PT. DANI

 Beban Administrasi bank sebesar Rp.300.000 belum dicatat PT.DANI.

 Cek yang diterima PT. DANI pada tanggal 25 Januari yang lalu dari PT. DingDong sebesar Rp.

4000.000 ternyata tidak ada dananya.

 Cek yang telah dikeluarkan PT.DANI pada akhir bulan Januari yang lalu sebesar Rp 13.600.000 ternyata oelh pemegangnya belum dicairkan.

 Cek sebesar Rp.7.500.000 yang diterima PT. DANI dari PT. MiFaSol sebagai pembayaran piutang pada bulan Januari yang lalu,dicatat oleh akuntan PT.DANI sebesar Rp.2.500.000

 Cek sebesar Rp.3.500.000 yang dikeluarkan PT.DANI pada pertengahan bulan Januari yang lalu untuk membayar beban perbaikan kendaraan,oleh akuntan perusahaan dicatat sebesar Rp.2.500.000.

(13)

Berdasarkan data tersebut,jika dibuat rekonsiliasi bank akan menghasilkan perhitungan seperti berikut ini : PT DANI

Rekonsiliasi Bank

Saldo kas menurut perusahaan Rp. 45.500.000

Ditambah :

Penagihan piutang oleh bank Rp 9.600.000

Pendapatan bunga bank Rp. 1.200.000

Kesalahan pencatatan Rp.5.000.000

Rp.15.800.000 Dikurangi :

Beban Administrasi Bank Rp.300.000

Cek kosong Rp. 4.000.000

Kesalahan pencatatan Rp.1.000.000

(Rp.5.300.000)

Saldo yang benar Rp.56.000.000

Saldo kas menurut Bank Rp. 54.400.000

Ditambah :

Setoran dalam perjalanan Rp. 15.200.000

Rp.15.200.000 Dikurangi:

Cek yang beredar Rp.13.600.000

(Rp.13.600.000)

Saldo yang benar Rp.56.000.000

Dari kasus tersebut,maka ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan adalah sebagai berikut :

 Mencatat penagihan piutang perusahaan yang dilakukan oleh bank :

Kas 9.600.000

Piutang 9.600.000

(14)

 Untuk mencatat penerimaan pendapatan dari simpanan giro di bank :

Kas 1.200.000

Pendapatan giro

1.200.000

 Koreksi atas kesalahan pencatatan penerimaan cek :

Kas 5.000.000

Piutang 5.000.000

 Mencatat pembebanan beban adminitrasi bank : Beban administrasi 300.000

Kas 300.000

 Mencatat gagalnya pencairan cek akibat tidak ada dana :

Piutang 4.000.000

Kas 4.000.000

 Koreksi atas kesalahan pembayaran beban tertentu dengan cek : Beban Perbaikan

kendaraan

1.000.000

Kas 1.000.000

TUGAS : SOAL 1

Pada tanggal 1 juli 2020 perkiraan bank di buku besar PT.DTA memperlihatkan saldo senilai Rp.

2.303.000. Di bulan Juli 2020 buku penerimaan kas memeperlihatkan jumlah senilai Rp.

4.730.000. Tapi pada buku pengeluaran kas memeperlihatkan jumlah senilai Rp 6.572.725. Data yang berrkaitan rekonsiliasi bank antara lain seperti berikut:

(15)

 Cek-Cek yang beredar 1.800.000

 Sudah di kredit oleh Bank, jasa gito pada bulan Juli 2020 senilai Rp 7.425

 Cek nomor 10203 senilai Rp 157.000 dicatat dalam laporan buku pengeluaran senilai Rp 175.000

 Sedangkan untuk cek nomor 10217 senilai Rp 240.000 dibukukan senilai Rp 24.000.

semuanya untuk pembelian barang dagangan.

 Dan setoran kas senilai Rp 925.000 pada tanggal 31 Juli 2020 belum dicatat dalam rekening koran bank, sebab kas telah ditutup.

 Bank sudah membebankan biaya administrasi di bulan Juli 2020 senilai Rp 1.000 dan ongkos buku cek senilai Rp 650. Jumlah itu belum dibukukan oleh PT.DTA

 Bank sudah mengkredit rekening PT.DTA atas kiriman uang dengan jumlah Rp 199.950 yang diperoleh dari pelanggan untuk melunasi utangnya.

 Setoran cek yang diperoleh dari PT.DTA senilai Rp 120.000 pada tanggal 28 Juli 2020 sudah ditolak sebab saldo tidak mencukupi.

Diminta:

 Buatlah Bank rekonsiliasi per 31 Juli 2020 untuk menyesuaikan saldo menurut rekening korang dengan saldo berdasarkan perkiraan bank

 Buatlah jurnal penyesuaian yang dibutuhkan SOAL 2

PT. KIA mulai 1 April 2020 membentuk kas kecil dengan menggunakan metode dana tetap (imprest method) dan metode fluktuasi (fluktuation method). Pengisian kembali kas kecil setiap seminggu sekali pada awal bulan. Pada tanggal 1 April di bentuk kas kecil Rp 350.000. uang tersebut di serahkan kepada kasir kas kecil .

Selama seminggu pertam selam bulan april kas kecil telah mengeluarkan uang dengan rincian sebagai berikut :

Pembayaran perlengkapan Rp 60.000 Pembayaran telepon Rp 40.000 Pembayaran rekening listrik Rp 100.000

Pembelian perlengkapan Rp 20.000 Pembayaran beban lain-lain Rp 20.000 +

Jumlah Rp.240.000

(16)

Dik : Saldo Rp 2.500.000 Diminta:

a. Metode Dana Tetap (Imprest Method)

b. Metode Fluktuation (Fluktuation Method ) di isi ulang Rp.500.000

Referensi

Dokumen terkait

 Pencatatan transaksi pengisian kembali dana kas kecil dengan metode dana tetap dan metode fluktuasi.  Mengecek dana kas kecil yang

Metode ini membuat jumlah kas ke$il tidak harus tetap, tetapi boleh berubah sesuai dengan kebutuhan perusahaan, misalnya pada waktu membuat suatu kebijakan pertama kali

 Jurnal dlm metode impres dilakukan saat : pembentukan kas kecil &amp; pengisian kembali..  Jurnal metode fluktuasi dilakukan saat : pembentukan, pemakaian dan pengisian

Untuk tujuan pengendalian internal yang baik, kas kecil harus didasarkan pada sistem imprest , artinya sistem dengan saldo rekening kas kecil berjumlah tetap2. Dalam sistem

Pencatatan dilakukan dengan segera setelah terjadi pengeluaran kas kecil, tidak ditangguhkan sampai dengan saat pengisian kembali dana kas kecil (seperti pada sistem dana tetap)..

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENGELUARAN DANA KAS KECIL DENGAN METODE IMPREST FUND SYSTEM STUDI KASUS: PT INTI BHARU MAS Internal control system for spending small cash funds with

xi SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENGGUNAAN DANA KAS KECIL DENGAN METODE IMPREST PADA PT ES HUPINDO LAMPUNG SELATAN Internal Control System Using Petty Cash Fund With Imprest

Peneliti menarik kesimpulan, yaitu: metode pencatatan yang diterapkan adalah metode dana kas kecil tetap, dimana jumlah rekening kas kecil selalu sama, pencatatan pembukuan dan