• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pola makan responden dilihat dari - Jum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "1. Pola makan responden dilihat dari - Jum"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

35 BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Pola makan responden dilihat dari

- Jumlah : responden mengkonsumsi makanan pokok dalam jumlah yang sedikit yaitu hanya 50 gram sekali makan, begitu pula dengan sayuran yang hanya dikonsumsi sekitar 10-30 gram.

- Frekuensi : responden makan 3 kali dalam sehari, tetapi responden jarang mengkonsumsi sayuran (4-6x/minggu).

- Jenis : jenis lauk yang sering dikonsumsi responden adalah ikan, tahu, dan tempe. Responden hanya sering mengkonsumsi sedikit jenis sayuran yaitu bayam, kangkung, sawi, dan wortel. Begitu juga dengan buah-buahan, responden hanya mengkonsumsi jeruk, pisang, dan pepaya.

Pola makan responden masih belum menerapkan pola makan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.

2. Rata-rata tingkat konsumsi responden dibandingkan dengan kebutuhan 80% responden adalah:

a. Energi : 70,54% (Defisit Tingkat Sedang) b. Protein : 45,29% (Defisit Tingkat Berat)

3. Status gizi responden berdasarkan %LLA termasuk dalam katagori status gizi kurang atau beresiko KEK (81,15%) dengan LLA 21,5 cm.

B. Saran

- Responden perlu diberi motivasi dan edukasi untuk mengkonsumsi makanan lebih banyak dibandingkan biasanya - Responden perlu diberi konseling dan edukasi mengenai diet

hiperemesis gravidarum.

Referensi

Dokumen terkait

Pola makan keluarga Suku Melayu dan Suku Jawa pada penelitian ini yaitu menggambarkan jumlah konsumsi makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah) keluarga, untuk jenis

Namun, untuk memperoleh jumlah nutrisi yang sama seperti yang diberikan oleh produk susu, seseorang harus mengonsumsi buah dan sayuran lebih banyak dari porsi harian yang

Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar responden memiliki asupan lemak baik sedangkan asupan Ca dan Fe kurang, frekuensi makan 2x/hari, jumlah asupan yang tidak

Berdasarkan hasil penelitian yang ditampilkan dalam Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar (56,9%) pola makan dari responden dikategorikan dalam pola makan kurang baik

[14] Meskipun demikian terdapat pula responden dengan pengetahuan gizi kategori tinggi lebih banyak memiliki perilaku makan seimbang yaitu 74,4%, berbekal

Faktor yang menyebabkan responden tidak mengalami obesitas karena orang tua yang membiasakan anaknya untuk makan tepat waktu dengan jumlah dan jenis yang tepat,

Hal ini disebabkan karena remaja cenderung memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur, belum bisa mengatur pola makannya dengan baik, dan mengkonsumsi banyak

Berdasarkan hasil penelitian yang ditampilkan dalam Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar (56,9%) pola makan dari responden dikategorikan dalam pola makan kurang baik