1) Tugas Perkembangan Fase Bayi dan Kanak-kanak
Secara kronologis (menurut urutan waktu), masa bayi (infancy atau babyhood) berlangsung sejak seorang individu manusia dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusia sekitar setahun.
Sementara itu, masa kanak-kanak (early childhood) berlangsung dari usia setahun hingga usia antara lima atau enam tahun.
Tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan-kegiatan belajar sebagai berikut:
1. Belajar memakan makanan keras, misalnya mulai denga, bubur susu, bubur beras, nasi, dan seterusnya.
2. Belajar berdiri dan berjalan, misalnya mulai dengan berpegang pada tembok atau sandaran kursi.
3. Belajar berbicara, misalnya mulai dengan menyebut kata ibu, ayah, dan nama-nama benda sederhana yang ada di sekelilingnya.
4. Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari tubuhnya, misalnya mulai dengan meludah, membuang ingus dan seterusnya.
5. Belajar membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun seksual.
6. Mencapai kematangan untuk belajar membaca dalam arti mulai siap mengenal huruf, suku kata dan kata-kata tertulis.
7. Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan ayah-bundanya, yakni dengan saudara kandung, saudara sepupu dan orang-orang di sekelilingnya.
8. Belajar membedakan antara hal-hal yang baik dengan yang buruk, juga antara hal-hal yang benar dan salah, serta mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani).
2) Tugas Perkembangan Fase Anak-anak
Masa anak-anak (late childhood) berlangsung antara usia 6 sampai 12 tahun. Tugas-tugas perkembangan pada masa perkembangan kedua ini meliputi kegiatan belajar dan
mengembangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, seperti lompat jauh, lompat tinggi, mengejar, menghindari kejaran, dan seterusnya.
2. Membina sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang bekembang, seperti kesadaran tentang harga diri (self-esteem) dan kemampuan diri (self efficacy).
3. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakatnya.
4. Belajar memainkan peran sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan sebagai seorang wanita (jika ia seorang wanita).
5. Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (matematika atau aritmetika).
6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari.
7. Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan yang berlaku di masyarakatnya.
8. Mengembangkan sikap objektif/lugas baik positif maupun negatif terhadap kelompok dan lembaga kemasyarakatan.
9. Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang independen (mandiri) dan bertanggung jawab.
3) Tugas Perkembangan Fase Remaja
Masa remaja (adolescence) menurut sebagian ahli psikologi perkembangan terdiri atas sub-sub masa perkembangan sebagai berikut:
1. Subperkembangan prepuber selama lebih kurang dua tahun sebelum masa puber.
2. Subperkembangan puber selama dua setemgah sampai tiga setengah tahun.
3. Subperkembangan post-puber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat tapi masih terus berlangsung pada bagian-bagian organ tertentu. Masa post-puber merupakan akhir masa puber yang mulai menampakkan tanda-tanda kedewasaan.
Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja pada umumnya meliputi pencapaian dan persiapan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan masa dewasa, yakni:
1. Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di masyarakat.
2. Mencapai peranan sosial sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan peranan sosial seorang wanita (jika ia seorang wanita) selaras dengan tuntutan sosial dan kultural masyarakatnya.
3. Menerima kesatuan organ-organ tubuh sebagai pria (jika ia seorang pria) dan kesatuan organ- organ sebagai wanita (jika ia seorang wanita) dan menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
4. Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di tengah-tengah masyarakatnya.
5. Mencapai kemerdekaan/kebebasan emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya dan mulai menjadi seorang "person" (menjadi dirinya sendiri).
6. Mempersiapkan diri untuk mencapai karier (jabatan dan profesi) tertentu dalam bidang kehidupan ekonomi.
7. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan (rumah tangga) dan kehidupan berkeluarga, yakni sebagai suami (ayah) dan istri (ibu).
8. Memeroleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.
4) Tugas Perkembangan Fase Dewasa
Masa dewasa awal (early adulthood) ialah fase perkembangan saat seorang remaja mulai memasuki masa dewasa, yakni usia 21 atau 22-40 tahun. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Mulai bekerja mencari nafkah, khususnya apabila ia tidak melanjutkan karier akademik.
2. Memilih teman atau pasangan hidup berumah tangga (memilih calon suami atau istri).
3. Mulai memasuki kehidupan berumah tangga, yakni menjadi seorang suami atau istri.
4. Belajar hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga, yakni dengan istri atau suaminya.
5. Mengelola tempat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya.
6. Membesarkan anak-anak dengan menyediakan pangan, sandang, dan papan yang cukup dan memberikan pendidikan (dalam arti yang luas) yang memadai.
7. Menerima tanggung jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang-undangan dan tuntutan sosial yang berlaku di masyarakatnya.
8. Menemukan kelompok sosial (perkumpulan kemasyarakatan) yang cocok dan menyenangkan.
5) Tugas Perkembangan Setengah Baya
Masa setengah baya (middle age) adalah masa yang berlangsung antara usia 40 sampai 60 tahun. Tugas-tugas perkembangan pada Ease setengah tua tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa.
2. Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun (khususnya anak kandungnya sendiri) agar berkembang menjadi orang-orang dewasa yang bahagia dan bertanggung jawab.
3. Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya bersama orang- orang dewasa lainnya.
4. Menghubungkan diri sedemikian rupa dengan pasangannya (dengan suami atau istri) sebagai seorang pribadi yang utuh.
5. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya.
6. Mencapai dan melaksanakan penampilan yang memuaskan dalam karier.
7. Menyesuaikan diri dengan perikehidupan (khu susnya dalam hal cara bersikap dan bertindak) orang-orang yang berusia lanjut.
6) Tugas Perkembangan Fase Usia Tua
Masa tua (old age) adalah fase terakhir kehidupan manusia. Masa ini berlangsung antara usia 60 tahun sampai berhembusnya napas terakhir (akhir hayat). Tugas-tugas perkembangan pada masa tua yang ditandai dengan berkurangnya kekuatan dan kesehatan jasmaniah itu adalah sebagai berikut:
1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya.
2. Menyesuaikan diri dengan keadaan pensiun dan berkurangnya income (penghasilan).
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangannya (istri atau suaminya).
4. Membina hubungan yang khas dan istimewa (afiliasi eksplisit) dengan para anggota kelompok seusianya.
5. Membina pengaturan jasmani sedemikian rupa agar memuaskan dan sesuai dengan kebutuhannya.
6. Menyesuaikan diri (adaptasi) terhadap peranan-peranan sosial dengan cara yang luwes.
Fase-fase perkembangan menurut para ahli psikologi 1) Fase Perkembangan Menurut Maris Montessori
a) Usia 1-7 tahun, masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar melalui alat indra.
b) Usia 7-12 tahun, masa abstrak yang ditandai dengan anak mulai memperha-tikan masalah kesusilaan, mulai berfungsi perasaan etisnya yang bersumber dari kata hatinya. Dia mulai tahu akan kebutuhan orang lain.
c) Usia 12-18 tahun, masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah sosial.
d) Usia 18-24 tahun, masa pendidikan di perguruan tinggi, masa untuk melatih anak (mahasiswa) akan realitas kepentingan dunia. la harus mampu berpikir secara jernih dan jauh dari perbuatan tercela.
2) Fase Perkembangan Menurut Oswald Kroh
Kroh membagi perkembangan dalam tiga fase berdasarkan batas-batas yang tegas dan ditandai/dibatasi oleh dua masa trozalter atau masa menantang.
a. Dari lahir sampai masa menantang pertama (0-4 tahun) disebut masa kanak-kanak pertama.
b. Dari masa menantang pertama sampai masa menantang kedua (4-14 tahun) disebut masa keserasian atau masa bersekolah.
c. Masa menantang kedua, sampai akhir masa muda atau disebut sebagai masa kematangan (14- 19 tahun). Batas fase ketiga ini adalah masa remaja.
Oswald Kroh berpendapat bahwa perkembangan itu mengalami perubahan-perubahan penting.
Apabila pada usia tertentu pada hampir setiap anak terlihat adanya perubahan-perubahan penting dalam tingkah laku, perangai, dan responsnya terhadap dunia luar, masa itulah dijadikan batas antara masa lampau dengan masa perkembangan baru.
Perubahan-perubahan radikal dan mencolok terjadi pada kedua masa trozalter ini, yaitu timbulnya sikap-sikap melawan, memberontak, agresif, keras kepala, dorongan kuat untuk menuntut pengakuan Aku-nya, serta emosi-emosi yang meledak-ledak yang diselingi duka hati, rasa sunyi, kebingungan, dan gejala-gejala emosional yang kuat lainnya. Munculnya tingkah laku yang tidak wajar saat itu karena dimuati luapan emosi yang kuat yang merupakan gejala
transisional yang normal wajar dalam masa perkembangan.
3) Fase Perkembangan Menurut Buhler
Dalam bukunya The First Tear of Life, Buhler membagi fase perkembangan sebagai berikut:
a. Fase Pertama (0-1 Tahun)
Fase ini adalah masa menghayati berbagai objek di luar diri sendiri serta saat melatih fungsi- fungsi, khususnya fungsi motorik, yakni fungi yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota badan.
b. Fase Kedua (2-4 Tahun)
Fase ini merupakan masa pengenalan dunia objektif dari luar diri sendiri disertai dengan penghayatan yang bersifat subjektif. Pada fase ini, mulai ada pengenalan pada "aku" sendiri dengan bantuan bahasa dan kemauan sendiri.
Anak tidak mengenal dunia luar berdasarkan pengamatan yang objektif, tetapi memindahkan ke dalam batinnya pada benda-benda di luar dirinya. Oleh karena itu, pada masa-masa kini anak sering bercakap-cakap dengan bonekanya atau berbincang-bincang dan bergurau dengan kelinci atau kucingnya. Di mata anak, benda permainan dan binatang itu seolah-olah betul-betul memiliki sifat seperti dirinya.
c. Fase Ketiga (5-8 Tahun)
Fase ini dapat dikatakan sebagai masa sosialisasi anak. Pada masa ini, anak mulai memasuki masyarakat luas (misalnya, taman kanak-kanak, pergaulan denga kawan sepermainan, dan sekolah dasar). Anak mulai belajar mengenal dunia sekitar secara objektif. la mulai belajar mengenal arti prestasi, pekerjaan, dan tugas-tugas kewajiban. Jadi, yang penting diperhatikan pada fase ini adalah berlangsungnya proses sosialisasi.
d. Fase Keempat (9-11 Tahun)
Fase ini adalah masa sekolah dasar. Pada periode ini, anak mencapai objektivitas tertinggi. Masa ini dapat disebut juga masa menyelidik, mencoba, dan bereksperimen yang distimulasi oleh dorongan-dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar, masa pemusatan dan
penimbunan tenaga untuk berlatih, menjela-jah, dan bereksplorasi. Pada akhir fase keempat ini, anak mulai menemukan diri sendiri, yaitu secara tidak sadar mulai berpikir tentang diri pribadi.
Pada fase ini, anak kerap mengasingkan diri.
e. Fase Kelima (14-19 Tahun)
Fase ini merupakan fase tercapainya synthese di antara sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap ke luar, pada dunia objektif. Untuk kedua kali dalam kehidupannya, anak bersifat subjektif (subjektivitas pertama terdapat pada fase kedua, yaitu usia tiga tahun). Namun, subjektivitas kali ini dilakukan dengan sadar. Setelah berusia 16 tahun, anak atau remaja ini mulai belajar melepas diri dari persoalan tentang diri sendiri, dan lebih mengarahkan minatnya pada lapangan hidup konkret yang dahulu dikenalnya secara subjektif belaka. Lambat laun, terbentuklah persesuaian di antara pengarahan ke dalam pengarahan diri ke luar.
Di antara subjek dan objek yang dihayatinya, mulai terbentuk satu synthese. Dengan tibanya masa ini, berakhirlah masa perkembangan anak dan perkembangan remaja, kemudian individu yang bersangkutan memasuki masa kedewasaan.
Fase Perkembangan dalam Islam 1) Pendidikan Qabl Al-Wiladah
Pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan.
a. Fase Pemilihan Jodoh
Fase ini adalah persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa untuk menghadapi hidup baru yaitu berkeluarga. Salah satu pendidikan yang dimiliki oleh seseorang yang sudah dewasa itu adalah masalah pemilihan jodoh yang tepat. Sebab masalah ini mempengaruhi terhadap kebahagian rumah tangganya dikemudian hari.
b. Fase Pernikahan
Salah satu aspek yang dijelaskan oleh syariat Islam yang berhubungan dengan anjuran pernikahan/perkawinan antara lain :
- Perkawinan merupakan Sunnah Rasul Sabda Nabi:
“Siapa saja yang mampu menikah, namun ia tidak menikah, maka tidaklah termasuk dalam golonganku.” (HR. Thabrani dan Baihaki).
c. Fase Kehamilan
Salah satu tujuan berumah tangga adalah untuk mendapatkan keturunan, karena itu seorang istri mengharapkan ia dapat melahirkan seorang anak. Sebagai tanda seorang istri akan memiliki anak adalah melalui proses kehamilan selama lebih kurang 9 bulan.
2) Pendidikan Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah
Pendidikan yang dimulai sejak lahirnya anak sampai mereka dewasa, bahkan sampai meninggal dunia yang kita kenal dengan sebutan pendidikan seumur hidup. Dalam upaya pengembangan pendidikan agama dalam keluarga.
Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan kepada kita agar mendidik anak sesuai dengan perkembangan jiwanya seperti membaca adzan saat baru lahir, Mengenali lingkungan sekitar saat usia 3-6 tahun, mengajarkan ibadah shalat pada usia 7-13 tahun, lalu berinjak remaja hingga dewasa bahkan sampai lanjut usia.